merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan yang
masyarakat yang akrab dipanggil dengan nama Tolotang yang umumnya berada di
Kelurahan Amparita, Kecamatan Tellu Limpoe. Kelurahan ini merupakan salah satu
pusat wilayah pemukiman Towani atau Tolotang yang sampai hari ini tetap eksis
sosial mereka. Tak ada ciri khusus yang membedakan komunitas ini dengan
masyarakat sekitar yang mayoritas suku Bugis. Bahkan mereka juga tetap
menegaskan identitas dirinya selaku orang Bugis. Hanya saja, mereka punya
kepercayaan berbeda dari warga lain yang mayoritas beragama Islam. (Amiruddin,
2010)
fungsi
penting sebagai pemelihara emosi keagamaan juga sebagai pemelihara integrasi
Meskipun begitu, status Kesehatan Ibu dan Anak Tolotang berada dalam kategori
baik, dalam 6 tahun terakhir tercatat 2 kasus kematian bayi dan ibu sebesar 0%.
Persepsi kesehatan ibu dan anak dari faktor budaya berfokus pada
keselamatan ibu dan bayi yang nampak pada perlakuan khusus terhadap ibu hamil,
ibu nifas/menyusui, dan anak usia 0-2 tahun. Sejumlah budaya seperti pantangan
pemberian madu dan susu formula bagi bayi yang baru lahir, diberi Cultural Care
juga masih banyak ditemukan, di antaranya: duduk di pintu, tidur siang, keluar rumah
sore hari, dan tidak boleh tidur di lantai yang berlubang (harus pakai tikar). Adapun
Meskipun ada beberapa pantangan yang mereka tidak ketahui alasannya, mereka
hanya mengikuti budaya dan larangan orangtua yang telah berlangsung turun
temurun.
B. Model Keperawatan Berbasis Budaya
budaya guna membantu individu menentukan tingkat kesehatan dan gaya hidup yang
diinginkan. Prinsip ini juga memungkinkan tindakan dan keputusan yang membantu
yang relevan, sehingga mereka dapat menjadi lebih baik, pulih dari penyakit, atau
dengan nilai-nilai yang relevan dengan yang telah dimiliki oleh klien, sehingga klien
Cultural care terhadap kesehatan ibu hamil adat Tolotang dapat dilihat dari
perlakuan khusus terhadap ibu hamil, seperti budaya pantangan memakan kerak nasi,
pantangan duduk di pintu, keluar rumah sore hari, tidak boleh tidur di lantai yang
berlubang (harus pakai tikar) serta anjuran memperlancar aliran selokan dan jalan-
jalan
pagi bagi ibu hamil tua dapat diberikan cultural care maintenance or preservation.
(Marhani, 2016)
klien dari budaya yang ditunjuk untuk bernegosiasi atau mempertimbangkan kondisi
Pada tahap ini perawat membantu klien agar dapat memilih dan menentukan
budaya lain yang lebih mendukung peningkatan kesehatan, misalnya klien sedang
hamil mempunyai pantangan makan yang berbau amis, maka ikan dapat diganti
memperbaiki kondisi kes ehatan dan pola hidup klien ke arah yang lebih baik. Proses
mengubah, atau sangat memodifikasi pola hidup mereka untuk pola perawatan
kesehatan yang
baru, berbeda, dan menguntungkan, sementara tetap menghormati nilai-nilai budaya
merokok menjadi tidak merokok. Pola rencana hidup yang dipilih biasanya yang
2016)