Anda di halaman 1dari 13

Transkultural dan Karakteristik Budaya Kesehatan

Indonesia
Jumat, 18 Juni 2021
Dr. Tri Riana Lestari
Antropologi Kesehatan
Apa itu Transkultural?

Transcultural adalah bagian keilmuan budaya


pada proses belajar individu dan masyarakat.
Apa itu Transkultural Nursing?

Transcultural Nursing adalah bagian keilmuan budaya pada


proses belajar dan praktek keperawatan yang fokus
memandang perbedaan dan kesamaan di antara budaya
dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada
nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini
digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya
budaya atau keutuhan budaya kepada manusia (Leininger,
2002).
Keperawatan transkultural merupakan ilmu dan kiat yang
humanis, yang difokuskan pada perilaku individu atau
kelompok, serta proses untuk mempertahankan atau
meningkatkan perilaku sehat atau perilaku sakit secara fisik
dan psikokultural sesuai latar belakang budaya
(Leininger, 1984). Pelayanan keperawatan transkultural
diberikan kepada pasien sesuai dengan latar belakang
Tujuan Transkultural

Tujuan dari keperawatan transkultural adalah untuk


mengidentifikasi, menguji, mengerti dan menggunakan
pemahaman keperawatan transkultural untuk
meningkatkan kebudayaan yang spesifik dalam
pemberian asuhan keperawatan.
Karakteristik Kebudayaan Indonesia
Adanya perhatian ahli antropologi pada masalah evolusi, adaptasi,
jenis ras manusia, dan genetika
Adanya perhatian ahli antropologi terhadap cara-cara pengobatan di
dlm masyarakat tradisional
Terjadinya perubahan kebudayaan dan kepribadian pada akhir thn
1930, yg menimbulkan kerjasama ahli kesehatan jiwa dan antropologi
Pergerakan kesehatan masyarakat secara internasional sesudah PD II
==> turut mempengaruhi ilmu kesehatan masyarakat di Indonesia.

Budaya Indonesia terus berkembang baik secara internal maupun


pengaruh eksternal.
Budaya Kesehatan Keluarga Indonesia

Indonesia sebagai Negara agraris, sebagian besar penduduknya


bermukim di daerah pedesaan dengan tingkat pendidikan mayoritas
sekolah dasar dan belum memiliki budaya hidup sehat. Hidup sehat
adalah hidup bersih dan disiplin sedangkan kebersihan dan
kedisiplinan itu sendiri belum menjadi budaya sehari-hari. Budaya
memeriksakan secara dini kesehatan anggota keluarga belum
tampak. Hal ini terlihat dari banyaknya klien yang datang ke pelayanan
kesehatan untuk memeriksakan keadaan kesehatan sebagai tindakan
kuratif belum didukung sepenuhnya oleh upaya promotif dan
preventif. Contohnya:
Gerakan 3M pada pencegahan demam berdarah belum masif
dilakukan jika belum mendekati musim hujan atau ketika sudah ada
banyak korban, barulah muncul kesigapan.
lanjutan

Menanamkan budaya hidup sehat harus sejak dini dengan


melibatkan pranata yang ada di masyarakat, seperti
posyandu atau sekolah. Posyandu yang ada di
komunitas seharusnya diberdayakan untuk
menanamkan perilaku hidup bersih,sehat, dan
berbudaya pada anak.
Di dalam masyarakat sederhana, kebiasaan hidup dan adat istiadat dibentuk untuk
mempertahankan hidup diri sendiri, dan kelangsungan hidup suku mereka. Berbagai kebiasaan
dikaitkan dengan kehamilan, kelahiran, pemberian makanan bayi, yang bertujuan supaya
reproduksi berhasil, ibu dan bayi selamat. Pandangan modern, tidak semua kebiasaan itu baik.
Ada beberapa yang kenyataannya malah merugikan. Kebiasaan menyusukan bayi yang lama pada
beberapa masyarakat, merupakan contoh baik kebiasaan yang bertujuan melindungi bayi. Tetapi
bila air susu ibu sedikit, atau pada ibu-ibu lanjut usia, tradisi budaya ini dapat menimbulkan
masalah tersendiri. Dia berusaha menyusui bayinya, dan gagal. Bila mereka tidak mengetahui
nutrisi mana yang dibutuhkan bayi (biasanya demikian), bayi dapat mengalami malnutrisi dan
mudah terserang infeksi.
Budaya perlu diiringi dengan pengetahuan ilmiah yang sifatnya sahih agar dapat menangani
penyakit dengan tepat.
Masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak mengerti
bagaimana penyakit itu dapat menyerang seseorang. Ini
dapat dilihat dari sikap mereka terhadap penyakit itu sendiri.
Ada kebiasaan dimana setiap orang sakit diisolasi dan
dibiarkan saja. Kebiasaan ini mungkin dapat mencegah
penularan dari penyakit-penyakit infeksi seperti cacar atau
TBC.
lanjutan

Bentuk pengobatan yang diberikan biasanya hanya


berdasarkan anggapan mereka sendiri tentang
bagaimana penyakit itu timbul. Kalau mereka anggap
penyakit itu disebabkan oleh hal-hal yang supernatural
atau magis, maka digunakan pengobatan secara
tradisional. Pengobatan modern dipilih bila mereka duga
penyebabnya faktor alamiah. Ini dapat merupakan sumber
konflik bagi tenaga kesehatan, bila ternyata pengobatan
yang mereka pilih berlawanan dengan pemikiran secara
medis.
Budaya kesehatan keluarga

Budaya kesehatan keluarga Indonesia:


1. Kadangkala masih tradisional-sentris.
2. Hanya fokus pada hal kuratif, bukan preventif.
3. Kemajemukan budaya menyebabkan perpektif medis
yang berbeda.
4. Masih perlu menambah wawasan mengenai kebiasaan
hidup bergizi dan sehat.
5. Terkadang masih berpikiran tertutup (contoh: vaksin
Covid-19 diragukan dan justru dituding mematikan tanpa
bukti ilmiah yang sahih).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai