AJAL
N S . V E R O N I K A PA P O B A G E , M . K E P
TERMINAL
Menjelang ajal
Kematian
2
PENGERTIAN
• Kondisi Terminal adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami
penyakit / sakit yg tdk mempunyai harapan untuk sembuh
3
PENYAKIT KONDISI TERMINAL/
MENGANCAM HIDUP
• Penyakit kronis : AIDS dll
• Kondisi Keganasan seperti Ca.
• Kelainan Syaraf seperti Stroke, Hydrocephalus dll.
• Keracunan seperti keracunan obat, makanan, zat kimia
• Kecelakaan/Trauma seperti Trauma Kapitis, Trauma Organ Vital (Paru-Paru atau jantung), ginjal
dll.
4
DYING
(PROSES KEMATIAN).
• ad/ proses ketika individu semakin mendekati akhir hayatnya.
• Kondisi ini biasanya disebabkan oleh sakit yang parah/terminal, atau
oleh kondisi lain yg berujung pd kematian individu
• Biasanya Respon terminal yg ditunjukan setiap individu berbeda-beda.
5
TUJUAN PERAWAT
PC TERMINAL & DYING
Untuk dapat
menyiapkan
dukungan dan klien meninggal dengan
bantuan bagi klien tenang dan damai
6
TAHAPAN MENJELANG AJAL
Elizabeth Kubler-Ross, ahli kejiwaan (Amerika) menjelaskan:
Respon individu dalam menghadapi kematian. Scr umum dibagi menjadi 5 fase yaitu :
1. Penyangkalan,
2. Marah,
3. Tawar menawar,
4. Depresi
5. Penerimaan (Taylor dkk,1989)
7
Berdasar pandangannya, Kubler-Ross
Tidak selamanya berurutan scr tetap
Dapat tumpang tindih
Lama tiap tahap bervariasi
Perlu perhatian perawat scr penuh & cermat
8
1. Penyangkalan & Isolasi (Menolak/Denial)
Karakteristiknya a/l :
Klien tdk siap menerima keadaan yg t’jadi
Menunjukan reaksi penyangkalan scr verbal, “ Tidak, bukan saya. Itu tdk
mungkn”.
Scr tdk langsung pasien ingin mengatakan bahwa maut menimpa semua org
kecuali dia.
Perubahan fisik; letih, lemah, pucat, mual, diare, gangguan pernafasan, detak
jantung cepat, menangis, gelisah.
9
Tugas perawat dlm tahap ini :
10
2. Marah / Anger
Karakteristiknya a/l :
Mengekspresikan kemarahan & p’musuhan
Menunjukan kemarahan, kebencian, perasaan gusar & cemburu
Emosi tdk t’kendali
Mengungkapkan kemarahan scr verbal “mengapa harus aku?”
Reaksi fisik; muka merah, nadi cepat, gelisah, susah tidur, tangan mengepal
11
TUGAS PERAWAT
Menerima kondisi klien
B’hati2 dlm m’berikan penilaian, mengenali
kemarahan & emosi yg tak t’kendali
M’biarkan klien mengungkapkan marahnya
Menjaga agar tdk t’jadi kemarahan destruktif &
melibatkan keluarga
Berusaha m’hormati & memahami klien,
M’berikan kesempatan, m;perlunak suara &
mengurangi p’mintaan yg penuh kemarahan
12
3. TAWAR MENAWAR / BARGAINING
Karakteristiknya a/l :
Kemarahan mulai mereda
Mulai sadar akan kenyataan
Terkesan sdh menerima kenyataan
Cenderung m’bereskan segala urusan
Melakukan tawar menawar/barter, mis utk menunda
kematian
M’punyai harapan & keinginan
“ Ya Tuhan, jangan dulu saya mati dengan segera, sblm
anak saya lulus jd sarjana ”.
Verbalisasi; “ kenapa harus terjadi pd saya ? “ kl sj yg
sakit bkn saya / “ seandainya saya hati-2 “.
. 13
TUGAS
PERAWAT
14
4. DEPRESI / MURUNG
Karakteristiknya a/l :
Mengalami proses b’kabung krn dulu ditinggalkan
& skrg akan kehilangan nyawa sendiri
Klien berada pd proses kehilangan segala hal yg
ia cintai
Menunjukan sikap menarik diri, tidak mau bicara
atau putus asa
Gejala ; menolak makan, susah tidur, letih,
dorongan libido menurun.
15
TUGAS PERAWAT ADALAH
Duduk tenang disamping klien
M’beri klien kesempatan utk mengungkapkan kedudukannya
M’beri klien kesempatan utk mengungkapkan perasaannya
M’beri dukungan & perhatian pd klien (mis; sentuhan tangan, usapan
pd rambut,dll)
16
5. PENERIMAAN / ACCEPTANCE
Karakteristiknya a/l :
Mampu menerima kenyataan
Merasa kedamaian & ketenangan
Respon verbal,”biarlah maut mengambilku, karena aku
sudah siap”
Merenungkan saat2 terakhir dgn pengharapan t’tentu
Sering merasa lelah & memerlukan tidur lebih banyak
Tahap ini bkn merupakan tahap bahagia, namun lebih
mirip perasaan yg hampa
17
TUGAS PERAWAT
Mendampingi klien
Menenangkan klien & meyakinkannya
bahwa anda akan mendampinginya
sampai akhir
Membiarkan klien mengetahui yg t’jadi
pd dirinya
18
UPAYA PERAWAT THP
KEMATIAN (TAYLOR DKK ,1989).
KATALISATOR
• Mengenali & memenuhi kebutuhan klien,
• Mendorong & m’beri klien kesempatan untuk b’bicara
• Mendorong klien untuk mengungkapkan emosinya scr bebas,
• Selalu siap m’bantu klien, & menghormati perilaku klien
19
TIPE-TIPE PERJALANAN MENJELANG KEMATIAN
20
TANDA2 KLINIS MENJELANG
KEMATIAN
a. Penurunan Tonus Otot
Gerakan ekstremitas b’angsur-angsur menghilang
khususnya pd kaki & ujung kaki
Sulit berbicara
Tubuh semakin lemah, refleks gerakan menurun
Aktivitas seluruh pencernaan menurun
Otot rahang & muka mengendur, rahang bawah
cenderung turun
Mata sedikit terbuka
21
B. SIRKULASI MELEMAH
Suhu tubuh pasien tinggi, tetapi kaki, tangan & ujung hidung pasien terasa
dingin & lembab
Kulit ekstremitas & ujung hidung
tampak kebiruan, kelabu atau pucat
Nadi mulai tdk teratur, lemah & cepat
Tekanan darah menurun
Peredaran darah perifer berhenti
22
C. KEGAGALAN FUNGSI SENSORIK
23
KEMATIAN (DEATH)..
Scr etimologi death → • Scr defenitif kematian
berarti keadaan mati at/ kematian. → t’hentinya fungsi jantung & paru2
scr menetap, at/ t’hentinya kerja
otak scr permanen.
24
TANDA – TANDA
KEMATIAN
1. Saat Kematian
2. Setelah Kematian
25
1. SAAT KEMATIAN
26
INDIKASI KEMATIAN
WORLD MEDICAL ASSEMBLY (1986)
27
2. SETELAH KEMATIAN
a. Rigor mortis (kaku)
Tubuh menjadi kaku 2-4 jam setelah kematian
b. Algor Mortis (dingin)
Suhu tubuh perlahan2 turun
c. Livor Mortis (post-mortem decomposition)
Perubahan warna kulit pd daerah yg tertekan
28
MACAM TINGKAT KESADARAN ATAU PENGERTIAN
PASIEN & KELUARGANYA TERHADAP KEMATIAN.
29
1. CLOSED AWARENESS/TIDAK MENGERTI
30
2. MATUAL PRETENSE/KESADARAN/PENGERTIAN YANG
DITUTUPI
31
3. OPEN AWARENESS/SADAR AKAN KEADAAN DAN
TERBUKA.
• Pada situasi ini, klien dan orang-orang disekitarnya mengetahui akan adanya ajal yang menjelang
dan menerima untuk mendiskusikannya, walaupun dirasakan getir.
• Keadaan ini memberikan kesempatan kepada pasien untuk berpartisipasi dalam merencanakan
saat-saat akhirnya, tetapi tidak semua orang dapat melaksanaan hal tersebut
32
BANTUAN YANG DAPAT DIBERIKAN PD
PASIEN MENJELANG AJAL
• Bantuan untuk kebutuhan fisiologis
• Bantuan untuk kebutuhan sosial
• Bantuan untuk kebutuhan psikologis
33
1. BANTUAN MEMENUHI KEBUTUHAN FISIOLOGIS
a. Kebersihan diri
b. Mengontrol rasa sakit
c. M’bebaskan jalan napas
d. Bergerak
e. Nutrisi
f. Eliminasi
g. Perubahan sensori perawat & keluarga
mengurangi nada pembicaran
34
2. BANTUAN MEMENUHI KEBUTUHAN
SOSIAL
35
3. BANTUAN MEMENUHI KEBUTUHAN
SPIRITUAL
a. Menanyakan kepada klien ttg harapan2 hidupnya
& rencana2 klien selanjutnya menjelang ajal
b. Menanyakan kepada klien untuk mendatangkan
pemuka agama dalam hal untuk memenuhi
kebutuhan spiritual
c. Membantu & mendorong klien untuk
melaksanakan kebutuhan spiritual sebatas
kemampuannya
36
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DALAM PROSES MENJELANG AJAL
37
PENGKAJIAN
38
PENGKAJIAN FISIK
PENGKAJIAN MENJELANG, MENDEKATI & SAAT
KEMATIAN
1. Menjelang kematian
Fase ini ditandai dgn :
a. Perubahan tanda2 vital
b. Sirkulasi melemah
c. Tonus otot menghilang
d. Kegagaln sensorik : pandangan kabur,
kegagalan fungsi indra perasa & penciuman
e. Tingkat kesadaran : TK klien b’variasi dr
sadar, s/d koma 39
2. MENDEKATI KEMATIAN
AMATI MANIFESTASI KLINIS
Meliputi :
a. Pupil berdilatasi
b. Reflex menghilang
c. Frekuensi nadi meningkat, kemudian menurun
d. Pernapasan cheyne stokes
e. Tidak bisa bergerak
f. Klien mengorok / bunyi napas terdengar
kasar
40
3. KEMATIAN
Pd tahap ini, manifestasi klinik yg dapat diamati pd
klien antara lain :
a. Pernapasan,nadi & tekanan darah berhenti
b. Hilangnya respon terhadap stimulus eksternal
c. Pergerakan otot sudah tidak ada
d. Pada ensepalogram datar (garis otak) berarti
katifitas listrik otak terhenti
41
PENGKAJIAN PSIKOLOGI
Perawat menggali makna kehilangan pada klien dan
keluarga dgn cara :
Menggunakan komunikasi tulus dan terbuka
Menekankan keterampilan mendengar
Mengamati respon dan perilaku
42
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CARA
INDIVIDU MERESPON KEHILANGAN :
1. Karakteristik Personal : usia, tingkat pendidikan
2. Sifat Hubungan dg Objek yg Hilang Karakteristik hubungan dan
reaksi kehilangan thdp org yg ditinggalkan
3. Sistem Pendukung Sosial dukungan sosial dr teman, klrg ,
masyarakat dsb
4. Sifat Kehilangankemampuan untuk menyelesaikan & menerima
duka, waktu
5. Keyakinan Spiritual dan Budaya
43
TUGAS INDIVIDU
• Buat diagnosa dan intervensi keperawatan yg dapat ditemukan pada pasien terminal dan
menjelang ajal
• Tugas ditulis tangan dan dikumpulkan pada ketua tingkat
• Referensi buku : Diagnosa nanda yg terbaru & NIC NOC terbaru, marlyn doenges, linda jual
capernito dll.
44
45
DIAGNOSIS KEP.
46
4. DUKACITA ADAPTIF YANG BERHUBUNGAN
DENGAN :
• Potensial orang terdekat yang dirasakan
• Potensial kehilangan kesejahteraan fisiopsikososial yang dirasakan
• Potensial kehilangan kepemilikan pribadi yang dirasakan
47
5. DUKACITA MALADAPTIF YANG
BERHUBUNGAN DENGAN :
48
6. Gangguan penyesuaian b/d berduka
yang tidak selesai.
7. Perubahan koping keluarga b/d
– Preokupasi sementara oleh org terdekat yg mencoba untuk menangani
konflik emosional & personal
– Menderita & tdk mampu untuk menerima / bertindak scr efektif dlm
kaitannya dgn kebutuhan klien.
49
9. Perubahan Proses Keluarga b/d Transisi atau krisis
situasi
10. Keputus asaan b/d :
– Kekurangan atau penyimpangan kondisi fisiologis
– Stress jangka panjang
– Kehilangan keyakinan nilai luhur atau yang maha kuasa.
11. Isolasi Sosial b/d Sumber pribadi tdk adekuat.
12. Disress Spiritual b/d Perpisahan dari ikatan
keagamaan & kultural
13. Gangguan Pola Tidur b/d stress karena respon
berduka
50
Diagnosis lain yg dpt menyertai diagnosa tsb antara
lain :
1. Ketegangan peran pemberi perawatan b/d
keparahan penyakit penerima perawatan,
ketidakmampuan utk mengubah hasil utk pasien,
ketidakadekuatan lingkunagn fisik utk m’berikan
perawatan kurang istirahat & rekreasi utk m’beri
perawatan, kompleksitas/banyaknya tugas
pemberian perawatan
51
2. Gangguan proses keluarga b/d perubahan dalam
peran keluarga , hospitalisasi perubahan
lingkungan, sakit / ketidakmampuan dari anggota
keluarga, terpisah dari anggota keluarga
52
PERENCANAAN & IMPLEMENTASI
Tujuan utama :
Mempertahankan kenyamanan fisiologis dan psikologis serta mencapai kematian yg damai &
bermartabat, termasuk mempertahankan control personal & menerima kesehatan yg terus
menurun.
53
1. KETAKUTAN
Yang berhubungan dengan :
• Pengaruh dini atau jangka panjang yg diusahakan akibat
(kehilangan fungsi tubuh atau anggota tubuh, penyakit
terminal, disabilitas jangka panjang, gangguan kognitif)
• Hilangnya kontrol & hasil akhir yg tdk diperkirakan,
sekunder akibat (hospitalisasi, prosedur pembedahan &
hasil akhir, lingkungan yg baru, kehilangan org yg
dicintai, perceraian & kegagalan)
• Perpisahan dari org tua & teman sebaya
• Ketakutan terkait usia (gelap,org asing, hantu, monster
& binatang). 54
• Ketidakpastian ttg (penampilan, dukungan teman,
pernikahan, kehamilan & pekerjaan)
Kriteria Hasil
Individu akan mengungkapkan kenyamanan fisik &
psikologis yg kian meningkat
Indikator
* M’perlihatkan penurunan respon viseral (nadi &
pernapasan)
* M’bedakan antara kenyataan & khayalan
* M’jelaskan pola koping efektif & takefektif
• Mengidentifikasi respon koping sendiri 55
Intervensi Umum
a. Kaji faktor penyebab (lingkungan yg asing,
perubahan gaya hidup, perubahan biologis &
psikologis, ancaman pd harga diri dll.)
b. Kurangi at/ hilangkan faktor penyebab (berbeda utk
masing2 penyebab)
c. Dorong klien utk mengungkapkan perasaannya (tdk
berdaya & marah)
d. Beri masukan ttg perasaan yg diungkapkan klien
e. Dorong klien utk menggunakan mekanisme koping
yg positif
56
f. Dorong klien utk menceritakan masalahnya kepada
org lain
g. Dorong klien utk menghadapi ketakutannya
h. Hadirkan suasana yg tdk mengancam secara
emosional
2. Keputusasaan
Yang berhubungan dengan :
* Kondisi fisik yg kian menurun
* Gangguan kemampuan fungsional (berjalan,
eliminasi & makan)
58
* Pengobatan yg lama ( kemoterapi & radiasi ) yg dpt
menyebabkan nyeri, mual, ketidaknyamanan.
* Pengobatan yang lama namun tanpa hasil
* Ketidakmampuan mencapai tujuan dalam hidup (
pernikahan, pendidikan & anak2)
* Kehilangan sesuatu atau seseorang yg sangat dicintai
(pasangan, anak & teman)
* Gangguan fungsi tubuh atau kehilangan anggota tubuh
* Hambatan dalam hubungan (p’pisahan & p’ceraian)
* Kehilangan pekerjaan
59
Kriteria Hasil
• M’perlihatkan peningkatan energi yg ditandai dgn aktivitas
(perawatan diri, olahraga & hobi)
• Mengungkapkan harapan yg positif ttg masa depan,
mengungkapkan tujuan & makna hidup
• M’perlihatkan inisiatif otonomi dlm pengambilan
keputusan pemecahan masalah
• Mendefenisikan ulang masa depan & menetapkan tujuan
yg realistis
• M’perlihatkan kedamaian & kenyamanan dgn situasi yg
ada
60
Indikator
Menyampaikan penderitaan yg dialami scr t’buka &
konstruktif & kepada org lain
Mengenang & mengulas kehidupan scr positif
M’pertimbangkan nilai2 & makan hidupnya
Mengungkapkan perasaan optimis ttg kehidupan saat ini
Membina, meningkatkan, m’pertahankan hubungan yg
positif dgn orang lain
Berpartisipasi dlm peran yg bermakna
Mengekspresikan keyakinan spiritual
61
Intervensi Umum
a. Bantu klien mengidentifikasi & mengungkapkan
perasaannya
b. Dengarkan klien dgn seksama & perlakukan ia sebagai
seorang individu
c. Tunjukan sikap empati agar klien bersedia menutarakan
keraguan, ketakutan & kekhawatiran nya
d. Dorong klien utk m’ceritakan bgmn harapan menjadi
ketidakpastian dlm hidupnya & saat2 ktk harapan telah
mengecewakan.
62
e. Bantu klien mengidentifikasi hal2 menyenangkan &
hal2 yg mereka anggap sbg humor
63
g. Bantu klien mengidentifikasi alasan
mereka utk hidup yg kemudian m’beri makna & tujuan pd hidup mereka
h. Tekankan keberhasilan pemcapaian
dimasa lalu & gunakan informasi ini utk
tujuan baru bersama klien
i. Bantu klien mengidentifikasi sumber2 harapan (hubungan & tugan yg
harus dituntaskan)
64
j. Bantu klien dlm memecahkan masalah & mengambil keputusan
k. Hargai klien sbg pengambil keputusan yg kompeten : hargai keputusan yg diambil klien
l. Bantu klien beralih dari permasalahan yg mustahil dipecahkan & mulai b’fokus pd masalah yg
realistis & mungkin dipecahkan
65
m. Bantu klien m’pelajari ketrampilan koping yg
efektif
n. Dorong klien m’gunakan teknik relaksasi
sebelum m’hadapi peristiwa stres yg telah
diperkirakan sebelumnya
o. Dorong klien melakukan imajinasi t’bimbing
utk meningkatkan proses pikir yg positif
66
p.Ajarkan klien utk “b’harap menjadi” manusia
terbaik hari ini & utk menghargai setiap waktu yg
ada
q.Libatkan keluarga & orang terdekat klien dlm
rencana perawatan, ajarkan pd mereka peran2 yg
harus dijalani utk menambahkan harapan klien
melalui hubungan yg positif & saling dukung.
r. Dorong klien utk berbagi rasa dgn individu lain yg
memiliki masalah at/ menderita penyakit yg sama
serta memiliki pengalaman yg positif dlm
menghadapi kondisi tsb.
67
Rasional
Harapan terkait dgn bantuan yg diberikan org lain. Dlm
hal ini individu merasa sumber2 yg ada diluar dirinya akan
m’beri dukungan disaat sumber2 serta ketakutan didlm
dirinya tdk cukup utk menghadapi situasi mis; keluarga at/
org t’dekat kerap menjadi sumber harapan. (Tollet &
Thormon, 1995)
Harapan terbukti berkaitan langsung dgn kualitas
hubungan seseorang dgn orang lain. (Gottachalk,1974.
Herth,1990)
Harapan dianggap mampu mempengaruhi kesehatan fisik,
psikologis & spiritual individu. (Cousins,1989; Miller,1985;
Watson,1979) 68
M’pertahankan peran & tanggungjawab keluarga
penting utk menumbuhkan harapan & koping
(Herth,1989). Selain itu konsep harapan penting bagi
keluarga yg anggotanya menderita penyakit kritis utk
m’fasilitasi koping & penyesuaian diri (Coulter,1989).
Hiburan,humor & mengingat kembali kenangan2 lama
dpt meningkatkan harapan pada individu yg menderita
penyakit terminal (Herth,1993).
Harapan diberikan oleh keluarga dpt menular pd klien
(Miller,1991)
69
Individu yg pernah mengalami keputusasaan tdk dpt
m’bayangkan sesuatu apapun yg dpt dilakukan at/
b’harga utk dilakukan, tdk pula m’bayangkan hal diluar
peristiwa yg tenga terjadi.
Individu dpt berkoping dgn bagian hidupnya yg ia
pandang sbg keputusasaan jika ia mampu menyadari yg
ia pandang jika ia mampu menyadari bahwa ada
banyak faktor dlm hidupnya yg penuh dgn harapan,
mis; seseorang menyadari bahwa ia tdk akan bisa
berjalan lagi, nemun dgn bgt ia akan bisa pulang
kerumah, b’kumpul dgn cucu2nya & bepergian.
Demikian keputusasaan dpt m’bawa kita menemukan
beberapa alternatif yg akan m’beri makna & tujuan pd
hidup kita. Utk itu penting kiranya m’jauhkan harapan
dr keputusasaan.
70
Motivasi penting dlm proses pemulihan dari
keputusasaan. Klien harus menetapkan sebuah
tujuan bahkan ketika ia tdk terlalu optimis bisa
mencapainya. Perawat berperan sbg katalisator
dlm mendorong klien mengambil langkah utk
mengidentifikasi tujuan. Setelah tujuan tersebut
berhasil dicapai, tujuan yg lain harus dibuat.
71
EVALUASI
72
TERIMA KASIH
73