Pada dasarnya kelas sosial atau penggolonan sosial merupakan suatu cara hidup yang
memerlukan banyak sekali uang untuk dapat hidup menurut cara hidup orang berkelas atas.
Meskipun demikian, jumlah uang sebanyak apapun tidak menjamin segera mendapatkan statu
sosial kelas atas. Contohnya, orang kaya baru, walau mereka bisa membeli mobil mewah dan
membangun rumah besar, tidak serta merta dianggap sebgai lapisan atas jika tidak mampu
menyesuaikan diri secara mendalam terhadap terhadap gaya hidup orang kaya lama.
2. Pendekatan Subjektif
Lapisan sosial dirumuskan menurut pandangan anggota masyarakat menilai dirinya dalam
hirarki kedudukan dimasyarakat itu. Kebanyakan ahli sosiologi berpandangan bahwa kelas
sosial merupakan suatu kenyataan meskipun semua orang tidak menyadari itu. Identitas diri atas
kelas sosial memberikan beberapa pengaruh terhadap perilaku sosial terlepas apakah itu benar-
benar merupakan anggota kelas itu atau bukan. Contohnya, ketika seorang guru di suatu
lingkungan rumah dikenal sebagai orang yang religius, masyarakat bisa saja juga
menganggapnya sebagai panutan dalam beragama.
3. Metode Reputasi
Orientasi nilai budaya terarah ke peradaban modern Masyarakat cenderung memegang orientasi nilai
(visioner) budaya historis (konservatif)
Hubungan sosial didasarkan atas kepentingan pribadi Hubungan antar masyarakat didasari oleh prinsip
(bisa menuju ke arah pragmatis) kekerabatan.
Hubungan dengan masyarakat lain dijalankan secara Hubungan anatr masyarakat terkesan tertutup dan dekat.
terbuka.
Percaya pada IPTEK Masih memegang teguh hal-hal mistis, dan prinsip
tradisional
Hukum tertulis Hukum adat
Tingkat pendidikan formal merata Tingkat pendidikan formal belum merata, bahkan masih
terbelakang
Budaya kontemporer bergerak dinamis dan inovatif Budaya tradisional dan berpegang pada tradisi sesepuh
Individu di negara berkembang terkadang belum terlalu adaptif dalam menyikapi permasalahan kesehatan yang ada.
Masyarakat negara berkembang seringkali, dalam tahapan kognitif, hanya berhenti sampai proses aplikasi. Sedangkan
dalam melakukan analisis, sintesis, serta evaluasi mengenai masalah kesehatan, tidak semaksimal apa yang dilakukan
negara maju. Hal ini turut disebabkan oleh faktor eksternal negara maju (kondisi politik, sosial, ekonomi, dan
pendidikan) yang maju dan lebih dinamis.
Indikator Pengetahuan dan Negara Berkembang Negara Maju
Perilaku Kesehatan