Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia memiliki kehidupan yang sangat rumit, mereka tidak dapat
hidup sendiri, oleh karena itu mereka pasti memiliki hubungan dengan segala
sesuatu di dalam ruang lingkup hidupnya, baik itu hubungan dengan sang
pencipta, sesama manusia, lingkungan sekitarnya maupun dengan mahluk
lain di alam ini. Semua aspek relasi hidup tersebut haruslah terpenuhi secara
merata. Tentunya manusia perlu beradaptasi dengan keadaan lingkungan
hidup di sekitarnya karena itu merupakan tahap awal pembelajaran untuk
dapat menjadi pribadi yang berkualitas. Dimulai dari pemahaman tentang
norma dan nilai yang berlaku sampai kepada ilmu pengetahuan yang luas.
Sosialisasi antara sesama manusia yang berwawasan akan membentuk suatu
kebudayaan. Kebudayaan tersebut akan menjadi suatu bukti perkembangan
hidup manusia.
Manusia merupakan salah satu dari mahluk hidup yang secara tidak
langsung dipengaruhi oleh keadaan lingkungan hidup sekitarnya, baik secara
vertikal (genetika,tradisi) maupun horizontal (geografik, fisik, dan social),
setiap manusia memiliki banyak kebutuhan untuk bertahan hidup.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut didapatkan dari lingkungan. Oleh karena itu,
lingkungan memegang peranan yang penting dalam kehidupan manusia.
Manusia sebagai makhluk hidup yang paling sempurna, melebihi ciptaan
Tuhan yang lain.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari social dan budaya ?
2. Apa saja unsur-unsur social budaya ?
3. Bagaimana langkah-langkah pendekatan social budaya ?
4. Apa faktor yang mempengaruhi proses pendekatan social dan budaya ?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari social dan budaya
2. Untuk mengetahui unsur-unsur social budaya
3. Untuk mengetahui langkah-langkah pendekatan social budaya
4. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi proses pendekatan social
dan budaya

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Social Budaya


Istilah sosial budaya merupakan bentuk gabungan istilah sosial dan
budaya. Sosial dalam arti msyarakat. Budaya atau kebudayaan dalam arti
sebagai semua hasil karya, rasa dan ciptaan masyarakat. Sosial budaya dalam
arti luas mencakup segala aspek kehidupan. Oleh karna itu atas landasan
pemikiran tersebut, maka pengertian sistem sosial budaya Indonesia dapat di
rumuskan sebagai totalitas tata nilai, tata sosial, dan tata laku manusia
Indonesia yang merupakan manifestasi dari karya, rasa dan cipta di dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara berdasarkan pancasila
dan undang-undang dasar 1945.

B. Unsur-Unsur Social Budaya


Setiap masyarakat tentunya akan mengalami perubahan-perubahan di
dalam hidupnya. Perubahan tersebut dapat menuju ke arah yang lebih maju
maupun ke arah yang lebih mundur. Perubahan sosial memang sudah terjadi
semenjak jaman dahulu. Namun kini perubahan-perubahan yang terjadi
semakin cepat, sehingga membuat seseorang merasa bingung saat
menghadapinya. Yang dimaksud dengan perubahan sosial disini adalah
perubahan yang mana terjadi di lembaga kemasyarakatan yang ada di dalam
lingkup masyarakat yang mempengaruhi sebuah sistem sosial yang ada
seperti nilai, sikap, norma, serta perilaku-perilaku yang terjadi di antara
kelompok kelompok yang ada di dalam lingkungan masyarakat.
Unsur-unsur dalam perubahan sosial, terdapat beberapa yang terjadi di
masyarakat antara lain adalah:
1. Nilai-nilai sosial
2. Organisasi
3. Pola perilaku
4. Susunan dari lembaga kemasyarakatan
5. Kekuasaan serta wewenang

3
6. Lapisan di dalam lingkungan masyarakat
7. Hubungan sosial
8. Interaksi sosial
Perubahan di dalam sistem ide yang ada bersamaan dengan beragam
bidang kehidupan yang ada di dalam kelompok masyarakat yang
bersangkutan disebut dengan perubahan kebudayaan. Dimana perubahan
kebudayaan ini mencakup beberapa hal seperti bidang filsafat, seni, serta
kebiasaan hidup.
Ada 7 unsur kebudayaan yang ada di dalam lingkup masyarakat yang
mana dikenal dengan 7 unsur universal, antara lain adalah:
1. Bahasa
2. Sistem pengetahuan
3. Sistem peralatan dan teknologi
4. Organisasi sosial
5. Sistem ekonomi & mata pencaharian
6. Kesenian
7. Sistem keagamaan

Unsur-unsur yang dijelaskan diatas merupakan unsur yang memiliki


sifat universal, dapat diartikan jika setiap kelompok masyarakat baik
dimanapun mereka berada, entah yang masih primitif maupun sudah
berkehidupan modern tentunya memiliki 7 unsur tersebut. Misalnya saja,
dalam kelompok masyarakat yang masih purba tentunya mereka memiliki
bahasa, meskipun bahasa yang digunakan berbentuk isyarat sekalipun.
Tentunya juga memiliki sistem pengetahuan meskipun sederhana bentuknya.
Demikian dalam organisasi sosial, peralatan hidup, sistem teknologi, mata
pencaharian dan lainnya tetap ada hanya saja terbatas pada kondisi
masyarakatnya tersebut.

C. Langkah-Langkah Pendekatan Social Budaya


Aspek sosial dan budaya sangat mempengaruhi pola kehidupan
manusia. Di era globalisasi sekarang ini dengan berbagai perubahan yang
begitu ekstrim menuntut semua manusia harus memperhatikan aspek sosial
4
budaya. Salah satu masalah yang kini banyak merebak di kalangan
masyarakat adalah kematian ataupun kesakitan pada ibu dan anak yang
sesungguhnya tidak terlepas dari faktor-faktor sosial budaya dan lingkungan
di dalam masyarakat dimana mereka berada.
Disadari atau tidak, faktor-faktor kepercayaan dan pengetahuan budaya
seperti konsepsi-konsepsi mengenai berbagai pantangan, hubungan sebab-
akibat antara makanan dan kondisi sehat-sakit, kebiasaan dan ketidaktahuan,
seringkali membawa dampak baik positif maupun negatif terhadap kesehatan
ibu dan anak.
Menjadi seorang bidan bukanlah hal yang mudah. Seorang bidan harus
siap fisik maupun mental, karena tugas seorang bidan sangatlah berat. Bidan
yang siap mengabdi di kawasan pedesaan mempunyai tantangan yang besar
dalam mengubah pola kehidupan masyarakat yang mempunyai dampak
negatif tehadap kesehatan masyarakat. Tidak mudah mengubah pola pikir
ataupun sosial budaya masyarakat. Apalagi masalah proses persalinan yang
umum masih banyak menggunakan dukun beranak.
Ditambah lagi tantangan konkret yang dihadapi bidan di pedesaan
adalah kemiskinan, pendidikan rendah, dan budaya. Karena itu, kemampuan
mengenali masalah dan mencari solusi bersama masyarakat menjadi
kemampuan dasar yang harus dimiliki bidan.
Untuk itu seorang bidan agar dapat melakukan pendekatan terhadap
masyarakat perlu mempelajari sosial-budaya masyarakat tersebut, yang
meliputi tingkat pengetahuan penduduk, struktur pemerintahan, adat istiadat
dan kebiasaan sehari-hari, pandangan norma dan nilai, agama, bahasa,
kesenian, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan wilayah tersebut.
Langkah-langkah pendekatan sosial budaya praktik bidan yaitu dengan cara :
1. Pendekatan Melalui Agama
Agama dapat memberikan petunjuk/pedoman pada umat manusia
dalam menjalani hidup meliputi seluruh aspek kehidupan. Selain itu agama
juga dapat membantu umat manusia dalam memecahkan berbagai masalah
hidup yang sedang dihadapi. Adapun aspek-aspek pendekatan melalui

5
agama dalam memberikan pelayanan kebidanan dan kesehatan
diantaranya:
a. Agama memberikan petunjuk kepada manusia untuk selalu menjaga
kesehatannya Agama memberikan dorongan batin dan moral yang
mendasar dan melandasi cita-cita dan perilaku manusia dalam
menjalani kehidupan yang bermanfaat baik bagi dirinya, keluarga,
masyarakat serta bangsa.
b. Agama mengharuskan umat manusia untuk beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang maha Esa dalam segala aktivitasnya. Agama dapat
menghindarkan umat manusia dari segala hal-hal/perbuatan
yang bertentangan dengan ajarannya.
Berbagai aspek agama dalam memberikan pelayanan kesehatan terdiri
dari upaya-upaya pelayanan kesehatan yang ditinjau dari segi agama,
diantaranya :
1) Upaya pemeliharaan kesehatan
Upaya dini yang dilakukan dalam pemeliharaan kesehatan
dimulai sejak ibu hamil yaitu sejak janin di dalam kandungan. Hal
tersebut bertujuan agar bayi yang dilahirkan dalam keadaan sehat
begitu juga dengan ibunya. Kesehatan merupakan faktor utama
bagi umat manusia untuk dapat melakukan/menjalani hidup dengan
baik sehingga dapat terhindari dari berbagai penyakit dan
kecacatan.
Ada beberapa langkah yang dapat memberikan tuntunan bagi
umat manusia untuk memelihara kesehatan yang dianjurkan oleh
agama yaitu makan makanan yang bergizi, menjaga kebersihan
(Hadist mengatakan : kebersihan sebagian dari iman) Berolah raga,
pengobatan diwaktu sakit
2) Upaya pencegahan penyakit
Dalam ajaran agama pencegahan penyakit lebih baik dari pada
pengobatan di waktu sakit. Adapun upaya-upaya pencegahan
penyakit antara lain:

6
a) Dengan pemberian imunisasi, imunisasi dapat diberikan
kepada bayi dan balita, ibu hamil, WUS, murid SD kelas 1 -
kelas 3.
b) Pemberian ASI pada anak sampai berusia 2 tahun
(Surah Al-Baqarah ayat 233). Ayat tersebut pada dasarnya
memerintahkan seorang ibu untuk menyusui bayinya dengan
ASI sampai ia berusia 2 tahun.
c) Memberikan penyuluhan kesehatan. Dapat dilakukan pada
kelompok pengajian, atau kelompok-kelompok kegiatan
keagamaan lainnya.

3) Upaya pengobatan penyakit


Nabi saw bersabda : ” Bagi setiap penyakit yang diturunkan Allah,
ada obat yang diturunkan-Nya.”Dalam hati ini umat manusia
dinjurkan untuk berobat jika sakit. Pandangan agama (agama
Islam) terhadap pelayanan Keluarga Berencana. Ada dua pendapat
mengenai hal tersebut yaitu memperbolehkan dan melarang
penggunaan alat kontrasepsi. Karena ada beberapa ulama yang
.mengatakan penggunaan alat kontrasepsi itu adalah sesuatu/hal
yang sangat bertentangan dengan ajaran agama karena berlawanan
dengan takdir/kehendak Allah. Pendapat/pandangan agama (agama
Islam) dalam pemakaian IUD. Ada dua pendapat yaitu
memperbolehkan / menghalalkan dan melarang / mengharamkan.
Pendapat / pandangan agama yang memperbolehkan/menghalalkan
pemakaian kontrasepsi IUD :
a) Pemakaian IUD bertujuan menjarangkan kehamilan.
Dengan menggunakan kontrasepsi tersebut keluarga dapat
merencanakan jarak kehamilan sehingga ibu tersebut dapat
menjaga kesehatan ibu, anak dan keluarga dengan baik.
b) Pemakaian IUD bertujuan menghentikan kehamilan. Jika
didalam suatu keluarga memiliki jumlah anak yang banyak,
tentunya sangat merepotkan dan membebani perekonomian

7
keluarga. Selain itu bertujuan memberikan rasa aman kepada
ibu. Karena persalinan dengan factor resiko/resiko tinggi
dapat mengancam keselamatan jiwa ibu. Agar ibu dapat
beristirahat waktu keseharian ibu tidak hanya digunakan untuk
mengurusi anak dan keluarga.
Pendapat/pandangan agama yang melarang/mengharamkan
pemakaian kontrasepsi IUD:
a) Pemakaian IUD bersifat aborsi, bukan kontrasepsi
b) Mekanisme IUD belum jelas, karena IUD dalam rahim tidak
menghalangi pembuahan sel telur bahkan adanya IUD sel
mani masih dapat masuk dan dapat membuahi sel telur (masih
ada kegagalan).
c) Pemakaian IUD dan sejenisnya tidak dibenarkan selama masih
ada obat-obatan dan alat lainnya.
Pelayanan kotrasepsi system operasi yaitu MOP dan MOW juga
mempunyai dua pendapat/pandangan yaitu memperbolehkan dan
melarang. Pendapat/pandangan yang memperbolehkan:
a) Apabila pasangan suami istri dalam keadaan yang sangat
terpaksa dalam kaedah hukum (Islam) mengatakan ” Keadaan
darurat memperbolehkan hal-hal yang dilarang
dengan alasan kesehatan/keselamatan jiwa “
b) Begitu juga halnya mengenai melihat aurat orang lain apabila
diperlukan untuk kepentingan pemeriksaan dan tindakan hal
tersebut dapat dibenarkan.
Pandangan/pendapat yang melarang :
a) Sterilisasi berakhir dengan kemandulan. Hal ini bertentangan
dengan tujuan utama perkawinan yang mengatakan bahwa
perkawinan bertujuan untuk mendapatkan kebahagiaan dunia
dan akhirat juga untuk mendapatkan keturunan
b) Mengubah ciptaan Tuhan dengan cara memotong atau
mengikat sebagian tubuh yang sehat dan berfungsi (saluran
mani/tuba).

8
c) Dengan melihat aura orang lain.

2. Pendekatan melalui kesenian tradisional


Bidan adalah seorang wanita yang tlah mengikuti dan menyelesaikan
pendidikan. Lulus dengan persyaratan yang ditelah ditetapkan dan
memperoleh kualifikasi untuk registrasi dnn memperole izin untuk
melaksanakan praktik kebidanan.
Praktik Bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga dan masyarakat)
sesuai dengan kewenangan dan kemampuannya.
Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan saat ini dihadapkan
pada masyarakat yang lebih terdidik,dan mampu memberi pelayanan
kesehatan yang di tawarkan atau dibutuhkan oleh masyarakat. Masyarakat
mengiginkan pelayanan kesehatan yang murah, nyaman,sehingga memberi
kepuasan ( sembuh dengan cepat dengan pelayanan yang baik ). Rumah
sakit perlu mengembangkan suatu sistem pelayanan yang didasarkan pada
pelayanan yang berkualitas baik, biaya yang dapat dipertanggung
jawabkan dan diberikan pada waktu yang cepat dan tepat. Rumah sakit
sebagai suatu institusi pelayanan kesehatan, dalam memproduksi jasa
pelayanan kesehatan ( pelayanan medis dan pelayanan kebidanan), untuk
masyarakat menggunakan berbagai sumber daya seperti ketenanagaan,
mesin, bahan, fasilitas, modal, energi dan waktu.
Pelayanan praktik kebidanan merupakan bagian yang tak terpisahkan
dari pelayanan rumah sakit. Oleh karena itu, tenaga bidan bertanggung
jawab memberikan pelayanan kebidanan yang optimal dalam
meningkatkan dan mempertahankan mutu pelayanan kebidanan yang
diberikan selama 24 jam secara berkesinambungan. Bidan harus memiliki
keterampilan professional, ataupun global. Agar bidan dapat menjalankan
peran fungsinya dengan baik, maka perlu adanya pendekatan sosial budaya
yang dapat menjembatani pelayanannya kepada pasien.
Program pelayanan kebidanan yang optimal dapat dicapai dengan
adanya tenaga bidan yang professional dan dapat diandalkan dalam

9
memberikan pelayanan kebidanannya berdasarkan kaidah-kaidah profesi
yang telah ditentukan,seperti memiliki berbagai pengetahuan yang luas
mengenai kebidanan, dan diterapkan oleh para bidan dalam melakukan
pendekatan asuhan kebidanan kepada masyarakat.
Bidan dapat menunjukan otonominya dan akuntabilitas profesi,
melalui pendekatan sosial dan budaya yang akurat. Terdapat beberapa
bentuk pendekatan yang dapat digunakan atau diterapkan oleh para bidan
dalam melakukan pendekatan asuhan kebidanan kepada masyarakat
misalnya paguyuban, kesenian tradisional, agama dan sistem banjar. Hal
tersebut bertujuan untuk memudahkan masyarakat dalam menerima,
bahwa pelayanan atau informasi yang diberikan oleh petugas, bukanlah
sesuatu yang tabu tetapi sesuatu hal yang nyata atau benar adanya.
Dalam memberikan pelayanan kebidanan, seorang bidan lebih
bersifat :
a. Promotif, bidan yang bersifat promotif berarti bidan berupaya
menyebarluaskan informasi melalui berbagai media Metode
penyampaian, alat bantu, sasaran, media, waktu ideal, frekuensi,
pelaksana dan bahasa serta keterlibatan instansi terkait maupun
informal leader tidaklah sama di setiap daerah, bergantung kepada
dinamika di masyarakat dan kejelian kita untuk menyiasatinya agar
informasi kesehatan bisa diterima dengan benar dan selamat. Penting
untuk diingat bahwa upaya promotif tidak selalu menggunakan dana
negara, adakalnya diperlukan adakalanya tidak. Selain itu, penyebaran
informasi hendaknya dilakukan secara berkesinambungan dengan
memanfaatkan media yang ada dan sedapat mungkin dikembangkan
agar menarik dan mudah dicerna. Materi yang disampaikan seyogyanya
selalu diupdate seiring dengan perkembangan ilmu kesehatan terkini.
b. Preventif berarti bidan berupaya pencegahan semisal imunisasi,
penimbangan balita di Posyandu dll. Kadang ada sekelompok
masyarakat yang meyakini bahwa bayi berusia kurang dari 35 hari
(jawa: selapan) tidak boleh dibawa keluar rumah.

10
c. Kuratif berarti bidan tidak dikehendaki untuk mengobati penyakit
terutama penyakit berat.
d. Rehabilitatif berarti bidan melakukan upaya pemulihan kesehatan,
terutama bagi pasien yang memerlukan perawatan atau pengobatan
jangka panjang.
Serta seorang bidan juga harus mampu menggerakkan Peran serta
Masyarakat khususnya, berkaitan dengan kesehatan ibu hamil, ibu
bersalin, bufas, bayi baru lahir, anak remaja dan usia lanjut. Seorang bidan
juga harus memiliki kompetensi yang cukup berkaitan dengan tugas, peran
serta tanggung jawabnya. Agar bidan dapat menjalankan praktik atau
pelayanan kebidanan dengan baik,hendaknya bidan melakukan beberapa
pendekatan misalnya pendekatan melalui kesenian tradisional.
a. Apresiasi Seni
Apresiasi Seni adalah kesadaran akan nilai seni yang meliputi
pemahaman dan kemampuan untuk menghargai karya seni, seseorang
yang memiliki rasa apresiasi seni berarti orang tersebut memiliki
kesadaran akan nilai dari sebuah karya seni sehingga orang tersebut
mampu menghargai karya seni tersebut Yang menjadi sumber apresiasi
seni adalah :
1) Kepekaan eksistensi yang berkembang pada diri masing-masing,
yang tidak disadari sesuai dengan lingkungan yang membinanya.
2) Pengetahuan kesenian yang meliputi pengetahuan mengenai karya
seni, sejarah seni, perkembangan kesenian dan estetika manusia.
Hakikat karya seni adalah wujud dari hasil dan usaha untuk
mengungkapkan gagasan persepsi citreu pemecahan bentuk dan
penemuan-penemuan baru. Hakekat karya seni adalah wujud dari
hasil dan usaha.
b. Peranan Seni
Seni memliki beberapa peranan, diantaranya :
1) Seni sebagai kebutuhan.
Seni sebagai kebutuhan berarti seni merupakan salah satu dari
beberapa kebutuhan bagi manusia yang perlu dipenuhi. Dalam

11
memenuhi kebutuhan hidup maka manusia melengkapi dirinya
dengan berbagai perlengkapan dan peralatan sebagai penunjang
atau pelengkap untuk penyempurnaan pekerjaannya.
2) Seni sebagai ungkapan gagasan dan alat komunikasi
a) Sebagai ungkapan gagasan
Seni sebagai gagasan berarti seni dapat digunakan untuk
mengungkapkan buah pikiran dalam suatu wujud, yang nyata
dan dapat ditanggapi atau dipergunakan oleh orang lain.
b) Alat komunikasi
Berisi pesan yang diinformasikan pada orang lain, dan
masyarakat baik dalam bentuk buah pikiran, perasaan, maupun
segala harapan dapat juga berupa pernyataan kritik,
ketidaksetujuan atau ketidaksepahaman biasanya diungkapkan
dalam bentuk karton dan nyanyian dalam drama modern.
3) Kesenian Sebagai Pembentuk Peradaban Manusia
Kesenian dalam kehidupan manusia ikut mendidik manusia
dan masyarakat menjadi beradab, agar kehidupan manusia menjadi
lebih harmonis. Seni menjadikan manusia berbudi luhur.
Sejarah telah mencatat akan prestasi-prestasi kesenian dalam
peranannya membentuk sikap budi manusia. Karya-karya seni pada
zaman primitif merupakan alat-alat yamg mampu menimbulkan
suasana magis dan misterius dalam pemujaan serta kehidupan pada
waktu itu. Juga karya-karya kesenian klasik yang puitik heroik
maupun karya-karya modern, kesemuanya memberi pengaruh yang
besar dalam peradaban manusia.
Secara keseluruhan kesenian hanyalah ditujukan untuk
kebahagiaan manusia, baik kebahagiaan manusia secara materi
maupun spirituil. Kesenian diciptakan oleh manusia untuk
melengkapi kebahagiaan manusia seluruhnya. Ternyata seni
mempunyai peranan dalam kehidupan manusia untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan hasrat mengungkapkan atau menyatakan
perasaan pribadi mengenai aspek-aspek pokok kehidupan sehari-

12
hari tentang kelahiran, cinta, perkawinan, iri hati, kematian dan
lain-lainnya.
Disamping memenuhi kebutuhan dalam hubungan kegiatan
sosial kita mengenai situasi politik, ekonomi, kepercayaan,
menyatakan keinginan atau tujuan bersama, menyusun komunikasi
antar individu, mempengaruhi situasi masyarakat dan lain-
lainnya. Juga memenuhi kebutuhan fisik seperti gedung, alat
pengangkutan, alat penyimpanan, bahan pembungkus. Jadi peranan
seni dalam kehidupan manusia merupakan suatu cara atau usaha
hasil budi manusia untuk mencapai tujuan, kebahagiaan atau
kesejahteraan. Inilah kenyataan tentang suatu gejala aktivitas
manusia yang dinamakan SENI.
4) Kesenian sebagai media penyuluhan kesehatan
Dalam penyuluhan kesehatan maupun dalam praktik
kebidanan, seni dapat digunakan sebagai media dalm melakukan
pendekatan kepada masyarakat, Seorang petugas bisa menyelipkan
pesan-pesan kesehatan didalamnya, misalnya dengan Kesenian
wayang kulit.
Melalui pertunjukan ini diselipkan pesan-pesan kesehatan
yang ditampilkan di awal pertunjukan dan pada akhir pertunjukan,
dapat diisi dengan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan
pesan-pesan yang telah disampaikan di awal pertunjukan atau
pertanyaan – prtanyaan yang diberikan oleh penonton.
Menciptakan lagu-lagu berisikan tentang permasalahan kesehatan
dalam bahasa daerah setempat.
5) Kesenian sebagai seni terapi
Kesenian sebagai terapi pada kejiwaan,sebagai pelipur rala.
Kita ketahui kehidupan zaman sekarang ini permasalahan semakin
kompleks, tubuh dan jiwa manusia mempunyai batas untuk dapat
mengatasinya. Untuk itu dengan seni diharapkan akan memberikan
dampak positif dalam mengatasi stress tersebut baik stres fisik

13
maupun batin. Misalnya dengan menyanyi, menciptakan lagu, seni
memahat patung, dll.

D. Faktor Yang Mempengaruhi Proses Pendekatan Social Dan Budaya


Perubahan sosial dan budaya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-
faktor yang mempengaruhi perubahan kebudayaan terdiri dari faktor yang
mendorong dan faktor yang menghambat terjadinya perubahan sosial budaya
seperti telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Faktor-faktor itu bisa
berasal dari dalam maupun dari luar masyarakat. Berikut diuraikan faktor-
faktor yang mempengaruhi perubahan sosial budaya. Diantara berbagai faktor
yang mendorong terjadinya perubahan sosial budaya :
1. Kontak dengan kebudayaan lain.
Masyarakat yang sering melakukan kontak dengan kebudayaan lain akan
mengalami perubahan yang cepat. Kontak dengan kebudayaan lain ini
berhubungan dengan difusi, yaitu proses penyebaran unsur-unsur
kebudayaan dari individu ke individu lain atau dari satu masyarakat ke
masyarakat lain.
2. Sistem pendidikan formal yang maju.
Pada jaman modern sekolah semakin memegang peran penting dalam
melakukan perubahan-perubahan pada para murid yang juga merupakan
anggota masyarakat secara keseluruhan. Melalui pendidikan, seseorang
diajarkan berbagai kemampuan dan nilai-nilai yang berguna bagi manusia,
terutama untuk membuka pikirannya terhadap hal-hal baru.
3. Toleransi.
Perubahan sosial budaya yang cepat akan terjadi pada masyarakat yang
sangat toleran terhadap perbuatan atau masyarakat yang berperilaku
menyimpang, baik yang positif maupun negatif, dengan catatan bukan
merupakan pelanggaran hukum. Masyarakat yang memiliki toleransi
cenderung lebih mudah menerima hal-hal yang baru.
4. Sistem stratifikasi terbuka.
Sistem pelapisan sosial terbuka pada masyarakat akan memberikan
peluang sebesar-besarnya kepada individu untuk naik ke kelas sosial yang

14
lebih tinggi melalui berbagai usaha yang diperbolehkan oleh
kebudayaannya.
5. Penduduk yang heterogen.
Pada masyarakat yang heterogen atau masyarakat yang berbasis latar
belakang kebudayaan, ras, dan ideologi yang beragam akan mudah
mengalami pertentangan-pertentangan yang mengundang perubahan.
Keadaan ini akan mendorong terjadinya perubahan dalam masyarakat.
6. Ketidakpuasan masyarakat terhadap berbagai bidang kehidupan.
Ketidakpuasan ini, baik dalam sistem kemasyarakatan, ekonomi, politik,
dan keamanan, akan mendorong masyarakat melakukan perubahan sistem
yang ada dengan cara menciptakan sistem baru agar sesuai dengan
kebutuhan-kebutuhannya.
7. Orientasi ke masa depan.
Umumnya masyarakat beranggapan bahwa masa yang akan datang
berbeda dengan masa sekarang, sehingga mereka berusaha menyesuaikan
diri, baik yang sesuai dengan keinginannya, maupun keadaan yang buruk
sekalipun. Untuk itu, perubahan-perubahan harus dilakukan agar dapat
menerima masa depan.
8. Pandangan bahwa manusia harus senantiasa berusaha untuk memperbaiki
hidupnya.
Terdapat suatu ajaran atau keyakinan di masyarakat yang menyebutkan
bahwa yang dapat mengubah atau memperbaiki keadaan nasib manusia
adalah manusia itu sendiri, dengan bimbingan Tuhan. Jika seseorang ingin
berubah niscaya ia harus berusaha. Usaha ini ke arah penemuan-penemuan
baru dalam bentuk cara-cara hidup atau pun pola interaksi di masyarakat.

Selain dari itu faktor-faktor yang bisa menghambat perkembangan di


masyarakat dari perubahan sosial budaya diantaranya :
1. Kurang berhubungan dengan masyarakat lain.
Masyarakat yang kurang memiliki hubungan dengan masyarakat lain
umumnya adalah masyarakat terasing atau terpencil. Dengan keadaan
seperti ini, mereka tidak mengetahui perkembangan-perkembangan yang
terjadi pada masyarakat lain.
15
2. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat.
Keterlambatan perkembangan ilmu pengetahuan di suatu kelompok
masyarakat dapat disebabkan karena masyarakat tersebut berada di
wilayah yang terasing, sengaja mengasingkan diri atau lama dikuasai
(dijajah) oleh bangsa lain sehingga mendapat pembatasan-pembatasan
dalam segala bidang.
3. Sikap masyarakat yang sangat tradisional.
Suatu sikap yang mengagung-agungkan tradisi lama serta anggapan bahwa
tradisi tidak dapat diubah akan sangat menghambat jalannya proses
perubahan, keadaan tersebut akan menjadi lebih parah apabila masyarakat
yang bersangkutan dikuasai oleh golongan konservatif.
4. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam kuat.
Dalam suatu masyarakat, selalu terdapat kelompok-kelompok yang
menikmati kedudukan tertentu. Biasanya, dari kedudukan itu mereka
mendapatkan keuntungan-keuntungan tertentu dan hak-hak istimewa.
5. Rasa takut akan terjadi kegoyahan pada integrasi sosial yang telah ada.
Integrasi sosial mempunyai derajat yang berbeda. Unsur-unsur luar
dikhawatirkan akan menggoyahkan integrasi sosial dan menyebabkan
perubahan-perubahan pada aspek tertentu dalam masyarakat.
6. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis.
Di dalam masyarakat menganggap pandangan hidup atau keyakinan yang
telah menjadi ideologi dan dasar integrasi mereka dalam waktu lama dapat
terancam oleh setiap usaha perubahan unsur-unsur kebudayaan.
7. Prasangka pada hal-hal baru atau asing (sikap tertutup).
Prasangka seperti ini umumnya terdapat pada masyarakat yang pernah
dijajah oleh bangsa-bangsa asing, mereka menjadi sangat curiga terhadap
hal-hal yang datang dari luar sebab memiliki pengalaman pahit sebagai
bangsa yang pernah dijajah, umumnya unsur-unsur baru yang masuk
berasal dari dunia barat.
8. Adat istiadat (kebiasaan).
Adat istiadat atau kebiasaan merupakan pola perilaku anggota masyarakat
dalam memenuhi semua kebutuhan pokoknya. Jika kemudian pola-pola

16
perilaku tidak lagi efektif memenuhi kebutuhan pokok, maka akan muncul
krisis adat atau kebiasaan, yang mencakup bidang kepercayaan, sistem
pencaharian, pembuatan rumah dan cara berpakaian

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bidan sebagai salah seorang anggota tim kesehatan yang terdekat
dengan masyarakat, mempunyai peran yang sangat menentukan dalam
meningkatkan status kesehatan masyarakat, khususnya kesehatan ibu dan
anak di wilayah kerjanya.
Seorang bidan harus mampu menggerakkan peran serta masyarakat
khususnya, berkaitan dengan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, bufas, bayi
baru lahir, anak remaja dan usia lanjut. Seorang bidan juga harus memiliki
kompetensi yang cukup berkaitan dengan tugas, peran serta tanggung
jawabnya. Agar bidan dapat menjalankan praktik atau pelayanan kebidanan
dengan baik, hendaknya bidan melakukan beberapa pendekatan misalnya
pendekatan melalui kesenian tradisional.

B. Saran
Bidan perlu mempelajari sosial-budaya masyarakat wilayah kerjanya,
yang meliputi tingkat pengetahuan penduduk, struktur pemerintahan, adat
istiadat dan kebiasaan sehari-hari, pandangan norma dan nilai, agama, bahasa,
kesenian, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan wilayah tersebut

18
DAFTAR PUSTAKA

M sulaiman, Munadar. 2006. Ilmu Budaya Dasar.Bandung: PT. Refika Aditama.

Elly M. Setiadi, dkk. 2006. Ilmu sosial dan budaya dasar. Jakarta: Kencana
Prenada Media.

Herimanto,winarno. 2008. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta Timur: PT.
Bumi A

George M. Foster dan Barbara Galatin Anderson. Antropologi Kesehatan. UI


Press. Jakarta 1986

Depkes RI, MA 103, Ilmu Sosial Budaya Dasar. Untuk Prog Bidan Pusdiknakes.
Jakarta 1996.

Nasrul Effendi. Drs. Perawatan Kesehatan Masyarakat, EGC. Jakarta 19

19

Anda mungkin juga menyukai