Anda di halaman 1dari 2

BAB II

PEMBAHASAN

Sejarah dan ideologi gerakan muhammadiyah

Muhammadiyah yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada 18 November
1912. menurut weinata sairin (1995 : hlm :18) muhammadiyah merupakan gerakan pembaruan
islam yang terbesar di Indonesia. Muhammadiyah sebagai gerakan pembarauan Islam di
Indonesia lahir atas dorongan kondisi-kondisi dan situasi yang mengitari dunia islam di
Indonesia pada awal abad ke-20 yang mencakup antara lain kondisi sosial-politik,kultural, dan
keagamaan.

Dalam sejarah, Yogyakarta dimana Ahmad Dahlan dilahirkan dan mendirikan muhammadiyah
adalah pusat kerajaan mataram jawa. Sebagai keturunan kaum muslimin santri, Ahmad dahlan
yang sebelumnya bernama Muhammad Darwis lahir dan tumbuh dilingkungan religious tempat
ortodoksi islam tengah menghadapi ancaman serius jawa-hindu. Saat berdiri budi utomo, ahmad
dahlan menyaksikan kuatnya islam sinkretis melalui kebangkitan kebudayaan priyai. Kendatipun
ahmad dahlan adalah anggota budi utomo di satu sisi dan sebagai elite kraton Yogyakarta, disisi
lain namun ia merasa ditantang oleh berkembangnya kebudayaan Hindu-Islam, semangat
keagamaan Ahmad Dahlan tergugah untuk bertindak segera melawan gelombang ini. Bentuk
perlawanan adalah mendirikan sebuah organisasi atau gerakan dakwah yang membebaskan islam
Jawa dari campuran adat dan kepercayaan lokal, yang kemudian organisasi ini bernama
Muhammadiyah yang resmi berdiri pada tanggal 18 November 1912.

Muhammadiyah tampil untuk menyaring dan membersihkan Islam di Indonesia dari pengaruh
tradisi kebudayaan Jawa kalangan priyai dan abangan. Sejak awal pertumbuhannya, menurut
Syamsul Arifin (Hamid, dkk., 2000: hlm74) Muhammadiyah senantiasa dihadapkan dengan
realitas sosial keagamaan yang kompleks. Setidaknya ada dua persoalan keagamaan yang
signifikan dalam mempengaruhi Muhammadiyah dalam merumuskan visi dan menentukan
dinamikanya pada masa-masa berikut nya. Pertama, persoalan autentitas dalam paham dan
praktik keberagamaan masyarakat. Persoalan kedua adalah penetrasi kalangan misionaris Kristen
yang mendapatkan sokongan dan dukungan politik dari penguasa colonial belanda. Pemikiran
ideologis juga diyakini dapat menjadi salah satu alternative utama ketika harus berhadapan
dengan system ideology lain yang berseberangan dengan misi dan kepentingan islam maupun
Muhammadiyah. Sejumlah prinsip fundamental ideology tersebut, menurut haedar nashir (2001 :
hlm 84), adalah :

Pertama, Muhammadiyah merupakan gerakan islam yang meyakini dengan sepenuh hati bahwa
islam sebagai satu-satunya agama Allah yang benar, yang mendasarkan keyakinan itu pada
Tauhid yang murni dan bersumber pada al-qur’an dan sunnah nabi.

Kedua, muhammadiyah sebagai gerakan islam mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan
menjunjung agama islam melalui system dakwah dan organisasi untuk terwujudnya masyarakat
islam yang sebenar-benarnya.

Anda mungkin juga menyukai