DISUSUN OLEH
KELOMPOK XI
ANGGOTA :
FAKULTAS KEDOKTERAN
2013/2014
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kepada Allah swt karena atas berkah dan ahmatnya,
makalah kami yang berjudul “ Konsep Spiritual dan Budaya telah berhasil kami susun.
Ide penyusunan makalah ini muncul berdasarkan referensi kami dalam memberikan
materi, misalnya ketika menerangkan konsep spiritual dan budaya yang akan lebih mudah di
pahami ketika slide yang disajikan lebih variataif. Makalah ini juga diambil dari berbagai
sumber seperti jurnal,buku dan internet sesuai dengan pengembangan pembelajaran dan
peningkatan sumber daya manusia diharapkan makalah ini mampu mengarahkan mahasiswa
Ilmu Keperawatan dalam menguasai pembelajaran Konsep Dasar Keperawatan ( KDK )
dengan lebih mudah.
Atas bantuan pengamat dan pembaca yang telah memberikan kritik dan sarannya,
kami mengucapkan terimaksih. Semoga sumbangsih terhadap makalah ini akan mendapatkan
balasan pahala yang setimpal dari Allah swt.
Kelompok IX
2
DAFTAR ISI
Daftar Isi........................................................................................................................3
Bab 1 ( Pendahuluan )
Latar Belakang.................................................................................................. 4
Rumusan masalah.............................................................................................. 5
Tujuan................................................................................................................ 5
Bab 2 ( Isi )
Bab 3 ( Penutup )
Kesimpulan....................................................................................................... 22
Saran................................................................................................................. 22
Daftar Pustaka...............................................................................................................24
3
BAB I
( Pendahuluan )
Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari , setiap orang pasti pernah mengalami suatu masalah.
Cara menyikapi masalah itupun berbeda-beda pada setiap orang. Cara pengambilan sikap ini
dipengaruhi oleh spiritual dan kebudayaan orang tersebut. Misalnya saja seseorang yang
sedang mengidap suatu penyakit. Cara menyikapinya oleh setiap orang berbeda- beda. Sikap
itu muncul salah satunya berdasarkan keyakinan dan kebiasaan orang tersebut . Spiritualitas,
keyakinan dan agama merupakan hal yang terpisah, walaupun seringkali diartikan sama.
Pemahaman tentang perbedaan antara tiga istilah tersebut sangat penting bagi perawat untuk
menghindarkan salah pengertian yang akan mempengaruhi pendekatan yang digunakan
perawat. Kebudayaan juga berpengaruh pada sikap pasien dalam menyikapi masalah yang
sedang dihadapinya. Oleh karena itu penting bagi perawat untuk bisa mnganalisa sikap pasien
agar tidak terjadi kesalahpahaman.
Untuk itu, pada makalah ini akan dibahas mengenai konsep tersebut yaitu berkenaan
dengan konsep spiritual dan budaya dengan tujuan agar bisa meningkatkan pemahaman
kepada calon perawat professional tentang konsep tersebut serta bagaimana keterkaitan antara
konsep spiritual dan budaya dalam proses keperawatan dan bagaimana penerapannya dalam
praktik keperawatan. Pasien yang sedang dirawat dirumah sakit membutuhkan asuhan
keperawatan yang holistik dimana perawat dituntut untuk mampu memberikan asuhan
keperawatan secara komprehensif, bukan hanya pada masalah secara fisik namun juga
spiritual dan juga dipengaruhi oleh budaya pasien tersebut. Untuk itulah materi tentang
konsep spiritual dan budaya ini penting untuk diketahui oleh calon perawat guna
meningkatkan pemahaman dan kemampuan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
pada pasien dengan kebutuhan spiritual.
4
Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep spiritual dan budaya dalam keperawatan ?
Tujuan
2. Untuk mengetahui Mengapa konsep spiritual dan budaya itu penting dalam
keperawatan.
keperawatan.
keperawatan.
5
BAB II
( Isi )
Konsep Kebudayaan
Kebudayaan merupakan kumpulan cara hidup dan berfikir yang dibangun oleh
sekelompok orang dalam suatu daerah tertentu(Martsolf,1997).Kebudayaan terdiri dari
nilai,kepercayaan,tingkah laku sekelompok masyarakat.Kebudayaan juga meliputi perilaku,
peran,dan praktek keagamaan yang diwariskan turun-temurun.
Manusia
6
Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai-nilai dan
norma-norma yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan dan melakukan pilihan.
Menurut Leininger (1984) manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan
budayanya pada setiap saat dimanapun dia berada (Geiger and Davidhizar, 1995).
Sehat
Lingkungan
Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budayanya. Asuhan
keperawatan ditujukan memandirikan individu sesuai dengan budaya klien. Strategi yang
digunakan dalam asuhan keperawatan adalah perlindungan / mempertahankan budaya,
7
mengakomodasi/negoasiasi budaya dan mengubah/mengganti budaya klien (Leininger,
1991).
Konsep Spiritual
8
2. Keluarga. Keluarga memiliki peran yang cukup strategis dalam memenuhi kebutuhan
spiritual, karena keluarga memiliki ikatan emosional yang kuat dan selalu berinteraksi
dalam kehidupan sehari – hari.
3. Ras / suku. Ras / suku memiliki keyakinan / kepercayaan yang berbeda – beda, sehingga
proses pemenuhan kebutuhan spiritual pun berbeda sesuai dengan keyakinan yang
dimiliki.
4. Agama yang dianut. Keyakinan pada agama tertentu yang dimiliki oleh seseorang dapat
menentukan arti pentingnya kebutuhan spiritual.
5. Kegiatan keagamaan. Adanya kegiatan keagamaan dapat selalu mengingatkan keberadaan
dirinya dengan Tuhan, dan selalu mendekatkan diri kepada penciptanya.
Menurut Kozier, Erb, Blais & Wilkinson, 1995; Murray & Zetner, (1993) :
9
pengampunan, mencintai, menjalin hubungan penuh rasa percaya dengan Tuhan. Sehingga
kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan untuk mencari arti dan tujuan hidup, kebutuhan
untuk mencintai dan dicintai serta rasa keterikatan, dan kebutuhan untuk memberikan dan
mendapatkan maaf.
Jadi, intinya Menurut Martsolf (1997) ada tiga pandangan yang menjelaskan
hubungan spiritual dengan kebudayaan,yaitu spiritual dipengaruhi seluruhnya oleh
kebudayaan,spiritual dipengaruhi pengalaman hidup yang tidak berhubungan dengan
kebudayaan,dan spiritual dapat dipengaruhi kebudayaan dan pengalaman hidup yang tidak
berhubungan dengan kebudayaan.
b. Ketrampilan
c. Pengalaman
Keahlian dari banyak kompetensi memerlukan pengalaman mengorganisasikan orang,
komunikasi di hadapan kelompok, menyelesaikan masalah, dan sebagainya. Faktor
pengalaman dapat meningkatkan kecakapan dalam kompetensi.
d. Karakteristik kepribadian
10
Orang merspon dan berinteraksi dengan kekuatan dan lingkungan sekitarnya.
Kepribadian dapat mempengaruhi sejumlah kompetensi termasuk dalam penyelesaian
konflik, menunjukkan kepedulian interpersonal, kemampuan bekerja dalam tim, memberikan
pengaruh dan dapat membangun hubungan yang baik.
e. Motivasi
Motivasi merupakan faktor dalam kompetensi yang dapat berubah. Dengan
memberikan dorongan, apresiasi terhadap suatu pekerjaan, dengan memberikan pengakuan
dan perhatian individual dapat memberi pengaruh positif terhadap motivasi.
f. Isu emosional
Hambatan emosional dapat membatasi penguasaan kompetensi. Adanya rasa takut
membuat kesalahan, rasa malu, merasa tidak disukai atau tidak menjadi bagian, semuanya
cenderung membatasi motivasi dan inisiatif.
g. Kemampuan intelektual
Kompetensi bergantung pada pemikiran kognitif seperti pemikiran konseptual dan
pemikiran analitis.
h. Budaya organisasi
Budaya organisasi mempengaruhi kompetensi sumberdaya manusia dalam kegiatan
sebagai berikut, proses rekruitmen dan seleksi
f. Isu emosional
Hambatan emosional dapat membatasi penguasaan kompetensi. Adanya rasa takut
membuat kesalahan, rasa malu, merasa tidak disukai atau tidak menjadi bagian, semuanya
cenderung membatasi motivasi dan inisiatif.
g. Kemampuan intelektual
Kompetensi bergantung pada pemikiran kognitif seperti pemikiran konseptual dan
pemikiran analitis.
11
h. Budaya organisasi
Konsep spiritual dan budaya ini sangat penting dalam dunia keperawatan khususnya
bagi seorang perawat untuk memahami konsep yang mendasari kesehatan spiritual. Karena
konsep spiritual ini merupakan suatu konsep yang unik yang dimiliki oleh masing-masing
individu. Seorang perawat atau ners harus memahami bahwa aspek ini adalah bagian dari
pelayanan yang komperehensif. Karena respon spiritual maupun budaya kemungkinan akan
muncul pada pasien. Kompetensi standar yang dicapai adalah perawat mampu
mengidentifikasikan aspek spiritual yang terjadi pada pasien. Dengan kompetensi dasar
sebagai berikut :
12
Dimensi spiritual ini mengintegrasi, memotivasi, menggerakkan, dan mempengaruhi seluruh
aspek kehidupan manusia. Konsep-konsep yang terkait dengan spiritual sebuah isi yang
sering muncul dalam konsep keperawatan adalah kesulitan dalam mebedakan antara spiritual
dengan aspek-aspek yang lain dari dalam diri manusia, khususnya membedakan spiritual dari
religi. Selain itu perawat juga perlu memahami perbedaan dimensi spiritual dengan dimensi
psikologi, dan memperkirakan bagaimana kebudayaan dengan spiritual sehingga dapat saling
berhubungan. Oleh karena itu perawat diharapkan terlebih dahulu terpenuhi kebutuhan
spiritualnya, sebelum mebantu paseien dalam memenuhi kebutuhan spiritual klien. Dengan
demikian dapat diharapkan perawat dapat lebih memberikan pelayanan keperawatan yang
berkualitas. Konsep spiritual sangat penting bagi seorang perawat karena dapat
mempengaruhi tingkat kesehatan dan perilaku self care klien. Konsep yang perlu dipahami,
menuntun kebiasaan hidup sehari-hari, gaya hidup atau perilaku tertentu pada umumnya yang
berhubungan dengan pelayanan kesehatan yang mungkin mempunyai makna keagamaan bagi
klien. Sumber dukungan, spiritual sering menjadi sumber dukungan bagi seseorang untuk
menghadapi situasi stress. Dukungan ini sering menjadi sarana bagi seseorang untuk
menerima keadaan hidup yang harus dihadapi terutama penyakit yang dirasakan. Sumber
kekuatan dan penyembuhan, individu bisa memahami distres fisik yang berat karena
mempunyai keyakinan yang kuat. Pemenuhan spiritual dapat menjadi sumber kekuatan dan
pembangkit semangat pasien yang dapat mempercepat proses penyembuhan. Sumber konflik
pada situasi tertentu dalam pemenuhan kebutuhan spiritual pasien, bisa terjadi konflik antara
keyakinan agama dan praktik.
13
Hubungan dengan alam Harmoni
a. Mengetahui tentang tanaman, pohon, margasatwa, iklim.
b. Berkomunikasi dengan alam (bertanam, berjalan kaki), mengabdi dan melindungi
alam.
Harmonis/suportif.
Tidak harmonis
Ketika memberikan asuhan keperawatan kepada klien, perawat diharapkan untuk peka
terhadap kebutuhan spiritual klien, tetapi dengan berbagai alasan ada kemungkinan perawat
justru menghindar untuk memberikan asuhan spiritual. Alasan tersebut antara lain karena
perawat merasa kurang nyaman dengan kehidupan spiritualnya, kurang menganggap penting
kebutuhan spiritual, tidak mendapatkan pendidikan tentang aspek spiritual dalam
keperawatan, atau merasa bahwa pemenuhan kebutuhan spiritual klien bukan menjadi
tugasnya tetapi menjadi tanggung jawab pemuka agama.
14
Keyakinan spiritual sangat penting bagi perawat karena dapat mempengaruhi tingkat
kesehatan dan perilaku selfcare klien. Beberapa pengaruh dari keyakinan spiritual yang perlu
dipahami adalah sebagai berikut:
Sumber dukungan
Pada saat mengalami stress, individu akan mencari dukungan dari keyakinan
agamanya. Dukungan ini sangat diperlukan untuk dapat menerima keadaan sakit yang
dialami, khususnya jika penyakit tersebut memerlukan proses penyembuhan yang lama
dengan hasil yang belum pasti. Sembahyang atau berdoa, membaca kitab suci, dan praktik
keagamaan lainnya sering membantu memenuhi kebutuhan spiritual yang juga merupakan
suatu perlindungan terhadap tubuh.
Sumber konflik
Pada suatu situasi tertentu, bisa terjadi konflik antara keyakinan agama dengan praktik
kesehatan. Misalnya ada orang yang memandang penyakit sebagai suatu bentuk hukuman
karena pernah berdosa.
Empat isu nilai yang mungkin timbul antara perawat dan klien adalah:
a. Pluralisme: perawat dan klien menganut kepercayaan dengan spektrum yang luas.
b. Fear: berhubungan dengan ketidak mampuan mengatasi situasi, melanggar privacy klien,
atau merasa tidak pasti dengan sistem kepercayaan dan nilai diri sendiri.
c. Kesadaran tentang pertanyaan spiritual: apa yang memberikan arti dalam kehidupan ,
tujuan, harapan dan merasakan cinta dalam kehidupan pribadi perawat.
d. Bingung: bingung terjadi karena ada perbedaan antara agama dan konsep spiritual.
Menurut Taylor, Lilis & Le Mone (1997), dalam hal ini perawat akan:
15
a. Mempunyai pegangan tentang keyakinan spiritual yang memenuhi kebutuhannya untuk
mendapatkan arti dan tujuan hidup, mencintai dan berhubungan serta pengampunan.
b. Bertolak dari kekuatan spiritual dalam kehidupan sehari-hari ini, terutama ketika
menghadapi nyeri, penderitaan dan kematian dalam melakukan praktik profesional.
c. Meluangkan waktu untuk memupuk kekuatan spiritual diri sendiri.
d. Menunjukkan perasaan damai, kekuatan Menghargai keyakinan dan praktik spiritual
orang lain walaupun berbeda dengan keyakinan spiritual perawat.
e. Meningkatkan pengetahuan perawat tentang bagaimana keyakinan spiritual klien
mempengaruhi gaya hidup mereka, berespon terhadap penyakit, pilihan pelayanan
kesehatan dan pilihan terapi/treatment.
f. Menunjukkan kepekaan terhadap kebutuhan spiritual klien.
g. Menyusun strategi asuhan keperawatan yang paling sesuai untuk membantu klien yang
sedang mengalami distress spiritual.
Perilaku self-care:
17
penyakit
Terapkan apakah penyakit Mengeluh bahwa ia berdoa lebih
telah mengubah cara klien sering tetapi tidak merasa bahwa
mematuhi ritual keagamaan Tuhan memaafkannya
Minta klien untuk Klien mengeluhkan hubungan Koping, individu tidak
menggambarkan siapa yang dekat dengan pasangan dan efektif yang
membentuk system pendukung saudara perempuannya. berhubungan dengan
mereka perasaan kehilangan
setelah kematian.
Apakah mereka member Saudara perempuannya tidak
respons terhadap perubahan mampu memberikan
yang klien alami sejak terjadi kenyamanan; berduka telah
kehilangan? membuatnya menjauhi klien
Suami adalah satu-satunya
sumber dukungan
Tetapkan apakah klien Klien mengalami insomnia dan
mempunyai gejala fisik setelah kehilangan nafsu makan
terjadi kehilangan
Tanyakan klien apakah makna Kehilangan anaknya dipandang
kehilangan terhadap pandangan sebagai tidak adil, ia tidak lagi
hidupnya dapat menemukan makna dalam
hidupnya
Batasan karakteristik harus divalidasi dan diklarifikasi dengan klien sebelum dibuat
rencana perawatan. Pada perawatan spiritual, kepentingan aspirasi spiritual perawat sendiri,
inspirasi, dan persepsi tidak saling tumpang tindih. Perawat menghindari memaksakan
keyakinan pribadinya pada klien. Setiap diagnosis harus mempunyai faktor yang
berhubungan dan akurat sehingga intervensi yang dihasilkan dapat bermakna dan langsung
(lihat kotak diagnosa keperawatan di kanan bawah).
18
anggota keluarga hari Selama satu malam harinya 5 hari dengan kluarga akan
dalam 1 bulan. minggu,untuk Selma satu minggu memberi kesempatan
membina hubungan untuk memberikan bagi individu
dengan suami dan waktu guna membina membantu keluarga
anaknya (yang akan hubungan dengan melihat kebutuhan
dipenuhi dalam 2 keluarganya. individu untuk
minggu). memperbarui
hubungan.
minta klien kebutuhan
menceritakan menceritakan kejadian
kejadian yang memungkinkan
memberikan timbulnya pola yang
kenangan tentang menggambarkan cara
keluarganya klien menjalani
mengenai hidupnya dengan
pengalaman keluarga penuh
yang positif dan makna.membantu
membahagiakan keluarga memahami
satu sama lain
(heliker,1992).
klien mampu Minta klien Situasi yang
mengekspresikan mendiskusikan dipandang dari sudut
secara terbuka dengan keluarga pandang individu
dengan keluarga tentang makna akan meningkatkan
yang ia cintai dan hidupnya saat ini pemahaman dan
hargai dari setiap bagi dirinya,setelah sensitivitas di pihak
anggota keluarganya didiagnosa kanker keluarga .
(yang dipenuhi dalam payudara.
satu bulan)
berikan dorongan Klien yang
kepada klien untuk menghadapi penyakit
mendiskusikan terminal menemukan
bagaimana penyakit bahwa mencintai
telah mengubah orang lain dan
19
kebutuhannya untuk membiarkan orang
menunjukkan lain mencintainya
cintanya kepada adalah bagian dari
keluarganya. kesehatan
(fryback,1992).
klien meraih Klien mampu Selama kunjungan Penyampaian
kesadaran diri lebih menyusun tujuan klinik,minta klien kesadaran diri yang
tinggi. hidupnya (yang mendiskusikan lebih tinggi
dipenuhi dalam makna kesehatan mencangkup
1bulan). yang ia miliki dalam mempunyai kesadaran
hidup dan dampak tentang diri,menjalani
dari penyakit yang ia potensi yang
alami.gunakan dimiliki,dan
diskusi untuk menemukan makna
membantu klien dalam
menemukan jalan hidup(fryback,1992).
baru untuk
mengetahui makna
hidupnya.
Gunakan Pencapaian suatu
ketrampilan kesadaran tentang
mendengar makna dari penyakit
pertanyaan langsung seseorang dan
yang memberi waktu bagaimana bergerak
untuk refleksi ke arah depan
tentang bagaimana memampukan
penyakit telah seseorang untuk
mempengaruhi nilai menyusun kembali
dan filosofi hidup prioritas dan
klien. mencapai kesadaran
diri lebih baik.
minta klien Mendengarkan
menetapkan tujuan memungkinkan
realistis yg seseorang untuk
20
memaksimalkan masuk kedalam
potensinya dan yang kerangka acuan orang
melibatkan anggota lain,memahami
kluarga. pandangannya tentang
dunia,dan
mengembangkan
suatu hubungan
empati dengannya
(burnard, 1987)
Berupaya untuk
mencapai pemahaman
dan penerimaan
tentang diagnosa
seseorang sering
menyebabkan klien
sakit termina
menegakkan kembali
tujuan yang
memelihara hubungan
interpersonal(fryback,
1992)
BAB III
( Penutup )
21
Kesimpulan
Sehat dan sakit adalah terdapat dalam rentang sehat sakit dimana sehat berada dalam
kutub barat dan sakit berada dikutub timur. Ketika seseorang berhasil beradaptasi dengan
lingkungan maka seseorag akan sehat dan sebaliknya ketika seseorang tidak berhasil
beradaptasi dengan lingkungan maka seseorang akan sakit. Lingkungan disini berdasarkan
faktor budayanya. Sehingga sehat sakit adalah hasil dari adaptasi manusia terhadap
lingkungan budayanya.
Saran
Praktik keperawatan peka budaya harus menjadi bagian dari program atau kurikulum
pendidikan mulai dari jenjang diploma, sarjana dan magister keperawatan. Sehingga
aplikasinya nanti perawat dapat melaksanakan asuhan keperawatan peka terhadap budaya
klien atau pasien, dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaannya inilah perawat harus
bisa menganalisis atau mengkategorikan bahwa budaya klien tersebut sesuai tidak dangan
asuhan keperawatan yang diberikan. jika sesuai budaya yang seperti ini dapat dipertahankan
(preservation/maintenance) untuk membantu proses penyembuhan, namun kalau budaya
tersebut tidak sesuai atau bertentangan dengan proses penyembuhan maka harus diperbaiki
(restructuring/repatterning). Begitu juga jika budaya yang dibawa klien ini ada pengaruh
yang positif dan ada juga yang berdampak negatif terhadap proses penyembuhan maka hal
yang seperti ini harus dipilah antara yang diakomodasi dan negosiasi.
22
Daftar Pustaka
23
Alimul Hidayat, Aziz. 2007. “ Pengantar Konsep Dasar Keperawatan”. Jakarta:
Salemba Medika
Hidayat, Alimul A.2004. “Pengantar Konsep Dasar Keperawatan”.Jakarta: Salemba
Medika
Murwani, Arita. 2008. “Pengantar Konsep Dasar Keparawatan”.Yogyakarta:
Fitramaya
Doenges, M E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk perencanaan
dan pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC
Potter and Perry. (2009). Fundamental keperawatan edisi 7. Mosby
Elsevier: Singapore
Price, S A dan Lorraine M Wilson. (1995). Patofisiologi Konsep Klinis Proses –
Proses Penyakit. Jakarta : EGC
(2008). Teori Transkultural nursing. Retrieved from situs sumber
http://ayubth.blogspot.com/2008/11/teori-transcultural-nursing-dalam.html
(2011). Teori Keperawatan Madeleine Leininger “Culture Care : Diversity and
Universality Theory“ Retrieved from situs sumber
http://aripristiana.blogspot.com/2011/02/madeline-leininger.html
(2012). Info Keperawatan . Retrieved from situs sumber http://bloggersahabat-
infokeperawatan.blogspot.com/2012/04/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html
24