TRANSKULTURAL NURSING
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Dari Mata Kuliah Komunikasi Rural Urban
4B Ilmu Keperawatan
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyusun laporan ini sampai selesai tepat
pada waktunya. Dimana laporan ini merupakan salah satu dari tugas untuk memenuhi tugas
dari mata kuliah metodologi STIKes Medistra Indonesia. Sholawat serta salam tak lupa kita
haturkan kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW.
Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yaitu Bpk
Marta Dinata, S.Kep.,Ns Saya menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak
kekurangan, oleh sebab itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan dan penyempurnaan laporan. Dan semoga dengan selesainya laporan ini
dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman yang membutuhkan.
Peyusun
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................................2
Daftar Isi.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................5
1.3 Tujuan......................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Pengkajian Transkultural Nursing.............................................................7
2.2 Konsep-Konsep Dalam Transkultural Nursing ......................................................7
2.3 Proses Keperawatan Transkultural Nursing............................................................8
2.4 Gambaran Masyarakat Berhubungan Dengan Transkultural Nursing.....................11
2.5 Definisi Diagnosa Transcultural Nursing................................................................12
2.6 Komponen Diagnosa Keperawatan Transcultural...................................................13
2.7 Gambaran Masyarakat Dengan Kasus Yang Berhubungan Dengan Transkultural
Nursing....................................................................................................................16
2.8 Definisi Rencana Tindakan Keperawatan Transcultural.........................................17
2.9 Berbagai Komponen Dalam Rencana Tindakan Keperawatan Transcultural.........17
2.10 Gambaran Masyarakat Dan Pemecahannya Melalui Rencana Tindakan Keperawatan
Transcultural..................................................................................................................18
2.11 Kasus Transcultural Nursing.................................................................................19
2.12 Pemecahan Masalah Transcultural Nursing..........................................................21
2.13 Aplikasi Tindakan Keperawatan Transkultural.....................................................21
1.1
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
oleh perawat ini akan berakibat pada penurunan kualitas pelayanan keperawatan yang
diberikan.
1.3 Tujuan
a. Menjelaskan definisi keperawatan transkultural
b. Menjelaskan konsep-konsep dalam transkultural nursing
c. Menjelaskan proses keperawatan transkultural nursing
d. Menjelaskan gambaran masyarakat berhubungan dengan transkultural nursing
pada masyarakat
e. Menjelaskan definisi diagnosa transcultural nursing
f. Menjelaskan komponen diagnosa keperawatan transcultural
g. Menjelaskan gambaran masyarakat dengan kasus yang berhubungan dengan
transkultural nursing
h. Menjelaskan definisi rencana tindakan keperawatan transcultural
5
i. Menjelaskan berbagai komponen dalam rencana tindakan keperawatan
transcultural
j. Menjelaskan gambaran masyarakat dan pemecahannya melalui rencana
tindakan keperawatan transcultural
k. Menjelaskan kasus transkultural nursing
l. Menjelaskan pemecahanmasalah transcultural nursing
m. Menjelaskan aplikasi tindakan keperawatan transcultural nursing
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
Kesehatan merupakan keseluruhan aktifitas klien dalam mengisi kehidupannya yang
terletak pada rentang sehat dan sakit. Kesehatan sebagai suatu keyakinan, nilai, pola
kegiatan dalam konteks budaya digunakan untuk menjaga serta memelihara kondisi
yang dapat diobservasi dalam aktivitas sehari-hari.
c. Lingkungan
Lingkungan adalah keseluruhan fenomena yang mempengaruhi perkembangan,
kepercayaan dan perilaku klien. Bentuk lingkungan dibedakan menjadi tiga, yaitu
fisik,
sosial dan simbolik.
d. Asuhan keperawatan
Asuhan keperawatan adalah rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang
diberikan kepada keluarga yang disesuaikan dengan latar belakang budayanya.Praktik
ini bertujuan untuk memandirikan individu sesuai dengan budaya keluarga. Strategi
yang digunakan perlindungan/mempertahankan budaya, mengakomodasi negoasiasi
budaya dan mengubah/mengganti budaya klien.
8
Factor agama yang harus dikaji oleh perawat adalah: agama yang dianut,
status pernikahan, cara pandang klien terhadap penyebab penyakit, cara
pengobatan dan kebiasaan agama yang berdampak positif terhdap Kesehatan.
3. Faktor sosial dan berkaitan keluarga
Pengkajian perawat yang harus mengkaji factor-faktor : nama lengkap, nama
panggilan, umur, dan tempat tinggal, jenis kelamin, status, tipe keluarga,
pengambilan keputusan dalam keluarga, dan hubungan klien dengan kepala
keluarga.
4. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup
Pengkajian perawat yang harus dikaji adalah posisi dan jabatan yang dipegang
oleh keluarga, bahasa yang digunakan, kebiasaan makan, makanan yang
dipantang dalam kondisi sakit, persepsi berkaitan dengan aktivitas sehari-hari
dan kebiasaan membersihkan diri.
5. Factor kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku
Pengkajian perawat yang harus dikaji adalah peraturan dan kebijakaan yang
berkaitan dengan jam berkunjung, jumlah anggota keluarga yang boleh
menunggu, cara pembayaran untuk klien yang dirawat.
6. Factor ekonomi
Pengkaian yang perawat kaji adalah pekerjaan klien, sumber daya
pwngobatan, tabungan yang dimilki oleh keluarga, biaya dari sumber lainnya
misalnya asuransi, penggantian dari kantor atau patungan antar anggota
keluarga.
7. Factor Pendidikan
Pengkajian yang perawat kaji adalah tingkat Pendidikan klien, jenis
Pendidikan serta kemampuan untuk belajar secara aktif mandiri tentang
pengalaman sakitnta sehingga tidak berulanh Kembali.
9
6. Tidak boleh membeda-bedakan kenyakinan klien
7. Menyediakan privacy terkait kebutuhan pribadi
b. Diagnosa
Diagnose keperawatan adalah respon klien sesuai latar belakang budaya yang dapat
dicegah, diubah atau dikurangi melalui intervensi keperawatan (Goger and
Davidhizar, 1995). Terdapat tiga diagnose keperawatan yang sering ditegakan dalam
asuhan keperawatan transcultural yaitu: gangguan komunikasi verbal berhubungan
dengan perbedaan kultur, gangguan interaksi sosial berhubungan disorientasi
sosiokultural dan ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan system
nilai yang diyakini.
c. Perencanaan dan Pelaksanaan
Perencanaan dan pelaksanaan dalam keperawatan transjuktural adalah suatu proses
keperawatana yang tidak dapat dipisahkan. Perencanaan adalah suatu proses memilih
strategi yang tepat sedangkan pelaksanaan adalah melaksanakan Tindakan yang
sesuai dengan latar belakang budaya klien (Gigre and Davidhizar, 1995). Terdapat
tiga pendoman yang ada dalam keperawatan transcultural yaitu : mempertahanankan
budaya yang dimiliki klien bila budaya klien tidak bertentangan dengan kesehatan,
mengakomodasi budaya klien bila budaya klien kurang menguntungkan kesehatan
dan merubah budaya klien bila budaya yang dimiliki klien bertentangan dengan
Kesehatan.
1. Cultural care preservation/maintenance/ Mempertahankan budaya
Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangan
dengan kesehatan. Perencanaan dan implementasi keperawatan diberikan
sesuai dengan nilai-nilai yang relevan yang telah dimiliki klien sehingga klien
dapat meningkatkan atau mempertahankan status kesehatannya, misalnya
budaya berolahraga setiap pagi.
Indentifikasi perbedaan konsep antara klien dan perawat tentang
proses melahirkan dan perawatan bayi.
Bersikap tenang dan tidak terburu-buru saat berinterkasi dengan klien
Mendiskusikan kesenjangan budaya yang dimiliki klien dan perawat.
2. Cultual care repartening/reconstruction /Restrukturisasi budaya
Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki merugikan
status kesehatan. Perawat berupaya merestrukturisasi gaya hidup klien yang
10
biasanya merokok menjadi tidak merokok. Pola rencana hidup yang dipilih
biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuai dengan keyakinan yang
dianut.
Beri kesempatan pada klien untuk memahami informasi yang
diberikan dan melaksanakannya.
Tentukan tingkat perbedaan pasien melihat dirinya dari budaya
kelompok
Gunakan pihak ketiga bila perlu
Terjemahkan terminologi gejala pasien ke dalam bahasa kesehatan
yang dapat dipahami oleh klien dan orang tua .
Berikan informasi pada klien tentang sistem pelayanan Kesehatan
Perawat dan klien harus mencoba untuk memahami budaya masingmasing melalui proses
akulturasi, yaitu proses mengidentifikasi persamaan dan perbedaan budaya yang akhirnya
akan memperkaya budaya budaya mereka. Bila perawat tidak memahami budaya klien maka
akan timbul rasa tidak percaya sehingga hubungan terapeutik antara perawat dengan klien
akan terganggu. Pemahaman budaya klien amat mendasari efektifitas keberhasilan
menciptakan hubungan perawat dan klien yang bersifat terapeutik.
d. Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan transkultural dilakukan terhadapVkeberhasilan klien
tentang mempertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatan, mengurangi budaya
klien yang tidak sesuai dengan kesehatan atau beradaptasi dengan budaya baru yang
mungkin sangat bertentangan dengan budaya yang dimiliki klien. Melalui evaluasi
dapat diketahui asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya klien.
12
potensial, dimana berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, perawat secara
akontabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk
menjaga, menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah status kesehatan klien
(Carpenito, 2000; Gordon, 1976 & NANDA).
13
Tujuan: menjelaskan status kesehatan klien atau masalah kesehatan klien
secara jelas dan jelas dan sesingkat mungkin. Diagnosis keperawatan nosis
keperawatan disusun den disusun dengan mengg gan menggunakan standart
yang telah disepakati (NANDA, Doengoes, Carpenito, Gordon, dll), supaya:
1. Perawat dapat berkomunikasi dengan istilah yang dimengerti secara umum.
2. Memfasilitasi dan mengakses diagnosa keperawatan
3. Sebagai metode untuk mengidentifikasi perbedaan masalah keperawatan dengan
masalah medis
4. Meningkatkan kerjasama perawat dalam mendefinisikan diagnosis dari data
pengkajian dan pengkajian dan intervensi keperawatan, intervensi keperawatan,
sehingga dapat sehingga dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
2. Etiologi
(E/penyebab) keadaan ini menunjukkan penyebab keadaan atau masalah
kesehatan yang memberikan arah terhadap terapi keperawatan. Penyebabnya
meliputi perilaku, lingkungan, interaksi antara perilaku dan lingkungan.
Unsur-unsur dalam identifikasi etiologi:
a. Patofisiologi penyakit: adalah semua proses penyakit, akut atau kronis yang
dapat menyebabkan / mendukung masalah
b. Situasional: personal dan li Situasional : personal dan lingkungan (kurang
penge ngkungan (kurang pengetahuan, isolasi sosial, tahuan, isolasi sosial, dll)
c. Medikasi (berhubungan dengan program pengobatan/perawatan): keterbatasan
institusi atau rumah sakit, sehingga tidak mampu memberikan perawatan.
d. Maturasional:
Adolesent : ketergantungan dalam kelompok
Young Adult: menikah, hamil, menjadi orang tua
Dewasa : tekanan karier, tanda-tanda pubertas.
3. Sign & symptom
(S/tanda & gejala) adalah ciri, tanda atau gejala, yang merupakan informasi
yang diperlukan untuk merumuskan diagnosis keperawatan. Jadi rumus
diagnosis keperawatan adalah : PE / PES.
Informasi yang ditampilkan pada setiap diagnosa keperawatan mencakup hal-
hal berikut :
14
Defenisi. Merujuk kepada defenisi Defenisi. Merujuk kepada defenisi
NANDA yang diguna NANDA yang digunakan pada diagnosa kan
pada diagnosa – diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan tersebut.
Kemungkinan Etiologi (“yang berhubungan dengan”). Bagian ini
menyatakan penyebab-penyebab yang mungkin untuk masalah yang
telah diidentifikasi. Yang tidak dinyakatakan oleh NANDA diberi
tanda kurung []. Faktor yang berhubungan / risiko diberikan untuk
diagnosa yang beresiko tinggi.
Batasan karakteristik (“dibuktikan oleh”). Bagian ini mencakup tanda
dan gejala yang cukup jelas untuk mengindikasi keberadaan suatu
masalah. Sekali lagi seperti pada definisi dan etiologi. Yang tidak
dinyatakan oleh NANDA diberi tanda kurung NANDA diberi tanda
kurung [].
Sasaran/Tujuan. Pernyataan – pernyataan ini ditulis sesuai dengan
objektif perilaku perilaku klien. Sasaran Sasaran / tujuan ini harus
dapat diukur, diukur, merupakan merupakan tujuan jangka - jangka
panjang panjang dan pendek, pendek, untuk digunakan digunakan
dalam mengevaluasi mengevaluasi keefektifan intervensi keperawatan
dalam mengatasi masalah yang telah diidentifikasi. Mungkin akan ada
lebih dari satu tujuan jangka pendek, dan mungkin merupakan “batu
loncatan” untuk memenuhi tujuan jangka panjang.
Intervensi dengan Rasional Tertentu. Hanya intervensi-intervensi yang
sesuai untuk bagian diagnosa yang ditampilkan. Rasional-rasional
yang digunakan untuk intervensi mencakup memberikan klarifikasi
pengetahuan keperawatan dasar dan untuk membantu dalam
menyeleksi intervensiintervensi yang sesuai untuk diri klien.
Untuk membuat diagnose keperawatan yang akurat, perawat harus mampu melakukan:
a. Mengumpulkan data yang valid dan berkaitan.
b. Menganalisis data ke dalam kelompok.
c. Membedakan diagnose keperawatan dari masalah kolaboratif.
d. Merumuskan diagnose keperawatan dengan tepat.
e. Memilih diagnosa prioritas.
15
2.7 Gambaran Masyarakat dengan Kasus yang Berhubungan dengan Transkultural
Nursing
Kasus 1
Klien nama Ny.W,30 tahun,Islam,SMP,petani,suku jawa,diagnosis medis
abortus.Klien hamil 12 minggu,klien sangat mengharapkan memiliki anak.Klien mengeluh
mengalami pendarahan dan perut mulas-mulas selama 3 hari.Klien dianjurkan untuk
kuratase.Klien memeriksakan kehamilannya di dukun dan berencana berencana akan
melahirkan melahirkan si sana.Klien sana.Klien mendapati mendapati informasi informasi
tentang kehamila tentang kehamilan dari mertua.Klien masih percaya pada si dari
mertua.Klien masih percaya pada sihir dan hal- hir dan hal-hal gaib,mereka percaya banyak
hal gaib,mereka percaya banyak anak banyak rejeki dan percaya bahwa abortus merupakan
perbuatan dosa.Setelah di diagnosis abortus,klien tidak menerima dan merencanakan akan
berobat kedukun.Mereka menganggap hal itu akibat ibunya melanggar pantangan dalam
menyediakan sesaji.Hubungan kekerabatan yang lebih dominan adalah pihak lakilaki,pola
pengambilan keputusan di pihak laki-laki.Pantangan makanan jantung pisang,gurita,dan air
kelapa s pisang,gurita,dan air kelapa sedangkan suaminya pantang memanjat pohon kelapa
ntang memanjat pohon kelapa atau pohon yang tinggi.Aturan dan kebijakan di atur oleh
pemuka agama dan para santri.Ada tabungan yang sudah di persiapkan oleh keluarga untuk
persalinan ini.
Kasus 2
Pada tanggal 29/11/2021 pukul 09.30. WIB. An. D, (12 Th) dibawa ke rumah sakit oleh
tetangganya Tn. X (40 Th), dengan kondisi tubuh yang terluka, adanya memar di bagian
tangan, perut, dan kaki. An. D, mengeluh kesakitan dan terus menyerit pada bagian tubuh
yang terluka. Saat di tanya mengenai peristiwa yang dialami, ialami, An. D mengatakan di
mengatakan di pukuli oleh orang oleh orang tua-nya, dan tua-nya, dan kejadian itu kejadian
itu sudah berlangsung lama. An. D, mengatakan tidak mau pulang ke rumah, karena takut di
marahi sama oran takut di marahi sama orang tuanya. Anak D mengataka g tuanya. Anak D
mengatakan orang tuanya memukuliny n orang tuanya memukulinya karena setiap yang dia
lakukan selalu karena setiap yang dia lakukan selalu salah. Tn. X salah. Tn. X mengatakan
16
orangtuanya sering mengatakan orangtuanya sering memarahi dan memukuli An. D dengan
alasan tidak jelas. Tn. X juga mengatakan bahwa An D tidak pernah bermain bermain
dengan anak sebayanya sebayanya dan lebih sering menyendiri dan pendiam.An D
mengatakan kalau disekolah dia tidak memiliki teman untuk bermain.
Ketika dilakukan pemeriksaan didapatkan hasil TTV sebagai berikut: suhu 37 , nadi: 141
X/mnt teraba kuat, p kuat, pernapasan: 30 san: 30 X/ mnt. Pada saat d a saat di inspe i
inspeksi An.D tampak lemas, pucat, dan gemetar. An. D juga tampak menangis dan meringis
kesakitan. Saat dilakukan anamese klien tampak pendiam dan lebih pasif.
17
3) Apabila konflik tidak terselesaikan, lakukan negosiasi dimana kesepakatan
berdasarkan pengetahuan biomedis, pandangan klien dan standar etik.
c. Cultural care repartening/reconstruction
1) Beri kesempatan pada klien untuk memahami informasi yang diberikan dan
melaksanakannya
2) Tentukan tingkat perbedaan pasien melihat dirinya dari budaya kelompok
3) Gunakan pihak ketiga bila perlu
4) Terjemahkan terminologi gejala pasien ke dalam bahasa kesehatan yang dapat
dipahami oleh klien dan orang tua
Berikut adalah contoh persepsi gambaran masyarakat tentang salah satu penyakit.
Sebagai contoh adalah persepsi masyarakat di beberapa pedesaan daerah Papua mengenai
penyakit malaria. “Makanan pokok penduduk daerah tersebut adalah sagu yang tumbuh di
rawa rawa,tidak jauh dari pemukiman mereka adalah daerah hutan dengan pepohonan yang
lebat. Penduduk desa beranggapan bahwa hutan tersebut memiliki penghuni gaib yang dapat
18
menghukum setiap orang yang melanggar ketentuannya. Pelanggaran yang dilakukan dapat
berupa menebang pohon,membabat hutan untuk area pertanian dsb. Siapa yang melanggar
ketentuannya akan diganjar penyakit berupa demam tinggi,menggigil dan muntah. Penyakit
tersebut dapat sembuh dengan cara memohon ampun kepada penguasa hutan,kemudian
memetic daun dari pohon tertentu untuk di oleskan ke seluruh tubuh penderita. Dalam
beberapa hari kemudian penderita akan sembuh”
Persepsi masyarakat mengenai penyakit diperoleh dan ditentukan dari penuturan
sederhana dan mudah secara turun menurun. Misalnya penyakit akibat kutukan,makhluk
gaib,roh-roh jahat dsb. Kepercayaan-kepercayaan berdasarkan cerita suatu penuturan secara
turun temurun tersebut adalah factor utama yang mempengaruhi persepsi masyarakat di suatu
daerah mengenai timbulnya gejala suatu penyakit.
Sehari-hari klien tidak dapat lepas dari kebiasaannya untuk merokok. Baginya
merokok merupakan suatu identitas bahwa dirinya seorang laki-laki sejati. Klien telah
merokok selama 10 tahun. Kebiasaan tersebut tidak dapat di hentikan oleh klien karena jika
19
tidak merokok klien merasa mulutnya pahit. Bahkan klien lebih memilih untuk menahan
lapar dari pada harus menahan untuk tidak merokok. Dan karena sibuk bekerja klien jarang
untuk berolahraga.
Dalam seminggu terakhir ini klien mengalami batuk dan sering kambuh ketika cuaca dingin.
Merasakan sakit pada bagian dada, pundak, punggung, dan lengan disertai dengan penurunan
berat badan. Klien dan istrinya menganggap bahwa itu adalah hal yang biasa dan efek dari
kelelahan karena bekerja. Untuk memperbaiki kondisinya, klien mendapatkan weJangan dari
mertuanya untuk banyak memberikan buah dan sayur seperti kembang kol, brokoli, kubis,
kentang, jus apel dan manggis. Karena menurut kepercayaan buah dan sayur yang berwarna
hijau dapat menambah tenaga dan kesehatan, sedangkan buah dan sayur berwarna merah
dipercaya menambah tenaga dan kesungguhan (yang dimaksud kesungguhan adalah
kesungguhan untuk sembuh). Namun dalam pengolahan buah dan sayur tersebut istri klien
memotongnya terlebih dahulu baru kemudian dicuci dan saat merebusnya tidak di tutup.
Karena dirasa kondisi klien tidak membaik maka istrinya, membawa klien ke RS. Oleh
dokter yang memeriksa klien dicurigai mengidap kanker paru, untuk memastikan hal tersebut
klien harus melakukan pemeriksaan MRI. Setelah hasilnya keluar ternyata dugaan dokter
tersebut benar. Klien menderita kanker paru-paru. Dan saat ini didiagnosa kanker paru
stadium IIB. Dimana kanker tersebut telah menyebar ke kelenjar getah bening, dinding dada,
diafragma, lapisan yang mengelilingi jantung.
Setelah dianamnesa oleh perawat ternyata klien mempunyai kebiasaan merokok dan
jarang berolahraga. Akhirnya klien disarankan untuk melakukan kemoterapi. Namun klien
menolak untuk melakukan kemoterapi. Karena klien dan istrinya merupakan orang Jawa asli
sehingga mereka masih kental menganut tradisi dan budaya Jawa. Klien percaya bahwa
dengan melakukan pernafasan segitiga yang berasal dari nenek moyangnya akan dapat
menyembuhkan segala macam penyakit termasuk kanker paru yang dideritanya. Dan menurut
klien dengan pernafasan segitiga ini klien tidak perlu mengeluarkan banyak biaya
20
2.12 Pemecahan Masalah Transcultural Nursing
Ada tiga pedoman yang ditawarkan dalam keperwatan transcultural (Andrewan Boyle, 1995)
yaitu: mempertahankan budaya yang dimiliki klien bila budaya klien tidak bertentangan
dengan Kesehatan, mengakomodasi budaya klien bila budaya klien kurang menguntungkan
Kesehatan dan merubah budaya klien bila budaya yang dimiliki klien bertentangan dengan
Kesehatan.
a. Cultural care preservation/maintenance/ Mempertahankan budaya
Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangan dengan
Kesehatan. Perencanaan dan implementasi keperawatan diberikan sesuai dengan nilai-
nilai yang relevan yang telah dimiliki klien sehingga klien dapat meningkatkan atau
mempertahankan status kesehatannya, misalnya budaya berolahraga setiap hari.
b. Cultural careaccomodation/negotiation/ Negosiasi budaya
Perawat membantu klien agar dapat memilih dan menentukan budaya lain yang lebih
mendukung peningkatan Kesehatan, misalnya klien sedang hamil mempunyai pantang
makan yang berbau amis, maka ikan dapat digantikan dengan sumber protein hewani
yang lain.
c. Cultural care repartening/reconstruction/ Restrukturisasi budaya
Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki merugikan status
Kesehatan. Perawat berupaya merestruksikan gaya hidup klien yang biasanya
merokok menjadi tidak merokok
21
bahasa yang digunakan, kebiasaan makan, makanan yang dipantang dalam kondisi
sakit, persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-hari dan kebiasaan
membersihkan diri.
b. Faktor ekonomi (Economical factors)
Klien yang dirawat di rumah sakit memanfaatkan sumber-sumber material yang
dimiliki untuk membiayai sakitnya agar segera sembuh. Faktor ekonomi yang harus
dikaji oleh perawat diantaranya : pekerjaan klien, sumber biaya pengobatan, tabungan
yang dimiliki oleh keluarga, biaya dari sumber lain misalnya asuransi, penggantian
biaya dari kantor atau patungan antar anggota keluarga.
Mengenai hal tersebut sebagai sebagai perawat yaitu melakukan perancangan dan
pelaksanaan, cultural care repartening/reconstruction/ Restrukturisasi budaya:
1. Beri kesempatan pada klien unruk memahami informasi yang diberikan dan
pelaksanaannya
2. Tentukan tingkat perbedaan pasien melihat dirinya dari budaya kelompok
3. Gunakan pihak ketiga bila perlu
4. Terjemahkan terminologi gejala pasien kedalam Bahasa Kesehatan yang dapat
dipahami oleh klien dan orang tua
5. Berikan informasi pada klien tentang system pelayanan Kesehatan perawat dan klien
harus mencoba untuk memahami budaya masing-masing melalui proses akulturasi,
yaitu proses mengidentifikasi persamaan dan perbedaan budaya yang akhirnya akan
memperkaya budaya-budaya mereka. Bila perawat tidak memenuhi budaya klien
maka akan timbul rasa tidak percaya sehingga hubungan terapeutik antara perawat
dan klien akan terganggu. Pemahaman budaya klien amat mendasari efektifitas
keberhasilan menciptakan hubungan perawat dan klien yang bersifat terapeutik
22
23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keperawatan transkultural adalah suatu proses pemberian asuhankeperawatan yang
difokuskan kepada individu dan kelompok untuk mempertahankan,meningkatkan
perilaku sehat sesuai dengan latar belakang budaya. Hal ini dipelajarimulai dari
kehidupan biologis sebelumnya, kehidupan psikologis, kehidupan sosialdan
spiritualnya. Perencanaan dan pelaksaan proses keperawatan transkultural tidak dapat
begitu saja dipaksakan kepada klien sebelum perawat memahami latar belakang
budaya klien sehingga tindakan yang dilakukan dapat sesuai dengan budaya
klien.Penyesuaian diri sangatlah diperlukan dalam aplikasi keperawatan
transkultural.Budaya bisa diartikan dari berbagai sudut pandang. Berdasarkan
wujudnya misalnya,kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama yaitu
kebudayaan materialdan nonmaterial. Strategi yang digunakan dalam melaksanakan
aplikasi keperawatan transkultural dalam adalah: Strategi I,
Perlindungan/mempertahankan budaya, Strategi II, Mengakomodasi/negoasiasi
budaya,Strategi III, Mengubah/mengganti budayaklien.
3.2 Saran
Kami menyadari bahwa kekurangan dalam makalah yang kami buat diatas merupakan
kelemahan dari pada kami, karena terbatasnya kemampuankami untuk memperoleh
data dan informasi karena terbatasnya pengetahuankami.Jadi yang kami harapkan
kritik dan saran yang membangun agar kamidapat membuat makalah yang lebih baik
lagi. Dengan segala pengharapan danketerbukaan, kami menyampaikan rasa terima
kasih dengan setulus-tulusnya.Akhir kata, kami berharap agar makalah ini dapat
membawa manfaatkepada pembaca.
24
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/HP/Downloads/transkulturalnursing.pdf
https://www.scribd.com/document/383630384/Gambaran-Masyarakat-Dengan-
Kasus-B-d-Transkultural-Nursing-Di-Afrika
file:///C:/Users/HP/Downloads/Buku%20Keperawatan%20Transkultural
%20Lengkap.pdf
25