PENDAHULUAN
Preeklampsia merupakan kelainan yang ditemukan pada waktu kehamilan yang ditandai
dengan berbagai gejala klinis seperti hipertensi, proteinuria, dan edema yang biasanya terjadi
setelah umur kehamilan 20 minggu sampai 48 jam setelah persalinan. Sedangkan eklampsia
adalah kelanjutan dari preeklampsia berat dengan tambahan gejala kejang-kejang atau koma.
Menurut World Health Organization (WHO, 2001), angka kejadian preeklampsia berkisar
antara 0,51% - 38,4%. Preeklampsia dan eklampsia di seluruh dunia diperkirakan menjadi
penyebab kira-kira 14% (50.000-75.000) kematian maternal setiap tahunnya (Hak lim, 2009).
Faktor predisposisi preeklampsia/eklampsia antara lain adalah paritas, umur ibu hamil kurang
dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun, diabetes melitus, hipertensi kronik, riwayat keluarga
dengan preeklampsia, dan penyakit vaskuler ginjal (Offord,2002). Catatan statistik seluruh
dunia menunjukkan dari insidensi 5%-8% preeklampsia dari semua kehamilan, terdapat 12%
lebih diantaranya dikarenakan oleh primigravida. Menurut data The New England Journal of
Medicine pada kehamilan pertama risiko terjadi preeklampsia sebanyak 3,9%, kehamilan
kedua 1,7%, dan kehamilan ketiga 1,8% (Rozikhan, 2006). Angka kejadian
preeklampsia/eklampsia akan menurun pada ibu dengan paritas 1-3 kali, namun pada paritas
tinggi akan terjadi lagi peningkatan angka kejadian preeklampsia/eklampsia (Offord, 2002).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Eklampsia merupakan keadaan dimana ditemukan serangan kejang tibatiba yang dapat
disusul dengan koma pada wanita hamil, persalinan atau masa nifas yang menunjukan gejala
preeklampsia sebelumnya. Kejang disini bersifat grand mal dan bukan diakibatkan oleh
kelainan neurologis.5 Istilah eklampsia berasal dari bahasa Yunani yang berarti halilintar.
Kata-kata tersebut dipergunakan karena seolah-olah gejala eklampsia timbul dengan tiba-tiba
tanpa didahului tanda-tanda lain.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
a. Data subjektif
1. Umur sering terjadi pada primi gravida, < 20 tahun atau > 35 tahun.
2. Riwayat kesehatan ibu sekarang : terjadi peningkatanTD, oedema, pusing.
3. Riwayat kesehatan ibu sebelumnya : penyakit ginjal, hipertensi kronik, DM.
4. Riwayat kehamilan :riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion ,riwayat
kehamilan dengan eklamsia sebelumnya.
5. Pola nutrisi : jenis makanan yang dikonsumsi (pokok /selingan).
6. Psiko sosial spiritual : Emosi yang tidak stabil, kecemasan.
b. Data objektif
Pemeriksaan fisik
Jantung
Inspeksi: bentuk simetris, tidak terdapat jejas, ictus cordis tidak terlihat
Palpasi: ictus cordis teraba di intra costae sinistra 4-5, tidak terdpat nyeri tekan
Perkusi: suara redup
Auskultasi: suara S1 S2 tunggal, irama regular, bungi jantung murni.
5. Pemeriksaan payudara: Bentuk simetris, tidak terdapat benjolan, tidak terdapat jejas,
puting susu menonjol keluar, colosterum sebelah kanan dan kiri belum keluar,
konsistensi agak kenyal.
6. Abdomen
Inspeksi: perut cembung, terdapat striae, tidak terdapat luka bekas operasi
auskultasi: bising usus 20 x/menit
Palpasi: teraba masa besar lunak, Pemeriksaan Leopold: Leopold 1: 32 cm, Leopold
II: terdapat puki, Leopold III: bagian bawah teraba keras dan masuk pintu atas
panggul (PAP), Leopold IV: sudah dijalan lahir, His (kontraksi): 2x dalam 10 menit
lamanya 15 detik, Detak jantung janin (DJJ): 152 x/menit.
7. Genetalia dan anus: Genetalia kotor, ganti underpad sebanyak 2x, keluar darah dari
vagina, keluar lendir dari vagina, tidak terdapat hemoroid, Keluaran pervaginam:
darah berwarna merah segar bercampur lendir, Vagina Toucher: (jam 24.00 WIB)
oleh: bidan wanti, hasil: pembukaan 5 cm, Ketuban: berwarna keruh dan bau.
8. Punggung: Tidak terdapat kelainan tulang belakang seperti: kifosis, lordosis, dan
skoliosis.
9. Ekstremitas:
Ekstremitas atas: tidak terdapat edema pada tangan kanan dan kiri, terpasang
infus pada tangan sebelah kiri, tidak terdapat lesi pada tangan kanan dan kiri,
tidak terdapat nyeri tekan pada tangan kanan dan kiri, Capilary Real Time
(CRT): ≤ 2 detik
Ekstremitas bawah: tidak terdapat edema pada kaki kanan dan kiri, tidak
terdapat nyeri tekan, tidak terdapat lesi, Capilary Real Time (CRT): 2 detik.
10. Integumen: Warna kulit sawo matang, bersih, turgor kulit ≤ 2 detik, tidak terdapat
lesi, tidak terdapat jejas.
3.2 Diagnosa
3.3 Intervensi