Anda di halaman 1dari 26

Obgyn

DOLOR SIT AMET


Kasus 1

SEORANG WANITA G2P1A0 HAMIL 12 MINGGU, KELUHAN


UTAMA PERDARAHAN DARI JALAN LAHIR, BERGUMPAL-
GUMPAL. PERUT TIDAK NYERI. TANDA VITAL DALAM BATAS
NORMAL. DARI PEMERIKSAAN IN SPEKULO DIDAPATKANA
ADA DARAH DI VAGINA, SETELAH DIBERSIHKAN PORTIO
MEMBUKA 2 CM. PERDARAHAN SEDANG , TFU : 12CM
Abortus inkomplit (4)
endarahan pada trimester 1, bisa disebabkan oleh: KET/Kehamilan Ektopik Terganggu, Abortus, Mola. Pada KET
dikenal trias KET,yaitu APN (Amenorrhea, Perdarahan, Nyeri perut bawah). Mola biasanya terdapat gejala keluar
gelembung seperti telur ikan, dapat disertai dengan tirotoksikosis, muntah karena kadar B-HCG tinggi, TFU >
usia kehamilan. Pada abortus, tergantung dari jenis abortusnya
•Abortus iminens yaitu perdarahan sedikit, ostium uteri tertutup

•Abortus Insipiens yaitu perdarahan, ostium uteri terbuka, belum ada riwyat keluar darah bergumpal seperti
daging, karena buah kehamilan masih utuh
•Abortus inkomplit yaitu riwayat keluar perdarahan yang bergumpal, ostium uteri terbuka, teraba sisa jaringan 

•Abortus komplit yaitu ostium biasanya tertutup


Abortus inkomplit  Tentukan besar uterus (taksir usia gestasi), kenali dan atasi setiap komplikasi
(perdarahan hebat, syok, infeksi/sepsis)  Hasil konsepsi yang terperangkap pada serviks yang disertai
perdarahan hingga ukuran sedang, dapat dikeluarkan secara digital atau cunam ovum. Setelah itu
evaluasi perdarahan:

- Bila perdarahan berhenti, beri ergometrin 0,2 mg IM atau misoprostol 400 mg per oral - Bila
perdarahan terus berlangsung evakuasi sisa hasil konsepsi dengan AVM atau D&K (pilihan tergantung
dari usia gastasi, pembukaan serviks dan keberadaan bagian-bagian janin)  Bila tidak ada tanda-tanda
infeksi, beri antibiotika profilaksis (ampisilin 500 mg oral atau doksisiklin 100 mg)  Bila terjadi
infeksi, beri ampisilin 1 gram dan metronidazol 500 mg setiap 8 jam  Bila terjadi perdarah hebat dan
usia gastasi dibawah 16 minggu, segera lakukan evakuasi  Bila pasien tampak anemic, berikan sulfas
ferosus 600 mg per hari selama 2 minggu (aemia sedang) atau tranfusi darah (anemia berat)
Kasus 2
Nyonya WR, usia 28 tahun diantar ke Rumah Sakit A oleh keluarganya dengan keluhan perut mules yang
menjalar ke pinggang hilang timbul dan dirasakan makin lama makin sering sejak 6 jam sebelum masuk
Rumah Sakit. Pasien mengaku memiliki riwayat keluar darah lendir dan air-air. Pasien mengunjungi bidan,
pasien mendapat informasi bahwa ia akan melahirkan dengan darah tinggi dan janin kembar sehingga pasien
dirujuk ke Rumah Sakit A. Pasien tidak memiliki riwayat darah tinggi, baik selama hamil maupun sebelum
hamil. Namun, pasien memiliki riwayat darah tinggi dalam keluarga. Pasien menyangkal adanya sakit kepala,
pandangan mata kabur, mual, muntah, dan nyeri epigastrium. Pasien mengaku hamil cukup bulan dan gerakan
anak masih dirasakan. Pasien mengalami haid pertama kali (menarche) pada umur 15 tahun dengan siklus
haid yang tidak teratur, lama menstruasi 5 hari dengan jumlah yang normal. Hari pertama haid terakhir pasien
adalah 12 september 2019 dan taksiran persalinan adalah 17 Juni 2020. Kehamilan ini adalah kehamilan
kedua pasien, sedangkan kehamilan pertama telah mengalami aborsi pada usia kehamilan 14 minggu. Pasien
mengaku telah melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin ke bidan setiap bulan.
Pemeriksaan fisik pasien didapatkan kesadaran komposmentis. Tekanan darah 180/120 mmHg, frekuensi
nadi 89 x/menit, frekuensi pernapasan 22 x/menit, suhu 36,7 ºC. Status generalis pasien didapatkan kepala,
hidung, mulut, leher, jantung dan paru pasien dalam batas normal. Pada pemeriksaan ekstremitas,
ditemukan edema pada kedua tungkai. Pada pemeriksaan obstetri, tinggi fundus uteri adalah 32 cm, bagian
teratas janin teraba dua bagian besar, bulat, tidak melenting, lunak, kesan bokong. Bagian kanan dan kiri
teraba memanjang di kiri dan kanan, kesan letak memanjang punggung kiri dan kanan.Bagian terbawah
janin teraba dua bagian besar, bulat, melenting, keras, kesan kepala/kepala yang sudah masuk pintu atas
panggul (PAP) dengan penurunan 4/5. Uterus berkontraksi dengan frekuensi 2 kali dalam 10 menit dan
lamanya 25 detik. Denyut jantung janin 155 x/menit dan 146 x/menit. Pemeriksaan vaginal toucher,
didapatkan portio lunak, posterior, pendataran 10%, pembukaan 1 cm, ketuban masih utuh, bagian
terendah janin adalah kepala, penurunan Hodge I-II dan penunjuk belum bisa dinilai. Pasien menjalani
pemeriksaan darah dan diperoleh nilai hemoglobin 10,8 gr/dl, leukosit 13.800/μL, hematokrit 33%,
trombosit 197.000 /μL, Serum Glutamic Oxaloacetik Transaminase (SGOT) 25 U/L, Serum Glutamic
Pyruvic Transaminase (SGPT) 11 U/L, ureum 75 mg/dl, kreatinin 0,9 mg/dl dan lactate dehydrogenase
(LDH) 195 U/L. Pada pemeriksaan urin ditemukan protein 300/uL (++).
Preeklamsi berat (3B)
berdasarkan tekanan darah sistol, tekanan darah diastole, edema dan proteinuri. Diagnosis pada pasien
ini adalah G2P0A1 hamil 38 minggu inpartu kala I fase laten dengan preeklampsi berat janin gemelli
hidup kepala kepala
Tatalaksana
Mrs
 stabilisasi 1-3 jam, pemasangan kateter menetap dengan pencatatan input/output.

infus ringer lactate (RL) 20 tetes/menit, 4 gram MgSO4 40% lalu drip 6 gram MgSO4 40% dalam cairan
RL sebanyak 500 cc dengan frekuensi 10 tetes/menit dan nifedipine 3x10 mg
Preeklampsia berat didiagnosis pada kasus dengan salah satu gejala berikut:

- tekanan diastolik >110 mmHg;

- proteinuria  2+;

- oliguria < 400 ml per 24 jam;

- edema paru: nafas pendek, sianosis, rhonkhi +;

- nyeri daerah epigastrium atau kuadran atas kanan;

- gangguan penglihatan: skotoma. atau penglihatan berkabut,

- nyeri kepala. hebat, tidak berkurang dengan analgesik biasa,

- hiperrefleksia; - mata: spasme, arteriolar, edema, ablasio retina; -

koagulasi: koagulasi intravaskuler disseminata


- sindrom HELLP emolysis Elevated Liver Enzymes Low Platelet (HELLP) Parsial yaitu bila
dijumpainya satu atau dua dari ketiga parameter sindrom HELLP yaitu: Hemolysis (H), Low
Trombosit counts (LP), Hemolysis + low trombosit counts (H+LP), hemolysis + elevated liver
enzymes (H+EL).
- - pertumbuhan janin terhambat,

- - otak: edema serebri,

- - jantung: gagal jantung.


Kasus 3
Seorang wanita usia 34 tahun, datang ke Unit Gawat Drurat (UGD) Rumah
Sakit Umum Daerah dr. Hi. Abdul Moeloek (RSUDAM) pada tanggal 12
Januari 2015 dengan keluhan nyeri perut menjalar ke pinggang sejak 18 jam
yang lalu. Keluhan perut mules dirasakan hilang timbul, makin lama makin
sering. Pasien juga mengeluh keluar air-air dari kemaluannya sejak ±18 jam,
warnanya keruh, tidak berbau, sebanyak 3 kali ganti pembalut. Riwayat keluar
darah lendir (+), riwayat trauma (+), riwayat bersenggama sebelumnya (-),
riwayat keputihan (+), riwayat minum jamu atau obatobatan (-). Pasien
mengatakan hamil cukup bulan dan gerakan anak masih dirasakan.
MENARCHE : 14 TH

SIKLUS 28 HARI DURASI 5 HARI.

Hpht : 22 APRIL 2020

TAKSIRAN PERSALINAN 29 JANUARI 2015

RIWAYAT OBS:

MELAHIRKAN ANAK PERTAMA PERVAGINAM TAHUN 2016 BERAT LAHIR 2800

DAPAT IMUNISASI SUNIK KEHAMILAN 1 KALI


GCS : 456

TD : 130/80 NADI 80 SUHU 36

STATUS GENERALIS DBN

TFU 29CM (4 JARI DIBAWAH PROCESSUS XYPOIDEUS) , letak memanjang punggung kiri, presentasi
bokong, penurunan 4/5, His (+), denyut jantung janin (DJJ) 126 x/menit, taksiran berat janin (TBJ) 2635 gram

VT : PORTIO LIVIDE, ostium uteri terbuka, flour (-), fluksus (+), laserasi (-), polip (-), tes lakmus (+). Pada
pemeriksaan dalam di dapatkan, portio lunak, medial, effissment 30 %, pembukaan 2 cm, ketuban (-),
terbawah bokong, penunjuk sakrum kiri, Hodge II. Penilaian ZA Score = 5. Pada pemeriksaan penunjang
didapatkan Hb 10,7 gr%, leukosit 16.200/ul dan LED 39 mm/jam.
KPD (3a)
G2P1A0 hamil 33 minggu inpartu kala I fase laten janin tunggal hidup (JTH) presentasi bokong
dengan ketuban pecah dini (KPD).

TATALAKSANA : observasi DJJ, tanda vital ibu (TVI), His, USG, IVFD RL gtt XX/m, injeksi
nifedipin 10 mg/6 jam, injeksi deksametason 1x12 mg (2 hari), injeksi sefotaksim 2x1 gr (IV), cek
laboratorium (darah rutin, urin rutin), evaluasi dengan partograf WHO modifikasi.
KASUS 4
Seorang perempuan berusia 30 tahun datang ke unit gawat darurat (UGD) Rumah Sakit dg keluhan
sakit pada perut bagian bawah sejak satu malam sebelum masuk rumah sakit. Hari pertama haid
terakhir (HPHT) perempuan tersebut 42 hari sebelum mengalami keluhan.

Pemeriksaan fisik :

Gcs 222

Ttv : td 80/60, nadi : 120/menit, rr: 32x/menit

konjungtiva anemis (+)/(+). Perut membesar nyeri tekan (+)


VT: nyeri goyang portio (+) CD menonjol serviks tertutup, perdarahan : bercak .

Hasil pemeriksaan USG didapatkan   tampak banyak cairan bebas di subdiafragma kanan dan kiri,
hepatorenal space, sampai abdomen bawah. Tampak massa kompleks di posterior kavum douglas yang
diduga bekuan darah. Uterus antefleksi, tidak membesar, batas agak suram, kavum uteri tidak melebar.
Tidak tampak gestational sach di dalamnya. Organ abdomen lain dalam batas normal.
KET (3B)
merestorasi cairan tubuh dengan larutan kristaloid NS atau RL (500 ml dalarn 15 menit pertama) atau
2 L dalam 2 jam pertama (termasuk selama tindakan berlangsung).
Kasus 5
Ny. N umur 21 tahun sejak r pukul 23.30 wib pasien mengeluh mules± mules yang menjalar ke pinggang
semakin lama dirasakan semakin kuat dan sebelumnya os dibawa ke bidan. Riwayat keluar air-air (+) sejak
pukul 11.00 wib, warna jernih, bau (-), sebanyak 2 kali ganti kain, darah lendir (+). Pada pukul 15.00
menurut bidan yang menolong pembukaan sudah lengkap lalu os dipimpin untuk mengedan, tetapi tidak
ada kemajuan dan anak tak lahir-lahir. Pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, nadi
120 x/menit, pernafasan 28 x/menit, suhu 38,2ºC, tinggi badan 160 cm, dan berat badan 55 kg. Menurut
bidan yang membantu ibu tidak mengedan dengan baik dan tidak kooperatif. Selama kehamilannya os
hanya satu kali memeriksakan kehamilannya kebidan. Os mengaku hamil cukup bulan, dan gerakan anak
masih dirasakan. Lalu os di rujuk ke RSUAM. Status Generalis didapatkan kulit Chloasma gravidarum (+),
mata konjungtiva anemis, sclera anikterik, mata cekung, gigi/mulut karies (-), bibir kering, thoraks
mammae membesar, abdomen membesar, tegang, striae gravidarum (+), dan ekstrimitas edema (-).
Partus lama 3b
Saat masuk rumah sakit, berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik, penderita didiagnosis dengan
G2P1A0 hamil aterm inpartu kala II dengan partus kasep janin tunggal hidup
• Fase laten lebih dari 8 jam.

• Persalinan telah berlangsung 12 jam atau lebih bayi belum lahir

• Dilatasi serviks di kanan garis waspada pada persalinan fase aktif.


Kasus 6
Ny. N datang dengan suami yang baru saja melahirkan anak ke 2 ingin melakukan konseling untuk
pemakaian kontrasepsi.
- pasien tidak mau gemuk, Riwayat DM HT keputihan hanya saat mau mentruasi warna bening cair.
Pelupa, ingin tetap haid
Kasus 7
Pasien datang dengan keluhan keputihan..

Anda mungkin juga menyukai