Anda di halaman 1dari 5

RESUME

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN DIAGNOSA


MEDIS PREEKLAMPSIA BERAT (PEB)

1. Definisi
Preeklampsia ditandai dengan tekanan darah meningkat, edema, bahkan
adanya proteinuria. Biasanya preeklampsia terjadi pada ibu yang usia kehamilannya
20 minggu keatas atau tiap triwulan dari kehamilan, pada kehamilan 37 minggu
tersebut umumnya preeklampsia biasa terjadi hingga minggu pertama setelah
persalinan (Lalenoh, 2018).
2. Etiologi
a. Primigravida atau kehamilan pertama
b. Genetik
c. Obesitas atau biasa disebut kegemukan
d. Usia Kehamilan
e. Riwayat Hipertensi
f. Usia Ibu

3. Klasifikasi
Menurut (Lalenoh, 2018) klsifikasi preeklampsia atau hipertensi dalam
kehamilan terbagi dua:
a. Preeklampsia ringan
a. Kenaikan tekanan darah 140/90 mmHg6
b. Adanya pembengkakan kaki, muka, jari tangan serta berat badan naik I kg lebih
tiap minggunya.
c. Adanya proteinuria
d. Tidak ada nyeri kepala

b. Preeklampsia berat

a. Tekanan darah senilai >160/100 mmHg


b. Adanya proteinuria >5 gram/L
c. Jumlah urine kurang (oliguria) dari 500 cc/24Jam
d. Serebral terganggu, visus terganggu dan timbul nyeri pada epigastium
e. Terjadi pembengkakan/edema paru atau sianosis
f. Ada kejang (eklampsia)
g. Timbul keluhan subjektif, seperti : nyeri, gangguan penglihatan, sakit
kepala, gangguan kesadaran ataupun odema paru
4. Patofisiologi
Patofisiologi preeklampsia terjadi melalui dua tahap. Tahap pertama terjadi
akibat abnormalitas invasi trophoblast sehingga memicu kegagalan remodeling
arteri spiralis uterus, kemudian terjadi hipoksia serta iskemia pada plasenta.
Selanjutnya di tahap kedua ini terjadi penurunan kadar oksigen pada plasenta yang
akan mengakibatkan keluarnya oksidan-oksidan sehingga memicu terjadinya stress
oksidatif. Jika hal ini terus terjadi maka akan menimbulkan disfungsi endotel
(Nuraini, Abimanyu and Rosida, 2020)
5. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinik yang paling penting sebagai tanda dari preeklampsia adalah
proteinuria, hipertensi, dan edema. Secara teoritik, urutan gejala tersebut adalah edema,
hipertensi dan proteinuria (Rustanti, Khayati and Nugroho, 2020).

6. Pathway Preeklampsia

7. Pemeriksaan Diagnostik

a. Pemeriksaan darah lengkap


b. Urinalisis
c. Pemeriksaan fungsi hati
d. Tes Kimia Darah
e. Pemeriksaan Radiologi

8. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan preeklampsia secara umum adalah sebagai berikut (Karlina et al., 2020).
1. Monitor tekanan darah 2´ sehari dan cek protein urin rutin
2. Pemeriksaan laboratorium darah (Hb, Ht, ureum, kreatinin, SGOT, SGPT, albumin)
dan urin rutin
3. Monitor kondisi janin
4. Rencana terminasi kehamilan pada usia 37 minggu atau usia <37 minggu apabila
kondisi janin memburuk atau sudah masuk dalam persalinan/ketuban pecah dini (KPD)

9. Komplikasi

1. Komplikasi Maternal
a. Eklampsia
b. Sindrom Hemolysis, Elevated Liver Enzimes, Low Platelet Count (HELLP)
c. Ablasi Retina
d. Gagal Ginjal
e. Edema Paru
f. Kerusakan Hati
g. Penyakit Kardiovaskuler
h. Gangguan Saraf

2. Komplikasi Neonatal
a. Pertumbuhan Janin terhambat
b. Prematuritas
c. Fetal Distress

Konsep Teori Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang pasien, untuk mengidentifikasi, mengenal
masalah kebutuhan kesehatan, keperawatan pasien baik fisik, mental, sosial dan
lingkungan (Dermawan, 2012). Pengkajian yang dilakukan pada ibu preeklamsia menurut
(Mitayani, 2012), yaitu sebagai berikut.
A. Pengkajian Identitas : Identitas Klien dan Identitas Penanggung jawab
B. Keluhan Utama yang sering dialami ibu dengan PEB
C. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas
D. Riwayat Menstruasi
E. Riwayat KB
F. Riwayat Penyakit Dahulu : Riw.penyakit jantung dan Riwayat kesehatan keluarga
G. Riwayat psikososial
H. Pola Kesehatan sehari – hari : Nutrisi, eliminasi, personal hygiene, istirahat,
aktivitas, reproduksi dan seksualitas.

2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Biasanya ibu hamil akan ditemukan kepala yang berketombe dan kurang bersih serta
pada ibu hamil dengan preeklamsia akan mengalami sakit kepala
b. Muka
Biasanya pada ibu hamil preeklamsia wajah tampak oedem.
c. Mata
Biasanya pada ibu hamil dengan preeklamsia ditemukan konjungtiva anemis dan bisa
juga ditemukan oedem pada palvebra. Pada ibu hamil yang mengalami preeklamsia
biasanya akan terjadi gangguan penglihatan yaitu, penglihatan kabur
d. Telinga
Biasanya pada ibu hamil tidak ada kelainan pada telinga yaitu telinga simetris, tidak
ada lesi, tidak oedem.
e. Hidung
Biasanya pada ibu hamil tidak ditemukan gangguan.
f. Mulut
Biasanya akan terjadi pembengkakan vaskuler pada gusi, menyebabkan kondisi gusi
menjadi hiperemik dan lunak, sehingga gusi bisa mengalami pembengkakan dan
perdarahan.
g. Leher
Biasanya akan ditemukan pembesaran pada kelenjer tiroid.
h. Thorak
1) Paru-paru: akan terjadi peningkatan respirasi, edema paru, dan nafas pendek.
2) Jantung: pada ibu hamil terjadi palpitasi jantung, pada ibuyang mengalami
preeklamsia dalam kehamilan bisa juga terjadi dekompensasi jantung.
3) Sistem pernafasan: Pada ibu hamil dengan preeklamsia akan ditemukan hiper
refleksia
i. Ketiak
Biasannya pada ibu hamil tidak di temukan masalah atau normal.17
j. Payudara
Biasanya akan ditemukan payudara membesar, lebih padat dan lebih keras, putting
menonjol dan areola menghitam dan membesar dari 3 cm sampai 6 cm, permukaan
pembuluh darah menjadi lebih terlihat.
k. Abdomen
Pada ibu hamil akan ditemukan umbilicus menonjol keluar, dan membentuk suatu
area berwarna gelap, dinding abdomen, serta akan ditemukan linea alba dan linea
nigra. Pada ibu hamil preeklamsia biasannya akan ditemukan nyeri pada daerah
epigastrium dan akan terjadi anoreksia, dan mual muntah.
1) Inspeksi: membesar atau tidak (pada kehamilan muda pembesaran abdomen
mungkin belum nyata).
2) Palpasi: tentukan tinggi fundus uteri (pada kehamilan muda dilakukan de ngan
palpasi bimanual dalam, ukuran uterus baru dapat diperkirakan saat kehamilan sudah
lebih besa. Tinggi fundus dapat diiukur dengan pita ukuran sentimeter (jarak antar
fundus uteri dengan tepi atas simpisis of pubis).
Pemeriksaan palpasi Leopold dilakukan dengan sistematika berikut ini.
a) Leopold 1
Menentukan tinggi fundus dan meraba bagian janin yang berada difundus dengan
kedua telapak tangan
b) Leopold II
Kedua telapak tangan menekan uterus dari kiri kanan, jari ke arah kepala pasien,
mencari sisi bagian besar (biasannya punggung) janin, atau mungkin bagian keras
bulat (kepala janin).
c) Leopold III
Satu tangan meraba bagian janin apa yang terletak di bawah (di atas simfisis)
sementara tangan lainnya menahan fundus untuk fiksasi untuk melihat apakah sudah
masuk PAP atau belum.
d) Leopold IV
Kedua tangan menekan bagian bawah uterus dari kiri kanan, jari ke arah kaki pasien,
untuk konfirmasi bagian terbawah janin dan menentukan apakah bagian tersebut
sudah masuk/melewati pintu 18 atas panggul (biasanya dinyatakan dengan satuanx/5)
(Vivian, 2014).
l. Pemeriksaan janin. Biasannya ibu hamil dengan preeklamsia bisa terjadi bunyi
jantung janin yang tidak teratur dan gerakan janin yang melemah.
m. Ekstremitas. Pada ibu yang mengalami preeklamsia dalam kehamilan bisa ditemukan
edema pada kaki dan tangan juga pada jari-jari.
n. Genitourinaria. Biasanya pada ibu hamil dengan preeklamsia akan didapatkan oliguria
dan proteinuria, pada ibu hamil dengan preeklamsia (Mitayani, 2012).
o. Genetalia. Pada genetalia yang harus diperiksa adalah ada tidaknya pengeluaran darah
pada vagina, warna darah, bau, serta pengeluran lockea (Saifuddin, 2014).

3. Pemeriksaan Penunjang
Tes laboratorium merupakan hal penting untuk menilai adannya masalah pada ibu
hamil. Jika masalah dapat tertangani, maka akan mencegah kematian dan kesakitan pada
ibu dan anak. Tes lain berguna jika hanya ada indikasi perlunya tes tersebut. Tes
laboratorium yang diperlukan adalah sebagai berikut (Vivian, 2014).
a. Hemoglobin
b. Protein urine
c. Glukosa dalam urine
d. Hemoglobin
e. Protein urine
f. Glukosa dalam urine

4. Diagnosis Keperawatan

a) Nyeri persalinan b/d dilatasi serviks


b) Ansietas b/d krisis situasional
c) Risiko perfusi serebral tidak efektif b/d hipertensi
d) Resiko infeksi b/d kerusakan integritas kulit: luka episiotomy

Anda mungkin juga menyukai