Anda di halaman 1dari 8

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Pengertian Preeklamsia

Preeklampsia ialah penyakit dengan tanda-tanda khas tekanan darah tinggi


(hipertensi), pembengkakan jaringan (edema), dan ditemukannya protein dalam urin
(proteinuria) yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam
triwulan ke-3 kehamilan, tetapi dapat juga terjadi pada trimester kedua kehamilan
(Hanifa, 1994).
Preeklamsia adalah suatu kondisi dimana tekanan darah meningkat selama
masa kehamilan. Keluhan ini muncul saat tekanan darah menjadi tidak normal,
tinggi, selama kehamilan, bersama dengan meningkatnya kadar protein di urin dan
berbagai gejala umum lainnya seperti kaki bengkak (Rozikhan, 2007).
2.1 Etiologi
Sebab preeklampsia dan eklampsia sampai sekarang belum diketahui (Hanifa,
1994). Telah banyak teori yang mencoba menerangkan sebab musabab penyakit
tersebut, akan tetapi tidak ada yang memberikan jawaban yang memuaskan.
Salah satu teori yang dikemukakan ialah bahwa eklampsia disebabkan ischaemia
rahim dan plascenta (ischemaemia uteroplacentae). Selama kehamilan uterus
memerlukan darah lebih banyak. Pada molahidatidosa, hydramnion, kehamilan ganda,
multipara, pada akhir kehamilan, pada persalinan, juga pada penyakit pembuluh darah
ibu, diabetes , peredaran darah dalam dinding rahim kurang, maka keluarlah zat-zat
dari placenta atau decidua yang menyebabkan vasospasmus dan hipertensi.
Pada pemeriksaan darah kehamilan normal terdapat peningkatan angiotensin,
renin, dan aldosteron, sebagai kompensasi sehingga peredaran darah dan metabolisme
dapat berlangsung. Pada pre-eklampsia dan eklampsia, terjadi penurunan angiotensin,
renin, dan aldosteron, tetapi dijumpai edema, hipertensi, dan proteinuria.
Berdasarkan teori iskemia implantasi plasenta, bahan trofoblas akan diserap ke
dalam sirkulasi, yang dapat meningkatkan sensitivitas terhadap angiotensin II, renin,
dan aldosteron, spasme pembuluh darah arteriol dan tertahannya garam dan air (Gede,
1998).
3.1 Tanda dan Gejala
Hipertensi biasanya timbul lebih dahulu dari pada tanda-tanda lain. Bila
peningkatan tekanan darah tercatat pada waktu kunjungan pertama kali dalam
trimester pertama atau kedua awal, ini mungkin menunjukkan bahwa penderita
menderita hipertensi kronik. Tetapi bila tekanan darah ini meninggi dan tercatat pada
akhir trimester kedua dan ketiga, mungkin penderita menderita preeklampsia
(Benson dalam Rozhkan, 2007).
Edema ialah penimbunan cairan secara umum dan kelebihan dalam jaringan
tubuh, dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan
pada kaki, jari-jari tangan, dan muka, atau pembengkan pada ektremitas dan muka
(Hanifa, 1994). Edema pretibial yang ringan sering ditemukan pada kehamilan biasa,
sehingga tidak seberapa berarti untuk penentuan diagnosa pre-eklampsia.
Kenaikan berat badan ½ kg setiap minggu dalam kehamilan masih diangap
normal, tetapi bila kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali atau 3 kg dalam sebulan
pre-eklampsia harus dicurigai. Atau bila terjadi pertambahan berat badan lebih dari
2,5 kg tiap minggu pada akhir kehamilan mungkin merupakan tanda preeklampsia.
Tambah berat yang ini disebabkan retensi air dalam jaringan dan kemudian edema
nampak dan edema tidak hilang dengan istirahat. Hal ini perlu menimbulkan
kewaspadaan terhadap timbulnya pre-eklampsia. Edema dapat terjadi pada semua
derajat PIH ( Hipertensi dalam kehamilan) tetapi hanya mempunyai nilai sedikit
diagnostik kecuali jika edemanya general.
Proteinuria berarti konsentrasi protein dalam air kencing yang melebihi 0,3
g/liter dalam air kencing 24 jam atau pemeriksaan kualitatif menunjukkan 1+ atau 2+
( menggunakan metode turbidimetrik standard ) atau 1g/liter atau lebih dalam air
kencing yang dikeluarkan dengan kateter atau midstream untuk memperoleh urin
yang bersih yang diambil minimal 2 kali dengan jarak 6 jam. Proteinuria biasanya
timbul lebih lambat dari hipertensi dan peningkatan berat badan. Proteinuria sering
ditemukan pada preeklampsia,
Gejala subyektif tersebut menurut Gede, 1998 ialah :
1. Sakit kepala yang keras karena vasospasme atau edema otak.
2. Sakit di ulu hati karena regangan selaput hati oleh haemorhargia atau edema,
atau sakit kerena perubahan pada lambung.
3. Gangguan penglihatan: Penglihatan menjadi kabur, kadang-kadang pasien buta.
Gangguan ini disebabkan vasospasmus, edema atau ablatio retinae.
4. Gangguan pernafasan sampai sianosis
5. Pada keadaan berat akan diikuti gangguan kesadaran
Pre-eklampsia dibagi dalam golongan ringan dan berat, tanda dan gejala
Preeklampsia ringan adalah:
1. Tekanan darah sistol 140 mmHg atau kenaikan 30 mmHg dengan interval
pemeriksaan 6 jam.
2. Tekanan darah diastol 90 mmHg atau kenaikan 15 mmHg dengan interval
pemeriksaan 6 jam.
3. Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih dalam seminggu
4. Proteinuria 0,3 gr atau lebih dengan tingkat kualitatif 1+ sampai 2+ pada urin
kateter atau urin aliran pertengahan.
4.1 Patofisiologi

Sebab preeklampsia dan eklampsia sampai sekarang belum diketahui (hanifa,


1994). .Telah banyak teori yang mencoba menerangkan sebab penyakit tersebut,
akan tetapi tidak ada yang memberikan jawaban yang memuaskan. Teori yang
diterima harus dapat menerangkan hal-hal berikut: (1) sebab bertambahnya frekuensi
pada primigrafiditas, kehamilan ganda, hidramnion dan mola hidatidosa; (2) sebab
bertambahnya frekuensi dengan makin tuanya kehamilan; (3) sebab terjadinya
perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus; (4) sebab
jarangnya terjadi eklampsia pada kehamilan-kehamilan berikutnya; dan (5) sebab
timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma.
Teori iskemia daerah implantasi plasenta, didukung kenyataan sebagai berikut:
1. Pre-eklampsia dan eklampsia lebih banyak terjadi pada primigravida, hamil
ganda, dan mola hidatidosa.
2. Kejadiannya makin meningkat dengan makin tuanya umur kehamilan
3. Gejala penyakitnya berkurang bila terjadi kamatian janin.
Dampak terhadap janin, pada pre-eklapsia / eklampsia terjadi vasospasmus
yang menyeluruh termasuk spasmus dari arteriol spiralis deciduae dengan akibat
menurunya aliran darah ke placenta. Dengan demikian terjadi gangguan sirkulasi
fetoplacentair yang berfungsi baik sebagai nutritive maupun oksigenasi. Pada
gangguan yang kronis akan menyebabkan gangguan pertumbuhan janin didalam
kandungan disebabkan oleh mengurangnya pemberian karbohidrat, protein, dan
5.1 Penanganan pre-eklampsia
Eklampsia merupakan komplikasi obstetri kedua yang menyebabkan 20 – 30%
kematian ibu. Komplikasi ini sesungguhnya dapat dikenali dan dicegah sejak masa
kehamilan (preeklampsia). Preeklampsia yang tidak mendapatkan tindak lanjut yang
adekuat ( dirujuk ke dokter, pemantauan yang ketat, konseling dan persalinan di
rumah sakit ) dapat menyebabkan terjadinya eklampsia pada trimester ketiga yang
dapat berakhir dengan kematian ibu dan janin.
Penanganan pre-eklampsia bertujuan untuk menghindari kelanjutan menjadi
eklampsia dan pertolongan kebidanan dengan melahirkan janin dalam keadaan
optimal dan bentuk pertolongan dengan trauma minimal. Pengobatan hanya dilakukan
secara simtomatis karena etiologi preeklampsia, dan faktor-faktor apa dalam
kahamilan yang menyebabkannya, belum diketahui. Tujuan utama penanganan ialah
(1) mencegah terjadinya pre-eklampsia berat dan eklampsia;
(2) melahirkan janin hidup;
(3) melahirkan janin dengan trauma sekecil-kecilnya.
Pada dasarnya penanganan pre-eklampsia terdiri atas pengobatan medik dan
penanganan obtetrik. Pada pre-eklampsia ringan ( tekanan darah 140/90 mmHg
sampai 160/100 mmHg ) penanganan simtomatis dan berobat jalan masih mungkin
ditangani di puskesmas dan dibawah pengawasan dokter, dengan tindakan yang
diberikan:
1) Menganjurkan ibu untuk istirahat ( bila bekerja diharuskan cuti ), dan
menjelaskan kemungkinan adanya bahaya. )
2) Sedativa ringan.
a) Phenobarbital 3 x 30 mg
b) Valium 3 x 10 mg
3) Obat penunjang
a) Vitamin B kompleks
b) Vitamin C atau vitamin E
c) Zat besi
6.1 Konsep Asuhan Keperawatan
1. KALA I
a. Pengkajian
1) Anamnesa
2) Nama, umur, dan alamat
3) Gravida dan paritas
4) Hari pertama haid terakhir (HPHT)
5) Riwayat alergi obat
6) Riwayat kehamilan sekarang: ANC, masalah yang dialami selama
kehamilan seperti perdarahan, kapan mulai kontraksi, apakah gerakan bayi
masih terasa, apakah selaput ketuban sudah pecah? Jika ya, cairan warnanya
apa? Kental/ encer? Kapan pecahnya? Apakah keluar darah pervagina?
Bercak atau darah segar? Kapan ibu terakhir makan dan minum? Apakah
ibu kesulitan berkemih?
7) Riwayat kehamilan sebelumnya
8) Riwayat medis lainnya seperti hipertensi, pernafasan
9) Riwayat medis saat ini (sakit kepala, pusing, mual, muntah atau nyeri
epigastrium.
10) Pemeriksaan fisik
11) Nilai keadaan umum, suasana hati, tingkat kegelisahan, warna konjungtiva,
kebersihan, status gizi, dan kebutuhan cairan tubuh
12) Nilai tanda – tanda vital (TD, Nadi, suhu, dan pernafasan), untuk akurasi
lakukan pemeriksaan TD dan nadi diantara dua kontraksi.
13) Pemeriksaan abdomen
 Menentukan tinggi fundus
 Kontraksi uterus
 Palpasi jumlah kontraksi dalam 10 menit, durasi dan lamanya kontraksi
 Memantau denyut jantung janin (normal 120-160x/menit)
 Menentukan presentasi (bokong atau kepala)
 Menentukan penurunan bagian terbawah janin
14) Pemeriksaan dalam
 Nilai pembukaan dan penipisan serviks
 Nilai penurunan bagian terbawah dan apakah sudah masuk rongga panggul
 Jika bagian terbawah kepala, pastikan petunjuknya.

b. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus selama persalinan
2. Kelelahan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energy akibat
peningkatan metabolisme sekunder akibat nyeri selama persalinan
c. Intervensi Keperaawatan

1. dx : Nyeri akut b/d trauma mekanis / edema jaringan, kelelahan fisik dan psikologis,
ansietas
Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan selama … diharapkan ibu mampu
mengendalikan nyerinya.
KH : ibu menyatakan menerima rasa nyerinya sebagai proses fisiologis persalinan.
Intervensi Rasional
Kaji kontraksi uterus dan untuk mengetahui kemajuan persalinan
ketidaknyamanan (awitan, frekuensi, dan ketidaknyamanan yang dirasakan ibu
durasi, intensitas, dan gambaran
ketidaknyamanan
Kaji tentang metode pereda nyeri yang Nyeri persalinan bersifat unik dan
diketahui dan dialami berbeda – beda tiap individu. Respon
terhadap nyeri sangat tergantung budaya,
pengalaman terdahulu dan serta
dukungan emosional termasuk orang
yang diinginkan (Henderson, 2006)

Kaji faktor yang dapat menurunkan mengidentifikasi jalan keluar yang harus
toleransi terhadap nyeri dilakukan

Kurangi dan hilangkan faktor yang tidak menambah nyeri klien


meningkatkan nyeri
Jelaskan metode pereda nyeri yang ada memungkinkan lebih banyak alternative
seperti relaksasi, massage, pola yang dimiliki oleh ibu, oleh karena
pernafasan, pemberian posisi, obat – dukungan kepada ibu untuk
obatan. mengendalikan rasa nyerinya (Rajan
Relaksasi dalam Henderson, 2006)
Bertujuan untuk meminimalkan aktivitas
simpatis pada system otonom sehingga
ibu dapat memecah siklus ketegangan-
ansietas-nyeri. Tindakan dapat dilakukan
dengan menghitung terbalik, bernyanyi,
bercerita, sentuhan terapeutik, akupresur,
hipnoterapi, imajinasi terbimbing, dan
terapi music.
Massage
Massage yang lebih mudah diingat dan
menarik perhatian adalah yang dilakukan
orang lain. Tindakan massage diduga
untuk menutup “gerbang” guna
mencegah diterimanya stimulus nyeri,
sentuhan terapeutik akan meningkatkan
pengendalian nyeri (Glick, 1993).
Dianjurkan massage selama persalinan
bersifat terus menerus.

Lakukan perubahan posisi sesuai dengan nyeri persalinan bersifat sangat


keinginan ibu, tetapi ingin di tempat individual sehingga posisi nyaman tiap
tidur anjurkan untuk miring ke kiri individu akan berbeda, miring kiri
dianjurkan karena memaksimalkan curah
jantung ibu.

2. Dx: Kelelahan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energy akibat


peningkatan metabolisme sekunder akibat nyeri selama persalinan
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama … diharapkan ibu tidak
mengalami keletihan.
KH : tanda-tanda vital dalam batas normal, ibu menyatakan masih memiliki cukup
tenaga.
Intervensi Rasional
Kaji tanda – tanda vital yaitu nadi dan nadi dan tekanan darah dapat menjadi
tekanan darah indikator terhadap status hidrasi dan
energy ibu.
Anjurkan untuk relaksasi dan istirahat Mengurangi bertambahnya keletihan
di antara kontraksi dan menghemat energy yang
dibutuhkan untuk persalinan
Sarankan suami atau keluarga untuk dukungan emosional khususnya dari
mendampingi ibu orang – orang yang berarti bagi ibu
dapat memberikan kekuatan dan
motivasi bagi ibu

Sarankan keluarga untuk menawarkan makanan dan asupan cairan yang cukup
dan memberikan minuman atau akan memberi lebih banyak energy dan
makanan kepada ibu. mencegah dehidrasi yang
memperlambat kontraksi atau kontraksi
tidak teratur.

Anda mungkin juga menyukai