TINJAUAN TEORI
1.1 Definisi
Diabetes millitus adalah suatu keadaan ketika tubuh tidak mampu
menghasilkan atau menggunakan insulin (hormon yang membawa glukosa
darah ke sel – sel dan menyimpannya sebagai glikogen). Dengan demikian,
terjadi hiperglikemia yang di sertai berbagai kelainan metabolik akibat
gangguan hormonal, melibatkan kelainan metabolisme kabohidrat, protein
dan lemak serta menimbulkan berbagai komplikasi kronis pada organ tubuh
(Mansjoer dkk., 2000: Sukarmin dan S.Riyadi, 2008; Tambayong, J. 2000
dalam Aini,Nur & Martha,Ledy A 2016)
Menurut American Diabetes Association (2005) diabetes millitus
merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua – duanya. Kelainan kronis defisiensi atau resistensi insulin yang
absolut atau relatif yang di tandai oleh gangguan metabolisme kabohidrat,
protein dan lemak (Andri. H, 2012)
Diabetes millitus merupakan penyakit sistematis, kronis, dan
multifaktoral yang dicirikan dengan hiperglikemia dan hiperlipidemia.
(Bradero.Mary , Wilfrid. Mary D, Siswandi. Yakobus, 2009)
Sehingga, bisa di simpulkan bahwa Diabetes Militus adalah Kondisi
Tubuh yang tidak mampu memproduksi Insulin secara Maksimal yang
mengakibatkan Hiperglikemia yang di sertai Komplikasi Kronis akibat
Kelainan Metabolik.
1.2 Klasifikasi
Dalam Meity, Nur (2007) diabetes dapat terjadi dalam dua bentuk
utama : Tipe 1 , Diabetes Melitus yang bergantung insulin, dan yang lebih
prevalen Tipe 2, diabetes melitus yang tidak bergantung insulin. Pada lansia,
diabetes tipe 2 terhitung 90% kasus.
Parkemi (2006) (dalam Aini,Nur & Martha,Ledy A 2016)
mengklasifikasikan diabetes Melitus menjadi 4 yaitu, Diabetes Tipe 1
(Diabetes Bergantung Insulin) dan Diabetes Tipe 2 (Diabetes tidak
bergantung Insulin), diabetes tipe lain, serta diabetes karena kehamilan.
1. Diabetes Tipe 1 (Insulin Dependent Diabetes Melitus [IDDM])
Merupakan kondisi autoimun yang menyebabkan kerusakan sel ß
pangkreas sehingga timbul defisiensi insulin absolut. Pada DM Tipe 1
sistem imun tubuh sendiri secara spesifik menyerang dan merusak sel sel
penghasil insulin yang terdapat pada pangkreas. Belum di ketahui hal apa
yang memicu terjadinya kejadian autoimun namun bukti – bukti yang ada
menunjukkan bahwa faktor genetik dan faktor lingkungan seperti infeksi
virus tertentu berperan dalam prosesnya. Sekitar 70 – 90% sel ß hancur
sebelum timbul gejala klinis. Pasien DM Tipe 1 harus menggunakan
injeksi insulin dan menjalankan diet secara ketat.
2. Diabetes Tipe 2 atau (Non Insulin Dependen Diabetes Melitus [NIDDM])
Diabetes tipe ini merupakan bentuk diabetes yang paling umum.
Penyebabnya berfariasi mulai dominan resistensi insulin di sertai
devisiensi insulin relatif sampai defek sekresi insulin di sertai resistansi
insulin. (Aini,Nur & Martha,Ledy A 2016)
Seiring pertahambahan usia, sel sel tubuh menjadi lebih resisten
terhadap insulin, yang mengurangi kemampuan lansia untuk metabolisme
glukosa. Selain itu, pelepasan insulin dari sel ß pangkreas berkurang dan
melambat. Hasil dari kombinasi proses ini adalah hiperglikemia. Pada
pasien lansia, konsentrasi glukosa yang mendadak dapat meningkatkan
dan lebih memprpanjang hiperglikemia.
3. Diabetes Tipe Lain
1) Defek genentik fungsi sel ß (maturity onset diabetes of the young
[MODY] 1,2,3 dan DNA mitokondria).
2) Defek genetik kerja insulin
3) Penyakit eksokrin pankreas (pankreatitis, tumor/pankreatektomi, dan
pankreatopati fibrokalkulus)
4) Infeksi (rubella kongenital, sitomegalovirus)
4. Diabetes Melitus Gestational (DMG)
Diabetes ini di sebaban karena terjadi resistansi insulin selama
kehamilan dan biasanya kerja insulin akan kembali normal setelah
melahirkan.
1.3 Etiologi
1. Diabetes Tipe 1
1) Autoimun
2) Faktor Genetik
3) Faktor Lingkungan (Infeksi Proses Tertentu)
2. Diabetes Tipe 2
1) Kelainan Genetik
2) Usia
Umumnya manusia mengalami penurunan fisiologi yang secara
dramatis menurun dengan cepat pada usia setelah 40 tahun. Penurunan
ini yang akan beresiko pada penurunan fungsi endokrin pangkreas
untuk memproduksi insulin.
3) Gaya hidup dan stres
Stres kronis cenderung membuat seseorang mencarui makanan yang
cepat saji kaya pengawt, lemak, gula. Makanan ini berpengaruh besar
terhadap kerja pangkreas. Stres juga akan meningkatkan kerja
metbolisme dan meningkatkan kebutuhan akan sumber energi yang
berakibat pada kenaikan kerja pangkreas. Beban yang tinggi membuat
pangkras mudah rusak hingga berdampak pada penurunan insulin.
4) Pola makan yang salah
Kurang gizi atau kelebihan berat badan sama sama meningkatkan
resiko terkena Diabetes.
5) Obesitas (terutama pada abdomen)
Obesitas mengakibatkan sel sel beta pangkreas mengalami Hipertrovi
sehingga akan berpengaruh terhadap penurunan prosduksi insulin.
Peningkatan berat badan 10 kg pada pria dan 8 kilo pada wanita dari
batas normal IMT (Indeks Masa Tubuh) akan meningkatkan resiko
DM Tipe 2 (Camacho, P.M., dkk.,2007 ) selain itu pada obesitas juga
terjadi penurunan adiponektin. Adiponektin adalah hormon yang di
hasilkan adiposit, yang berfungsi untuk memperbaiki sensitifitas
insulin dengan cara menstimulasi peningkatan penggunaan glukosa
dan oksidasi asam lemak otot dan hati sehingga kadar trigliserida
turun. Penurunan adiponektin menyebabkan resistansi insulin.
Adipoktin berkorelasi positif dengan HDL dan berkorelasi negatif
dengan LDL (Renaldy, O.,2009; Umar, H. Dan Adam J., 2009).
6) Infeksi
Masuknya bakteri atau virus kedalam pangkreas akan berakibat
rusaknya sel – sel pangkreas. Kerusakan ini berakibat pada penurunan
fungsi pangkreas. (Aini, Nur 2016)
3. Diabetes Tipe Lain
1) Defek genentik fungsi sel ß (maturity onset diabetes of the young
[MODY] 1,2,3 dan DNA mitokondria).
2) Defek genetik kerja insulin
3) Penyakit eksokrin pankreas (pankreatitis, tumor/pankreatektomi, dan
pankreatopati fibrokalkulus)
4) Infeksi (rubella kongenital, sitomegalovirus)
4. Diabetes Melitus Gestational (DMG)
Diabetes ini di sebaban karena terjadi resistansi insulin selama
kehamilan dan biasanya kerja insulin akan kembali normal setelah
melahirkan.
No Permasalahan DM Tipe 1 DM Tipe 2
1. Awitan Usia < 40 Tahun >40 tahun
2. Habitus Tubuh Normal – Kurus Gemuk
3. Insulin Plasma Rendah – Negatif Normal – Tinggi
4. Genetik Lokus Kromosom 6 Kromosom 11 (Tetapi
masih belum jelas dan
di pertanyakan)
5. Komplikasi Akut Komaketoasidosis Hiperosmolar Non
Ketotik
6. Terapi Insulin Responsif Responsif – Resisten
7. Obat Oral Tidak Responsif Responsif
1.4 Manifestasi Klinis
Umumnya terjadi pada penderita Diabetes Melitus
1. Penurunan BB dan Kelelahan (Tanda dan Gejala Klasik pada pasien
Lansia)
2. Kehilangan selera makan
3. Inkontinensia
4. Penurunan penglihatan
5. Konfusi atau derajat derilium
6. Konstipasi atau kembung pada abdomen (akibat hipotunisitas lambung)
7. Retinopati atau pembentukan katarak
8. Perubahan kulit, khususnya pada tungkai dan kaki, akibat kerusakan
sirkulasi parifer; kemungkinan kondisi kulit kronis, seperti selulitis atau
luka yang tidak kunjung sembuh; turgor kulit buruk dan membran mukosa
kering akibat dehidrasi
9. Penurunan nadi perifer, kulit dingin, penurunan refleks, dan kemungkinan
nyeri perifer atau kebas.
10. Hipotensi ortostatik
11. Poliuria, polidipsia, polifagia
12. Infeksi yang sering
Manifestasi Klinis DM Ringan sampai Berat
Keadaan Patologis Manifestasi Klinis
Hiperglikemia dan Glikosuria Poliuria, plidipsia, gartal pada
(Diuresis Osmotik) tubuh dan vaginitis
Cellular Starvation (Sel Polivagia dan kelelahan
Kekurangan Bahan Bakar)
Metabolisme Karbohidrat, lemak, Berat badan menurun dan merasa
protein tidak efisien lemah
Hiperosmolaritas (ada dehidrasi) Turgor kulit menurun dan
takikardia, hipotensi
Koma ketoasidosis hiperosmolar Tanda – tanda diabetes
ketoasidosis atau HHNK
1.5 Patofisiology
DM Tipe I