KEPERAWATAN KELUARGA
DOSEN PEMBIMBING:
Ns. Abdurrahman Hamid, M.Kep., Sp.Kep.Kom
DISUSUN OLEH:
Kelompok 5
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Asuhan Keperawatan keluarga dengan tahap keluarga dengan lansia“ sebatas pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki. Dan kami juga berterimakasih pada Bapak Ns. Abdurrahman Hamid,
M.Kep., Sp.Kep.Kom yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap
makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan pembaca. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan- kekurangan.
Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapa pun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Kelompok 8
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan...................................................................................................................1
1.2.1Tujuan umum................................................................................................................1
1.2.2Tujuan Khusus..............................................................................................................2
1.3 Manfaat Penulisan.................................................................................................................2
3.1 Kasus...................................................................................................................................10
3.2 Pengakajian.........................................................................................................................10
3.3 Diagnosa Keperawatan........................................................................................................12
3.4 Intervensi Keperawatan.......................................................................................................12
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................14
4.1 Kesimpulan.........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Untuk dapat mengetahui dan mengidentifikasi lebih dalam mengenai asuhan keperawatan
pada pasien lansia
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Untuk dapat memahami dan mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi penuaan
2. Untuk dapat memahami dan mengidentifikasi perubahan-perubahan yang terjadi pada
lanjut usia
3. Untuk dapat memahami dan mengidentifikasi masalah yang dihadapi lanjut usia
4. Untuk dapat memahami dan mengidentifikasi mengenai kebutuhan hidup lanjut usia
2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Keluarga
Menurut Zakaria Lemat (2003: 71) yaitu, keluarga merupakan kelompok paling
kecil dalam masyarakat, sekurang-kurangnya dianggotai oleh suami dan istri atau ibu
bapak dan anak-anak. Ia adalah asas pembentukan sebuah masyarakat. Kebahagiaan
masyarakat adalah tergantung kepada setiap keluaraga yang menganggotai masyarakat.
1) Kelompok usia lanjut adalah kelompok yang berusia 60 tahun atau lebih.
2) Kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi adalah kelompok yang berusia 70
tahun atau lebih, atau kelompok yang berusia atau lebih dengan masalah
kesehatan.
3
Sedangkan menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), klasifikasi lanjut usia
meliputi:
1) Usia pertengahan (middle age) antara usia 45 - 59 tahun
2) Lanjut usia (elderly) antara usia 60-74 tahun 3. Lanjut usia tua (old) antara usia
75-90 tahun
3) Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun (Notoatmodjo, 2007).
4
Penuaan fisiologi didefinisikan dari perpektif fisiologik adalah merupakan
proses kemunduran sytem tubuh. Penuaan dapat diarahkan atau didefinisikan
sebagai total perubahan individu dengan berlalumya waktu. Hal ini akan
bervariasi antara individu dengan individu yang lain, dan proses perubahan juga
bervariasi dan berbeda (Stanhope & Lancaster, 2004).
Keadaan fisik lanjut usia meliputi kekuatan fisik, pancaindera, potensi dan
kapasitas intelektual mulai menurun pada tahap tertentu. Sehingga orang lanjut
usia harus menyesuaikan diri kembali dengan ketidak berdayaannya. Kemunduran
fisik ditandai dengan beberapa serangan penyakit seperti gangguan pada sirkulasi
darah, persendian, sistem pernafasan, neurologik, metabolik, neoplasma dan
mental. Sehingga keluhan yang sering terjadi adalah mudah letih, mudah lupa,
gangguan saluran pencernaan, saluran kencing, fungsi indra dan menurunnya
konsentrasi. mengkaji fisik pada orang lanjut usia harus dipertimbangkan
keberadaannya seperti menurunnya pendengaran, penglihatan, gerakan yang
terbatas, dan waktu respon yang lamban.
Pada umumnya pada masa lanjut usia ini orang mengalami penurunan
fungsi kognitif dan psikomotorik. Fungsi kognitif meliputi proses belajar, persepsi
pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain yang menyebabkan reaksi dan
perilaku lanjut usia menjadi semakin lambat. Fungsi psikomotorik meliputi hal-
hal yang berhubungan dengan dorongan kehendak seperti gerakan, tindakan,
koordinasi yang berakibat bahwa lanjut usia kurang cekatan (John C. & Fredda
Blanchard-Fields, 2010; Santrock, 2014).
5
Perubahan minat pada lanjut usia jelas mempengaruhi penyesuaian
dilingkungan sosial karena dengan menurunnya kemampuan fisik, mental dan
sosial menjadikan Manula lebih cepat merasa apatis dan bosan dalam mencoba
hal-hal yang baru.
3. Isolasi dan kesepian
Perubahan pada lanjut usia membuat mereka merasa terisolasi dari
lingkungan sosial. Makin menurunnya kualitas intelektual menjadikan Manula
sulit menyesuaikan diri dengan cara-cara berpikir dan gaya-gaya baru dari
generasi yang lebih muda, begitu juga sebaliknya. Renggangnya ikatan
kekeluargaan dan ketidakacuhan keluarga terhadap Manula, membuat mereka
terpaksa hidup menyepi di lembaga-lembaga penampungan kaum lansia.
4. Disinhibisi
Makin lanjut usia seseorang makin kurang pula kemampuan mereka dalam
mengendalikan perasaan dan kurang dapat mengekang diri dalam berbuat,
sehingga hal-hal kecil yang seharusnya tidak perlu dipermasalahkan, tetapi bagi
Manula dapat membangkitkan luapan emosi dan mungkin mereka bereaksi
dengan ledakan kemarahan.
5. Perubahan suasana hati
Perubahan-perubahan fisiologis dalam otak dan sistim syaraf yang terjadi
pada Manula adalah salah satu penyebab timbulnya perubahan suasana hati dan
perubahan pada beberapa aspek perilaku Manula. Hal ini terlihat pada perilaku
yang bereaksi secara tiba-tiba dan tampak tidak beralasan, seperti ingin marah-
marah, ingin menyendiri, dan lainnya. Keadaan seperti itu mungkin merupakan
bagian yang sudah sewajarya dalam proses Manula, tetapi kebanyakan penyebab
dari semua itu adalah kurangnya perhatian orang-orang terhadap Manula.
6. Peranan iman
Menurunnya kemampuan fisik dan mental pada Manula memungkin-kan
mereka untuk tidak membenci dan merasa takut memandang hari akhir, karena
usia lanjut memang merupakan masa dimana kesadaran beragama harus
ditingkatkan. Tetapi tidak semua Manula merasa tentram dalam menghadapi dan
menyongsong akhir kehidupan mereka di dunia, karena permasalahan ini muncul
6
apabila lemahnya keimanan seseorang dalam menghadapinya sehingga
menimbulkan rasa takut dan cemas dalam menghadapi kematian yang akan lebih
meningkat pada usia lanjut (McGhie, 1996:149-156).
7
pendapat Maslow (1970) dalam Desmita (2013), yang menyatakan juga bahwa kebutuhan
manusia meliputi (1) Kebutuhan fisik adalah kebutuhan fisik atau biologis seperti pangan,
sandang, papan, seks dan sebagainya. (2) Kebutuhan keamanan adalah kebutuhan akan
rasa keamanan dan ketentraman, baik lahiriah maupun batiniah seperti kebutuhan akan
jaminan hari tua, kebebasan, kemandirian dan sebagainya (3) Kebutuhan sosial adalah
kebutuhan untuk bermasyarakat atau berkomunikasi dengan manusia lain melalui
paguyuban, organisasi profesi, kesenian, olah raga, kesamaan hobby dan sebagainya (4)
Kebutuhan harga diri adalah kebutuhan akan harga diri untuk dihargai akan
keberadaannya, dan (5) Kebutuhan aktualisasi diriadalah kebutuhan untuk
mengungkapkan kemampuan fisik, rohani maupun daya pikir berdasar pengalamannya
masing-masing, bersemangat untuk hidup, dan berperan dalam kehidupan.
Pendapat tersebut diatas sesuai dengan teori kebutuhan manusia yang menyatakan
bahwa kebutuhan dasar adalah pemenuhan yang luas tidak hanya memenuhi kebutuhan
kesehatan fisik (physical health) individu melainkan juga autonomy (Doyan & Gough,
1991; Gough & Laura C, 2007).
Kehidupan usia lanjut setiap orang juga memiliki kebutuhan psikologis dasar.
Kebutuhan tersebut diantaranya orang lanjut usia membutuhkan rasa nyaman bagi dirinya
sendiri, serta rasa nyaman terhadap lingkungan yang ada, tingkat pemenuhan kebutuhan
tersebut tergantung pada diri orang lanjut usia, keluarga dan lingkungannya. Pemenuhan
kebutuh psikologis dalam kehidupan orang lanjut usia maka akan menurunkan tingkat
kemandiriannya (Robert, 2014).
8
2) Mempersiapkan diri untuk pensiun.
3) Membentuk hubungan baik dengan orang seusianya.
4) Mempersiapkan kehidupan baru.
5) Melakukan penyesuaian terhadap kehidupan social secara santai.
6) Mempersiapkan diri untuk kematian dan kematian pasangannya.
Para usia lanjut, bahkan juga masyarakat menganggap seakan-akan tugas-
tugasnya sudah selesai, mereka berhenti bekerja dan semakin mengundurkan diri dari
pergaulan bermasyarakat. Menurut Rowe & Kahn, 1997 dalam Papalia (2014)
menyatakan bahwa masa tua yang sukses atau optimal terdiri dari 3 komponen antara lain
(1) kondisi sehat yaitu bebas dari penyakit fisik, mental dan sosial, (2) mampu melakukan
aktivitas secara mandiri untuk memenuhi kebutuhan sehari hari, dan (3) mendapat
dukungan secara sosial dari keluarga dan masyarakat.
9
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Kasus
Nama Tn. M Umur 75 tahun Jenis Kelamin Laki-laki Agama islam merupakan tipe keluarga
lanjut usia. Pasien aktif ikut kegiatan dimasyarakat gotong-royong arisan rt menengok orang
melayat. Keluarga Tn. M sebagai pensiunan PJKA hasil ditambah berjualan sembako. Riwayat
keluarga mengalami kolesterol dan darah tinggi, keluarga berobat ke FASKES.
3.2 Pengkajian
I. Data Umum
Nama : Tn. M
Umur : 75 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : islam
Pendidikan Terakhir : SD
Pekerjaan : Pensiunan PJKA dan berjualan
Alamat : Bumijokulon JTI/1075 RT 35/08
Tipe Keluarga : tipe keluarga lanjut usia
Suku dan bangsa : jawa, Indonesia
Status sosial, ekonomi dan budaya keluarga : Pasien aktif ikut kegiatan
dimasyarakat gotong-royong arisan rt menengok orang melayat. Keluarga Tn.
M sebagai pensiunan PJKA hasil ditambah berjualan sembako.
Aktifitas rekreasi keluarga : Tn. M dan keluarga mengatakan tiap 3 bulan sekali
diajak anakanaknya untuk berwisata ke pantai maupun ke taman wisata lainnya.
II. Riwayat dan Tahap Perkembangan keluarga
Tahap perkembangan saat ini : Tn. M dan keluarga saat ini keluarga Tn. M
hanya tinggal berdua dengan istrinya karena anak-anaknya sudah menikah
semua.
10
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : keluargaTn. M
mengatakan Ny. K saat ini sering mengeluh lutut terutama jika akan berdiri dari
duduk Ny. K mengatakan pernah dinyatakan cholesterol tinggi pada saat periksa
Riwayat keluarga inti : Tn.M mengatakan saat ini hanya berdua dengan istrinya
karena anak-anaknya sudah berumah tangga sendiri,Tn.M tidak tahu jika
istrinya mempunya cholestrol tinggi.
Riwayat keluarga sebelumnya : Tn.M dan Ny. K mengatakan semua orang
tuanya sudah meninggal dan tidak mempunyai riwayat penyakit kronis.
III. Lingkungan
Karakteristik rumah : Tn.M mengatakan rumah yang ditinggali adalah rumah
Dinas PJKA,jendela hanya disekat karena kanan kiri rumah tetangga.
Karakteristik tetangga dan komunitas RT|RW : Tn.M mengatakan lingkungan
sekitar tempat tinggalnya penduduknya berekonomi menengah ke bawah dan
rumah padat penduduk berimpitan tetapi masih berlaku sering tolong menolong
dan bergotong-royong.
Mobilitas geografis keluarga : Keluarga Tn.M mengatakan saat ini menempati
rumah dinas PJKA.
Struktur peran (formal dan informa) : Tn.M mengatakan Tn. M sebagai kepala
rumah tangga dan Ny. K sebagai ibu rumah tangga berperan mengurus keluarga
baik rumah maupun makanannya.
Nilai dan norma keluarga : Keluarga Tn.M mengatakan keluarga Tn.M
beragama islam, sering ikut pengajian dan beribadah di masjid.
IV. Kebiasaan Anggota Keluarga Sehari hari :
Nutrisi : Tn.M mengatakan kebiasaan keluarga Tn.M makan 3x sehari sayur dan
buah
V. Kesehatan :
Riwayat keluarga mengalami kolesterol dan darah tinggi
Mengalami berat badan berlebih
Keluarga berobat ke FASKES
11
3.3 Diaganosa Keperawatan
DS:
DO:
IMT : 32,8
3. 4 Intervensi Keperawatan
12
Setelah dilakukan kunjungan mengenai
keluarga Tn. M mampu kesediannya
memelihara lingkungan melakukan senam
rumah yang kondusif Anjurkan keluarga
Setelah dilakukan kunjungan untuk selalu control
keluarga Tn. M mampu rutin
memanfaatkan fasilitas Berikan
kesehatan. reinforcement pada
keluarga Tn.M
13
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
14
DAFTAR PUSTAKA
Basir, S. (2019). Membangun Keluarga Sakinah. Jurnal Bimbingan Penyuluhan Islam, Vol. 6,
No. 2 Desember 2019 : 99-108.
Festy, P. (2018). Buku Ajar LANSIA “Lanjut Usia, Perspektif dan Masalah”. Surabaya:
Publishing.
Nugroho, K.D & Wibowo. (2019). Buku Ajar KEPERAWATAN PADA LANSIA (Dasar).
Malang: Media Nusa Creative.
15