Anda di halaman 1dari 18

TUGAS MAKALAH KELOMPOK

KEPERAWATAN KELUARGA

“ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN TAHAP KELUARGA DENGAN


LANSIA”

DOSEN PEMBIMBING:
Ns. Abdurrahman Hamid, M.Kep., Sp.Kep.Kom

DISUSUN OLEH:

Kelompok 5

Yustika Andriani (19031043)


Zulkhairina Ummil Husna (19031047)
April Lia Listyani (19031067)
Armila Dwita Lara (19031069)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

UNIVERSITAS HANG TUAH PEKANBARU


2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Asuhan Keperawatan keluarga dengan tahap keluarga dengan lansia“ sebatas pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki. Dan kami juga berterimakasih pada Bapak Ns. Abdurrahman Hamid,
M.Kep., Sp.Kep.Kom yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap
makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan pembaca. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan- kekurangan.

Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapa pun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Pekanbaru, 14 Juni 2022

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan...................................................................................................................1
1.2.1Tujuan umum................................................................................................................1
1.2.2Tujuan Khusus..............................................................................................................2
1.3 Manfaat Penulisan.................................................................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI...................................................................................................3

2.1 Pengertian Keluarga..............................................................................................................3


2.2 Pengertian Lansia .................................................................................................................3
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Penuaan....................................................................................4
2.4 Perubahan-Perubahan yang Terjadi Pada Lanjut Usia..........................................................4
2.5 Masalah-Masalah yang di Hadapi Lanjut Usia.....................................................................5
2.6 Kepribadian diri, dan Masyarakat Pada Lanjut Usia............................................................7
2.7 Kebutuhan Hidup Lanjut Usia..............................................................................................7
2.8 Tugas Perkembangan Lanjut Usia........................................................................................8

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN..................................................................................10

3.1 Kasus...................................................................................................................................10
3.2 Pengakajian.........................................................................................................................10
3.3 Diagnosa Keperawatan........................................................................................................12
3.4 Intervensi Keperawatan.......................................................................................................12

BAB IV PENUTUP.................................................................................................................14

4.1 Kesimpulan.........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lansia adalah mereka yang telah berusia 65 tahun ke atas. Masalah yang biasa dialami
lansia adalah hidup sendiri, depresi, fungsi organ tubuh menurun dan mengalami
menopause.Status kesehatan lansia tidak boleh terlupakan karena berpengaruh dalam
penilaian kebutuhan akan zat gizi . Ada lansia yang tergolong sehat, dan ada pul a yang
mengidap penyakit kronis. Di samping itu, sebagian lansia masih mampu mengurus diri
sendiri, sementara sebagian lansia sangat bergantung pada “belas kasihan” orang lain.
Kebutuhan zat gizi mereka yang tergolong aktif biasanya tidak berbeda dengan orang dewasa
sehat. Namun penuaan sangat berpengaruh terhadap kesehatan jika asupan gizi tidak dijaga.
Oleh karena itu asuhan keperawatan pada lansia sangat di perlukan agar perawat yang
member asuhan keperawatan pada lansia dapat memberikan pelayanan sebaik mungkin.
Perawat professional akan memberikan asuhan keperawatan terbaik kepada setiap kliennya,
memberikan pelayanan dengan penuh kasih sayang, perhatian, dan rasa hormat terhadap
harga diri klien.
Pelayanan yang diberikan juga sesuai dengan kriteria dalam standar praktik dan
mengikuti kode etik. Didalam teori keperawatan yang di tearapkan juga menyertakan nilai
social, kewenangan professional, komitmen masyarakat, dan sesuai dengan prosedur yang
selama ini di dapatdalam ilmu pengetahunnya. Untuk itu pada pembahasan ini akan dibahas
mengenai perkembangan keperawatan dari luar Indonesia maupun dari Indonesia itu sendiri,
dan juga akan dibahas mengenai Asuhan keperawatan pasien lansia dalam proses
keperawatan. Karena pada usia lansia, terjadi perubahan kondisi fisik/biologis, perubahan
psikologis, serta perubahan kondisi social karena mereka menganggap seakan-akan
tugastugasnya sudah selesai, mereka berhenti bekerja dan semakin mengundurkan diri dari
pergaulan masyarakat sehingga para usia lanjut akan merenungkan hakikat hidup mereka
dengan intensif dan hanya akan berfokus pada mendekatkan diri mereka kepada Tuhan saja.

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan Umum

1
Untuk dapat mengetahui dan mengidentifikasi lebih dalam mengenai asuhan keperawatan
pada pasien lansia
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Untuk dapat memahami dan mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi penuaan
2. Untuk dapat memahami dan mengidentifikasi perubahan-perubahan yang terjadi pada
lanjut usia
3. Untuk dapat memahami dan mengidentifikasi masalah yang dihadapi lanjut usia
4. Untuk dapat memahami dan mengidentifikasi mengenai kebutuhan hidup lanjut usia

1.3 Manfaat Penulisan


Diharapkan dapat membantu mahasiswa keperawatan dan pembaca maupun penulis
lainnya untuk mengembangkan pengetahuan ,wawasannya dan menambah pengalaman
nyata dalam asuhan keperawatan pada pasien lansia.

2
BAB II

LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Keluarga
Menurut Zakaria Lemat (2003: 71) yaitu, keluarga merupakan kelompok paling
kecil dalam masyarakat, sekurang-kurangnya dianggotai oleh suami dan istri atau ibu
bapak dan anak-anak. Ia adalah asas pembentukan sebuah masyarakat. Kebahagiaan
masyarakat adalah tergantung kepada setiap keluaraga yang menganggotai masyarakat.

2.2 Pengertian Lansia


Lanjut usia adalah tahap akhir perkembangan pada kehidupan manusia yang di
mulai dari usia 60 tahun hinggal hampir mencapai 120 atau 125 tahun. Adapun lanjut
usia dapat diklasifikasi; lansia awal (65 hingga 74 tahun), lansia menengah (75 tahun atau
lebih), dan lansia akhir (85 tahun atau lebih) (Dunkle 2009 dalam Santrock, 2012).
Menurut UU No. 13/1998 tentang Kesejahteraan lanjut usia ada tiga definisi
lanjut usia:
1) Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas
2) Lanjut usia potensial adalah lanjut usia yang masih mampu melakukan
pekerjaan dan atau kegiatan yang menghasilkan barang dan atau jasa.
3) Lanjut usia tidak potensial adalah lanjut usia yang tidak berdaya mencari nafkah
sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.
Menurut DepKes RI, (2000a) Lanjut usia atau yang disingkat lansia adalah
seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih. Pengelompokkan lansia berdasarkan
Departemen Kesehatan RI (2003) meliputi: Kelompok usia prasenilis/ virilitas, adalah
kelompok yang berusia 45-59 tahun.

1) Kelompok usia lanjut adalah kelompok yang berusia 60 tahun atau lebih.
2) Kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi adalah kelompok yang berusia 70
tahun atau lebih, atau kelompok yang berusia atau lebih dengan masalah
kesehatan.

3
Sedangkan menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), klasifikasi lanjut usia
meliputi:
1) Usia pertengahan (middle age) antara usia 45 - 59 tahun
2) Lanjut usia (elderly) antara usia 60-74 tahun 3. Lanjut usia tua (old) antara usia
75-90 tahun
3) Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun (Notoatmodjo, 2007).

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Penuaan


Penuaan adalah proses alamiah yang tidak dapat dihindari, berjalan terus menerus,
dan berkesinambungan. Tujuan hidup manusia adalah menjadi tua, tetapi tetap sehat
(healthy aging). Healthy aging artinya menjadi tua dalam keadaan sehat. Keadaan sehat
pada lanjut usia dibutuhkan upaya pelayanan kesehatan yaitu promosi kesehatan dan
pencegahan penyakit yang juga harus dimulai sedini mungkin dengan cara dan gaya
hidup sehat. Prevensi yang dimaksudkan adalah mencegah agar proses menua tidak
disertai dengan proses patologik.
Kesehatan pada lanjut usia (Healthy aging) akan dipengaruhi oleh dua faktor
antara lain:
1) Faktor Endogenik (Endogenic aging), dimulai dengan cellular aging lewat tissue
dan anatomical aging ke arah proses menuanya organ tubuh. Proses ini seperti
jam yang terus berputar.
2) Faktor eksogenik (Exogenic factor), dibagi dalam penyebab lingkungan
(environtment) di mana seseorang hidup dan. faktor sosio-ekonomi, sosio budaya,
atau yang paling tepat disebut gaya hidup (life style). Faktor exogenic aging tadi,
kini lebih dikenal sebagai faktor risiko dari berbagai penyakit degeneratif.
Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga
tahap kehidupannya yaitu masa anak, masa dewasa, masa tua. Tiga tahap ini berbeda baik
biologis maupun psikologis. Masa lansia bisa di sebut dengan masa keemasan merupakan
masa dimana lansia belum tentu mampu melewati, lansia membutuhkan perawatan dan
bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya.

2.4 Perubahan-Perubahan yang Terjadi pada Lanjut Usia


1. Perubahan fisik pada lansia

4
Penuaan fisiologi didefinisikan dari perpektif fisiologik adalah merupakan
proses kemunduran sytem tubuh. Penuaan dapat diarahkan atau didefinisikan
sebagai total perubahan individu dengan berlalumya waktu. Hal ini akan
bervariasi antara individu dengan individu yang lain, dan proses perubahan juga
bervariasi dan berbeda (Stanhope & Lancaster, 2004).
Keadaan fisik lanjut usia meliputi kekuatan fisik, pancaindera, potensi dan
kapasitas intelektual mulai menurun pada tahap tertentu. Sehingga orang lanjut
usia harus menyesuaikan diri kembali dengan ketidak berdayaannya. Kemunduran
fisik ditandai dengan beberapa serangan penyakit seperti gangguan pada sirkulasi
darah, persendian, sistem pernafasan, neurologik, metabolik, neoplasma dan
mental. Sehingga keluhan yang sering terjadi adalah mudah letih, mudah lupa,
gangguan saluran pencernaan, saluran kencing, fungsi indra dan menurunnya
konsentrasi. mengkaji fisik pada orang lanjut usia harus dipertimbangkan
keberadaannya seperti menurunnya pendengaran, penglihatan, gerakan yang
terbatas, dan waktu respon yang lamban.
Pada umumnya pada masa lanjut usia ini orang mengalami penurunan
fungsi kognitif dan psikomotorik. Fungsi kognitif meliputi proses belajar, persepsi
pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain yang menyebabkan reaksi dan
perilaku lanjut usia menjadi semakin lambat. Fungsi psikomotorik meliputi hal-
hal yang berhubungan dengan dorongan kehendak seperti gerakan, tindakan,
koordinasi yang berakibat bahwa lanjut usia kurang cekatan (John C. & Fredda
Blanchard-Fields, 2010; Santrock, 2014).

2.5 Masalah-Masalah yang Dihadapi Lanjut Usia


1. Permasalahan pekerjaan
Sesuai dengan tugas perkembangan dari generasi ke generasi, sehingga
pekerjaan yang menuntut aktivitas fisik dan mental banyak didominasi oleh kaum
muda karena orang lanjut usia cenderung lebih lamban dalam melakukan tugas-
tugas yang menuntut mempelajari hal-hal baru, akibatnya Manula merasa kurang
dihargai dan tidak dibutuhkan dalam pekerjaan.
2. Permasalahan minat

5
Perubahan minat pada lanjut usia jelas mempengaruhi penyesuaian
dilingkungan sosial karena dengan menurunnya kemampuan fisik, mental dan
sosial menjadikan Manula lebih cepat merasa apatis dan bosan dalam mencoba
hal-hal yang baru.
3. Isolasi dan kesepian
Perubahan pada lanjut usia membuat mereka merasa terisolasi dari
lingkungan sosial. Makin menurunnya kualitas intelektual menjadikan Manula
sulit menyesuaikan diri dengan cara-cara berpikir dan gaya-gaya baru dari
generasi yang lebih muda, begitu juga sebaliknya. Renggangnya ikatan
kekeluargaan dan ketidakacuhan keluarga terhadap Manula, membuat mereka
terpaksa hidup menyepi di lembaga-lembaga penampungan kaum lansia.
4. Disinhibisi
Makin lanjut usia seseorang makin kurang pula kemampuan mereka dalam
mengendalikan perasaan dan kurang dapat mengekang diri dalam berbuat,
sehingga hal-hal kecil yang seharusnya tidak perlu dipermasalahkan, tetapi bagi
Manula dapat membangkitkan luapan emosi dan mungkin mereka bereaksi
dengan ledakan kemarahan.
5. Perubahan suasana hati
Perubahan-perubahan fisiologis dalam otak dan sistim syaraf yang terjadi
pada Manula adalah salah satu penyebab timbulnya perubahan suasana hati dan
perubahan pada beberapa aspek perilaku Manula. Hal ini terlihat pada perilaku
yang bereaksi secara tiba-tiba dan tampak tidak beralasan, seperti ingin marah-
marah, ingin menyendiri, dan lainnya. Keadaan seperti itu mungkin merupakan
bagian yang sudah sewajarya dalam proses Manula, tetapi kebanyakan penyebab
dari semua itu adalah kurangnya perhatian orang-orang terhadap Manula.
6. Peranan iman
Menurunnya kemampuan fisik dan mental pada Manula memungkin-kan
mereka untuk tidak membenci dan merasa takut memandang hari akhir, karena
usia lanjut memang merupakan masa dimana kesadaran beragama harus
ditingkatkan. Tetapi tidak semua Manula merasa tentram dalam menghadapi dan
menyongsong akhir kehidupan mereka di dunia, karena permasalahan ini muncul

6
apabila lemahnya keimanan seseorang dalam menghadapinya sehingga
menimbulkan rasa takut dan cemas dalam menghadapi kematian yang akan lebih
meningkat pada usia lanjut (McGhie, 1996:149-156).

2.6 Kepribadian, Diri dan Masyarakat pada Lansia


Kepribadian pada lanjut usia merupakan sifat yang dimiliki yang juga mengalami
perkembangan dalam kehidupannya. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari kehidupan lansia
dan masyarakat.
Kepribadian pada masa ini penuh kehati-hatian dan ramah meningkat di masa
dewasa akhir. Tingkat kahati-hatian, ekstraversionn, dan keterbukaan terhadap
pengalaman, semakin tinggi neurotesme, afeksi negative, pesimisme, dan pandangan
negative terhadap kehidupan terkait dengan kematian dini di masa dewasa akhir.
Diri dan masyarakat, pada masa ini lanjut usia juga mengalami perubahan pada
keadaan diri dan masyarakat. Stabilitas keadaan diri cenderung menurun pada orang
lanjut usia. Possible selves adalah apa yang mungkin terjadi pada seseorang. Kondisi apa
yang terjadi, apa yang diinginkan seseorang, dan apa yang mereka takutkan nantinya.
Possible selves berubah selama masa akhir dan terkai dengan keterlibatan aktifitas hidup
dan harapan hidup yang lebih lama. Perubahan penerimaan diri sejalan meningkat sesuai
dengan peningkatan usia. Dalam hal regulasi diri orang lanjut usia mengalami regulasi
diri lebih rendah dalam bidang fisik. Meskipun regulasi diri didapatkan perbedaan pada
tiap individu.

2.7 Kebutuhan Hidup Lanjut Usia


Setiap orang memiliki kebutuhan hidup. Orang lanjut usia juga memiliki
kebutuhan hidup yang sama agar dapat hidup sejahtera. Kebutuhan hidup orang lanjut
usia antara lain kebutuhan akan makanan bergizi seimbang, pemeriksaan kesehatan
secara rutin, perumahan yang sehat dan kondisi rumah yang tentram dan aman, beberapa
kebutuhan sosial seperti bersosialisasi dengan semua orang dalam segala usia, sehingga
mereka mempunyai banyak teman yang dapat diajak berkomunikasi, membagi
pengalaman, memberikan pengarahan untuk kehidupan yang baik. Kebutuhan tersebut
diperlukan oleh lanjut usia agar dapat mandiri. Kebutuhan tersebut sejalan dengan

7
pendapat Maslow (1970) dalam Desmita (2013), yang menyatakan juga bahwa kebutuhan
manusia meliputi (1) Kebutuhan fisik adalah kebutuhan fisik atau biologis seperti pangan,
sandang, papan, seks dan sebagainya. (2) Kebutuhan keamanan adalah kebutuhan akan
rasa keamanan dan ketentraman, baik lahiriah maupun batiniah seperti kebutuhan akan
jaminan hari tua, kebebasan, kemandirian dan sebagainya (3) Kebutuhan sosial adalah
kebutuhan untuk bermasyarakat atau berkomunikasi dengan manusia lain melalui
paguyuban, organisasi profesi, kesenian, olah raga, kesamaan hobby dan sebagainya (4)
Kebutuhan harga diri adalah kebutuhan akan harga diri untuk dihargai akan
keberadaannya, dan (5) Kebutuhan aktualisasi diriadalah kebutuhan untuk
mengungkapkan kemampuan fisik, rohani maupun daya pikir berdasar pengalamannya
masing-masing, bersemangat untuk hidup, dan berperan dalam kehidupan.
Pendapat tersebut diatas sesuai dengan teori kebutuhan manusia yang menyatakan
bahwa kebutuhan dasar adalah pemenuhan yang luas tidak hanya memenuhi kebutuhan
kesehatan fisik (physical health) individu melainkan juga autonomy (Doyan & Gough,
1991; Gough & Laura C, 2007).
Kehidupan usia lanjut setiap orang juga memiliki kebutuhan psikologis dasar.
Kebutuhan tersebut diantaranya orang lanjut usia membutuhkan rasa nyaman bagi dirinya
sendiri, serta rasa nyaman terhadap lingkungan yang ada, tingkat pemenuhan kebutuhan
tersebut tergantung pada diri orang lanjut usia, keluarga dan lingkungannya. Pemenuhan
kebutuh psikologis dalam kehidupan orang lanjut usia maka akan menurunkan tingkat
kemandiriannya (Robert, 2014).

2.8 Tugas Perkembangan Lanjut Usia


Menurut Erikson, kesiapan lansia untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri
dengan tugas perkembangan usia lanjut dipengaruhi oleh proses tumbuh kembang pada
tahap sebelumnya. Apabila seseorang pada tahap tumbuh kembang sebelumnya
melakukan kegiatan sehari-hari dengan teratur dan baik serta membina hubungan yang
serasi dengan orang disekitarnya, maka pada orang usia lanjut akan tetap melakukan
kegiatan yang biasa dilakukan pada tahap perkembangan sebelumnya.
Adapun tugas perkembangan lanjut usia adalah sebagai berikut:
1) Mempersiapkan diri untuk kondisi yang menurun.

8
2) Mempersiapkan diri untuk pensiun.
3) Membentuk hubungan baik dengan orang seusianya.
4) Mempersiapkan kehidupan baru.
5) Melakukan penyesuaian terhadap kehidupan social secara santai.
6) Mempersiapkan diri untuk kematian dan kematian pasangannya.
Para usia lanjut, bahkan juga masyarakat menganggap seakan-akan tugas-
tugasnya sudah selesai, mereka berhenti bekerja dan semakin mengundurkan diri dari
pergaulan bermasyarakat. Menurut Rowe & Kahn, 1997 dalam Papalia (2014)
menyatakan bahwa masa tua yang sukses atau optimal terdiri dari 3 komponen antara lain
(1) kondisi sehat yaitu bebas dari penyakit fisik, mental dan sosial, (2) mampu melakukan
aktivitas secara mandiri untuk memenuhi kebutuhan sehari hari, dan (3) mendapat
dukungan secara sosial dari keluarga dan masyarakat.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa apabila lansia menjalankan tugas sesuai


dengan perkembangan, dan mampu menyesuaikan diri terhadap kenyataan sosial maka
kesejahteraan lansia dapat tercapai secara optimal, oleh karena dalam tugas
perkembangan, seseorang jika memasuki masa lansia telah dipersiapkan untuk menjadi
lansia sejahtera multidimensi dalam aspek kesehatan fisik, mental dan sosialnya.

9
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Kasus

Nama Tn. M Umur 75 tahun Jenis Kelamin Laki-laki Agama islam merupakan tipe keluarga
lanjut usia. Pasien aktif ikut kegiatan dimasyarakat gotong-royong arisan rt menengok orang
melayat. Keluarga Tn. M sebagai pensiunan PJKA hasil ditambah berjualan sembako. Riwayat
keluarga mengalami kolesterol dan darah tinggi, keluarga berobat ke FASKES.

3.2 Pengkajian
I. Data Umum
 Nama : Tn. M
 Umur : 75 tahun
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Agama : islam
 Pendidikan Terakhir : SD
 Pekerjaan : Pensiunan PJKA dan berjualan
 Alamat : Bumijokulon JTI/1075 RT 35/08
 Tipe Keluarga : tipe keluarga lanjut usia
 Suku dan bangsa : jawa, Indonesia
 Status sosial, ekonomi dan budaya keluarga : Pasien aktif ikut kegiatan
dimasyarakat gotong-royong arisan rt menengok orang melayat. Keluarga Tn.
M sebagai pensiunan PJKA hasil ditambah berjualan sembako.
 Aktifitas rekreasi keluarga : Tn. M dan keluarga mengatakan tiap 3 bulan sekali
diajak anakanaknya untuk berwisata ke pantai maupun ke taman wisata lainnya.
II. Riwayat dan Tahap Perkembangan keluarga
 Tahap perkembangan saat ini : Tn. M dan keluarga saat ini keluarga Tn. M
hanya tinggal berdua dengan istrinya karena anak-anaknya sudah menikah
semua.

10
 Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : keluargaTn. M
mengatakan Ny. K saat ini sering mengeluh lutut terutama jika akan berdiri dari
duduk Ny. K mengatakan pernah dinyatakan cholesterol tinggi pada saat periksa
Riwayat keluarga inti : Tn.M mengatakan saat ini hanya berdua dengan istrinya
karena anak-anaknya sudah berumah tangga sendiri,Tn.M tidak tahu jika
istrinya mempunya cholestrol tinggi.
 Riwayat keluarga sebelumnya : Tn.M dan Ny. K mengatakan semua orang
tuanya sudah meninggal dan tidak mempunyai riwayat penyakit kronis.
III. Lingkungan
 Karakteristik rumah : Tn.M mengatakan rumah yang ditinggali adalah rumah
Dinas PJKA,jendela hanya disekat karena kanan kiri rumah tetangga.
 Karakteristik tetangga dan komunitas RT|RW : Tn.M mengatakan lingkungan
sekitar tempat tinggalnya penduduknya berekonomi menengah ke bawah dan
rumah padat penduduk berimpitan tetapi masih berlaku sering tolong menolong
dan bergotong-royong.
 Mobilitas geografis keluarga : Keluarga Tn.M mengatakan saat ini menempati
rumah dinas PJKA.
 Struktur peran (formal dan informa) : Tn.M mengatakan Tn. M sebagai kepala
rumah tangga dan Ny. K sebagai ibu rumah tangga berperan mengurus keluarga
baik rumah maupun makanannya.
 Nilai dan norma keluarga : Keluarga Tn.M mengatakan keluarga Tn.M
beragama islam, sering ikut pengajian dan beribadah di masjid.
IV. Kebiasaan Anggota Keluarga Sehari hari :
 Nutrisi : Tn.M mengatakan kebiasaan keluarga Tn.M makan 3x sehari sayur dan
buah
V. Kesehatan :
 Riwayat keluarga mengalami kolesterol dan darah tinggi
 Mengalami berat badan berlebih
 Keluarga berobat ke FASKES

11
3.3 Diaganosa Keperawatan

1. Ketidakefektifan management kesehatan obesitas Ny. K di keluarga Tn.M berhungan


dengan Ketidakmampuan pengetahuan tentang masalah keluarga Tn.M dengananggota
keluarga yang menderita obesitas ditandai dengan :

DS:

 Keluarga Tn. M mempunyai anggota keluarga yang kelebihan berat badan


 Keluarga Tn. M tidak tau batasan berat badan yang normal

DO:

 IMT : 32,8

3. 4 Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi


1 Ketidakefektifan management  Setelah dilakukan kunjungan Berikan informasi
kesehatan obesitas Ny. K di keluarga Tn.M pengetahuan Mengenai management
keluarga tentang masalah keluarga obesitas
Tn.M Tn.M dengan anggota  Demontrasikan diit
keluarga yang menderita untuk penderita
obesitas bertambah obesitas
 Setelah dilakukan kunjungan  Anjurkan untuk
keluarga Tn.M mampu mengompres hangat
mengambil keputusan dengan  Ajarkan senam
anggota keluarga yang  Evaluasi keluarga
menderita obesitas Tn. M tentang
 Setelah dilakukan kunjungan rencana pengolahan
keluarga Tn.M mampu menu makan sesuai
merawat anggota keluarga diit dan
Tn.M dengan anggota memisahkan
keluarga yang menderita makanan
obesitas  Evaluasi keluarga

12
 Setelah dilakukan kunjungan mengenai
keluarga Tn. M mampu kesediannya
memelihara lingkungan melakukan senam
rumah yang kondusif  Anjurkan keluarga
 Setelah dilakukan kunjungan untuk selalu control
keluarga Tn. M mampu rutin
memanfaatkan fasilitas  Berikan
kesehatan. reinforcement pada
keluarga Tn.M

13
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Keluarga merupakan kelompok terkecil dalam masyarakat. Kebahagiaan masyarakat


berkaitan dengan kebahagiaan keluarga. Biasanya keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak.
Namun terkadang didalam sebuah keluarga juga terdapat nenek, ayah, ibu, dan anak. Pada
keperawatan keluarga nenek tergolong dalam kelompok lanjut usia. Lanjut usia merupakan
seseorang yang berumur diatas 60 tahun. Factor penuaan terdiri dari endogenic dan eksogenik.
Selain itu, kita juga perlu mengetahui perubahan-perubahan yang dialami oleh lansia, mengerti
masalah-masalah yang dihadapi lansia, kepribadian diri dan masyarakat, kebutuhan hidup pada
lansia, serta tugas perkembangan bagi lansia. Selain itu kita juga dapat menegakkan diagnose
keperawatan untuk memecahkan masalah pada lansia. Antara lain diagnose yang dapat kita
angkat seperti ketidakefektifan management kesehatan obesitas.

14
DAFTAR PUSTAKA

Basir, S. (2019). Membangun Keluarga Sakinah. Jurnal Bimbingan Penyuluhan Islam, Vol. 6,
No. 2 Desember 2019 : 99-108.

Festy, P. (2018). Buku Ajar LANSIA “Lanjut Usia, Perspektif dan Masalah”. Surabaya:
Publishing.

Nugroho, K.D & Wibowo. (2019). Buku Ajar KEPERAWATAN PADA LANSIA (Dasar).
Malang: Media Nusa Creative.

15

Anda mungkin juga menyukai