Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. J DENGAN OA GENU


BILLATERAL
DI RUANG ORTHOPEDI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
dr. FAUZIAH BIREUEN

OLEH :

INDAH, S.Kep
NIM : 2207901049

KEPANITERAAN KLINIK KEPERAWATAN SENIOR (K3S)


STASE KEPERAWATAN DASAR PROFESI
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
STIKes MUHAMMADIYAH LHOKSEUMAWE
2023

7
1. Pengertian Osteoarthritis
Osteoarthritis adalah penyakit sendi yang terjadi pada cartilago
(tulang rawan) yang ditandai dengan timbulnya nyeri saat terjadi
penekanan sendi yang terkena. Kelainan pada kartilago akan berakibat
tulang bergesekan satu sama lain, sehingga timbul gejala kekakuan,
nyeri pembatasan gerak pada sendi. (Helmi,
2016).
Osteoarthrosis atau osteoarthritis (OA) merupakan penyakit sendi
degeneratif yang berkaitan dengan kerusakan kartilago sendi. Vertebra, panggul,
lutut, dan pergelangan kaki paling sering terkena OA..(Soeroso, 2009).

Osteoartritis merupakan kelainan sendi non inflamasi yang mengenai


sendi-sendi penumpu berat badan dengan gambaran patologis yang berupa
memburuknya tulang rawan sendi, yang merupakan hasil akhir dari perubahan
biokimiawi, metabolisme fisiologis maupaun patologis yang terjadi pada
perendian (Dharmawirya, 2000)

2.Etiologi

Penyebab pasti dari osteoarthritis tidak diketahui namun


berdasarkan sejumlah penelitian diketahui penyebabnya multifaktorial.
Faktor risiko utama pada osteoarthritis ialah usia, jenis kelamin
perempuan, obesitas, aktivitas fisik, faktor genetik, ras, trauma sendi, dan
chondrocalcinosis. Kurang bergerak, obesitas dan penyakit metabolisme
seperti diabetes dapat memperparah osteoarthritis. Osteoartritis juga lebih
sering terjadi pada kelompok perempuan usia peri-menopause yang
memiliki kadar estrogen rendah, berat badan berlebih, dan masih aktif
bekerja. (Soeryadiet.al. 2017).

Osteoarthritis di duga berawal dari kelainan yang terjadi pada sel-


sel yang membentuk tulang rawan, seperti jaringan kolagen selanjutnya
ketika lapisan bantalan jaringan diantara tulang persendian menjadi
menipis dan membentuk retakan-retakan yang dimana chondrium menjadi
kasar dan mengelupas, serpihan yang mengelupas tersebut dapat
mengakibatkan penguncian pada jaringan sendi sehingga menyebabkan
nyeri.

4. Patofisiologi Osteoarthritis

Perkembangan perjalanan penyakit osteoarthritis dibagi menjadi 4


mekanisme yaitu sebagai berikut : (Helmi, 2016)

8
1) Peningkatan Matrix Metalloproteases (MMP)
Collagenase, sebuah enzim MMP bertanggung jawab atas degradasi
proteoglikan. Begitu juga stromelysin bertanggung jawab atas proteoglikan. Sebuah
enzim yang disebut Agrecanase juga bertanggung jawab atas degradasi proteoglikan.
Kondisi ini menyebabkan penipisan kartilago.

2) Inflamasi Membran Sinovial


Sintesis mediator-mediator seperti interlukin-1 beta (IL-1) dan TNF- alfa (Tumor
Necrosis Factor) pada membran sinovial menyebabkan degradasi tulang rawan. Pada
fase ini terjadi fibrasi dan erosi dari permukaan kartilago desertai dengan adanya
pelepasan proteoglikan dan fragmen kolagen ke dalam cairan sinovial.

3) Stimulasi Produksi Nixtric Oxide


Produksi mikrofag synovial seperti interlukin-1 beta (IL-1) dan TNF- alfa (Tumor
Necrosis Factor) dan metalloproteases menjadi meningkat. Kondisi ini secara
langsung memberikan dekstruksi pada kartilago. Molekul-molekul pro-infalamsi juga
ikut terlibat seperti Nixtric Oxide. Kondisi ini memberikan manefestasi perubahan
bentuk sendi dan memberikan dampak terhadap pertumbuhan tulang akibat
stabilitas sendi. Perubahan bentuk sendi dan stress infalamsi ini memberikan
pengaruh pada permukaan articular menjadi gangguan yang progresif

4) Fase nyeri
Pada fase ini terjadi proses peningkatan aktivitas fibriogenik dan penurunan
aktivitas fibrinoiliyik. Proses ini menyebabkan penumpukan trombus dan
komplek lipid pada pembuluh darah subkondral seingga menyebabkan terjadinya
iskemik dan nekrosis jaringan. Hal ini mengakibatkan lepasnya mediator kimia seperti
prostaglandin dan interlukin yang dapat menghantarkan rasa nyeri.

5. Manifestasi Klinis

Penyakit Osteoarthritis mempunyai gejala-gejala yang menulitkan


penderitanya. Gejala-gejala tersebut diantaranya nyeri sendi, kekakuan,
pembengkakan. Nyeri yang dialami diperberat dengan aktivitas atau menahan
berat tubuh dan berkurang dengan istirahat. Kekakuan terjadi ketika di pagi hari atau
setelah bangun tidur dan mereda kurang dari 30 menit. Pembengkakan disebebabkan
karena synovitis dengan efusi. Gangguan fungsi disebabkan karena nyeri yang terjadi
dan kerusakan struktur sendi. (Smetlzer, SC., O’Conell & Bare,
2003)

9
6. Penatalaksanaan Osteoarthritis

Tujuan utama dari pengobatan pada pasien osteoarthritis adalah untuk


mengurangi gejala nyeri maupun peradangan, mencegah terjadinya kontraktur dan
memperbaiki deformitas pada sendi. Penatalaksanaan utama yang perlu dilakukan
adalah dengan memberikan edukasi mengenai penyakitnya secara lengkap, selanjutnya
adalah istirahat yang adekuat, pemberian gizi seimbang dan memberikan terapi
farmakologis untuk mengurangi nyeri yaitu dengan pemberian obat analgesik.
Pemberian Pendidikan kesehatan merupakan penatalaksanaan utama yang
dilakukan bagi pasien maupun keluarga. Pendidikan kesehatan yang harus dijelaskan
secara terperinci diantaranya mengenai pengertian, patofisiologi, prognosis, serta
sumber bantuan untuk mengatasi keluhan dari osteoarthritis. Di samping itu istirahat
yang adekuat juga merupakan komponen penting dari penatalaksanaan osteoarthritis.
Untuk mengurangi nyeri maka perlu diberikan obat-obatan yang dapat
mengurangi nyeri dan meredakan peradanagan seperti obat antiinflamasi
nonsteroid (NSAID). (Ningsih, N., 2013)
Selain itu Teknik non farmakologis dengan pemberian ekstrak jahe juga
dapat mengurangi nyeri pada osteoarthritis. Jahe memiliki sifat pedas, panas dan
aromatic dari oleoresin seperti zingaron, gingerol dan shogaol. Teknik komplementer
dengan pemberian boreh jahe juga mampu mengurangi nyeri yang diderita penderita
osteoarthritis. Jahe memiliki sifat pedas, pahit dan aromatic dari oleoresin seperti
zingaron, gingerol dan shogaol. Gingerol dan shogaol memiliki berat molekul yang
menunjukan potensi yang baik untuk penetrasi kulit. Boreh jahe yang dibalurkan
pada sendi yang nyeri akan mengakibatkan stratum korneum pada kulit menjadi lebih
permeabel, sehingga mampu meningkatkan pembukaan ruang intraseluler dan
tejadinya ekspansi. Permeabilitas yang terjad i mengakibatkan gingerol dan
shogaol melewati kulit, masuk ke sirkulasi sistemik dan memberikan efek terapi anti-
inflamasi.(Ningsih, N., 2013).

10
DAFTAR PUSTAKA

Arya, Gede & Luh Ni Resmiasih. (2018). Latihan Psikofisiologikal Tai Chi
Terhadap Nyeri Lutut Pada Osteoartritis, Psychofficiological Training
Of Tai Chi On Knee Pain In Osteoarthriti. CARING, Volume 2 Nomor 2,
Desember 2018.

Davies, K. (2012). Nyeri Tulang dan Otot. Indonesia: Jakarta. Penerbit Erlangga.
Darmojo, B. (2000). Buku Ajar Geriartri Ilmu Kesehatan Usia lanjut. Jakarta :
FKUI.
Denny, Aditya. (2019). Intervensi Fisioterapi Pada Kasus Osteoartritis Genu Di
RSPAD Gatot Soebroto. Jurnal Sosial Humaniora Terapan, Volume 1
No.2, Januari-Juni 2019.

Irawan, C. Dkk. (2019). Pengaruh Self-Hypnosis Terhadap Intensitas Nyeri Dan


Tingkat Kecemasan Lansia Penderita Osteoartritis. Biomedika, Volume 11
No. 1 , Februari 2019.

Mutiwara, Endang. Dkk. (2016). Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Derajat
Kerusakan Sendi pada Pasien Osteoartritis Lutut di RSUP Dr. M. Djamil
Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. 2016; 5(2)

Ostojic, Marko. Dkk. (2018). Correlation Of Anxiety And Chronic Pain To Grade
Of Synovitis In Patients With Knee Osteoarthritis. Medicina Academica
Mostariensia, 2018; Vol. 6, No. 1-2, pp 126-130.

11
12
13

Anda mungkin juga menyukai