Anda di halaman 1dari 10

STRATEGI DETEKSI DINI DAN PENERAPAN ANALISIS SPASIAL TERHADAP

KEJADIAN GANGGUAN JIWA DI KABUPATEN GROBOGAN

Oleh;
Sutiyono , Christina Nur Widayati2), Andri Triyono3)
1)
1)
Dosen STIKES An Nur Purwodadi, email mstiono@gmail.com
2)
Dosen STIKES An Nur Purwodadi, email christina.widayati@yahoo.com
3)
Dosen STIKES An Nur Purwodadi, email andri@unan.ac.id

ABSTRAK

Latar Belakang:. Gangguan jiwa masih menjadi masalah serius di Indonesia, hal ini
dikarenakan banyaknya kasus baru akibat kemajuan teknologi dan banyaknya bencana yang
terjadi di Indonesia. di Kabupaten Grobogan pada tahun 2015, Kasus gangguan jiwa terjadi
pada 649 orang. Dari angka tersebut 300 orang dialami oleh laki - laki dan 349 orang
dialami oleh perempuan (Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan, 2016).
Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh deteksi dini dan
analisis spasial dengan kejadian gangguan jiwa di Kabupaten Grobogan dan Menerapkan
strategi dalam menanggulangi kejadian gangguan jiwa di Kabupaten Grobagan.
Metode Penelitian : Metodelogi Penelitian dengan Kuantitatif Research dengan Jenis
penelitian korelasi dengan pendekatan cross-sectional dan Kualitatif Research.
Pengembilan sampel dengan dengan Proporsive Random Sampel. Analisa data dibagi 2 yaitu
analisis bivariat menggunakan chi square, dan analisi multivariat.
Hasil Penelitian : Terdapat pengaruh Analisis Spasial Terhadap Kejadian Gangguan Jiwa P
Value 0,0001. Adanya Pengaruh Secara Bersama Sama Antara Deteksi Dan Analisis
Spasial Terhadap Kejadian Gangguan Jiwa Di Kabupaten Grobogan P Value =0,0001.
Adanya sebaran lokasi sesuai dengan system analisis spasial yang ada. Lokasi paling
banyak adalah daerah yang kurang produktif dan rawan bencana. Analisis yang dominan
dalam analisis SWOT adalah Adanya kekuatan yang ada dalam kesehatan jiwa dari
kebijakan kesehaan jiwa. Sedangkan kelemahan dari kesehatan jiwa adalah stigma yang
masih dominan pada orang- orang yang mengalami gangguan jiwa. Dari segi peluang
terdapat kemauan dari keluarga untuk sembuh dan harapan adanya bantuan yang ada dalam
pengobatan. Dari aspek ancaman yang paling dominan adalah factor kebutuhan ekonomi
dan bencana.
Kesimpulan: Terdapat pengaruh spasial terhadap kejadian gangguan jiwa dan adanya
pengaruh yang secara bersama sama antara deteksi dan spasial terhadap kejadian gangguan
jiwa di Kabupaten Grobogan.

KataKunci : Spasial, Deteksi Dini, Gangguan Jiwa

18
PENDAHULUAN Keliat (2011) gangguan jiwa bisa dilihat
Banyaknya bencana yang terjadi di dari adanya tingkah laku yang aneh,
Indonesia merupakan salah satu meningkat pembicaraan kacau, gangguan persepsi,
nya prevalensi Penyakit Tidak Menular dan kemunduran dalam fungsi tubuhnya
(PTM) dalam masyarakat. Salah satu baik dalam sosialisasi dan perawatan diri.
penyakit tidak menular yang terjadi di Sebagian besar kesehatan jiwa didapat
Indonesia adalah gangguan jiwa. ketika pasien dibawa kepalayanan
Gangguan jiwa masih menjadi masalah kesehatan yang ada. Pengetahuan yang
serius di Indonesia, hal ini dikarenakan terbatas mengenai penyebab, gejala dan
banyaknya kasus baru akibat kemajuan pengobatan penyakit jiwa akan membuat
teknologi dan banyaknya bencana yang individu merasa bahwa penyakit jiwa
terjadi di Indonesia. Selain itu, kesehatan berasal dari roh- roh jahat, kutukan,
mental masih belum menjadi program hukuman atau bagian dari garis keturunan,
prioritas utama kebijakan kesehatan padahal penyakit jiwa tersebut berasal dari
nasional, namun dari angka yang diri individu itu sendiri. Salah satu upaya
didapatkan dari beberapa riset nasional penting dalam penyembuhan dan
menunjukkan bahwa penderita gangguan pencegahan kekambuhan kembali adalah
jiwa di Indonesia masih banyak dan adanya pendidikan kesehatan untuk
cenderung mengalami peningkatan keluarga. Selain itu dukungan sosial dapat
(Kementerian Kesehatan RI, 2013). secara langsung memperkokoh kesehatan
Berdasarkan kasus yang terjadi di jiwa pasien dan keluarga, berbagai macam
Kabupaten Grobogan pada tahun 2015. dukungan tersebut dapat berfungsi sebagai
Kasus gangguan jiwa terjadi pada 649 strategi preventif untuk mengurangi stress
orang. Dari angka tersebut 300 orang dan konsekwensi negatifnya (Keliat, 2011)
dialami oleh laki - laki dan 349 orang Pentingnya pendidikan kesehatan
dialami oleh perempuan. Sedangkan dari deteksi dini kekambuhan gangguan jiwa
peningkatan pertahun sebanyak 166 orang. yaitu untuk mengetahui dan
Ini terjadi pada 89 kasus pada laki – laki menanggulangi kekambuhan gangguan
dan 77 pada perempuan pada tahun 2016 jiwa secara dini dari tanda dan gejala yang
(Profil Dinas Kesehatan Kabupaten muncul, selain itu juga merupakan awal
Grobogan, 2016). usaha dalam memberikan kondisi yang
Banyaknya kasus yang terjadi juga kondusif bagi pasien. Salah satu cara untuk
bisa disebabkan karena kurangnya deteksi mengurangi meningkatnya kasus gangguan
dini dalam kesehatan mental. Menurut jiwa juga diperlukan kontuinitas dalam

19
tindakan pengobatan dan perawatan yang Berdasarkan rumusan masalah di
dilakukan oleh kader. Selama ini belum atas, tujuan yang ingin dicapai dalam
tercatat dengan baik masalah yang ada penelitian ini antara lain;
yang sudah tertangani pada pasein yang 1. Mengetahui pengaruh analisis spasial
sudah sembuh dan pasien yang masih dengan kejadian gangguan jiwa di
dalam pengobatan. Untuk meningkatkan Kabupaten Grobogan Mengetahui
pengobatan dan perawatan dalam pengaruh deteksi dini dengan kejadian
pemantauan perkembangan diperlukan gangguan jiwa di Kabupaten
sebuah gambaran lokasi wilayah pasien Grobogan;
dalam pemantauan 2. Menerapkan strategi dalam
Pengelolaan data spasial merupakan menanggulangi kejadia gangguan
hal yang penting dalam pengelolaan data jiwa di Kabupaten Grobagan.
Sistem Informasi Geografi. Proses
pengolahan dilakukan dengan menerapkan METODOLOGI
kaidah-kaidah relasional terkait secara Jenis penelitian ini adalah Kuantitatif
simultan. Sistem Informasi Geografis Research dengan Jenis penelitian korelasi
(SIG) tidak hanya berfungsi untuk dengan pendekatan cross-sectional dan
memindahkan / mentransformasi peta Kualitatif Research. Teknik pengumpulan
konvensional (analog) ke bentuk digital data penelitian ini menggunakan data
(digital map), lebih jauh lagi sistem ini primer dan sekunder. Sedangkan penelitian
mempunyai kemampuan untuk mengolah kualitatif melalukan wawancara mendalam
dan menganalisis data yang mengacu pada dan. Pupolasi dan sampel penelitian ini
lokasi geografis menjadi informasi adalah semua UPTD Puskesmas di
berharga (Handayani, 2008). wilayah kerja puskesmas Kabupaten
Berdasarkan dari latar belakang di Grobogan dengan pengambilan sampel
atas, dapat dirumuskan permasalahan Proporsive Random Sampel secara dan
penelitian ini sebagai berikut : Apakah ada pengambilan ke repsoden kelurga
pengaruh deteksi dini dan analisis spasial gangguan jiwa dengan sistematik random
terhadap kejadian gangguan jiwa di sampel . analisi dengan Analisis Bivariat,
Kabupaten Grobogan ? dan Bagaimana Analisis Multivaria, Analisis Spasial,
menerapkan analisis spasial dan deteksi Analisis SWOT.
dini terhadap gangguan jiwa di Kabupaten
Grobogan ?

20
HASIL PENELITIAN
1. Analisis Statistik
Tabel 1 Hubungan Deteksi Jiwa Terhadap Kejadian Kesehatan Jiwa
KESEHATAN JIWA
P Value
Kurang Baik Total
Kurang 38 (38,8 %) 4 ( 4,1 %) 42 (42,9 %)
DETEKSI
Baik 0 (0 %) 56 (57,1%) 56 (57,1 %) 0,0001
JIWA
Total 38 (38,8 %) 60 (61,2%) 98 (100 %)

Berdasarkan Tabel 1 Dapat bahwa responden yang memiliki


Disimpulkan Antara Deteksi Jiwa manajemen diri baik akan lebih
Dengan Kesehatan Jiwa Pada mampu mengatasi kejadian stress
Responden Dalam Penelitian yang dialami dibandingkan dengan
Tentang Strategi Deteksi Dini Dan responden yang memiliki manajemen
Analisis Spasial Terhadap Kejadian diri buruk. Dalam menggunakan
Gangguan Jiwa Di Kabupaten strategi manajemen diri terhadap
Grobogan Dapat Di Tarik kejadian stress, maka seseorang
Kesimpulan : terdapat Hubungan akan berusaha mengarahkan
Antara Deteksi Jiwa Dengan perubahan perilakunya dengan
Kesehatan Jiwa Dengan P Value = mengubah aspek-aspek lingkungan
0,0001 (P Value < 0,05) Artinya atau dengan mengatur
Menerima Ha= Terdapat Hubungan konsekuensinya menggunakan
Antara Deteksi Jiwa Dengan indikator manajemen diri (Nursalim,
Kejadian Gangguan Jiwa Di 2013). Manajemen diri sangat
Kabupaten Grobogan. Berdasarkan berperan penting dalam mencapai
hasil tersebut peneliti beranggapan tujuan seseorang
.
Tabel 2 Hubungan Spasial Terhadap Kejadian Kesehatan Jiwa
KESEHATAN JIWA
P Value
Kurang Baik Total
Kurang 30 (30,6 %) 25 (25,5 %) 55(56,1 %)
SPASIAL Baik 8 (8,2 %) 35 (35,7 %) 43 (43,9 %) 0,001
Total 38 (38,8 %) 60 (61,2%) 98 (100 %)

21
Berdasarkan tabel 2 dapat 30,6 % (30 Responden) dan adanya
disimpulkan antara spasial dengan spasial yang baik akan mendukung
kesehatan jiwa pada responden kesehatan jiwa yang baik sebesar
dalam penelitian tentang strategi 35,7 % (35 Responden). Selanjutnya
deteksi dini dan analisis spasial terdapat hubungan antara spasial
terhadap kejadian gangguan jiwa di dengan kesehatan jiwa dengan P
Kabupaten Grobogan dapat di tarik Value 0,001 (P Value < 0,05) artinya
kesimpulan adanya analisis spasial menerima Ha= terdapat hubungan
pada gngguan jiwa yang kurang antara spasial dengan kejadian
akan menimbulkan seseorang gangguan jiwa di Kabupaten
terkena gangguan kesehatan jiwa Grobogan

Tabel 3 Pengaruh Kesehatan Jiwa


Variabel Constant B R P Value
DETEKSI JIWA - 25.705 23.454 0,89 0,997
SPASIAL -1.841 1.658 0,17 0,0001

Berdasarakan Analisis Analisis Spasial Dengan Kesehatan


Multivariat Pada Tabel 3 Dapat Jiwa Dan Nilai Koefisien Korelasi
Disimpulkan Bahwa Adanya Sangan Rendah/ Tidak Terjadi
Pengaruh Dari Analisis Spasial Ikatan Yang Sempurna (0,17).
Terhadap Kejadian Gangguan Jiwa Selanjutnya Sehingga Persamaan
P Value 0,0001. Sedangkan Regresi Logistic Adalah Log
Variable Deteksi Jiwa Tidak Deteksi Jiwa = -1.841+1.658
Mempunyai Pengaruh Yang Spasial Artinya Dengan Adanya
Signifikan Terhadap Gangguan Jiwa Lokasi Seseorang Akan
P Value 0,89. Selain Itu Terdapat Mempengarhui Seseorang Terkena
Hubungan Yang Negative Antara Gangguna Jiwa Sebesar 1.658 Kali

Tabel 4 Pengaruh Deteksi Dan Spasial Terhadap Kesehatan Jiwa


VARIABEL Constant B R P Value
DETEKSI JIWA*SPASIAL -5,047 3.014 0,706 0,0001

22
Berdasarakan Analisis Dikembangkan Dalam Menentukan
Multivariat Pada Tabel 4 Dapat Analisis Spasial Pada Titik Koordinat
Disimpulkan Bahwa Adanya Pada Pasien Dalam Mengalami
Pengaruh Secara Bersama Sama Gangguan Jiwa Di Kabupaten
Antara Deteksi Dan Analisis Grobogan. Analisis Ini Bertujuan
Spasial Terhadap Kejadian Untuk Mengetahui Sebaran Lokasi
Gangguan Jiwa Di Kabupaten Pasien Sehingga Dapat Di Cegah
Grobogan Dengan P Value 0,0001. Angka Kejadiannya Dalam
Sedangkan Ikatan Hubungan Dari Penanganan Kesehatan Jiwa Di
Deteksi Dan Spasial Mempunyai Kabupaten Grobogan. Analisis
Ikatan Sangat Kuat Berpengaruh Program Di Bedakan Menjadi
Terhadap Gangguan Jiwa P Value Analisis System Input, Analisis Data
= 0,706. Banyaknya insiden Base System Dan Analisi Laporan
kambuh pada pasien gangguan jiwa Sebaran Yang Ada.
berkisar 60%-75% setelah satu a. Analisis Input
episode psikotik jika tidak diterapi
setelah pasien pulang dari
perawatan di rumah sakit jiwa.
Untuk mencapai keberhasilan
dalam mencegah kekambuhan,
keluarga dituntut memiliki
pengetahun yang cukup dalam
mendeteksi kekambuhan.
Gambar 1 Analisis Input
Pengetahuan disini mempunyai
Berdasarkan gambar 1
peran penting untuk mengetahui
menunjukan adanya input proses
penyebab kekambuhan, gejala-
manajamen pasien melalui nama,
gejala yang muncul, bagaimana
tempat tanggal lahir, tanggal lahir,
cara menanganinya, dan cara
jenis kelamin, lokasi rumah dan
pencegahannya (Notoatmodjo,
semua pertanyaan tentang deteksi
2009).
yang ada dan harus di isi pasien.
2. Analisis Program Tujuan pengiisian ini
Analisis Program Merupakan dimaksudkan untuk memperoleh
Seperangkat Aplikasi Yang Akan gambaran sebaran lokasi

23
koordinat rumah pasien. Adanya pelayanan yang baik, kesehatan
koordinat di harapkan akan masyarakat akan meningkat
memantau perkembangan c. Analisis laporan
kesehatan pasien. Dari riwayat
pengobatan dan hasil pengobatan
yang ada.
b. Analisis Data Base
Data Base merupakan kumpulan
data yang sudah di input dari
manajemen pelayanan agar di
simpan kedalam system. System Gambar 3 Rekapan Laporan
tersebut akan memberikan Berdasarkan gambar 3
informasi tentang semua jenis menunjukan adanya hasil proses
pelayanan yang diterima pasien. manajamen pasien melalui data
pasien, data puskesmas yang ada
dan adanya lokasi tempat tinggal
pasien. Tujuan pelaporan ini
dimaksudkan untuk memperoleh
gambaran sebaran lokasi
koordinat rumah pasien. Adanya
koordinat di harapkan akan
Gambar 2 Base Data Pasien memantau perkembangan
Pada hasil tersebut akan kesehatan pasien. Dari riwayat
menampakan semua data pasien pengobatan dan hasil pengobatan
yang sudah di input. Tujuan yang ada. Sehingga pelayanan
laporan tersbut mengetahui kesehatan akan lebih mudah
secara detail dengan seksama memantau perkembangan yang
tentang system pelayanan ada. Sehingga dapat menentukan
kesehatan yang telah diberikan. kebijakan yang ada dalam
Pengembangan data akan terus pelayanan kesehatan yang ada
berkembang sesuai dengan
kebutuhan yanga akan dilakukan 3. Analisis SWOT
dalam pemberian layanan Setelah matrik SWOT selesai disusun,
kesehatan jiwa. Dengan adanya langkah selanjutnya adalah

24
mengolahnya ke dalam diagram kelemahan, sedangkan nilai y
analisa SWOT untuk menyimpulkan merupakan total dari peluang dan
dan menyusun hasilnya. Langkah ancaman. Berikut koordinat (x;y) :
awal untuk membuat diagram analisa X = total nilai kekuatan + total nilai
adalah dengan menentukan titik kelemahan = 1,48 + (-1,20) = 0,28
koordinat matriks SWOT. Titik Y = total nilai peluang + total nilai
koordinat matriks SWOT adalah ancaman = 1,54 + (-1,21) = 0,33
koordinat (x;y) dengan nilai x Jadi titik koordinat (x;y) = (0,28 ;
merupakan total dari kekuatan dan 0,33

Kuadran 4 : 0,33 Kuadran 1 :


cari solusi, kelola risiko dan
Perlu tindakan proaktif
kelemahan

w 0
s
0,28

Kuadran 3 : Kuadran 2 :
Perbaiki kelemahan Modifikasi sumber daya dan
meminimalkan dampak keahlian

T
Gambar 5 Hasil Diagram Analisa SWOT

Strategi yang dapat disusun b. Meningkatkan pelayanan kesehatan


berdasarkan hasil matrik tersebut yaitu : dengan membentuk petugas yang aktif
a. Berupaya meningkatkan pelayanan dan melengkapi semua pelayanan yang
berdasarkan kebijakan yang ada dalam ada.
pelayanan kesehatan jiwa.

25
c. Memperdayakan kebutuhan ekonomi Spasial Terhadap Kejadian Gangguan
keluarga dalam memenuhi kebutuhan Jiwa Di Kabupaten Grobogan Dengan
dalam peningkatan ekonomi keluarga. P Value =0,0001
d. Meningkatakan kualitas pelayanan 5. Adanya sebaran lokasi sesuai dengan
dengan memberikan dasar kebijakan system analisis spasial yang ada.
yang ada Lokasi paling banyak adalah daerah
yang kurang produktif dan rawan
UCAPAN TERIMA KASIH bencana.
1. Direkrorat Riset dan Pengabdian 6. Analisis yang dominan dalam analisis
Masyarakat SWOT adalah Adanya kekuatan yang
2. LLDIKTI VI Jawa Tengah ada dalam kesehatan jiwa dari
3. Universitas An Nuur Purwodadi kebijakan kesehaan jiwa, sumber daya
4. Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan yang ada selalu aktif dalam pelayanan
kesehatan jiwa. Sedangkan kelemahan
KESIMPULAN dari kesehatan jiwa adalah stigma yang
1. Terdapat Hubungan Antara Deteksi masih dominan pada orang- orang
Jiwa Dengan Kesehatan Jiwa Dengan yang mengalami gangguan jiwa. Dari
P Value = 0,0001 ( P Value < 0,05) segi peluang terdapat kemauan dari
Artinya Menerima Ha= Terdapat keluarga untuk sembuh dan harapan
Hubungan Antara Deteksi Jiwa adanya bantuan yang ada dalam
Dengan Kejadian Gangguan Jiwa Di pengobatan. Dan dari aspek ancaman
Kabupaten Grobogan. yang paling dominan adalah factor
2. Terdapat hubungan antara spasial kebutuhan ekonomi dan bencana.
dengan kesehatan jiwa dengan P Value

0,001 ( P Value < 0,05) artinya DAFTAR PUSTAKA


menerima Ha= terdapat hubungan Dahlan, M. (2009). Penelitian
Diagnostik. Jakarta: Penerbit
antara spasial dengan kejadian
Salemba Medika. Departemen
gangguan jiwa di Kabupaten Kesehatan R.I.
Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan.
Grobogan.
2016. Profil Dinas Kesehatan
3. Pengaruh Dari Analisis Spasial Kabupaten Grobogan. Grobogan.-
Terhadap Kejadian Gangguan Jiwa P
Handayani, 2008. Pemanfaatan Analisis
Value 0,0001. Spasial untuk Pengolahan Data
Spasial Sistem Informasi Geografi.
4. Adanya Pengaruh Secara Bersama
Jurnal teknologi Informasi
Sama Antara Deteksi Dan Analisis Dinamik. Universitas Stikubank,

26
Semarang Harga Diri Rendah Kronik Dengan
Kementerian Kesehatan RI. 2013. Pendekatan Model Precede L.
Laporan Nasional Riset Kesehatan Green Di Rw 06, 07 Dan 10 Tanah
Dasar Tahun 2013 Jakarta: Badan Baru Bogor Utara. Jurnal
Penelitian dan Pengembangan Keperawatan Jiwa UI. UI Jakarta
Kesehatan.
Republik Indonesia. 2009. Undang-
Keliat, B.A. (2011). Keperawatan Undang Nomor 36 Tahun 2009
Kesehatan Jiwa Komunitas : tentang Kesehatan, Bab IX Pasal
CMHN (Basic Course). Jakarta : 144 – 151 tentang Kesehatan Jiwa.
EGC. Jakarta

Kurniawan dkk, 2016. Komunitas Susanto, Azhar. 2008. Sistem Informasi


SEHATI( Sehat Jiwa dan Hati) Manajemen Konsep dan
Sebagai Intervensi Kesehatan Pengembangannya. Bandung:
Mental Berbasis Masyarakat. Jurnal Lingga Jati
Psikologi dan Kesehatan Mental.
Http: //e- Sevani, N. Dkk. 2015. Web Deteksi
jurnal.unair.ac.id.index.php./IPKM Gangguan Kecemasan dan Depresi.
Ultimatic. Universitas Kristen
Notoadmojo, 2009. Promosi Kesehatan Krida Wacana.
dan Perilaku Kesehatan. Jakarta :
EGC. Widiastuti dkk. 2005. Deteksi Dini, Faktor
Resiko dan Dampak Perlakuan saah pada
Pramujiwati, 2013. Pemberdayaan
Keluarga Dan Kader Kesehatan anak. Sari Pediatri. FKUI-R
Jiwa Dalam Penanganan Pasien

27

Anda mungkin juga menyukai