Anda di halaman 1dari 8

LATAR BELAKANG

Gangguan Ksehatan jiwa merupakan suatu masalah kesehatan yang masih sangat penting
untuk diperhatikan, hal itu dikarenakan penderita tidak mempunyai kemampuan untuk menilai
realitas yang buruk. Gejala dan tanda yang ditunjukkan oleh penderita gangguan jiwa antara lain
gangguan kognitif, gangguan proses pikir, gangguan kesadaran, gangguan emosi, kemampuan
berpikir, serta tingkah laku aneh
Kasus gangguan jiwa selalu meningkat dari tahun ke tahun. Angka prevalensi penderita
gangguan jiwa menurut data World Health Organization (WHO) menyatakan ada satu dari
empat orang di dunia mengalami masalah mental dan diperkirakan ada 450 penderita gangguan
jiwa di dunia ( Yosep, 2007). Kasus gangguan jiwa di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 7,7 %
dari seluruh penduduk Indonesia, dengan pembagian gangguan jiwa berat 1,7 % dan gangguan
mental emosional sebasar 6 %. dengan jumlah seluruh RT yang dianalisis adalah 294.959 terdiri
dari 1.027.763 ART yang berasal dari semua umur. Rumah tangga yang menjawab memiliki
ART dengan gangguan jiwa berat sebanyak 1.655, terdiri dari 1.588 RT dengan 1 orang ART, 62
RT memiliki 2 orang ART, 4 RT memiliki 3 ART, dan 1 RT dengan 4 orang ART yang
mengalami gangguan jiwa berat.
Jumlah seluruh responden dengan gangguan jiwa berat sebanyak 1.727 orangRiskesdas,
(2013). Prevalensi gangguan jiwa di Jawah Tengah sebesar 2,3 % dengan jumlah seluruh Rumah
Tangga (RT) yang dianalisis 294.959 terdiri dari 21.027.763 Anggota Rumah Tangga (ART)
yang berasal dari semua umur (Kemenkes RI, 2013)
Pada tahun 2016 berdasarkan data yang dihimpun, jumlah ODGJ yang
tersebar diseluruh kabupaten/kota di RIAU mencapai 5.495. Sedangkan di
kabupaten kepulauan Meranti jumlah ODGJ 334 jiwa sampai tahun 2018.
Diwilayah kerja UPT Puskesmas Selatpanjang jumlah ODGJ pada tahun 2018
sebanyak 63 jiwa, dengan rincian 10 orang gangguan jiwa (sembuh 80%), gangguan
jiwa ringan 23 orang, 16 orang gangguan jiwa berat, 6 orang berkeliaran dan 8
orang yang berobat ke RSJ.
Mengingat masih terdapatnya stigma psikiatri dan persepsi masyarakat yang
salah terhadap orang dengan gangguan jiwa, oleh karena itu perlu di adakan nya
posyandu ODGJ untuk mensuport system kesehatan jiwa di komunitas dengan
adanya peran serta masyarakat.
Salah satu strategi dalam meningkatkan pembangunan kesehatan adalah
pemberdayaan dan peningkatan peran masyarakat termasuk dunia usaha. Masyarakat
diberi fasilitas dan bimbingan dalam mengembangkan wadah untuk berperan,
dibekali untuk berperan dan keterampilan unuk mengenali masalah diwilayahnya,
mengidentifikasi, merumuskandan menyelesaikan permasalah sendiri berdasarkan
prioritas dan potensi yang ada. Dalam menentukan prioritas masalah, merencanakan,
melaksanakan, memantau dan menilai kegiatan masarakat perlu dilibatkan sejak
awal. Potensi dan partisipasi masyarakat dapat digali dengan maksimal, sehingga
solusi masalah lebih efektif dan dapat kesinambungan kegiatan.
Posyandu ODGJ dibangun berdasarkan komitmen bersama dari seluruh
elemen masyarakat masarakat yang peduli terhadap ancaman Gagguan Kesehatan
Jiwa melalui kegiatan Posyandu OGDJ, Pengembangan Posyandu ODGJ merupakan
bagian integral dari system pelayanan kesehatan, diselenggarakan berdasarkan
permasalah Gangguan Kesehatan Jiwa yang ada dimasyarakat dan mencakup
berbagai upaya promotif dan preventif serta pola rujukannya.
KONSEP DASAR POSYANDU ODGJ
A. PENGERTIAN
Posyandu Kesehatan Jiwa adalah pemeliharaan kondisi sehat emosional,
psikologis dan social yang dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat yang
dibimbing petugas yang memiliki kemampuan keterampilan dan kemampuan
untuk meningkatkan kesehatan jiwa.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pelayanan program kesehatan jiwa sesuai dengan SPM
(Standar Pelayanan Minimal) Permenkes No 43 Tahun 2016.

2. Tujuan Khusus
Meningkatkan peran serta keluarga dalam penanganan kasus ODGJ
a. Memberikan edukasi kepada keluarga dan masyarakat agar tidak
mendeskriminasi ODGJ
b. Sehat jiwa bebas pemasungan di wilayah kerja UPT Puskesmas
Selatpanjang.
C. SASARAN
a. Pasien Jiwa yang sudah mulai sembuh 80 %
b. Keluarga pasien
c. Msyarakat/ lingkunganPasien
d. Pasien dengan diagnose Stres ringan
e. Pada Pasien kasus kenakalan remaja dan Napza
D. WADAH KEGIATAN
Posyandu ODGJ dapat berintegrasi dengan dengan upaya kesehatan
bersumber masyarakat (UKBM) lainnya.
E. PELAKU KEGIATAN
Pelaksanaan Posyandu ODGJ dilakukan oleh Kader kesehatan yang telah ada
atau beberapa orang dari masing - masing kelompok/organisasi/lembaga/tempat kerja
yang bersedia menyelenggarakan posyandu ODGJ, yang dilatih secara khusus,
dibina/difasilitasi untuk melakukan pemantauan faktor resiko Kesehatan jiwa di masing-
masing kelompok atau organisasinya. Kreteria kader posyandu ODGJ
berpendidikan minimal SLTA, Mau dan mampu melakukan kegiatan berkaitan
dengan posyandu ODGJ
F. BENTUK KEGIATAN
1. Pendaftaran
2. Wawancara
3. Pemeriksaan Fisik
 Pengukuran Berat Badan
 Tinggi Badan
 Tekanan Darah
 Pemeriksaan gula darah dan kolesterol
4. Konseling/Penyuluhan (untuk mengetahui tingkat kesehatan jiwa apakah
perlu dirujuk atau tidak)
5. Pencatatan dan Pelaporan
6. Kegiatan Tambahan
 Rehabilitasi
 Peningkatan Ketrampilan Perawatan Diri
 Kegiatan aktifitas fisik atau olahraga bersama, kegiatan siraman rohani,
Keterampilan,
G. KEMITRAAN
Dalam penyelenggaran posyandu ODGJ diwilayah kerja UPT Puskesmas
Selatpanjang dilakukan kemitraan dengan pihak kecamatan, satpol PP dan dinas
Sosial.
DOKUMENTASI KEGIATAN POSYANDU ODGJ TAZKIYATUL QALBI

1. PENDAFTARAN

2. WAWANCARA
3. PEMERIKSAAN FISIK
4. KONSELING

5. KEGIATAN TAMBAHAN

Anda mungkin juga menyukai