Anda di halaman 1dari 3

Kerangka Acuan Kegiatan

Pelatihan Kesehatan Jiwa tahap 2 dan Pembentukan Kader Jiwa Tingkat Desa
Program Prioritaskan Anak Disabilitas Indonesia (PADI)
NLR Indonesia - Liliane Fonds - PPRBM Solo

A. Latar Belakang
Pemberdayaan masyarakat melalui pembentukan kader kesehatan jiwa bertujuan
untuk membantu menangani masalah kesehatan jiwa di masyarakat yang belum
optimal karena masih minimnya pengalaman kader kesehatan jiwa dalam
menangani masalah kesehatan baik di komunitas maupun di masyarakat. Selain itu
pemahaman dan pengetahuan kader kesehatan jiwa tentang masalah kesehatan jiwa
juga belum makasimal sehingga kerja-kerja di lapangan dalam menangani
kesehatan jiwa menjadi terhambat. Penanganan kesehatan jiwa tidak hanya
berfokus pada proses penyembuhan saja, melainkan membutuhkan pendidikan
kepada keluarga dan Orang Dengan Gangguan jiwa (ODGJ), dan ini sangat
dibutuhkan oleh kader kesehatan jiwa yang berada di desa. Pendidikan kesehatan
adalah sebagai proses membantu individu untuk menegaskan pengontrolan dari
faktor yang mempengaruhi kehidupan mereka. Proses tersebut meliputi rasa
tanggung jawab individu terhadap kesehatan maupun tanggung jawab secara
meluas seperti organisasi atau masyarakat untuk mengajak bertanggung jawab
terhadap kesehatan mereka sendiri.

Kader kesehatan jiwa merupakan perpanjangan tangan dari Puskesmas yang


memiliki peranan penting dalam program kesehatan jiwa baik di komunitas
maupun di masyarakat, dikarenakan mampu dalam menjangkau masyarakat lebih
dekat karena kader merupakan bagian dari masyarakat. Peran kader kesehatan jiwa
membantu dalam mengidentifikasi, dan melaporkan kejadian di masyarakat yang
dapat berdampak pada masyarakat, membantu dalam memberikan solusi pada
masalah kesehatan yang sederhana kepada masyarakat. Kader juga memiliki peran
yang sangat besar terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat baik
kesehatan fisik maupun kesehatan mental. Tugas terpenting kader kesehatan jiwa
adalah mempertahankan yang sehat jiwa tetap sehat, yang resiko menjadi sehat dan
yang mengalami gangguan menjadi sembuh atau produktif. Maka dari itu
pemberdayaan kader kesehatan jiwa dapat memungkinkan mencapai seluruh
masyarakat (Astuti R.,Amin K, 2009). Data WHO (2016) terdapat sekitar 35 juta
orang terkena depresi, 60 juta orang mengalami bipolar, 21 juta orang mengalami
skizofrenia, serta 47,5 juta orang terkena dimensia. Faktor biologis, psikologis, dan
sosial dengan keanekaragaman penduduk di Indonesia menyebabkan jumlah
gangguan jiwa bertambah yang berdampak pada penambahan beban negara dan
penurunan produktivitas manusia untuk jangka panjang.

Tingginya masalah kesehatan jiwa memerlukan partisipatif aktif dari berbagai


pihak termasuk kader kesehatan jiwa sebagai garda terdepan dalam upaya
penanganan masalah kesehatan jiwa di desa. Oleh karena itu PPRBM Solo yang di
dukung oleh NLR Indonesia dan Liliane Fonds menyelenggarakan kegiatan
pembentukan Kader Kesehatan Jiwa Tingkat Desa di kabupaten Wonogiri.

B. Tujuan
1. Memberi pemahaman peran dan fungsi kader kesehatan jiwa di masyarakat
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan jiwa pada diri
sendiri
3. Mencegah stigma ODGJ kepada keluarga dan masyarakat

C. Keluaran yang terukur


1. Kader kesehatan jiwa semakin memahami peran dan fungsinya di masyarakat
2. Masyarakat menjadi sadar untuk memperhatikan kesehatan jiwanya

D. Pelaksanaan
Hari dan tanggal : Rabu, 23 Agustus 2023
Waktu : 08.30 – 11.30 WIB
Tempat : Balai Desa ………………….Kecamatan Sidoharjo
Acara : Pelatihan Kesehatan Jiwa dan Pembentukan
Kader
Jiwa Tingkat Desa

E. Narasumber
o Puskesmas Kecamatan Sidoharjo
o Dinas Sosial Kab Wonogiri

F. Peserta
1. Orang tua Forum buah hati (1 orang)
2. Puskesmas (1 orang)
3. Perangkat desa (2 orang)
4. Pendamping desa (1 orang)
5. TKSK (1 orang )
6. PKK (1 orang )
7. Satgaskin ( 1 orang )
8. Kelompok difabel desa (1 orang)
9. Kader posyandu (1 orang)
10. Karang taruna (1 orang)
11. Babin kamtimas ( 2 orang )
12. Kader kesehatan jiwa

G. Penutup
Demikan kerangka acuan kegiatan ini kami sampaikan kepada bapak dan ibu,
dengan harapan bisa mendukung kegiatan ini agar bisa bermanfaat sebagai salah
satu upaya pemberdayaan masyarakat dalam pemenuhan hak-hak penyandang
disabilitas termasuk disabilitas mental atau ODGJ.

Anda mungkin juga menyukai