KELOMPOK IV
DI DUSUN KAWERON DESA KALEGEN KAB. MAGELANG
Disusun Oleh :
1. Adila Amalita Hersandi (P1337420519028)
2. Syafira Nugraheni Ma’rifat (P1337420519029)
3. Nurul Aisyah (P1337420519030)
4. Ryanda Fikri Husein (P1337420519031)
5. Danik Rakhmawati (P1337420519032)
DAFTAR ISI.............................................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................3
A. Latar Belakang.............................................................................................................3
B. Perumusan Masalah.....................................................................................................3
C. Tujuan..........................................................................................................................3
BAB II.......................................................................................................................................4
A. DEFINISI.................................................................................................................4
B. Tujuan Desa Siaga...................................................................................................5
C. Sasaran dan Kriteria Pengembangan Desa Siaga....................................................5
D. Indikator keberhasilan desa siaga............................................................................6
BAB III......................................................................................................................................9
A. Kerangka Pemecahan..................................................................................................9
B. Penilaian keberhasilan...............................................................................................10
BAB IV....................................................................................................................................11
1. Gambaran umum Dusun Kaweron................................................................................11
2. Kinerja kader.................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Maraknya bencana alam seperti tanah longsor, banjir, gempa, tsunami dan lain-lain, akhir-
akhir ini telah memperparah kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan di tanah air kita.
Pencemaran lingkungan, penggundulan hutan pengungsian dan wabah penyakit serta Kejadian
Luar Biasa (KLB) telah terjadi di sebagian besar Negara kita. Konflik sosial yang
berkepanjangan telah menimbulkan kerusakan dan pertikaian, stress, gangguan jiwa dan
kemiskinan (Ridho, 2017).
Sejak tahun 2000, paradigma pelayanan kesehatan jiwa di Indonesia mengalami perubahan
dari kesehatan jiwa berbasis rujukan menuju kesehatan berbasis komunitas di pelayanan primer
(Depkes RI, 2003) Salah satu implementasinya adalah adanya desa siaga.
Desa Siaga telah dikembangkan sejak tahun 2006 dengan keputusan Menteri Kesehatan No.
564/Menkes/SK/VII/2006 tentang Pedoman Pengembangan Desa Siaga. Desa siaga ini juga
merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat yang bertujuan meningkatkan
kompetensi dan kesadaran individu/masyarakat terhadap masalah kesehatan sehingga secara
mandiri ia dapat memperbaiki kesehatannya. Kegiatan desa siaga jiwa (DSSJ) merupakan salah
satu kegiatan atau program yang terdapat di desa yang bertujuan untuk mewujudkan derajat
kesehatan jiwa yang optimal bagi setiap individu, keluarga, dan masyarakat dengan pendekatan
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Hal ini tentunya sangatlah penting karena dapat
menjadikan masyarakat sehat seutuhnya baik itu secara fisik atau secara mental. Dalam UU No.
8 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa disebutkan bahwa:
1. Kesehatan Jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik,
mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri,
dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan
kontribusi untuk komunitasnya.
2. Orang Dengan Gangguan Jiwa yang selanjutnya disingkat ODGJ adalah orang yang
mengalami gangguan dalam pikiran, perilaku, dan perasaan yang termanifestasi dalam
bentuk sekumpulan gejala dan/atau perubahan perilaku yang bermakna, serta dapat
menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsi orang sebagai
manusia
3. Upaya kesehatan jiwa bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan secara
terintegrasi, komprehensif, dan berkesinambungan melalui upaya promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif bagi ODMK dan ODGJ
4. Sistem pelayanan kesehatan jiwa terdiri dari pelayanan jiwa dasar dan pelayanan jiwa
rujukan.
Dusun Kaweron yang merupakan salah satu dusun di Desa Kalegen sudah
menerapkan program DSSJ. Jumlah masyarkat dusun Kaweron 321 jiwa dan 95 KK yang
terdiri dari 3 RT. Letak rumah Dusun Kaweron terlihat berdekatan dengan jalan selebar
motor dan sedikit halaman pada setiap rumahnya.
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana kinerja kader DSSJ di dusun Kaweron?
2. Peran kader apa saja yang belum terlaksanan oleh kader DSSJ?
C. Tujuan
a. Tujuan
Mengoptimalkan kinerja kader DSSJ di dusun Kaweron sesuai dengan program yang
telah direncanakan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
1. Kesehatan Jiwa
Menurut Undang-undang No 3 Tahun 1966 yang dimaksud dengan “Kesehatan
Jiwa” adalah keadaan jiwa yang sehat menurut ilmu kedokteran sebagai unsur kesehatan,
yang dalam penjelasannya disebutkan sebagai berikut:
“Kesehatan Jiwa adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik,
intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan
selaras dengan keadaan orang lain”. Makna kesehatan jiwa mempunyai sifat-sifat yang
harmonis (serasi) dan memperhatikan semua segi-segi dalam kehidupan manusia dan
dalam hubungannya dengan manusia lain. Kesehatan jiwa adalah bagian integral dari
kesehatan dan merupakan kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, mental dan
sosial individu secara optimal, dan yang selaras dengan perkembangan orang lain.
Kesehatan Jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara
fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan
sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu
memberikan kontribusi untuk komunitasnya.
Kesehatan jiwa bagi manusia berarti terwujudnya keharmonisan fungsi jiwa dan
sanggup menghadapi problem, merasa bahagia dan mampu diri. Orang yang sehat jiwa
berarti mempunyai kemampuan menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain,
masyarakat, dan lingkungan. Manusia terdiri dari bio, psiko, sosial, dan spiritual yang
saling berinteraksi satu dengan yang lain dan saling mempengaruhi.
2. Desa Siaga
Desa siaga merupakan strategi baru pembagunan kesehatan. Desa siaga merupakan
salah satu bentuk reorientasi pelayanan kesehatan dari sebelumnya bersifat sentralistik dan
top down menjadi lebih partisipastif dan bottom up (Mahpuz, 2020).
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
564/MENKES/SK/VIII/2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa siaga,
desa siaga merupakan desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan
kemempuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatas masalah-masalah kesehatan,
bencana, dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri.
Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan
kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan, bencana,
dan kegawatdaruratan, kesehatan secara mandiri. Desa yang dimaksud di sini adalah
kelurahan atau istilah lain bagi kesehatan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas
wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan yang diakui dan
dihormati dalam Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (F, 2020).
Desa siaga sehat jiwa merupakan sebuah program. yang mengajak masyarakat untuk
ikut berperan serta dalam mendeteksi penyakit serta siaga terhadap munculnya masalah
kesehatan jiwa di masyarakat.
Desa siaga sehat jiwa merupakan salah satu program CMHN (Community Mental
Health Nursing) yang bertujuan untuk :
2. Kriteria
Sebuah desa telah menjadi Desa Siaga apabila desa tersebut memiliki sekurang-
kurangnya sebuah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes). Dalam pengembangannya Desa Siaga
akan meningkat dengan membagi menjadi 4 Kriteria Desa Siaga :
1. Tahap Bina
Tahap ini forum masyarakat desa belum aktif, namun telah ada forum/Lembaga
masyarakat desa yang telah berfungsi, misalnya kelompok rembug desa, kelompok
yasinan, posyandu, polindes. Untuk meningkatkan kinerja forum dengan pendekatan
PKMD.
2. Tahap Tumbuh
Tahap ini forum masyarakat desa telah aktif. Anggota forum mengembangkan UKBM
sesuai kebutuhan masyarakat selain posyandu.
Pendampingan dari tim Kecamatan atau petugas dari sector/LSM sangat diperlukan
untuk pengembangan kualitas posyandu atau UKBM lainnya.
3. Tahan Kembang
Pada tahap ini forum kesehatan masyarakat telah berperan aktif dan mampu
mengembangkan UKBM-UKBM sesuai kebutuhan masyarakat dengan biaya berbasis
masyarakat. Sistem kewaspadaan dini masyarakat menghadapi bencana dan kejadian
luar biasa telah dilaksanakan dengan baik, demikian juga dengan system pembiayaan
kesehatan berbasis masyarakat.
4. Tahap paripurna
Pada tahap ini semua indicator dalam kriteria Desa Siaga sudah terpenuhi. Masyarakat
sudah hidup dalam lingkungan sehat serta berperilaku hidup bersih dan sehat.
Masyarakatnya sudah mandiri dan siaga tidak hanya terhadap masalah kesehatan yang
mengancam, namun juga terhadap kemungkinan musibah/bencana non kesehatan.
Pendampingan dari Tim Kecamatan sudah tidak diperlukan lagi.
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Kerangka Pemecahan
a. Bagaimana kinerja kader DSSJ di dusun Kaweron?
Adanya permasalahan tersebut maka kerangka pemecahan masalah yang dapat dilakukan
yaitu :
1) Melakukan pendekatan kepada kader
2) Orientasi kepada kader dalam pelaksanaan DSSJ
3) Memberikan penyuluhan dan motivasi kepada para kader
b. Peran kader apa saja yang belum terlaksana oleh kader DSSJ?
1) Diskusi bersama kader tentan tugas sebagai kader DSSJ yang belum terlaksana
2) Diskusi tentang kendala
3) Analisa pemecahan masalah
c. Bagaimana mengoptimalkan kinerja kader DSSJ?
1) Melakukan kunjungan rumah bagi penderita gangguan jiwa
2) Bekerja sama dengan tokoh masyarakat dalam mencari pemecahan masalah yang
sesuai
3) Sesuaikan dengan sumber yang tersedia dan sarana prasarana dusun
d. Realisasi Pemecahan Masalah
1) Hasil dari Analisa yang terdapat di dusun Kaweron yaitu belum tertata jelas program
rutin pada orang dengan gangguan jiwa.
2) Diskusi yang dilakukan mahasiswa Poltekkes Kemenkes Semarang Prodi DIII
Keperawatan Magelang dengan kader DSSJ dusun Kaweron akan diadakan
penyuluhan kader dan masyarakat untuk meningkatkan motivasi dan semangat
menjalankan program DSSJ serta akan melakukan kunjugan rumah pada warga
dengan gangguan jiwa.
e. Realisasi kegiatan
1. Kegiatan kunjungan rumah penderita gangguan jiwa
a) Sasaran dan metode
Sasaran kegiatan adalah penderita gangguan jiwa di dusun Kaweron desa
Kalegen. Data yang didapat dari kader DSSJ tidak terdapat orang dengan
gangguan jiwa, namun dalam kelompok ini kami melakukan kunjungan rumah
pada salah satu warga dusun Wonosobo desa Kalegen. Pada dusun Wonosobo
terdapat 5 orang dengan gangguan jiwa.
b) Waktu dan tempat kegiatan
Kunjungan rumah dilakukan setiap hari secara bergantian.
c) Pihak-pihak yang terlibat
Kunjungan rumah dilakukan oleh 5 mahasiswa Poltekkes dan didampingi oleh
kader di setiap RT di dusun Kaweron dan Wonosobo.
d) Kendala
1. Rendahnya pemahan masyarakat mengenai kesehatan jiwa
2. Kurangnya pengetahuan keluarga penderita tentang merawat penderita
e) Upaya pemecahan kendala
1. Melakukan SP keluarga pada masing-masing keluarga penderita
2. Kegiatan kunjungan rumah penderita risiko gangguan jiwa
Mahasiswa Kemenkes Semarang melakukan kegiatan untuk warga yang beresiko
gangguan jiwa langsung pada saat melakukan pengkajian, sehingga ketika warga
tersebut terdeteksi risiko maka langsung diberikan pendidikan kesehatan berkaitan
dengan kesehatan jiwa maupun kesehatan fisik.
B. Penilaian keberhasilan
Respon timbal balik dari ODGJ bagus.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kanak-kanak (6-11 0
tahun)
Remaja awal (12-16 0
tahun)
Remaja akhir (17-25 0
tahun)
Dewasa awal (26-35 0
tahun)
Dewasa akhir (36-45 0
tahun)
Lansia awal (46-55 0
tahun)
Lansia akhir (56-65 0
tahun)
Manula (65 keatas) 0
Kanak-kanak (6-11 21 2 0 23
tahun)
Remaja awal (12-16 15 0 0 15
tahun)
Remaja akhir (17-25 37 0 0 37
tahun)
Dewasa awal (26-35 39 0 0 39
tahun)
Dewasa akhir (36-45 26 0 0 26
tahun)
Lansia awal (46-55 31 0 0 31
tahun)
Lansia akhir (56-65 29 3 1 33
tahun)
Manula (65 keatas) 15 4 0 19
Penyuluh : Mahasiswa
A. Latar Belakang
Hipertensi di definisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik lebih
besar atau sama dengan 140 mmHg, dan peningkatan diastolik lebih besar atau
sama dengan 90 mmHg. Hiertensi merupakan penyebab utama terjadinya gagal
jantung, stroke, dan gagal ginjal.
Menurut data WHO (2018), diseluruh dunia sekitar 972 juta orang atau
26,4% mengidappenyakit hipertensi, angka ini kemungkinan akan meningkat.
Diperkirakan setiap tahun ada 9,4 juta orang meninggal akibat hipertensi dan
komplikasi. 333 juta dari 972 juta mengidap hipertensi berada dinegara maju
dan sisanya berada dinegara berkembang salah satunya Indonesia.
B. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 20 menit di Dusun
Sindon diharapkan mampu memahami tentang penyakit Hipertensi.
G. Kegiatan Penyuluhan
No. Uraian Kegiatan Metode Media Waktu
1. Pendahuluan : Ceramah Lisan 5 Menit
a. Memberi salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan
d. Kontrak waktu
2 Pelaksanaan Ceramah leaflet 10 menit
a. Menjelaskan pengertian Hipertensi Tanya
b. Menjelaskan klasifikasi Hipertensi jawab
c. Menjelaskan tanda dan gejala
Hipertensi
d. Menjelaskan penyebab Hipertensi
e. Menjelaskan diit Hipertensi
f. Menjelaskan komplikasi Hipertensi
g. Menjelaskan makanan yang dianjurkan
untuk penderita Hipertensi
3. Penutup Ceramah Lisan 5 menit
a. Memberikan kesempatan pada warga
untuk bertanya
b. Menyampaikan kesimpulan materi
c. Memberi evaluasi secara lisan
d. Memberi salam
H. Evaluasi (Terlampir)
Diharapkan keluarga mampu :
TENTANG HIPERTENSI
A. PENGERTIAN
B. Klasifikasi
a. Stadium 1 (Hipertensi Ringan) : 140-159 mmHg, 90-99 mmHg
b. Stadium 2 (Hipertensi Sedang) : 160-179 mmHg,100-109 mmHg
c. Stadium 3 (Hipertensi Berat) : 180-209 mmHg
E. Diit Hipertensi
Diet hipertensi diberikan pada pasien dengan tekanan darah di atas normal.
Tujuan Diit
• Membantu menurunkan tekanan darah
• Membantu menghilangkan penimbunan cairan dalam tubuh atau edema atau
bengkak
F. KOMPLIKASI HIPERTENSI
• Stroke
• Penyakit jantung koroner
• Gagal jantung
• Penyakit ginjal
• Penyakit pembuluh darah perifer (misal gejalanya kesemutan)
• Gangguan gerak dan keseimbangan
• Serta kematian
G. MAKANAN YANG DIPERBOLEHKAN UNTUK PENDERITA
HIPERTENSI
1. Sumber protein hewani, meliputi daging ayam kecuali jerohan, ikan laut tidak
asin, putih telur
2. Sumber protein nabati, meliputi semua kacang-kacangan yang diolah tanpa
garam
3. Sayuran, meliputi, meliputi semua sayuran hijau & segar tanpa diawetkan
kmbali daun singkong, daun melinjo
4. Buah- buahan, meliputi semua buah segar tanpa diawetkan kecuali buah
durisn
5. Minuman, meliputi : air mineral, teh, susu rendah lemak.
EVALUSI
Pertanyaan
1. Sebutkan pengertian Hipertensi
2. Jelaskan tanda dan gejala Hipertensi
Jawaban
1. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah
secara menetap > 140/90 mmHg.
2. Tanda dan gejala Hipertensi
a. Sakit kepala
b. Kelelahan
c. Mual dan muntah
d. Sesak nafas
e. Pandangan menjadi kabur
f. Mata berkunang –kunang
g. Mudah marah
h. Telinga berdengung
i. Sulit tidur
Daftar Pustaka
DISUSUN OLEH:
WISANGGENI 1
TAHUN 2022
LAPORAN KEGIATAN HARIAN (LOGBOOK) MINGGU PERTAMA
DESA SIAGA SEHAT JIWA DI DUSUN KAWERON
NO HARI/ KEGIATAN
. TANGGAL
1. Senin, 4 - Orientasi dan pengarahan dssj di Desa Kalegen.
April 2022 - Pengarahan dari dosen pembimbing klinik kepada kelompok
sebelum memulai kegiatan dssj.
- Pertemuan dengan ibu kader Wonosobo (untuk mengkaji salah
satu warga dengan gangguan jiwa)
2. Selasa, 5 - Pertemuan dengan ibu kader Dusun Kaweron yaitu ibu Fiah.
April 2022 - Mengumpulkan data KK warga dusun Kaweron.
- Bertemu dengan PJ dusun Kaweron.
3. Rabu, 6 April - Membuat asuhan keperawatan, laporan pendahuluan, dan
2022 screening umur warga di Dusun Kaweron.
DOKUMENTASI KEGIATAN DESA SIAGA SEHAT JIWA DI DUSUN KAWERON
MINGGU PERTAMA
LAPORAN KEGIATAN HARIAN (LOGBOOK) MINGGU KEDUA
DESA SIAGA SEHAT JIWA DI DUSUN KAWERON
NO HARI/ KEGIATAN
. TANGGAL
1. Senin, 11 - Melanjutkan pengerjaan tugas-tugas dan laporan dssj.
April 2022
DOKUMENTASI KEGIATAN DESA SIAGA SEHAT JIWA DI DUSUN KAWERON
MINGGU KEDUA
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. (2003). Buku Pedoman Umum TP-KJM Direktorat Jendral Bina Kesehatan
Masyarakat. Jakarta .
Depkes RI. (2009). Pedoman Pengembangan Model Operasional Desa SIaga. Dirjen Bina
Kesehatan Masyarakat.
F, N. L. (2020). Desa SIaga . Sistem Informasi Desa Akah.
Kemenkes. (2018). Pengertian, Tujuan, Indikator, dan Kegiatan Pokok Desa Siaga.
Kemenkes Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.
Mahpuz, K. (2020). Desa Siaga . Desa Banjar Sari.
Ridho, A. M. (2017). Desa Siaga Sehat Jiwa. Kesehatan Keperawatan & Umum.
UPT PUSKESMAS BATU PUTIH. (2021). Langkah-langkah Pengembangan Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif . UPT Puskesmas Batu Putih Kabupaten Berau Kalimantan
Timur .
Wasniyati, A., LB, B. H., & Padmawati, R. S. (2014). Evaluasi Program Desa Siaga Sehat
Jiwa (DSSJ) Di Wilayah Puskesmas Galur II Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta.
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia.