Anda di halaman 1dari 6

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN

GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN:


GASTROENTERITIS

1. ADILA AWANI F. (22.0603.0047)


2. RYANDA FIKRI H (22.0603.0053)
3. SAFIRA NAFI’AH (22.0603.0057)
Konsep Dasar
Penyakit

Kejang Demam Klasifikasi Kejang Demam Etiologi

Gastroenteritis (GE) atau di masyarakat Gastroenteritis Akut (Merupakan 1. Faktor Internal (infeksi saluran pencernaan
umum lebih dikenal dengan diare adalah keadaan peningkatan dan perubahan tiba- yang merupakan penyebab utama GE):
pengeluaran feces yang tidak normal tiba frekuensi defekasi, yang sering antara lain Infeksi bakteria, Infeksi Virus,
dan berbentuk cair/encer dengan disebabkan oleh agens infeksius dalam Infeksi Parasit
frekuensi lebih banyak dari biasanya traktus gastrointestinal. Gastroenteritis 2. Infeksi parental: infeksi diluar alat
dalam sehari > 3x (Dewi, 2010). akut biasanya sembuh sendiri (lamanya pencernaan seperti: Tonsilitis, Encefalitis,
Sedangkan menurut Suryadi (2001) GE sakit kurang dari 14 hari) Broncopneumonia.
adalah kehilangan cairan dan elektrolit Gastroenteritis Kronis Merupakan 3. Faktor Malabsorbsi
secara berlebihan yang terjadi karena suatu keadaan meningkatnya frekuensi • Karbohidrat (Terutama pada bayi
frekuensi satu kali atau lebih, BAB defekasi dan kandungan air dalam feses kepekaan terhadap lactoglobulis dalam
dengan bentuk tinja yang encer atau dengan lamanya (durasi) sakit lebih dari susu formula dapat menyebabkan GE)
cair. Dan menurut Ngastiyah (2005) GE 14 hari. Gastroenteritis Kronis terjadi • Malabrobsi Lemak (karena kegagalan
adalah BAB dengan jumlah tinja yang karena keadaan kronis seperti sindroma penyerapan sehingga lemak tidak dapat
banyak dari biasanya, dengan tinja yang malabsorbsi, penyakit inflamasi usus, diproses akibat tidak ada lipase karena
berbentuk cairan atau setengah cair defisiensi kekebalan, alergi makanan, kerusakan dinding usus sehingga terjadi
dapat pula disertai frekuensi defekasi intoleransi laktosa atau gastroenteritis GE)
yang meningkat. non spesifik yang kronis. • Malabsorbsi Protein (mukosa usus tidak
dapat menyerap protein
Patofisiologi

Menurut Muttaqin (2011), mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya GE meliputi hal-hal berikut yaitu:
1) Gangguan Osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap oleh mukosa usus akan menyebabkan
peningkatan tekanan osmotic dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus
untuk mengeluarkannya sehingga timbul GE.
2) Gangguan sekresi akibat respon inflamasi mukosa (misalnya toksin)
Pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus sebagai reaksi
dari enterotoxic dari infeksi dalam usus dan selanjutnya timbul GE karena terdapat peningkatan isi rongga
usus.
3) Gangguan motalitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga
timbul GE. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan,
selanjutnya bisa timbul GE juga. Dari ketiga mekanisme diatas GE dapat menyebabkan:
a. Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan keseimbangan asam basa
(asidosis metabolik hipokalemia).
b. Gangguan gizi akibat kelaparan (masukan kurang, pengeluaran berlebihan).
c. Hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah.
Pathway
Manifestasi Klinis

Sedangkan menurut Suriadi (2011)


tanda dan gejala klinis GE antara
lain:
1. Sering BAB dengan konsistensi
tinja cair atau encer.
2. Terdapat tanda dan gejala
dehidrasi (turgor kulit jelek,
elastisitas kulit menurun ubun-
ubun dan mata cekung, membran
mukosa mulut dan bibir kering).
3. Kram abdominal.
4. Demam, mual, muntah dan
anorexia.
5. Badan lemah, pucat dan
perubahan TTV (nadi dan napas
capat).
6. Urine menurun atau tidak ada
pengeluaran (unuria).
KOMPLIKASI PEMERIKSAAN PENUNJANG

Menurut Ngastiyah (2010), komplikasi yang Pemeriksaan pununjang GE menurut Suriadi


mungkin timbul akibat gastroenteritis adalah: (2001) adalah:
1. Hipertermi. 1. Riwayat alergi pada obat-obatan atau
2. Hipoglikemia. makanan.
3. Intoleransi akibat kerusakan vili mukosa usus 2. Pemeriksaan intubasi duodenum.
dan defisiensi enzim lactase. 3. Pemeriksaan elektrolit dan creatinin.
4. Kejang terjadi pada dehidrasi hipertonik. 4. Pemeriksaan tinja, PH, Leukosit, glukosa,
5. Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan dan adanya darah.
gastroenteritis jika berlangung lama atau
kronik).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai