Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

GASTRO ENTERISTIS AKUT DI RUANG JASMINE


RS. SENTRA MEDIKA CIKARANG

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktik Klinis Dasar

Disusun Oleh:
Kimberlly Zen
011520012

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI

FAKULTAS ILMU VOKASI

UNIVERSITAS MEDIKA SUHERMAN

2022
Daftar isi
BAB I

KONSEP DASAR PENYAKIT

A. PENGERTIAN
Gastroenteritis akut (GEA) merupakan peradangan pada lambung, usus halus, dan usus besar
dengan berbagai kondisi patologis dari saluran gastrointestinal dengan manifestasi diare,
dengan atau tanpa disertai muntah, serta ketidaknyamanan abdomen (Muzayyanah Afif, 2018).
Penyakit gastroenteritis akut ditandai dengan diare, mual muntah dan kram pada perut, serta
berbagai gejala lain seperti darah atau nanah dalam feses, demam, sakit kepala, kehilangan
nafsu makan, kembung, lesu dan nyeri tubuh (Anonim, 2015). Diare pada gastroenteritis akut
(GEA) adalah meningkatnya frekuensi buang air besar, konsistensi feses yang lebih cair dengan
kandungan air yang lebih banyak dan feses bisa disertai dengan darah atau lendir (Muttaqin,
2014).

Wolrd Health Organization (WHO) menyatakan bahwa pada tahun 2018 penyakit GEA diderita
66 juta orang didunia. Pada tahun 2018 berdasarkan Profil Kesehatan Kota Madiun penyakit
gastroenteritis termasuk Disentri, Kolera, dan Giardiasis menempati urutan ke sembilan dengan
jumlah kasus 3.457 penderita.

Penyakit gastroenteritis akut (GEA) dapat disebabkan oleh infeksi, bakteri, virus dan parasit.
Beberapa bakteri penyebab penyakit ini antara lain Escheria coli, Salmonella, Shigella, Vibrio,
Clostridia perfringens. Staphylococcus. Pada penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri, obat
yang paling banyak digunakan adalah anitbiotik yang cenderung mempercepat penyelesaian
klinis diare, mengurangi keparahan gejala seperti demam, maal muntah, sakit perut dan
mencegah perkembangan penyakit (Muzayyanah Afif, 2018). Terapi dengan menggunakan
antibiotik termasuk dalam pengobatan empirik.

B. PENYEBAB
Menurut Hasan dan alatas (2010) Etiologi dari GE di sebabkan oleh beberapa Faktor antara lain:

1. Infeksi interal: Infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama GE.

a) Infeksi bakteria: vibrio, E. coli, salmonella, campylobacter, shigella.


b) Infeksi Virus: Rotavirus, Calcivilus, Enterovirus, Adenovirus, Astrovirus
c) Infeksi Parasit: Cacing (Ascariasis, Trichuris, Oxyuris), Protozoa (Entamoeba Histolyca,
Tricomonas hominis, Giardia Lambia), Jamur (Candida Albicans).

2. Infeksi Parental : Infeksi diluar alat pencernaan seperti : Tonsilitis,


Encefalitis,Broncopneumonia.

3.Faktor Malabsorbsi:

a) Malabsorsi Karbohidrat.
Terutama pada bayi kepekaan terhadap lactoglobulis dalam susu formula dapat menyebabkan
GE.
Gejalanya berupa GE berat, tinja berbau asam, sakit daerah perut. Jika sering terkena GE seperti
ini, maka bisa menyebabkan pertumbuhan anak terganggu.

b) Malabsorbsi Lemak. Lemak terdapat dalam makanan yaitu yang disebut dengan triglyserida.
Dengan bantuan kelenjar lipase, triglyserida mengubah lemak menjadi micelles yang bisa di
serap usus. Tetapi karena kegagalan penyerapan sehingga lemak tidak dapat diproses akibat
tidak ada lipase karena berlemak.
kerusakan dinding usus sehingga terjadi GE.

c) Malabsorbsi Protein.
GE yang terjadi akibat mukosa usus tidak dapat menyerap protein

4. Faktor makanan Makanan yang sudah basi, Alergi makanan tertentu,


makanan kurang matang, makanan tercemar atau beracun.

C. TANDA DAN GEJALA


GE akut sering disertai tanda dan gejala klinis lainnya seperti gelisah, suhu
tubuh meningkat, nafsu makan menurun, dehidrasi, tinja cair berlendir kadang
bercampur darah, turgor kulit jelek, BB menurun, mata cekung, ubun – ubun
kedalam (pada balita) . keadaan ini merupakan gejala infeksi yang disebabkan oleh
bakteri, virus, dan parasit (crown,2009).

Sedangkan menurut Suriadi (2011) tanda dan gejala klinis GE antara lain :
1. Sering Bab dengan konsistensi tinja cair atau encer.
2. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi (turgor kulit jelek ,elastisitas kulit menurun
ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa mulut dan bibir kering).
3. Kram abdominal.
4. Demam,mual,muntah dan anorxia
5. Badan lemah, pucat dan perubahan TTV (nadi dan napas capat)
6. Urine menurun atau tidak ada pengeluaran (unuria)

Dehidrasi merupakan gejala paling umum yang menyertai GE. Pada anak
-anak GE dapat ditandai dengan jarang buang air kecil, mulut kering, menangis
tanpa mengeluarkan air mata. Pada keadaan dehidrasi berat, anak dapat terlihat
cenderung mengantuk, tidak responsive, mata cekung, serta turgor kulit jelek.
Sedangkan dehidrasi pada orang dewasa, antara lain kelelahan, badan lemas dan
tidak bertenaga, kehilangan nafsu makan, mulut kering, pusing dan nyeri kepal.

D. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi
Menurut Suriadi (2011), patofisiologi dari Gastro enteritis adalah
meningkatnya motalitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal merupakan
akibat dari gangguan absorbsi dan ekskresi cairan dan elektrolit yang berlebihan,
cairan sodium, potasium dan bikarbonat berpindah dari rongga ekstra seluler kedala
tinja, sehingga mengakibatkan dehidrasi kekurangan elektrolit dan dapat terjadi
asidosis metabolik.
GE yang terjadi merupakan proses dari transpor aktif akibat rangsangan toksin
bakteri terhadap elektrolit ke dalam usus halus, sel dalam mukosa
intestinal mengalami iritasi dan meningkatnya sekresi cairan dan elektrolit.
Mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa intestinal sehingga
mengurangi fungsi permukaan intestinal. Perubahan kapasitas intestinal dan terjadi
gangguan absorbs cairan dan elektrolit. Peradangan akan menurunkan kemampuan
intestinal untuk mengabsorbsi cairan dan elektrolit dan bahan-bahan makanan. Ini
terjadi pada sindrom malabsorbsi. Peningkatan motalitas intestinal dapat
mengakibatkan gangguan absorbsi intestinal sehingga akan terjadi dehidrasi dan
hilangnya nutrisi dan elektrolit.
Menurut Muttaqin (2011), mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya
GE meliputi hal – hal berikut yaitu:
1 Gangguan Osmotik.
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap oleh mukosa
usus akan menyebabkan peningkatan tekanan osmotic dalam rongga usus. Isi
rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya
sehingga timbul GE.
2 Gangguan sekresi akibat respon inflamasi mukosa (misalnya toksin)
Pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam
rongga usus sebagai reaksi dari enterotoxic dari infeksi dalam usus dan
selanjutnya timbul GE karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
3 Gangguan motalitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan sehingga timbul GE. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun
akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya bisa timbul GE
juga.
Dari ketiga mekanisme diatas GE dapat menyebabkan :
 Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan
gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik hipokalemia)
 Gangguan gizi akibat kelaparan (masukan kurang, pengeluaran berlebihan)
 Hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah

E. KOMPLIKASI

2.1.6 Komplikasi

Beberapa komplikasi dari GE menurut Suriadi (2001) adalah :

1.Hipokalemia (dengan gejala matiorisme hipotonic otot lemah bradikardi


perubahan elektrokardiogram).

2. Cardiac dysrhythimia akibat hipokalemia dan hipokalsemi

3. Hiponatermi

4. Syok Hipovolemik

5. Asidosis Dehidrasi

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan pununjang GE menurut Suriadi (2001) adalah :

1. Riwayat alergi pada obat – obatan atau makanan

2. Pemeriksaan intubasi duodenum.

3. Pemeriksaan elektrolit dan creatinin.

4. Pemeriksaan tinja, PH, Leukosit, glukosa, dan adanya darah

Adapun Pemeriksaan penunjang yang lain menurut Mansjoer (2000 ) :

 Pemeriksaan tinja : Makroskopis dan mikroskopis, PH dan kadar gula juga ada

intoleransi gula, biakkan kuman untuk mencari kuman penyebab dan uji retensi

terhadap berbagai antibiotik.

 Pemeriksaan darah : perifer lengkap, Analisa Gas Darah (AGD), elektrolit

terutama Na, K, Ca, P Serum pada GE yang disertai kejang

 Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin darah untuk mengetahui faal ginjal.

G. PENATALAKSANAAN MEDIS

natalaksanaan

Penatalaksanaan medis menurut Biddulp and Stace (1999) adalah

pengobatan dengan cara pengaturan diet dan pemberian cairan :

1 GE tanpa dehidrasi memerlukan cairan tambahan berupa apapun misalnya air

gula, sari buah segar, air teh, kuah sup, ASI dll.

2 GE dengan dehidrasi sedang memerlukan cairan khusus yang mengandung


campuran gula dan garam yang disebut larutan rehidrasi oral (LRO). LRO ini

dibuat dengan mencampurkan sebungkus garam rehidrasi kedalam 1 liter air .

3 GE dengan dehidrasi berat memerlukan cairan intra vena disamping LRO.

4 Penatalaksanaan keperawatan menurut Nelson (1999) antara lain :

a) Penderita yang dirawat inap harus ditempatkan pada tindakan pencegahan

enterik termasuk cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan penderita.

b) Jas panjangbilaada kemungkinan pencernaran dan sarung tangan bila

menyentuh barang terinfeksi.

c) Penderita dan keluarganya diedukasi mengenal cara perolehan entero

patogen dan cara mengurangi penularan.

BAB II

KONSEP TEORI ASUHAN KEPERAWATAN

A. KONSEP PENGKAJIAN

1. Pengkajian

• Biodata/Identitas

Biodata anak mencakup nama, umur, jenis kelamin. Biodata orang tua perlu dipertanyakan untuk
mengetahui status sosial anak meliputi nama, umur, agama,

suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, alamat.

• Riwayat Keperawatan

Awal kejadian: Awalnya suhu tubuh anak meningkat, anoreksia kemudian timbul diare.
✓ Keluhan utama: Feses semakin cair, muntah, bila kehilangan banyak air dan elektrolit terjadi gejala
dehidrasi, berat badan menurun. Turgor kulit berkurang, selaput lendir mulut dan bibir kering, frekuensi
BAB lebih dari 4 kali dengan konsistensi encer.

• Riwayat Perkembangan

Ditanyakan kemampuan perkembangan meliputi:

Personal sosial (kepribadian tingkah laku sosial); berhubungan dengan kemampuan mandiri,
bersosialisasi, dan berinteraksi dengan lingkungannya Gerakan motorik halus: berhubungan dengan
kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh
tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil dan memerlukan koordinasi yang cermat, misalnya
menggambar, memegang suatu benda, dan lain-lain. Gerakan motorik kasar: berhubungan dengan
pergerakan dan sikap tubuh. Bahasa: kemampuan memberikan respon terhadap suara, mengikuti
perintah dan berbicara spontan

• Riwayat sosial

Untuk mengetahui perilaku anak dan keadaan emosionalnya perlu dikaji

siapakah yang mengasuh anak? Bagaimana hubungan dengan anggota keluarga dan teman sebayanya?

•Pola kebiasaan dan fungsi kesehatan

Ditanyakan keadaan sebelum dan selama sakit bagaimana?”

• Pola kebiasaan dan fungsi ini meliputi:

- Pola persepsi dan tatalaksanaan hidup sehat

- Gaya hidup yang berkaitan dengan kesehatan, pengetahuan tentang kesehatan, pencegahan dan
kepatuhan pada setiap perawatan dan tindakan medis?
Bagaimana pandangan terhadap penyakit yang diderita, pelayanan kesehatan yang diberikan, tindakan
apabila ada anggota keluarga yang

sakit, penggunaan obat-obatan pertolongan pertama.

• Pola nutrisi

Untuk mengetahui asupan kebutuhan gizi .

Ditanyakan bagaimana kualitas dan kuantitas dari makanan yang dikonsumsi ? Makanan apa saja yang
disukai dan yang tidak? Bagaimana selera makan? Berapa kali minum, jenis dan jumlahnya per hari?

•Pola Eliminasi

BAK ditanyakan frekuensinya, jumlahnya, secara makroskopis

ditanyakan bagaimana wama, bau, dan apakah terdapat darah? Serta

ditanyakan apakah disertai nyeri saat anak kencing.

BAB ditanyakan kapan waktu BAB, teratur atau tidak? Bagaimana konsistensinya lunak, keras, cair atau
berlendir?

Pola aktivitas dan latihan Apakah pasien senang bermain sendiri atau dengan teman sebayanya ?

Berkumpul dengan keluarga sehari berapa jam? Aktivitas apa yang disukai?

• Pola tidur istirahat

Berapa jam sehari tidur? Berangkat tidur jam berapa? Bangun tidur jam berapa? Kebiasaan sebelum
tidur, bagaimana dengan tidur siang?
2. Pemeriksaan Fisik Keperawatan

a. Keadaan umum: pasien tampak lemah

b. Sistem pernafasan

Pernafasan lebih cepat dan dalam (kusmaul) karena asidosis metabolik. Keadaan ini terjadi pada pasien
yang mengalami diare berat dan mengalami gangguan biokimiawi akibat menurunnya ion HCO3 dan H

C. Sistem kardiovaskuler

Nadi cepat> 160 x/mnt dan lemah. TD menurun <90 mmHg, muka pucat, akral

dingin dan kadang sianosis (waspada syok).

d. Sistem neurologi Penurunan kesadaran bila sudah terjadi dehidrasi berat, kejang karena terjadi
penumpukan natrium dalam serum.

e. Sistem perkemihan Produksi urine menurun, warna urine kuning keruh, konsistensi pekat (jika terjadi
syok hipovolemik).

f. Sistem pencernaan

Mual muntah, diare >3x sehari encer mungkin bercampur lendir darah, bising usus meningkat, distensi
abdomen, nyeri perut, perut teraba keras (kram abdomen).

g. Sistem integumen

Turgor kulit menurun, selaput mukosa dan bibir kering, kulit didaerah perianal merah, lecet.

h. Sistem musculoskeletal Kelemahan pada ekstremitas.

2. 1. Pengkajian

• Biodata/Identitas
Biodata anak mencakup nama, umur, jenis kelamin. Biodata orang tua perlu dipertanyakan untuk
mengetahui status sosial anak meliputi nama, umur, agama,

suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, alamat.

• Riwayat Keperawatan

Awal kejadian: Awalnya suhu tubuh anak meningkat, anoreksia kemudian timbul diare.

✓ Keluhan utama: Feses semakin cair, muntah, bila kehilangan banyak air dan elektrolit terjadi gejala
dehidrasi, berat badan menurun. Turgor kulit berkurang, selaput lendir mulut dan bibir kering, frekuensi
BAB lebih dari 4 kali dengan konsistensi encer.

• Riwayat Perkembangan

Ditanyakan kemampuan perkembangan meliputi:

Personal sosial (kepribadian tingkah laku sosial); berhubungan dengan kemampuan mandiri,
bersosialisasi, dan berinteraksi dengan lingkungannya Gerakan motorik halus: berhubungan dengan
kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh
tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil dan memerlukan koordinasi yang cermat, misalnya
menggambar, memegang suatu benda, dan lain-lain. Gerakan motorik kasar: berhubungan dengan
pergerakan dan sikap tubuh. Bahasa: kemampuan memberikan respon terhadap suara, mengikuti
perintah dan berbicara spontan

• Riwayat sosial

Untuk mengetahui perilaku anak dan keadaan emosionalnya perlu dikaji

siapakah yang mengasuh anak? Bagaimana hubungan dengan anggota keluarga dan teman sebayanya?

•Pola kebiasaan dan fungsi kesehatan

Ditanyakan keadaan sebelum dan selama sakit bagaimana?”


• Pola kebiasaan dan fungsi ini meliputi:

- Pola persepsi dan tatalaksanaan hidup sehat

- Gaya hidup yang berkaitan dengan kesehatan, pengetahuan tentang kesehatan, pencegahan dan
kepatuhan pada setiap perawatan dan tindakan medis?

Bagaimana pandangan terhadap penyakit yang diderita, pelayanan kesehatan yang diberikan, tindakan
apabila ada anggota keluarga yang

sakit, penggunaan obat-obatan pertolongan pertama.

• Pola nutrisi

Untuk mengetahui asupan kebutuhan gizi .

Ditanyakan bagaimana kualitas dan kuantitas dari makanan yang dikonsumsi ? Makanan apa saja yang
disukai dan yang tidak? Bagaimana selera makan? Berapa kali minum, jenis dan jumlahnya per hari?

•Pola Eliminasi

BAK ditanyakan frekuensinya, jumlahnya, secara makroskopis

ditanyakan bagaimana wama, bau, dan apakah terdapat darah? Serta

ditanyakan apakah disertai nyeri saat anak kencing.

BAB ditanyakan kapan waktu BAB, teratur atau tidak? Bagaimana konsistensinya lunak, keras, cair atau
berlendir?

Pola aktivitas dan latihan Apakah pasien senang bermain sendiri atau dengan teman sebayanya ?
Berkumpul dengan keluarga sehari berapa jam? Aktivitas apa yang disukai?

• Pola tidur istirahat

Berapa jam sehari tidur? Berangkat tidur jam berapa? Bangun tidur jam berapa? Kebiasaan sebelum
tidur, bagaimana dengan tidur siang?

2. Pemeriksaan Fisik Keperawatan

a. Keadaan umum: pasien tampak lemah

b. Sistem pernafasan

Pernafasan lebih cepat dan dalam (kusmaul) karena asidosis metabolik. Keadaan ini terjadi pada pasien
yang mengalami diare berat dan mengalami gangguan biokimiawi akibat menurunnya ion HCO3 dan H

C. Sistem kardiovaskuler

Nadi cepat> 160 x/mnt dan lemah. TD menurun <90 mmHg, muka pucat, akral

dingin dan kadang sianosis (waspada syok).

d. Sistem neurologi Penurunan kesadaran bila sudah terjadi dehidrasi berat, kejang karena terjadi
penumpukan natrium dalam serum.

e. Sistem perkemihan Produksi urine menurun, warna urine kuning keruh, konsistensi pekat (jika terjadi
syok hipovolemik).

f. Sistem pencernaan

Mual muntah, diare >3x sehari encer mungkin bercampur lendir darah, bising usus meningkat, distensi
abdomen, nyeri perut, perut teraba keras (kram abdomen).

g. Sistem integumen
Turgor kulit menurun, selaput mukosa dan bibir kering, kulit didaerah perianal merah, lecet.

h. Sistem musculoskeletal Kelemahan pada ekstremitas.

B. KONSEP DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan

1. Diare berhubungan dengan malabsorbsi

2. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan secara aktif

3. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status metabolic

4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan

intake cairan

C. KONSEP INTERVENSI KEPERAWATAN

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai