KEPERAWATAN ANAK
Disusun oleh
NAMA MAHASISWA
NIM: SN14
LAPORAN PENDAHULUAN
APPENDISITIS
Disusun oleh:
SRI SULARTI
NIM: SN142033
LAPORAN PENDAHULUAN
PRAKTIK PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
A.
KONSEP PENYAKIT
1. Definisi
Diare adalah pengeluaran feses yang lunak dan cair disertai
sensasi ingin defekasi yang tidak dapat ditunda. (Grace, Pierce A &Borley,
Neil R, 2006).
Diare adalah gejala kelainan pencernaan, absorbsi dan fungsi
sekresi (Wong, 2001).
Diare mengacu pada kehilangan cairan dan elektrolit secara
berlebihan yang terjadi dengan bagian feses tidak terbentuk (Nethina,
2001).
Diare adalah kehilangan banyak cairan dan elektrolit melalui
tinja (Behrman, 1999).
Menurut pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa diare
adalah gejala kelainan sistem pencernaan, absorbsi, maupun fungsi sekresi
dimana pasien mengalami kehilangan cairan dan elektrolit melalui tinja
dengan frekuensi buang air besar lebih dari empat kali pada bayi dan lebih
dari tiga kali pada anak dengan konsistensi feses cair, dapat berwarna hijau
bercampur lendir atau darah, atau lendir saja.
Diare dibagi menjadi dua yaitu:
a. Diare Akut
Diare akut dikarakteristikkan oleh perubahan tiba-tiba dengan
b.
2. Etiologi
Terdapat 3 bahan dalam etiologi diare pada anak (Mary E. Muscari, 2005).
a. Diare Akut
Diare akut dapat disebabkan karena adanya bakteri, nonbakteri
maupun adanya infeksi.
Kolera
hari
b. Tidak mengandung darah
a. Diare air cucian beras yang sering ada banyak dan cepat
menimbulkan dehidrasi berat, atau
b. Diare dengan dehidrasi berat selama terjadinya KLB
kolera, atau
c. Diare dengan hasil kultur tinja positif untuk V cholers 01
atau 0139
Disentri
a. Diare berdarah (dilihat atau dilaporkan)
Diare persisten
a. Diare yang berlangsung selama 14 hari atau lebih
Diare dengan gizi buruk a. Diare apapun yang disertai gizi buruk
Diare terkait antibiotika a. Mendapat pengobatan antibiotic oral spectrum luas
(Antibiotic Associated
Diarrhea)
Invaginasi
Klasifikasi
Dehidrasi berat
Beri
a.
b.
c.
d.
diare
Letargis/tidak sadar
dengan dehidrasi berat
Mata cekung
Tidak bisa minum atau malas minum
Cubitan perut kembali sangat lambat
( 2 detik)
Dehidrasi ringan Terdapat 2 atau lebih tanda:
atau sedang
Pengobatan
cairan untuk
Rewel gelisah
Mata cekung
Minum dengan lahap atau haus
Cubitan kulit kembali dengan lambat
ibu
untuk
Tidak
terdapat
cukup
tanda
ibu
kapan
kembali segera
c. Kunjungan ulang dalam
waktu 5 hari jika tidak
membaik
4. Komplikasi
Sebagai akibat diare baik yang akut maupun khronis, maka akan terjadi:
a. Kehilangan air dan elektrolit sehingga timbul dehidrasi dan
keseimbangan asam basa.
b. Gangguan gizi.
Gangguan gizi pada penderita diare dapat terjadi karena:
1) Masukan makanan berkurang karena adanya anoreksia (sebagai
gejala penyakit) atau dihentikannya beberapa macam makanan o1eh
orang tua, karena ketidaktahuan. Muntah juga merupakan salah
satu penyebab dari berkurangnya masukan makanan
2) Gangguan absorpsi
Pada diare akut sering terjadi malabsorpsi dari nutrien mikro
maupun makro. Malabsorpsi karbohidrat (laktosa, glukosa dan
fruktosa) dan lemak yang kemudian dapat berkembang menjadi
malabsorpsi asarn amino dan protein. Juga kadang-kadang akan
terjadi malabsorpsi vitamin baik yang larut dalam air maupun yang
larut dalam lemak (vitamin B12, asam folat dan vitamin A) dan
mineral trace (Mg dan Zn).
Selama diare akut karena kolera dan E. coli terjadi penurunan
absorpsi karbohidrat, lemak dan nitrogen. Pemberian masukan
makan makanan diperbanyak akan dapat memperbaiki aborpsi
absolut sampai meningkat dalam batas kecukupan walaupun
diarenya sendiri bertambah banyak. Metabolisme dan absorpsi
usus, menstimulasi sekresi cairan dan elektrolit dari sel kripta mukosa.
Penghancuran sel-sel mukosa vili oleh virus menyebabkan penurunan
kapasitas untuk absorpsi cairan dan elektrolit karena area permukaan
c.
PATHWAY
Pathway diare
Infeksi
Makanan
Psikologi
Berkembang di usus
Ansietas
Hiperperistaltik
Isi usus
Penyerapan makanan
di usus
Diare
Frekuensi BAB
Distensi abdomen
Mual muntah
Hilang cairan &
elektrolit berlebihan
Gangguan
Kekurangan
volume
Dehidrasicairan
keseimbangan
cairan
Resiko integritas
syok
Kerusakan
(hipovolemik)
kulit
Ketidakseimbanga
n nutrisi: kurang
Nafsu makan
dari kebutuhan
tubuh
Metode Pierce
Berdasarkan keadaan klinis, yakni:
a) Diare ringan, kebutuhan cairan = 5% x kg BB
b) Diare sedang, kebutuhan cairan = 8% x kg BB
c) Diare ringan, kebutuhan cairan = 10% x kg BB
Metode Perbandingan BB dan Umur
Total
BB (kg)
PWL
NWL
CWL
Kehilangan
< 1 bln
150
125
25
Cairan
300
3-10
1 bln-2 thn
125
100
25
250
10-15
2-5 thn
100
080
25
205
15-25
5-10 thn
080
025
<3
Umur
25
130
Sumber: Ngastiyah
(1997)
Keterangan:
PWL : Previus Water Lose (ml/kgBB) = cairan muntah.
NWL: Normal Water Lose(ml/kgBB) = cairan diuresis, penguapan,
pernapasan
CWL : Concomitant Water Lose (ml/KgBB) = cairan diare dan muntah
yang terus menerus
1)
2)
Cairan parentral
Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat, dengan rincian
sebagai berikut:
a) Untuk anak umur 1 bl -2 tahun berat badan 3-10 kg:
Dietetik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan
kurang dari 7 kg, jenis makanan:
1) Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan
lemak tak jenuh.
2) Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim).
Obat
Pemakaian dan
Dosis
pertimbangan
Opiat
Tingfur opium
diare
akut
dan
D: PO: 5-10 mL, 1-4 kali/ hari Untuk diare. Obat golongan
A: PO: 0,25-0,5 mL, 1-4 kali/
III
hari
Kodein
Agen-agen
Untuk diare
opiat
related
Difenoksilat
atropin (Lomotil)
diare.
Obat
bebas
(Kaopectate)
Untuk
diare.
Diberikan
Garam-garam
(Pepto-Bismol)
Untuk
diare,
gangguan
Kombinasi
Difenoksilat
atropin (Lomotil)
Parepektolin
kaopecatate
Donnagel
atropin
dan
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas klien
b. Riwayat keperawatan
1) Riwayat penyakit sekarang : Awalnya anak cengeng, gelisah, suhu
tubuh meningkat, anoreksia kemudian timbul diare
2) Keluhan utama : feses semakin cair, muntah, bila kehilangan
banyak air dan elektrolit terjadi gejala dehidrasi, berat badan
menurun. Pada bayi ubun-ubun besar cekung, tonus dan turgor
kulit berkurang, selaput lendir mulut dan bibir kering, frekuensi
BAB lebih dari 4 kali dengan konsistensi encer
c. Riwayat kesehatan masa lalu
Meliputi pengkajian riwayat prenatal, natal dan post natal, hospitalisasi
dan pembedahan yang pernah dialami, alergi, pola kebiasaan, tumbuhkembang, imunisasi, status gizi (lebih, baik, kurang, buruk),
psikososial, psikoseksual, interaksi dan lain-lain
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Semakin muda umur balita semakin besar kemungkinan terkena diare.
Pada penderita kurang gizi serangan diare lebih sering terjadi karena
semakin buruk keadaan gizi bayi maka semakin sering dan berat diare
yang diderita. Penularan penyakit diare sangat dipengaruhi oleh faktor
lingkungan dimana sebagian besar penularan melalui fekal oral yang
sangat dipengaruhi oleh ketersediaan air bersih dan jamban yang
keluarga yang memenuhi syarat. Faktor susunan makanan juga
berpengaruh terhadap terjadinya diare yang disebabkan karena
kemampuan usus dalam mencerna makanan. Riwayat penyakit dahulu
dan riwayat imunisasi juga sangat berpangaruh terhadap diare
e. Riwayat psikososial keluarga
Hospitalisasi akan menjadi stressor bagi anak itu sendiri maupun bagi
keluarga. Kecemasan meningkat jika orang tua tidak mengetahui
prosedur dan pengobatan anak. Setelah menyadari penyakit anaknya
mereka akan bereaksi dengan marah dan merasa bersalah
f. Kebutuhan dasar
1) Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4
kali sehari, BAK sedikit atau jarang.
2) Pola
nutrisi
diawali
dengan
mual,
muntah,
anoreksia,
No
.
1.
Diagnosa
Keperaw
atan
Fluide management
an
volume
selama 3 x 24 jam,
cairan
berhubun
gan
dengan
output
kriteria hasil:
berlebih
(00027).
-
diperlukan
output yang akurat
3. Monitor status hidrasi (kelembaban
cairan elektrolit
5. Kolaborasikan cairan IV
seimbang.
Menunjukkan
membran
mukosa lembab
dan turgor
jaringan normal.
2.
Intervensi
Hasil
Ganggua
Setelah dilakukan
n nutrisi
tindakan keperawatan
kurang
selama 3 x 24 jam,
Hypovolemia Management
1. Monitor status cairan termasuk
intake dan output cairan
2. Monitor tingkat HB dan hematokrit
3. Monitor respon pasien terhadap
penambahan cairan
4. Monitor berat badan
Nutrition management
1. Kaji adanya alergi makanan
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan
dari
diharapkan kebutuhan
kebutuha
n tubuh
teratasi dengan
berhubun
kriteria hasil:
gan
dengan
sesuai dengan
intake
tinggi badan
makanan
yang
tidak
meningkatkan intake IV
4. Anjurkan pasien untuk
meningkatkan protein dan vitamin
C
5. Berikan substansi gula
6. Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori
7. Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
Menunjukan
adekuat
peningkatan
(00002).
fungsi
pengecapan dari
menelan
-
Tidak terjadi
penurunan berat
badan yang
berarti
Nutrition Monitoring
1. BB pasien dalam batas normal
2. Monitor adanya penurunan berat
badan
3. Monitor tipe dan jumlah aktivitas
yang biasa dilakukan
4. Monitor interaksi anak atau orang
tua selama makan
5. Monitor lingkungan selama
makan
6. Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak selama jam makan
7. Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
8. Monitor turgor kulit
9. Monitor kekeringan, rambut
kusam, dan mudah patah
10. Monitor kadar albumin, total
protein, HB, dan kadar HT
11. Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
12. Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva
3.
Kerusaka
Setelah dilakukan
Pressure Management:
tindakan keperawatan
integritas
selama 3 x 24 jam,
kulit
diharapkan kerusakan
berhubun
gan
dengan
kriteria hasil:
kelembap
Integritas kulit
an
(00046)
dipertahankan
(sensasi,
elastisitas,
temperatur,
hidrasi,
pigmentasi)
-
Perfusi jaringan
baik
Menunjukkan
pemahaman
dalam proses
perbaikan kulit
dan mencegah
terjadinya cidere
berulang
Mampu
melindungi kulit
dan
mempertahankan
kelembaban kulit
dan perawatan
alami
4. Evaluasi Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Tempat Praktik
1.
PENGKAJIAN
a. Identitas Klien
Nama
Tempat/tanggal lahir
Nama Ayah/Ibu
Pekerjaan Ayah
Pekerjaan Ibu
Alamat
Agama
Suku Bangsa
Pendidikan Ayah
No. RM
Diagnosa medik
b. Keluhan Utama
Pre natal
Intra natal
Paska natal
Pernah dirawat di RS
Tindakan (operasi)
Alergi
Kecelakaan
Imunisasi
genogram
e. Riwayat Sosial
Yang mengasuh
f. Kebutuhan Dasar
Pola tidur
a. Kebiasaan sebelum tidur (perlu mainan, dibacakan cerita, benda
yang dibawa tidur, dll)
b. Tidur siang
Mandi
Aktifitas bermain
Eliminasi
Diagnosa Medis
Tindakan Operasi
Status Nutrisis
Obat-obatan
Aktivitas
Tindakan Keperawatan
Hasil Laboratorium
Hasil Rongten
Data Tambahan
h. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
TB/BB (%)
Mata
Hidung
Mulut:
Telinga
Tengkuk
Dada
Jantung
Paru-paru
Perut
Punggung
Ekstremitas
Kulit
Pemeriksaan neurology
Tanda vital
2.
Adaptasi Sosial
Bahasa
Motorik Halus
Motorik Kasar
a. Pemeriksaan laboratorium
b. Pemeriksaan diagnostik
Hari/Tgl/Jam
Jenis
Hasil &
Nilai
Pemeriksaan
Satuan
Normal
Analisa
c. Terapi Medis
Hari/Tgl/Jam
Jenis Pemeriksaan
Hasil
d. Pemeriksaan Diagnostik
Tanggal
Jenis terapi
Dosis
Pemberian
Cara
Fungsi
Pemberian
3.
ANALISA DATA
No
Hari/tgl/jam
Data Fokus
Problem
Etiologi
DS :
DO :
4.
5.
INTERVENSI
No
6.
Tgl/Jam
Diagnosa
Tujuan dan
Keperawatan
kriteria hasil
Intervensi
Ttd
Respon klien
Ttd
IMPLEMENTASI
No Hari/Tgl/Jam
7.
No DX
Implementasi
EVALUASI
No
Hari/tgl/jam
Diagnosa Keperawatan
Evalausi
S
O
A
P
TTd
Lampiran 4
FORMAT SATUAN ACARA PEMBELJAARAN (SAP)
TERAPI BERMAIN DAN PENDIDIKAN KESEHATAN
TENTANG TUMBUH KEMBANG
PRAKTIK PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
A.
LATAR BELAKANG
B.
TUJUAN
C.
JENIS PERMAINAN
D.
MEDIA
E.
METODE
F.
PESERTA
G.
SETTING TEMPAT
H.
WAKTU PELAKSANAAN
a. Hari/tanggal
b. Waktu
c. Tempat:
I.
PENGORGANISASIAN
J.
RENCANA PELAKSANAAN
No
Kegiatan
1 Persiapan
2 Proses
3 Penutup
Waktu
K.
KRITERIA EVALUASI
L.
DAFTAR HADIR
M.
DAFTAR PUSTAKA
Subyek Terapi
Lampiran 5
FORMAT RESUME KEPERAWATAN
PRAKTIK PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
Tanggal/jam Pengkajian
Diagnosa Medis
No. Registrasi
A.
PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
a. Nama
b. Alamat
c. Umur
d. Pendidikan
2. Riwayat Keperawatan
a. Keluhan utama
B.
DAR
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan 1
respon
apsien
terhadap
Diagnosa Keperawatan 2
respon
pasien
terhadap
PEMBAHASAN
Berisi pembahasan mengenai diagnosa keperawatan yang diambil, data yang
diperoleh, rasional tindakan yang dilakukan dan respon klien. Dituliskan pula
kesenjangan antara praktik dengan teori yang didapatkan.