Anda di halaman 1dari 31

PROPOSAL

Pengabdian Masyarakat Pembentukan Desa Siaga Sehat Jiwa


Di Desa Darma Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Community Mental Health
Nursing (CMHN)
Dosen Pengampu :
Ns. Khusnul Aini, M.Kep.,Sp.KepJ

Disusun Oleh
KEPERAWATAN REGULER A

PROGRAM S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
TAHUN 2019
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan jiwa adalah berbagai karakteristik positif yang

menggambarkan keselarasan dan keseimbangan jiwa, yang mencerminkan

kedewasaan dan kepribadian, kondisi tersebut memungkinkan perkembangan

fisik, intelektual, emosional, secara optimal dari seseorang, dan perkembangan

ini berjalan selaras dengan orang lain. Rosdahl dalam (Kusumawati, Farida

Hartono & Yudi, 2010).

Pengetahuan yang terbatas mengenai penyebab, gejala dan pengobatan

penyakit jiwa akan membuat individu merasa bahwa penyakit jiwa berasal dari

roh-roh jahat, kutukan, hukuman atau bagian dari garis keturunan, padahal

penyakit jiwa tersebut berasal dari diri individu itu sendiri (Chen, 2016).

Desa Siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau dan

mampu mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan

masyarakat, seperti kurang gizi, kejadian bencana, termasuk didalamnya

gangguan jiwa, dengan memanfaatkan potensi setempat secara gotong royong,

menuju Desa Siaga. Desa Siaga Sehat Jiwa merupakan satu bentuk

pengembangan dari pencanangan Desa Siaga yang bertujuan agar masyarakat

ikut berperan serta dalam mendeteksi pasien gangguan jiwa yang belum

terdeteksi, dan membantu pemulihan pasien yang telah dirawat di rumah sakit,

serta siaga terhadap munculnya masalah kesehatan jiwa di masyarakat (Dinkes

Prov. Jawa Timur, 2008; CMHN, 2005).

Piramida pelayanan kesehatan jiwa yang ditetapkan oleh direktorat Bina


Pelayanan Kesehatan Jiwa Depkes menjabarkan bahwa pelayanan kesehatan

jiwa berkesinambungan dari komunitas ke rumah sakit dan sebaliknya.

Pelayanan kesehatan jiwa dimulai di masyarakat dalam bentuk pelayanan

kemandirian individu dan keluarganya, pelayanan oleh tokoh masyarakat

formal dan nonformal diluar sektor kesehatan, pelayanan oleh Puskesmas dan

pelayanan kesehatan utama, pelayanan di tingkat kabupaten/kota dalam bentuk

kunjungan ke masyarakat, pelayanan di rumah sakit umum dalam bentuk unit

rawat jalan dan inap serta pelayanan rumah sakit jiwa.

Puskesmas Darma merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan

Kabupaten Kuningan yang berada di Kecamatan Darma. Jumlah penduduk

wilayah kerja Puskesmas Darma pada tahun 2015 tercatat : 50.957 jiwa yang

tersebar di 19 Desa yaitu Desa Darma, Bakom, Jagara, Karangsari,

Sagarahiang, Gunungsirah, Situsari, Karanganyar, Parung, Cikupa,

Kawahmanuk, Cipasung, Sukarasa, Paninggaran, Sakerta Barat, Sakerta Timur,

Cageur, Tugumulya, Cimenga. Dimana desa Darma terdiri dari 5 dusun, 39 RT,

dan jumlah penduduk 7.975 . Menurut hasil survey yang dilakukan oleh

mahasiswa Keperawatan Semester VII Reguler A STIKes Kuningan bekerja

sama dengan pihak desa dan puskesmas pada tahub 2019 didapat data track

record pasien gangguan dan pasien resiko. Untuk desa Darma jumlah pasien

gangguan jiwa sebanyak 20 orang.

Perawat CMHN sebagai tenaga kesehatan dengan spesialisasi masalah

jiwa yang bekerja di masyarakat dan bersama masyarakat, harus mempunyai

kemampuan melibatkan peran serta masyarakat; terutama tokoh masyarakat

untuk menciptakan lingkungan desa siaga sehat jiwa. Masyarakat yang mampu

mengatasi masalah kesehatan jiwa tersebut menjadi salah satu jawaban untuk
mencegah timbulnya kejadian gangguan jiwa. Masyarakat diharapkan mampu

merawat anggota keluarga yang sudah sakit ( menderita gangguan jiwa ), dan

mampu mencegah terjadinya gangguan jiwa baru dari masyarakat yang

beresiko terjadi gangguan jiwa. Penanganan yang tepat terhadap penderita

gangguan jiwa dan masyarakat yang beresiko akan dapat menurunkan angka

terjadinya kejadian gangguan jiwa. Untuk dapat mendata keluarga sehat jiwa,

risiko masalah psikososial dan gangguan jiwa diperlukan bantuan kader

kesehatan jiwa. Dengan cara ini diharapkan seluruh masalah kesehatan jiwa

dapat diselesaikan. Strategi yang digunakan adalah Desa Siaga Sehat Jiwa

dengan memberdayakan kader kesehatan jiwa. Kader kesehatan jiwa berperan

penting di masyarakat karena kader dapat membantu masyarakat mencapai

kesehatan mental yang optimal melalui penggerakan masyarakat untuk

memelihara dan meningkatkan kesehatan mental serta pemantauan kondisi

kesehatan penderita gangguan jiwa di lingkungannya.

Penderita gangguan jiwa sebenarnya tidak serta merta kehilangan

produktifitasnya. Apabila mendapatkan perawatan dengan baik, penderita

gangguan jiwa tersebut dapat menjalankan kegiatan sehari hari dan

berpenghasilan ( produktif ) seperti anggota masyarakat yang lain. Hal tersebut

berbeda apabila penderita tersebut tidak mendapatkan perawatan yang memadai

sehingga harus dirawat di Rumah Sakit dan kelhilangan produktifitasnya.

Kegiatan kesehatan jiwa masyarakat ( keswamas ) merupakan kegiatan yang

tepat untuk dapat memberdayakan masyarakat sehingga masyarakat tersebut

dapat merawat penderita gangguan jiwa tetap berada di masyakarat tanpa

kehilangan produktifitasnya.

Berdasarkan permasalahan yang dipaparkan di atas, sekiranya perlu


penatalaksanaan lebih lanjut terkait masalah kesehatan jiwa di Desa Darma

khususnya di wilayah kerja Puskesmas Darma, untuk mencegah terjadinya

gangguan jiwa berulang. Program Desa Siaga Sehat Jiwa patut untuk diajukan

sebagai salah satu program Puskesmas di wilayah kerja Kecamatan Darma

untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan kepedulian terhadap orang dengan

gangguan jiwa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat dirumuskan

masalah dalam kegiatan ini adalah : “Bagaimana cara meningkatkan

pengetahuan masyarakat di Dessa Darma mengenai kesehatan jiwa dan

pencegahan terjadinya gangguan jiwa berulang ?”

C. Tujuan Kegiatan

Kegiatan ini bertujuan untuk mensosialisasikan terkait desa siaga sehat jiwa
kepada masyarakat desa darma sehingga terbentuknya desa siaga sehat jiwa yang
anggota masyarakatnya mampu merawat anggota masyarakat yang mengalami
gangguan jiwa secara mandiri melalui penerapan konsep dan prinsip manajemen
keperawatan kesehatan jiwa komunitas dan aplikasi asuhan keperawatan
kesehatan jiwa komunitas.

D. Manfaat Kegiatan

1. Bagi Puskesmas, manfaat dari pembentukan desa siaga sehat jiwa ini adalah
membantu menyelesaikan masalah khususnya terkait dengan kesehatan jiwa
secara operasional dari aspek manajemen pelayanan keperawatan tertentu,
sehingga diharapkan dapat membantu puskesmas untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan jiwa masyarakat, yang akhirnya meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan.
2. Bagi Desa Darma pembentukan Desa Siaga Sehat jiwa ini adalah membantu
menyelesaikan masalah yang terjadi di masyarakat, khususnya kesehatan jiwa
sehingga dapat mendukung terbentuknya Desa Siaga Sehat Jiwa.
3. Bagi masyarakat, manfaat dari pembentukan Desa Siaga Sehat Jiwa ini adalah
menambah wawasan dan kepedulian masyarakat terhadap kesehatan jiwa.
Masyarakat menjadi siaga terhadap munculnya masalah kesehatan jiwa di
masyarakat.
4. Bagi mahasiswa, kegiatan ini sebagai bentuk implementasi dari ilmu dan
pembelajaran mata kuliah CMHN yang diterapkan di masyarakat oleh
mahasiswa sebagai wadah pengalaman dan pembelajaran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Desa Siaga
Desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemauan
untuk mencegah dan mengatasi masalah masalah kesehatan, bencana, dan
kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri ( Depkes RI, 2006)
Menurut Bambang Hartono (Kepala Pusat Promosi Kesehatan) Desa Siaga
adalah desa yang memiliki kesiapan sumberdaya dan kemampuan mencegah serta
mengatasi masalah masalah kesehatan.

B. Desa Siaga Sehat Jiwa


Desa yang memiliki kesiapan di bidang kesehatan , di mana desa yang
penduduknya memiliki sumber daya dan kemampuan untuk mengatasi masalah
kesehatan secara mandiri. Desa Siaga merupakan gambaran masyarakat yang
sadar, mau, dan mampu untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan secara
mandiri. Desa Siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau, dan
mampu untuk mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan
masyarakat, seperti kurang gizi, kejadian bencana, dengan memanfaatkan potensi
setempat secara gotong royong menuju Desa Sehat.
Desa Siaga Sehat Jiwa adalah bagian terintegrasi dari Desa Siaga, yang
penduduknya memiliki sumber daya dan kemampuan untuk mengatasi masalah
kesehatan jiwa secara mandiri (Keliat dkk, 2007 )

C. Tujuan Desa Siaga


1. Tujuan umum : terwujudnya desa dengan masyarakat yang sehat, peduli, dan
tanggap terhadap masalah masalah kesehatan (bencana dan kegawatdaruratan
kesehatan) di desanya
2. Tujuan khusus :
1. Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang
pentingnya kesehatan dan menerapkan perilaku hidup sehat
2. Meningkatnya kemampuan dan kemuan masyarakat desa untuk
menolong diri sendiri di bidang kesehatan
3. Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa terhadap
resiko dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan
(bencana, wabah penyakit, dan lainnya)
4. Meningkatnya kesehatan lingkungan di desa
5. Meningkatnya keluarga yang sadar gizi dan melaksanakan perilaku hidup
bersih dan sehat
6. Meningkatnya kemandirian masyarakat dea dalam pembiayaan kesehatan
7. Meningkatnya dukungan dan peran aktif para pemangku kepentingan
dalam mewujudkan kesehatan masyarakat desa. (Dinkes Prov. Jawa
Timur, 2008)

D. Kriteria Desa Siaga


a. Ada forum masyarakat desa (FMD)
b. Adanya pelayanan kesehatan dasar (Polindes, Pustu, Bidan, Praktek Swasta,
dokter praktek)
c. Adanya Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) seperti
Posyandu dan Ponkesdes
d. Adanya pengamatan kesehatan yang terus menerus dilakukan oleh
masyarakat seperti masalah kesehatan penyakit menular, keluarga keluarga
yang gangguan jiwa.
e. Ada pembinaan dari puskesmas yang mampu memberikan pelayanan kegawat
daruratan bagi ibu dan bayi
f. Ada sistem siaga bencana oleh masyarakat
g. Ada pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat
h. Mempunyai lingkungan yang sehat
i. Masyarakat berperilaku Hidup Bersih & Sehat (PHBS)
(Dinkes Prov. Jawa Timur, 2008)

E. Indikator Keberhasilan Desa Siaga


1. Indikator masukan (input)
Indikator masukan adalah indikator untuk mengukur seberapa besar masukan
telah diberikan dalam rangka pengembangan Desa Siaga yaitu ada/tidaknya
Forum Masyarakat Desa; ada/tidaknya Poskesdes dan sarana bangunan serta
perlengkapannya; ada/tidaknya UKBM yang dibutuhkan masyarakat;
ada/tidaknya tenaga kesehatan (minimal bidan)

2. Indikator proses
Indikator proses adalah indikator untuk mengukur seberapa aktif upaya yang
dilaksanakan di suatu desa dalam rangka pengembangan Desa Siaga yaitu
frekuensi pertemuan Forum Masyarakat Desa, berfungsi/tidaknya Poskesdes,
berfungsi/tidaknya UKBM yang ada, berfungsi/tidaknya sistem
kegawatdaruratan dan penanggulangan kegawatdaruratan dan bencana;
berfungsi/ tidaknya sistem surveilans berbasis masyarakat

3. Indikator keluaran (output)


Indikator keluaran adalah indikator untuk mengukur seberapa besar hasil
kegiatan yang dicapai di suatu desa dalam rangka pengembanagn Desa Siaga
yaitu cakupan pelayanan kesehatan dasar Poskesdes, cakupan pelayanan
UKBM UKBM lain, jumlah kasus kegawatdaruratan dan KLB yang
dilaporkan

4. Indikator dampak
Indikator dampak adalah indikator untuk mengukur seberapa besar dampak
dan hasil kegiatan di desa dalama rangka pengembangan desa Siaga yaitu
jumlah penduduk yang menderita sakit, jumlah penduduk yang menderita
gangguan jiwa. (Depkes RI, 2006)

F. Program Desa Siaga Sehat Jiwa


Departemen Kesehatan berupaya untuk memfasilitasi percepatan pencapaian
derajat kesehatan setinggi-tingginya bagi seluruh penduduk dengan
mengembangkan kesiap-siagaan di tingkat desa. Desa-desa yang memiliki
kesiapan di bidang kesehatan diberi nama Desa Siaga. Desa Siaga merupakan
gambaran masyarakat yang sadar, mau dan mampu untuk mencegah dan
mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan masyarakat, seperti kurang gizi,
kejadian bencana, termasuk juga gangguan jiwa, dengan memanfaatkan potensi
setempat secara gotong royong, menuju desa sehat.
1. Visi
Visi pembangunan kesehatan melalui Puskesmas adalah tercapainya
Kecamatan Sehat 2015. Kecamatan sehat 2015 merupakan gambaran
kesehatan masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui
pembangunan kesehatan yang ditandai lingkungan sehat dengan penduduknya
yang perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.
Desa Siaga Sehat Jiwa yang merupakan suatu pelayanan keperawatan
kesehatan jiwa komunitas yang mempunyai visi ”memelihara kesehatan jiwa
masyarakat dan mengoptimalkan kemampuan hidup pasien gangguan jiwa
yang ada di masyarakat sesuai dengan kemampuannya dengan
memberdayakan keluarga dan masyarakat”.

2. Misi pelayanan
Misi pelayanan keperawatan kesehatan di Desa Siaga Sehat Jiwa adalah
pengembangan dan pemberdayaan masyarakat untuk mencapai masyarakat
sehat jiwa melalui pengembangan program CMHN dan pembentukan kader
kesehatan jiwa.

3. Strategi pelayanan
Untuk mencapai visi dan misi desa siaga sehat jiwa maka strategi yang
disiapkan adalah penyusunan dan pelaksanaan beberapa program/kegiatan
kesehatan jiwa (CMHN) di desa siaga sehat jiwa. Fokus utama program
CMHN di desa siaga adalah
a. Kegiatan perawat CMHN.
1) Pendidikan kesehatan jiwa bagi kelompok masyarakat yang sehat :
 Keluarga dengan bayi
 Keluarga dengan kanak-kanak
 Keluarga dengan usia pra sekolah
 Keluarga dengan usia sekolah
 Keluarga dengan remaja
 Keluarga dengan dewasa muda
 Keluarga dengan dewasa
 Keluarga dengan lanjut usia
2) Pendidikan kesehatan jiwa bagi kelompok pasien yang risiko
masalah psikososial :
 Kehilangan bentuk, struktur, fungsí tubuh
 Kehilangan/perpisahan dengan orang dicintai, pekerjaan, tempat
tinggal, sekolah, harta benda
3) Pendidikan kesehatan jiwa bagi kelompok pasien yang mengalami
gangguan jiwa :
 Pasien dengan Perilaku kekerasan
 Pasien dengan Isolasi sosial
 Pasien dengan Harga diri rendah
 Pasien dengan Halusinasi
 Pasien dengan Kurang Perawatan Diri
4) Kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) bagi pasien gangguan
jiwa mandiri
5) Kegiatan rehabilitasi bagi pasien gangguan jiwa mandiri
6) Asuhan keperawatan untuk keluarga pasien gangguan jiwa
.
b. Kegiatan Kader Kesehatan Jiwa :
1) Mendeteksi keluarga di Desa Siaga Sehat Jiwa: sehat, risiko masalah
psikososial dan gangguan jiwa
2) Menggerakkan keluarga sehat untuk penyuluhan kesehatan jiwa
sesuai dengan usia
3) Menggerakkan keluarga risiko untuk penyuluhan risiko masalah
psikososial
4) Menggerakkan keluarga gangguan jiwa untuk penyuluhan cara
merawat
5) Menggerakkan pasien gangguan jiwa untuk mengikuti Terapi
Aktifitas Kelompok dan Rehabilitasi
6) Melakukan kunjungan rumah pada pasien gangguan jiwa yang telah
mandiri
7) Merujuk pasien gangguan jiwa ke perawat CMHN
8) Mendokumentasikan semua kegiatan

G. Deteksi Keluarga Di Desa Siaga Sehat Jiwa


Salah satu peran dan fungsi kader kesehatan jiwa adalah mendeteksi seluruh
keluarga yang ada di desa siaga sehat jiwa.
1) Pengertian
Deteksi adalah kemampuan kader kesehatan jiwa untuk mengetahui kondisi
kesehatan jiwa keluarga yang tinggal di desa siaga sehat jiwa. Hasil deteksi
adalah sehat jiwa, risiko masalah psikososial dan gangguan jiwa.
2) Tujuan
Melalui deteksi diperoleh gambaran tentang kesehatan jiwa satu wilayah yang
ditunjukkan melalui :
b. Jumlah keluarga yang sehat jiwa
c. Jumlah keluarga yang berisiko mengalami masalah psikososial
d. Jumlah keluarga yang mempunyai pasien gangguan jiwa
3) Pelaksanaan kegiatan
a. Persiapan
1) Kader mempelajari buku pedoman deteksi keluarga
2) Kader mempelajari tanda–tanda orang/keluarga yang berisiko
mengalami masalah psikososial atau orang/keluarga yang
mengalami gangguan jiwa
3) Kader mengidentifikasi orang/keluarga yang diduga mengalami
risiko masalah psikososial atau gangguan jiwa
4) Melakukan kontrak/janji untuk bertemu dengan pasien dan
keluarga
b. Pelaksanaan
1) Setiap dusun memiliki 2 orang kader kesehatan jiwa
2) Setiap kader mengelola setengah dari jumlah keluarga di dusun
(kader membagi habis jumlah keluarga di dusun untuk di kelola
bersama)
3) Kader menilai kesehatan jiwa tiap keluarga yang tinggal di
wilayahnya dengan cara wawancara dan pengamatan sesuai dengan
petunjuk pada buku pedoman deteksi keluarga. Untuk menilai
perilaku yang menunjukkan adanya risiko masalah psikososial atau
gangguan jiwa maka kader kesehatan perlu mengetahui tanda –
tanda/perilaku yang menunjukkan individu tersebut risiko masalah
psikososial atau gangguan jiwa.
4) Berdasarkan penilaian yang dilakukan kader mengelompokkan
keluarga yang tinggal diwilayahnya menjadi 3 kelompok :
a) Kelompok keluarga sehat adalah keluarga yang tinggal di
wilayah kerja kader dan tidak menunjukkan perilaku
menyimpang; baik risiko masalah psikososial maupun
gangguan jiwa.
b) Kelompok keluarga yang berisiko masalah psikososial adalah
keluarga yang tinggal di wilayah kerja kader yang
mempunyai kondisi sesuai tabel 1
c) Kelompok keluarga yang anggota keluarganya mengalami
gangguan jiwa adalah keluarga yang tinggal di wilayah kerja
kader dan mempunyai anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa (perilaku seperti pada tabel 2)

c. Pelaporan
1) Kader mencatat nama seluruh keluarga yang tinggal di wilayahnya
2) Kader mencatat data – data keluarga yang mempunyai risiko
masalah psikososial
3) Kader mencatat data – data keluarga yang mengalami gangguan
jiwa
4) Hasil penghitungan jumlah keluarga untuk masing – masing
kelompok dicatat
5) Hasil pencatatan disampaikan pada perawat CMHN yang
bertanggung jawab (Keliat dkk, 2011)
H. Karakteristik keluarga yang berisiko mengalami masalah psikososial,
gangguan jiwa dan sehat jiwa
a. Risiko terjadinya masalah psikososial
Tabel 1
Risiko masalah psikososial
NO FAKTOR RISIKO
1  Kehilangan anggota keluarga, atau orang yang dicintai
2  Kehilangan pekerjaan,
3  Kehilangan harta benda,
4  Kehilangan anggota tubuh
5  Penyakit fisik kronis : Hipertensi , TBC, DM, Jantung, Ginjal,
Rhematik
6  Hamil dan postpartum

b. Gangguan jiwa
Gangguan jiwa adalah kelainan perilaku yang disebabkan oleh rusaknya
fungsi jiwa (ingatan, pikiran, penilaian/persepsi, komunikasi, aktivitas,
motivasi, belajar) sehingga menyebabkan adanya hambatan dalam melakukan
fungsi sosial (interaksi/bergaul). Penyebab gangguan jiwa adalah
ketidakmampuan seseorang beradaptasi dengan masalah. Gangguan jiwa
dapat terjadi pada siapa saja dan dimana saja. Perilaku yang menunjukkan
seseorang mengalami gangguan jiwa adalah sangat beragam (lihat table 2).
(Keliat dkk, 2011).
Tabel 2
Perilaku yang menunjukkan tanda gangguan jiwa
NO CIRI PERILAKU
1 Sedih berkepanjangan dalam waktu lama
2 Kemampuan melakukan kegiatan sehari – hari (kebersihan, makan,
minum, aktivitas) berkurang
3 Motivasi untuk melakukan kegiatan menurun (malas)
4 Marah – marah tanpa sebab
5 Bicara atau tertawa sendiri
6 Mengamuk
7 Menyendiri
8 Tidak mau bergaul
9 Tidak memperhatikan penampilan/kebersihan diri
10 Mengatakan atau mencoba bunuh diri

c. Sehat Jiwa
Keluarga yang sehat jiwa adalah keluarga yang anggota keluarganya
tidak ada gangguan jiwa atau risiko masalah psikososial.
Semua hasil deteksi dimasukkan dalam buku deteksi keluarga,
kemudian dimasukkan di buku penyuluhan, dimana kelompok sehat jiwa
dibagi dalam kelompok, demikian pula risiko dan gangguan jiwa. (Keliat dkk,
2011)

I. Menggerakkan Kelompok Keluarga Sehat Untuk Penyuluhan Kesehatan


1. Pengertian
Penggerakkan kelompok keluarga sehat adalah kegiatan memobilisasi
keluarga yang sehat untuk mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan jiwa
oleh perawat CMHN yang dilakukan dua minggu sekali.
2. Tujuan
Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk memotivasi dan mendorong keluarga
sehat agar menghadiri penyuluhan kesehatan yang akan dilaksanakan
3. Pelaksanaan kegiatan
a. Persiapan
1) Kader mengidentifikasi keluarga sehat jiwa yang akan mengikuti
penyuluhan; sesuai dengan topik penyuluhan (misalnya keluarga
dengan anak bayi)
2) Kader menyampaikan/mengundang keluarga yang menjadi sasaran
penyuluhan 1 minggu sebelum kegiatan penyuluhan
3) Kader mengingatkan peserta penyuluhan satu hari sebelumnya
untuk hadir penyuluhan
4) Kader mengingatkan peserta penyuluhan untuk hadir satu jam
sebelum penyuluhan
5) Kader mempersiapkan daftar hadir peserta penyuluhan
6) Kader mempersiapkan tempat penyuluhan
b. Pelaksanaan
1) Mengingatkan peserta untuk mengikuti penyuluhan
2) Mengumpulkan peserta penyuluhan
3) Mendampingi perawat CMHN yang memberikan penyuluhan
4) Memotivasi peserta untuk bertanya
c. Pelaporan
1) Membuat laporan topik/judul penyuluhan dan kehadiran peserta
(lihat buku pegangan kader : penyuluhan kesehatan jiwa) (Keliat
dkk, 2011)

J. Penggerakan Kelompok Keluarga Yang Berisiko Mengalami Masalah


Psikososial Untuk Penyuluhan Kesehatan
1. Pengertian
Penggerakkan kelompok keluarga yang berisiko mengalami masalah
psikososial adalah kegiatan memobilisasi keluarga yang mengalami risiko
maslah psikososial untuk mengikuti penyuluhan kesehatan oleh perawat
CMHN yang dilakukan dua minggu sekali.
2. Tujuan
Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk memotivasi dan mendorong keluarga
yang risiko masalah psikososial untuk menghadiri penyuluhan kesehatan
yang akan dilaksanakan
3. Pelaksanaan kegiatan
a. Persiapan
1) Kader mengidentifikasi keluarga berisiko masalah psikososial (lihat
tabel 1) untuk mengikuti penyuluhan
2) Kader menyampaikan/mengundang keluarga yang menjadi sasaran
penyuluhan 1 minggu sebelum kegiatan penyuluhan
3) Kader mengingatkan peserta penyuluhan 1 hari sebelumnya untuk
hadir penyuluhan
4) Kader mengingatkan peserta penyuluhan untuk hadir 1 jam sebelum
penyuluhan
5) Kader mempersiapkan daftar hadir peserta penyuluhan
6) Kader mempersiapkan tempat penyuluhan
b. Pelaksanaan
1) Mengingatkan peserta untuk mengikuti penyuluhan
2) Mengumpulkan peserta penyuluhan
3) Mendampingi perawat CMHN yang memberikan penyuluhan
4) Memotivasi peserta untuk bertanya
c. Pelaporan
1) Membuat laporan topik/judul penyuluhan dan kehadiran peserta (lihat
buku pegangan kader : penyuluhan kesehatan jiwa) (Keliat dkk,
2011).

K. Penggerakan Kelompok Keluarga Gangguan Jiwa Untuk Penyuluhan


Kesehatan, TAK Dan Rehabilitasi
1. Pengertian
Penggerakkan kelompok keluarga yang mempunyai gangguan jiwa adalah
kegiatan memobilisasi keluarga untuk mengikuti kegiatan penyuluhan oleh
perawat CMHN yang dilakukan dua minggu sekali.
2. Tujuan
Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk memotivasi dan mendorong keluarga
yang mempunyai gangguan jiwa untuk menghadiri penyuluhan kesehatan
jiwa.
3. Pelaksanaan kegiatan
a. Persiapan
1) Kader mengidentifikasi keluarga yang mempunyai gangguan jiwa yang
akan mengikuti penyuluhan
2) Kader menyampaikan/mengundang keluarga yang menjadi sasaran
penyuluhan1 minggu sebelum kegiatan penyuluhan
3) Kader satu hari sebelumnya mengingatkan keluarga yang menjadi
sasaran penyuluhan untuk hadir
4) Kader mengingatkan keluarga untuk hadir 1 jam sebelum penyuluhan
5) Kader mempersiapkan daftar hadir peserta penyuluhan,
6) Kader mempersiapkan tempat penyuluhan,
b. Pelaksanaan
1. Mengingatkan keluarga untuk mengikuti penyuluhan
2. Mengumpulkan peserta penyuluhan
3. Mendampingi perawat CMHN yang memberikan penyuluhan
4. Memotivasi peserta untuk aktif mengikuti penyuluhan dan mengajukan
pertanyaan
c. Pelaporan
Membuat laporan kegiatan penyuluhan serta kehadiran peserta (lihat buku
pegangan kader : penyuluhan kesehatan jiwa)

L. Penggerakan Kelompok Pasien Gangguan Jiwa Untuk Terapi Aktifitas


Kelompok (Tak) Dan Rehabilitasi
1. Pengertian
Penggerakkan kelompok pasien gangguan jiwa adalah kegiatan memobilisasi
pasien untuk mengikuti kegiatan TAK dan Rehabilitasi oleh perawat CMHN
yang dilakukan dua minggu sekali.
2. Tujuan
Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk memotivasi dan mendorong pasien
gangguan jiwa untuk mengikuti TAK dan Rehabilitasi.
3. Pelaksanaan kegiatan
a. Persiapan
1) Kader bersama perawat CMHN mengidentifikasi pasien gangguan
yang akan mengikuti TAK dan rehabilitasi
2) Kader bersama perawat CMHN menyampaikan rencana TAK dan
Rehabilitasi
3) Kader bersama keluarga memfasilitasi kebutuhan (alat dan bahan)
rehabilitasi
4) Kader mengundang pasien dan keluarga yang akan mengikuti TAK
untuk hadir
5) Kader mengundang pasien yang akan mengikuti TAK untuk hadir
6) Kader mengingatkan pasien dan keluarga untuk hadir pada
kegiatanTAK dan rehabilitasi yang akan dilaksanakan
7) Kader mempersiapkan daftar hadir peserta kegiatan (TAK dan
rehabilitasi)
8) Kader mempersiapkan tempat pelaksanaan kegiatan TAK dan
rehabilitasi
b. Pelaksanaan
1) Mengumpulkan peserta TAK dan rehabilitasi
2) Mendampingi perawat CMHN yang melakukan kegiatan (TAK dan
rehabilitasi)
3) Kader memotivasi peserta untuk aktif mengikuti kegiatan (TAK dan
rehabilitasi)
c. Pelaporan
Membuat laporan kegiatan TAK dan rehabilitasi serta kehadiran peserta
(lihat buku pegangan kader :TAK dan Rehabilitasi) (Keliat dkk, 2011)

M. Kunjungan Rumah
1. Pengertian
Kunjungan rumah adalah kunjungan kader kesehatan jiwa ke keluarga yang
anggota keluarganya mengalami gangguan jiwa dan telah dirawat oleh
perawat CMHN dan telah mandiri. Kunjungan dilakukan 2 minggu sekali.
Saat melakukan kunjungan rumah, kader melakukan penilaian terhadap
kemampuan pasien gangguan jiwa dan keluarga dalam perawatan pasien
(lihat buku panduan supervisi kader).
2. Tujuan
Melalui kunjungan rumah diperoleh informasi terkini tentang kemampuan
pasien mengatasi masalahnya dan keterlibatan keluarga dalam perawatan
pasien dirumah
3. Sasaran
Sasaran kunjungan rumah kader adalah pasien dan keluarga yang
mempunyai masalah harga diri rendah, menyendiri, mendengar suara-suara
(halusinasi), mengamuk dan kurang merawat diri (lihat buku panduan
supervisi kader), yang telah mandiri.
4. Pelaksanaan kegiatan
a. Persiapan
Persiapan yang harus dilakukan adalah :
1) Menyiapkan buku supervisi kader
2) Mempelajari isi buku
3) Melakukan perjanjian/kontrak dengan keluarga
b. Pelaksanaan
1) Memberikan salam terapeutik
2) Melakukan perjanjian/kontrak
3) Mengobservasi perilaku pasien dan melakukan wawancara dengan
pasien dan keluarga tentang kemampuan pasien
4) Menyampaikan pujian terhadap kemampuan pasien dan keluarga,
5) Membuat perjanjian untuk kunjungan pada minggu berikutnya
dengan tujuan tertentu
c. Pelaporan
Tuliskan hasil observasi bp/ibu pada buku pegangan kader sesuai dengan
kasus pasiennya (lihat buku pegangan kader : supervisi kader)
N. Rujukan Kasus
1. Pengertian
Rujukan adalah mengirimkan pasien kepada perawat CMHN yang
bertanggungjawab. Rujukan dilakukan jika saat supervisi/kunjungan
rumah/deteksi keluarga kader menemukan :
 Pasien mengalami kemunduran perilaku; berdasarkan penilaian terhadap
perilaku pasien saat kunjungan rumah (lihat buku pegangan kader :
supervisi pasien)
 Pasien baru yang ditemukan
2. Tujuan
Melalui rujukan, pasien gangguan jiwa mendapatkan perawatan yang lebih
baik lagi
3. Pelaksanaan kegiatan
a. Persiapan
1) Kader menyiapkan laporan kunjungan rumah/supervisi yang
menunjukkan kemunduran perilaku pasien atau adanya masalah
kesehatan baru
2) Kader mengisi format rujukan kasus
b. Pelaksanaan
1) Kader menyampaikan laporan hasil kunjungan rumah pada perawat
CMHN
2) Kader memberikan surat rujukan pada perawat CMHN
c. Pelaporan
Tuliskan hasil observasi bp/ibu pada buku pegangan kader sesuai dengan
kasus pasiennya (lihat buku pegangan kader : supervisi kader)

O. Pendokumentasian
1. Pengertian
Pendokumentasian adalah menuliskan seluruh tindakan yang dilakukan
kader (deteksi, penggerakkan, kunjungan rumah dan rujukan kasus) dengan
menggunakan panduan pelaporan yang tersedia (buku pegangan kader
kesehatan jiwa).
2. Tujuan
Melalui pendokumentasian yang dilakukan kader, diharapkan
perkembangan kondisi kesehatan pasien dan keluarga serta seluruh kegiatan
yang telah dilakukan di desa siaga sehat jiwa tercatat dengan baik
3. Bentuk dokumentasi
Bentuk dokumentasi laporan kader adalah :
 Buku pegangan kader : deteksi keluarga
 Buku pegangan kader : penyuluhan kesehatan jiwa
 Buku pegangan kader : supervisi pasien gangguan jiwa
 Surat rujukan (Keliat dkk, 2011)
BAB III
KERANGKA KEGIATAN

Adanya potensi terjadinya  Koping individu  Warga yang


bencana alam, kehilangan tidak efektif mengalami
pekerjaan, kehilangan anggota  Kurangnya gangguan
keluarga, penyakit(hipertensi), dukungan social jiwa
anak muda merokok, ibu hamil, dll. terhadap kondisi  Warga yang
kejiwaan mempunyai
resiko
psikososial
KEBIJAKAN DEPARTEMEN KESEHATAN
Melalui Puskesmas KECAMATAN SEHAT 2015

DESA SIAGA SEHAT JIWA


2013
DINKES LSM MASYARAKAT PERANGKAT DESA
PROVINSI

DINKES
KABUPATEN PUSKESMAS

Posyandu Pondkesdes Poli Jiwa PEMBENTUKAN


KADER SEHAT JIWA

Perawat CMHN
Pelatihan
Kompetensi Kader
Sehat Jiwa (Deteksi
Dini, TAK,
1. Terbentuknya kader
Pendkes, Rujukan,
sehat jiwa per posyandu
Dokumentasi
yang memiliki skill
terlatih di bidang
kesehatan jiwa :  Buku pegangan
2. Setiap dusun memiliki kader : deteksi
Kegiatan Kader kader kesehatan jiwa keluarga
Kesehatan Jiwa dengan rasio 1 kader  Buku pegangan
terhadap 15-20 keluarga kader :
yang ada disekitar penyuluhan
tempat tinggalnya kesehatan jiwa
3. Seluruh keluarga di
 Buku pegangan
Desa Siaga Sehat Jiwa
kader : supervisi
memiliki kader
pasien
kesehatan jiwa
gangguan jiwa
 Surat rujukan
ALUR PEMERIKSAAN PASIEN DI POLI JIWA

ALUR PEMERIKSAAN PASIEN DI POLI JIWA

Kader Siaga Sehat Jiwa Pencatatan Pelaporan


Deteksi Dini Keluarga Data Pasien Keluarga Sehat, Penyampaian data
Sehat Jiwa Resiko, dan pasien gangguan pasien gangguan dan
resiko ke perawat
CMHN di ponkesdes

Perawat CMHN
PEMERIKSAAN
memfasilitasi
DI POLI JIWA
untuk pemeriksaan
PUSKESMAS
lebih lanjut ke poli
jiwa puskesmas

Pendaftaran 1. Anamnesa dan


Loket Pasien Resiko Rawat Jalan
pemeriksaan mental
Poli Jiwa
health oleh tenaga medis
(dokter & perawat CMHN Pasien Gangguan

2. Konseling Kesehatan
Jiwa dan kondisi Rencana Rujukan ke
kesehatan jiwa pasien RSJ di
kabupaten/provinsi
terkait
Inform consent keluarga
& pasien

setuju menolak

Perawat Kontrol
Memenuhi kelengkapan CMHN ke poli
RSJ dokumentasi rekam medis puskesmas jiwa
dan asuhan keperawatan merujuk ke
jiwa pasien RSJ di
kabupaten/pro
Pasien Pulang vinsi terkait

Kontrol Monitoring dan evaluasi


ke poli perkembangan kondisi
jiwa kesehatan jiwa pasien
BAB IV
RENCANA KEGIATAN

A. Rancangan Sosialisasi Desa Siaga Sehat Jiwa


a. Tujuan
Setelah mengikuti sosialisasi, masyarakat dapat :
a. Mengetahui informasi tentang kesehatan jiwa
b. Mengetahui tentang desa siaga sehat jiwa
c. Melaksanakan program desa siaga sehat jiwa
d. Menggerakkan individu, keluarga dan kelompok sehat jiwa untuk mengikuti
pendidikan kesehatan jiwa
e. Menggerakkan keluarga dan kelompok yang mempunyai risiko masalah
psikososial untuk mengikuti pendidikan kesehatan jiwa
f. Menggerakkan keluarga dan kelompok yang mempunyai gangguan jiwa
untuk mengikuti pendidikan kesehatan jiwa
g. Membuat dokumentasi kegiatan sosialisasi kesehatan jiwa

b. Materi sosialisasi
Secara garis besar materi yang akan disampaikan adalah sebagai berikut :
a. Konsep keperawatan kesehatan jiwa komunitas
b. Konsep desa siaga sehat jiwa

c. Metode sosialisasi
Beberapa metode yang di gunakan saat melakukan sosialisasi Desa Siaga Sehat
Jiwa sesuai dengan tujuan adalah sebagai berikut :
1. Ceramah interaktif
Penyampaian materi diberikan secara lisan/verbal oleh penyuluh. Metode ini
efektif jika menggunakan alat bantu yang tepat seperti transparansi, slide, video.
Ceramah interaktif dilakukan untuk memotivasi masyarakat terlibat aktif
mengikuti materi yang disampaikan dengan cara menyampaikan pendapatnya.
Awal ceramah adalah pembukaan 10 – 15 menit kemudian penyampaian materi
yang diikuti dengan diskusi dan tanya jawab.
2. Diskusi kelompok
Diskusi kelompok dilakukan bila materi yang dipelajari perlu dibahas lebih
mendalam atau dipraktekkan. Dalam diskusi kelompok perlu dipilih ketua dan
sekretaris kelompok yang akan memimpin diskusi. Hasil diskusi dicatat dan
disampaikan pada seluruh anggota agar terjadi kesepahaman atau kesamaan
persepsi antar anggota kelompok.
3. Demonstrasi atau simulasi
Demonstrasi dilakukan jika materi yang dibahas memerlukan aktivitas motorik
atau penampilan sikap yang sesuai sehingga perlu diperagakan untuk
memperoleh gambaran materi yang utuh. Lakukan demonstrasi tahap demi tahap
agar mudah diingat dan di pahami oleh peserta. Setelah diperagakan peserta
melakukan simulasi. Selama atau setelah demonstrasi peserta dapat mengajukan
pertanyaan untuk hal-hal yang belum dimengerti dan pelatih mengamati atau
memperbaiki kemampuan peserta.
4. Bermain peran
Bermain peran adalah melakukan simulasi dengan berakting secara spontan.
Peserta diberi tugas untuk memperagakanperilaku tertentu secara total. Misalnya
seorang peserta berperan sebagai pasien/keluarga dan peserta lainnya berperan
sebagai kader keswa yang memberi penyuluhan.
5. Studi kasus
Metode ini digunakan dalam kelompok kecil dan mempergunakan kasus nyata
maupun fiktif yang berfokus pada isyu, problem, tujuan atau topik yang spesifik.
Peserta mempelajari dan memberikan tanggapan terhadap kasus secara tertulis
atau lisan. Metode ini dapat digabungkan dengan bermain peran bila pelatih
menginginkan hasil yang lebih efektif.
6. Praktek dan supervisi
Metode praktek dilakukan bila peserta harus melakukan serangkaian aktivitas
tertentu di situasi nyata untuk mencapai kemampuan yang ditetapkan. Melalui
praktek di tatanan nyata diharapkan peserta akan lebih mudah mengingat dan
mempunyai pengalaman tersendiri dalam melakukan aktivitasnya. Hasil belajar
yang optimal dicapai bila saat praktek dilakukan supervisi yang berfungsi untuk
memperbaiki kinerja dan memotivasi peserta untuk lebih giat melakukan
tindakan.
d. Evaluasi
1. Fokus : Gabungan kemampuan kognitif, psikomotor dan afektif
2. Metode : Pre dan post tes (soal tertulis)
3. Penampilan kinerja (performance)
4. Waktu : Selama dan setelah selesai pelatihan
ANGGARAN DAN JADWAL KEGIATAN

A. Anggaran Dana
No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1. Peralatan Penunjang (Dekorasi,Dokumentasi) Rp. 500.000
2. Bahan Habis Pakai (ATK) Rp. 350.000
3. Transportasi Rp. 150.000
4. Pembuatan Banner Rp. 250.000
5. ID Card Rp. 250.000
6. Lain-lain (konsumsi) Rp. 500.000
Jumlah Rp. 2.000.000

B. Jadwal Kegiatan
Dilaksanakan dalam waktu 1 hari ( 25 Januari 2020)

Pembicara/
Hari Kegiatan
Petugas
Kunjungan Kepala Desa: - Perangkat Desa
1. Perkenalan tim dengan perangkat desa dan - Preseptor akademik
tokoh masyarakat - Presepti
2. Penjelasan maksud dan tujuan kegiatan
Kegiatan sosialisasi Desa Siaga Sehat Jiwa di - Perangkat Desa
desa Darma. - Tokoh Masyarakat
Susunan acara : - Preseptor akademik
1. Pembukaan - Presepti
2. Sambutan ketua pelaksana dan sambutan - kader posyandu
kepala desa. - bidan desa dan
3. Sosialisasi Desa Siaga Sehat Jiwa dengan perawat desa
materi:
a. Konsep keperawatan kesehatan jiwa
komunitas
b. Konsep Desa Siaga Sehat Jiwa
BAB V

PENUTUP

Demikian proposal ini kami buat. Besar harapan kami kegiatan ini bisa berjalan dengan
baik sebagaimana yang kami harapkan. Kami menyadari dan memahami bahwa sebuah kegiatan
tidak dapat diwujudkan secara individual, namun harus dijalankan secara kolektif. Untuk itu kami
selaku panitia mengucapkan terimakasih atas perhatian dan kerja sama dari semua pihak dalam
menyukseskan acara ini. Kami memohon maaf apabila ada kekurangan dan kesalahan dalam
pelaksanaan kegiatan ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kelapangan rizki serta rahmat
dan hidayah-Nya, semoga Allah membalas kebaikan dalam setiap gerak dan langkah yang kita
lakukan. Aamiin.
Lampiran 1

Kepanitian

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Panitia Pelaksana yang dibentuk oleh Keperawatn Reguler A
tahun ajaran 2019-2020 dengan :

Pelindung

1. Ketua Program Studi S1 Keperawatan: Ns. Nanang Safrudin, S. Kep.,M.Kep

2. Ka. Bidang Lembaga Pengabdian Msyarakat : Icca Stella Amalia, S.KM.,MPH

3. Dosen Pendamping : Ns. Khusnul Aini, M.Kep.,Sp.Kep.J

Panitia Pelaksana (OC)

Ketua Pelaksana : Caca Hendarta

Sekertaris : Yuyun Wahyuningsih

Bendahara : Sigit Aryatama N

Daftar Nama Anggota Pelaksana

NO KELOMPOK 1 NO KELOMPOK 2 NO KELOMPOK 3


1 ADE HANIFAH UMAR 1 JAJANG NURJAMAN 1 RESHA MAHESWARA
2 ADE NURMANAH 2 KARTIKA FITRIANINGSIH 2 RISKA PUJI ASTUTIK
3 AGUNG NUGRAHA 3 CANDY NUGRAHA 3 SALMA INSANI
4 ANGGUN SRI WAHYUNI 4 LARAS MEYDA NIXIE P 4 SARI SARTIKA
5 CACA HENDARTA 5 LARAS NURAZIZAH 5 SARTIKA HARDIANTI P
6 CUCUN SETIASIH 6 LATIFAH NOOR FALAH 6 SERLY AULIA NEVI
7 DANIYATI 7 MARYANI 7 SIGIT ARYATAMA N
8 DEPI PERMATASARI 8 MAUDY NUR SHALLYKHA 8 SILPIA AMALIA RUSTIN
9 DESI HARTININGSIH 9 NABILLA OCTAVIANY 9 SILVY ROHMATUL A
10 EEN MEI JAYANTI 10 NADA PRATIDINAH O 10 SRI HERLINA
11 EGA MUHAMAD R 11 NADIAN WIDIANINGSIH 11 TIRA APRIANI
12 ELSA GIANA FAHMI 12 NADYA VEGA LESTARI 12 UTARI SITI NURHAYATI
13 ERIN ELY LANA JULFA 13 NANANG KURNIAWAN 13 VIRNA FRANSISCA DEWI
14 FUZI MELA SAADAH 14 PRASEPTIO EDI PUTERA 14 WASIQ FAHMI AMIRUDIN
15 GEBY PAUZIAH 15 RANA RASMAINA 15 WIDIA ASTUTI
16 HALMA NURLAELA 16 RATNENGSIH 16 YUYUN WAHYUNINGSIH
17 IAN ANDRIANA 17 RAYNALDI YUSHAR J 17 ZELIN ANA N
18 IDAH ROSSY NUR A 18 RENDI LESMANA 18 DINDA RESTU
LEMBAR PENGESAHAN

Kuningan , 02 Desember 2019

PANITIA PELAKSANA

PENGABDIAN MASYARAKAT PROGRAM DESA SIAGA SEHAT JIWA

DI DESA DARMA KECAMATAN DARMA KABUPATEN KUNINGAN

Dosen Pendamping Ketua Pelaksana Kegiatan

Ns. Khusnul Aini, M.Kep.,Sp.Kep.J Caca Hendarta

NIDN. 0405038002 CKR0160006

Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Keperawatan Ka. Bidang Lembaga Pengabdian Masyarakat

Ns. Nanang Safrudin, S. Kep.,M.Kep Icca Stella Amalia, S.KM.,MPH

NIK. 851005200912033 NIK. 851230201201070

Anda mungkin juga menyukai