BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Desa Siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau dan mampu
mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan masyarakat, seperti
kurang gizi, kejadian bencana, termasuk didalamnya gangguan jiwa, dengan
memanfaatkan potensi setempat secara gotong royong, menuju Desa Siaga. Desa
Siaga Sehat Jiwa merupakan satu bentuk pengembangan dari pencanangan Desa Siaga
yang bertujuan agar masyarakat ikut berperan serta dalam mendeteksi pasien
gangguan jiwa yang belum terdeteksi, dan membantu pemulihan pasien yang telah
dirawat di rumah sakit, serta siaga terhadap munculnya masalah kesehatan jiwa di
masyarakat (Dinkes Prov. Jawa Timur, 2008; CMHN, 2005).
Konsep keperawatan kesehatan jiwa masyarakat adalah konsep pendekatan
kesehatan jiwa yang berbasis masyarakat, satu upaya mengoptimalkan upaya
kesehatan jiwa dengan mempertimbangkan berbagai keterbatasan yang ada. Upaya
kesehatan jiwa masyarakat dilaksanakan dengan prinsip holistik, komprehensif,
paripurna dan berkesinambungan untuk seluruh usia dan berbagai masalah kesehatan
jiwa.
Kader kesehatan jiwa berperan penting di masyarakat dalam menemukan
kasus baru ataupun yang tidak dilaporkan oleh keluarga penderita, sehingga kasus
penderita gangguan jiwa segera dapat diberikan tindakan yang memadai. Sehingga
dipandang perlu untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader kesehatan
jiwa melalui pelatihan-pelatihan yang menunjang dalam pelaksanaan tugas kader di
lapanagan.
B. NAMA KEGIATAN
Pelatihan kader Desa Siaga Sehat Jiwa
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan dan peran kader jiwa serta masyarakat tentang
kesehatan jiwa, deteksi dini pada keluarga, dan dapat meningkatkan upaya
pelayanan kesehatan jiwa komunitas.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan kader tentang kesehatan jiwa.
b. Meningkatkan pengetahuan kader tentang cara deteksi dini gangguan
kesehatan jiwa.
c. Meningkatkan kemampuan petugas non kesehatan khususnya kader jiwa
dalam menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan jiwa komunitas di semua
tatanan pelayanan.
d. Mendorong terwujudnya pengembangan berbagai model pelayanan kesehatan
jiwa komunitas sesuai dengan kondisi dan situasi setempat.
D. MANFAAT KEGIATAN
1. Dengan terlatihnya kader posyandu balita dan lansia menjadi kader jiwa di dusun
Jatirenggo desa Talok kecamatan Turen kabupaten Malang ini diharapkan kader
Desa Siaga Sehat Jiwa mampu menerapkan dan mengembangkan pelayanan
kesehatan jiwa komunitas serta melakukan deteksi dini sehat jiwa pada keluarga di
lingkungan wilayah tersebut.
2. Dapat mencegah keluarga yang sehat menjadi tetap sehat, yang beresiko menjadi
sehat, dan yang gangguan menjadi produktif hingga menuju ke kondisi sehat.
3. Mampu menggerakkan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) maupun orang
dengan masalah kejiwaan (ODMK) menjadi orang yang produktif sehingga
mampu menghasilkan barang ataupun sebuah ciptaan – ciptaan yang sederhana
dan memiliki nilai jual, serta dapat memperbaiki masalah psikosoial pasien
dengan cara melakukan TAK (TerapiAktivitas Kelaompok) yang sesuai dengan
kesukaannya maupun kondisi yang dialami saat ini.
BAB II
LAPORAN HASIL
A. HASIL PELATIHAN
1. Kegiatan
Pelatihan Kader Desa Siaga Sehat Jiwa Dusun Jatirenggo Desa Talok Kecamatan
Turen Kabupaten Malang
2. Tanggal pelaksanaan
Tanggal : 11 April 2018
Waktu : 09.00 WIB
Tempat : Balai Desa Talok
Acara Pelatihan Kader Desa Siaga Sehat Jiwa ini dilaksanakan pada hari Rabu, 11
April 2018 bertempat di Pendopo Balai Desa Talok mulai pukul 09.00 – 15.15
WIB.
3. Sasaran
Kepala desa, Perangkat desa, Kepala Kecamatan, Puskesmas turen, kader jiwa,
warga Dusun jatirenggo mahasiswa
Peserta dari kegiatan ini secara keseluruhan diperuntukkan bagi seluruh Ibu Kader
Posyandu Balita dan Lansia serta bapak RT maupun bapak RW
4. Jumlah
Puskesmas Turen : 3 Orang
Kecamatan Turen : 1 Orang
Stikes : 4 Orang
Perangkat Desa : 2 Orang
Kader : 24 Orang
Mahasiswa : 62 Orang
Pemateri : 2 Orang
Tamu Undangan : 4 Orang
5. Materi
Konsep dasar gangguan jiwa dll
a. Konsep Dasar Gangguan Jiwa
b. Sosialisasi dan pembentukan kader desa siaga sehat jiwa
c. Pelayanan Primer di Indonesia terhadap ODGJ, dan Kegawatdaruratan
Psikiatri
6. Daftar pertanyaan
Pertanyaan 1 : Ny. E
1) Bagaimana cara membedakan orang stress dengan orang sehat?
Jawab :
Untuk membedakan orang dengan stress dengan orang sehat dilihat dari ciri –
cirinya yaitu kehilangan anggota keluarga atau orang yang dicintai, kehilangan
pekerjaan, kehilangan harta benda, kehilangan anggota tubuh, penderita
penyakit kronis, ibu hamil dan ibu melahirkan, kalau orang sehat tidak
memiliki tanda – tanda seperti itu.
Pertanyaan 2 : Ny. K
2) Apa yang harus kita lakukan pada pasien dengan tanda gejala, suka bersih –
bersih, kadang – kadang suka mematikan lampu di pinggir jalan, rajin dalam
segala hal, terkadang orangnya juga suka ngomong sendiri, dan terkadang
diam menyendiri, apakah itu termasuk dalam gangguan jiwa (ODGJ) atau
orang dengan masalah kejiwaan (ODMK)?
Jawab :
Orang dengan masalah kejiwaan (ODMK)
Pertanyaan 3
3) Bagaimana cara kita menilai bahwa orang tersebut adalah gangguan jiwa?
Jawab :
Dapat dilihat dari tanda gejala sebagai berikut : Sedih berkepanjangan dalam
waktu lama, berkurangnya kemampuan fungsi kegiatan sehari – hari,
menurunnya motivasi untuk melakukan kegiatan, marah – marah tanpa sebab,
bicara atau tertawa sendiri, mengamuk, menyendiri, tidak mau bergaul, tidak
memperhatikan penampilan atau kebersihan diri, dan mengatakan atau
mencoba bunuh diri.
Jumlah KETERANGAN
No RW Jumlah Prosentase
KK Sehat Resiko Gangguan
1. RW 07 345 1154 75 5 1234 28
2. RW 08 247 750 105 2 857 19,4
3. RW 09 235 711 66 3 780 17,7
4. RW 10 210 597 63 2 662 14,9
5. RW 11 270 784 84 12 883 20
Total 1307 3996 393 24 4416
100 %
Prosentase 90,4 8,9 0,7 100%
Sumber Data :Data Primer 2018
Berdasarkan tabel 1.2 distribusi frekuensi karakteristik penduduk
berdasarkan kondisi kesehatan di Dusun Jatirenggo Desa Talok Kec.Turen,
sebagian besar warga termasuk kategori sehat sejumlah 3996 orang atau 90,4%.
Sebagian kecil warga termasuk kategori gangguan sejumlah 24 orang atau 0,7%.
BAB III
PEMBAHASAN
BAB IV
KEORGANISASIAN
A. STRUKTUR PANITIA
3. RatnaWahyuningsih
2. Mohammad Yusuf
4. Dwi Ayunawati
3. Ida Haniawati
2. Fredi Prayoga
3. Ana Fitri
4. Tatik Widayati
3. Zulaiha
2. Devan Fernanda
B. RUNDOWN
SUSUNAN ACARA
Narrator : Afrodita
Peran :
Narasi
Pada suatu hari, terdapat keluarga yang harmonis.Keluarga tersebut adalah keluarga Ny. E,
meskipun salah satu anggota keluarganya ada yang menderita penyakit gagal ginjal, namun
keluarga Ny E selalu ceria dan saling melengkapi satu sama lain.
Ny. E berusia 39 tahun bekerja sebagai pegawai di sebuah perusahaan ternama di Malang
Raya. Ny E baru di berhentikan dari pekerjaannya 1 bulan yang lalu
3 bulan kemudian, Suami Ny. E meninggal akibat penyakit yang menggerogotinya yang
sudah diderita selama 3 tahun.Anak ke dua Ny. E semenjak ayahnya meninggal dia terlihat
sering mengurung diri, tidak mau bersekolah, tidak mau bersosialisasi dengan keluarganya
maupun teman-temannya. Berbeda dengan anak pertama Ny. E meskipun masalah keluarga
yang dihadapi cukup berat tapi anak pertama Ny. E tetap dewasa dalam menyikapi masalah
yang ada didalam keluarganya, dan pada akhirnya dia lulus dengan IPK terbaik dan mendapat
beasiswa untuk melanjutkan S2 di universitas ternama di luar negri. Sedangkan anak ketiga
Ny. E semenjak ditinggal ayahnya dia sering membolos sekolah dan selalu membangkang
jika di nasehati ibu dan kakaknya.
(kader masuk setelah peran memerankan aksinya dan mengakhiri aksinya selang beberapa
menit). Febri (anak ketiga) keluar, cahya masuk (kader), siska menggurung diri di kamar
(anak ke dua), cahya (kader) mewawancarai nya E dan rendi (anak pertama). Ending kader
dapat data dari keluarga Ny. E tetapi ada penolakan pada waktu pengambilan data.
C. LAPORAN KEUANGAN
No. Nominal Jumlah Keterangan
1. Rp. 73.000 1 hari Musyawarah Kader
2. Rp. 1.108.000 1 hari Konsumsi Pelatihan
3. Foto Copy Pelatihan, Modul,
Rp. 387.000 1 paket
Handout dll
4. Banner Pelatihan kader desa
Rp. 109.000 1 lembar
siaga sehat jiwa
5. Dorprise pelatihan kader desa
Rp. 640.000 1 paket
siaga sehat jiwa
6. Sertifikat pelatihan kader desa
Rp. 465.000 50 lembar
siaga sehat jiwa
7. Pemateri pelatihan kader desa
Rp. 1.000.000 2 pemateri
siaga sehat jiwa
∑ Tiga Juta Tujuh Ratus Delapan Puluh Dua Ribu
Rp. 3.782.000
Rupiah
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Desa Siaga Sehat Jiwa merupakan satu bentuk pengembangan dari
pencanangan Desa Siaga yang bertujuan agar masyarakat ikut berperan serta dalam
mendeteksi pasien gangguan jiwa yang belum terdeteksi, dan membantu pemulihan
pasien yang telah dirawat di rumah sakit, serta siaga terhadap munculnya masalah
kesehatan jiwa di masyarakat (Dinkes Prov. Jawa Timur, 2008; CMHN, 2005). Kader
kesehatan jiwa berperan penting di masyarakat dalam menemukan kasus baru ataupun
yang tidak dilaporkan oleh keluarga penderita, sehingga kasus penderita gangguan
jiwa segera dapat diberikan tindakan yang memadai.
Acara Pelatihan Kader Desa Siaga Sehat Jiwa dilaksanakan pada hari Rabu, 11
April 2018 bertempat di Pendopo Balai Desa Talok mulai pukul 09.00 – 15.15 WIB.
Acara pelatihan ini diikuti oleh 102 peserta yang berasal dari berbagai instansi,
diantaranya yaitu Puskesmas Turen, Perangkat Desa Talok, Perwakilan dari
Kecamatan Turen, Kader jiwa dusun Jatirenggo dan Mahasiswa. Dalam acara
pelatihan ini mendatangkan 3 pemateri yaitu materi konsep dasar gangguan jiwa yang
disampaikan oleh Pak Ronal pemateri dari STIKes Kepanjen. Pemateri yang ke dua
yaitu Sosisalisasi dan Pembentukan Kader Desa Siaga Sehat Jiwa yang disampaikan
oleh Pak Suebagiono pemateri dari PKM Bantur, materi yang terakhir dari pihak RSJ
Lawang dengan Judul Pelayanan Primer di Indonesia dan Kegawatdaruratan Psikiatri
yang disampaikan oleh Pak Sulistyono.
Setelah dilakukan pendataan di dapatkan data, sebagian besar warga berjenis
kelamin perempuan yaitu sejumlah 2.227 orang atau 50,4% dan kurang dari sebagian
warga berjenis kelamin laki-laki yaitu sejumlah 2189 orang atau 49,6%. Kurang dari
sebagian warga berusia 26-45 tahun yaitu sejumlah 1.269 atau 28,7% dan sebagian
kecil warga berusia 0-18 bulan yaitu sejumlah 20 orang atau 0,5%. Sebagian warga
berpendidikan SD yaitu sejumlah 1603 orang atau 36,3% dan sebagian kecil warga
berpendidikan S2 yaitu sejumlah 2 orang atau 0,1%. Kurang dari sebagian warga
menjadi pelajar yaitu sejumlah 918 atau 20,7% dan sebagian kecil warga bekerja
sebagai lainnya yaitu sejumlah 11 orang atau 0,7%. Sebagian besar warga termasuk
kategori sehat sejumlah 3.996 orang atau 90,4%. Sebagian kecil warga termasuk
kategori gangguan sejumlah 24 orang atau 0,7%.
B. SARAN
1. Bagi Desa
Saran bagi kader jiwa untuk membantu program kesehatan jiwa di wilayah
Turen seperti membantu menjalankan posyandu jiwa.
4. Bagi Mahasiswa
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5