Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN HASIL PELATIHAN KADER DESA SIAGA SEHAT JIWA

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Desa Siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau dan mampu
mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan masyarakat, seperti
kurang gizi, kejadian bencana, termasuk didalamnya gangguan jiwa, dengan
memanfaatkan potensi setempat secara gotong royong, menuju Desa Siaga. Desa
Siaga Sehat Jiwa merupakan satu bentuk pengembangan dari pencanangan Desa Siaga
yang bertujuan agar masyarakat ikut berperan serta dalam mendeteksi pasien
gangguan jiwa yang belum terdeteksi, dan membantu pemulihan pasien yang telah
dirawat di rumah sakit, serta siaga terhadap munculnya masalah kesehatan jiwa di
masyarakat (Dinkes Prov. Jawa Timur, 2008; CMHN, 2005).
Konsep keperawatan kesehatan jiwa masyarakat adalah konsep pendekatan
kesehatan jiwa yang berbasis masyarakat, satu upaya mengoptimalkan upaya
kesehatan jiwa dengan mempertimbangkan berbagai keterbatasan yang ada. Upaya
kesehatan jiwa masyarakat dilaksanakan dengan prinsip holistik, komprehensif,
paripurna dan berkesinambungan untuk seluruh usia dan berbagai masalah kesehatan
jiwa.
Kader kesehatan jiwa berperan penting di masyarakat dalam menemukan
kasus baru ataupun yang tidak dilaporkan oleh keluarga penderita, sehingga kasus
penderita gangguan jiwa segera dapat diberikan tindakan yang memadai. Sehingga
dipandang perlu untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader kesehatan
jiwa melalui pelatihan-pelatihan yang menunjang dalam pelaksanaan tugas kader di
lapanagan.

B. NAMA KEGIATAN
Pelatihan kader Desa Siaga Sehat Jiwa

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan dan peran kader jiwa serta masyarakat tentang
kesehatan jiwa, deteksi dini pada keluarga, dan dapat meningkatkan upaya
pelayanan kesehatan jiwa komunitas.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan kader tentang kesehatan jiwa.
b. Meningkatkan pengetahuan kader tentang cara deteksi dini gangguan
kesehatan jiwa.
c. Meningkatkan kemampuan petugas non kesehatan khususnya kader jiwa
dalam menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan jiwa komunitas di semua
tatanan pelayanan.
d. Mendorong terwujudnya pengembangan berbagai model pelayanan kesehatan
jiwa komunitas sesuai dengan kondisi dan situasi setempat.

D. MANFAAT KEGIATAN
1. Dengan terlatihnya kader posyandu balita dan lansia menjadi kader jiwa di dusun
Jatirenggo desa Talok kecamatan Turen kabupaten Malang ini diharapkan kader
Desa Siaga Sehat Jiwa mampu menerapkan dan mengembangkan pelayanan
kesehatan jiwa komunitas serta melakukan deteksi dini sehat jiwa pada keluarga di
lingkungan wilayah tersebut.
2. Dapat mencegah keluarga yang sehat menjadi tetap sehat, yang beresiko menjadi
sehat, dan yang gangguan menjadi produktif hingga menuju ke kondisi sehat.
3. Mampu menggerakkan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) maupun orang
dengan masalah kejiwaan (ODMK) menjadi orang yang produktif sehingga
mampu menghasilkan barang ataupun sebuah ciptaan – ciptaan yang sederhana
dan memiliki nilai jual, serta dapat memperbaiki masalah psikosoial pasien
dengan cara melakukan TAK (TerapiAktivitas Kelaompok) yang sesuai dengan
kesukaannya maupun kondisi yang dialami saat ini.

BAB II

LAPORAN HASIL

A. HASIL PELATIHAN
1. Kegiatan
Pelatihan Kader Desa Siaga Sehat Jiwa Dusun Jatirenggo Desa Talok Kecamatan
Turen Kabupaten Malang
2. Tanggal pelaksanaan
Tanggal : 11 April 2018
Waktu : 09.00 WIB
Tempat : Balai Desa Talok
Acara Pelatihan Kader Desa Siaga Sehat Jiwa ini dilaksanakan pada hari Rabu, 11
April 2018 bertempat di Pendopo Balai Desa Talok mulai pukul 09.00 – 15.15
WIB.

3. Sasaran
Kepala desa, Perangkat desa, Kepala Kecamatan, Puskesmas turen, kader jiwa,
warga Dusun jatirenggo mahasiswa
Peserta dari kegiatan ini secara keseluruhan diperuntukkan bagi seluruh Ibu Kader
Posyandu Balita dan Lansia serta bapak RT maupun bapak RW

4. Jumlah
Puskesmas Turen : 3 Orang
Kecamatan Turen : 1 Orang
Stikes : 4 Orang
Perangkat Desa : 2 Orang
Kader : 24 Orang
Mahasiswa : 62 Orang
Pemateri : 2 Orang
Tamu Undangan : 4 Orang

5. Materi
Konsep dasar gangguan jiwa dll
a. Konsep Dasar Gangguan Jiwa
b. Sosialisasi dan pembentukan kader desa siaga sehat jiwa
c. Pelayanan Primer di Indonesia terhadap ODGJ, dan Kegawatdaruratan
Psikiatri

6. Daftar pertanyaan
Pertanyaan 1 : Ny. E
1) Bagaimana cara membedakan orang stress dengan orang sehat?
Jawab :
Untuk membedakan orang dengan stress dengan orang sehat dilihat dari ciri –
cirinya yaitu kehilangan anggota keluarga atau orang yang dicintai, kehilangan
pekerjaan, kehilangan harta benda, kehilangan anggota tubuh, penderita
penyakit kronis, ibu hamil dan ibu melahirkan, kalau orang sehat tidak
memiliki tanda – tanda seperti itu.
Pertanyaan 2 : Ny. K
2) Apa yang harus kita lakukan pada pasien dengan tanda gejala, suka bersih –
bersih, kadang – kadang suka mematikan lampu di pinggir jalan, rajin dalam
segala hal, terkadang orangnya juga suka ngomong sendiri, dan terkadang
diam menyendiri, apakah itu termasuk dalam gangguan jiwa (ODGJ) atau
orang dengan masalah kejiwaan (ODMK)?
Jawab :
Orang dengan masalah kejiwaan (ODMK)
Pertanyaan 3
3) Bagaimana cara kita menilai bahwa orang tersebut adalah gangguan jiwa?
Jawab :
Dapat dilihat dari tanda gejala sebagai berikut : Sedih berkepanjangan dalam
waktu lama, berkurangnya kemampuan fungsi kegiatan sehari – hari,
menurunnya motivasi untuk melakukan kegiatan, marah – marah tanpa sebab,
bicara atau tertawa sendiri, mengamuk, menyendiri, tidak mau bergaul, tidak
memperhatikan penampilan atau kebersihan diri, dan mengatakan atau
mencoba bunuh diri.

7. Gambaran kegiatan dan Keterbatasan


Persiapan sebelum pelatihan dilakukan sejak minggu pertama., awal
kegiatan sebelum pelatihan kita melaksanakan studi banding ke Puskesmas Bantur
untuk menanyakan masalah kerja sama dan persiapan apa yang harus kita siapkan
sebelum kita membuat acara pelatihan. Persiapan ke dua adalah pembentukan
struktur organisasi / kepanitiaan untuk acara pelatihan kader desa siaga sehat jiwa.
Keesokan harinya pelaksanaan tugas dari masing – masing panitia seperti ke desa,
ke PKM, ke kader dan ke RT untuk membagikan undangan sehubungan acara
pertemuan pertama dengan kader dan RT, RW di dusun Jatirenggo desa Talok.
Sebelum acara pertemuan dilaksanakan, persamaan persepsi terlebih dahulu
dengan pihak kampus untuk menentukan topic pembahasan yang akan dibahas
ketika pertemuan pertama dengan kader. Pelaksanaan pertemuan kader
dilaksanakan di posko pada pukul 19.00 WIB dengan topic “pembahasan
persamaan persepsi dengan ibu kader dan bapak RT, tentang kontrak waktu
pelaksanaan dan tempat pelatihan”.
Persiapan ke tiga yaitu pengajuan proposal sekaligus pengambilan surat ke
PKM Turen, dan mengantar ke PKM Bantur untuk menindak lanjuti studi banding
dan menyampaikan surat permohonan menjadi pemateri. Skaligus persiapan
modul, handout, sertifikat pelatihan, benner, dorprice serta persiapan tempat dan
alat.
Persiapan ke empat yaitu persiapan hari H / pelatihan Kader Desa Siaga
Sehat Jiwa. Sebelum pelatihan dimulai, pukul 06.00 WIB breafing seluruh panitia
dan anggota lainnya untuk pematangan konsep yang sudah direncanakan. Acara
mulai pada pukul 09.00 WIB dengan awal acara yaitu sambutan pertama dari
pihak PKM Turen, sambutan yang ke dua dari pihak STIKes Kepanjen, sambutan
yang ke tiga dari pihak Kecamatan, dan ke empat dari pihak Desa. Sambutan telah
dilaksanakan, acara selanjutnya yaitu materi konsep dasar gangguan jiwa yang
disampaikan oleh Pak Ronal pemateri dari STIKes Kepanjen. Pemateri yang ke
dua yaitu Sosisalisasi dan Pembentukan Kader Desa Siaga Sehat Jiwa yang
disampaikan oleh Pak Suebagiono pemateri dari PKM Bantur sekaligus
pembelajaran deteksi dini keluarga, disusul role play dari teman – teman
mahasiswa STIKes kepanjen dengan topic “Penerapan Deteksi Dini Pada
Keluarga”. Selanjutnya materi disambung dari pihak RSJ Lawang dengan Judul
Pelayanan Primer di Indonesia dan Kegawatdaruratan Psikiatri yang disampaikan
oleh Pak Sulistyono. Acara selesai pukul 13.00 WIB, berlanjutkan ke acara
Pengukuhan dan pembagian sertifikat pelatihan kader desa siaga sehat jiwa.
Pelatihan berakhir pada pkul 15.15 WIB dengan prosesi ramahtamah bersama
kader. Usai pelatihan masing – masing kelompok melakukan kontrak kerja
bersama kader di masing – masing RW. Pelatihan terlaksana sesuai dengan jadwal
yang sudah di tentukan, acara berikutnya yaitu evaluasi dengan Pak Zulfikar
selaku pembimbing dari STIKes Kepajen.

Perjalanan cerita acara


a. Sedikitnya waktu pembentukan / persiapan kegiatan pelatihan kader desa siaga
sehat jiwa.
b. Kurang persiapan terhadap lokasi, waktu dan proses pelatihan
c. Adanya keterlambatan kehadiran para kader yang akan di latih (ikut pelatihan)
d. Waktu : Ketidak tepatan waktu (molor).
e. Tempat : Acara pelatihan bertempat di Pendopo Balai Desa Talok Kecamatan
Turen, keterbatasan lokasi pelatihan yang kurang mendukung, tidak efisien.
f. Proses : minimnya waktu pelatihan menyebabkan ketidaksesuaian jadwal
dengan susunan acara dan setting pengukuhan, serta pembagian sertifikat yang
kurang efisien
g. Kurangnya koordinasi antar sie satu dengan yang lain

B. HASIL DETEKSI DINI


A) DATA UMUM
1. Karakteristik Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 1.1 Tabel Distribusi Frekuensi Karakteristik Penduduk Berdasarkan
Jenis Kelamin di Dusun Jatirenggo Desa Talok Kec. Turen
No Jenis Kelamin Rukun Warga Jumlah Prosentase
RW 07 RW 08 RW 09 RW 10 RW 11
1 Laki-laki 606 429 383 328 443 2189 49,6
2 Perempuan 628 428 397 334 440 2227 50,4
Jumlah 1234 857 780 662 883 4416 100 %
Sumber Data :Data Primer 2018
Berdasarkan tabel 1.1 distribusi frekuensi karakteristik penduduk
berdasarkan jenis kelamin di Dusun Jatirenggo Desa Talok Kec.Turen, sebagian
besar warga berjenis kelamin perempuan yaitu sejumlah 2227 orang atau 50,4%
dan kurang dari sebagian warga berjenis kelamin laki-laki yaitu sejumlah 2189
orang atau 49,6%.
2. Karakteristik Penduduk Berdasarkan Usia
Tabel 1.2 Tabel Distribusi Frekuensi Karakteristik Penduduk Berdasarkan
Usia di Dusun Jatirenggo Desa Talok Kec. Turen

No Usia Rukun Warga Jumlah Prosentase


RW 07 RW 08 RW 09 RW 10 RW 11 (%)
1. 0-18 bulan 0 8 2 4 6 20 0,5
2. 19 bln-3 th 24 7 14 11 11 67 1,5
3. 4-6 th 61 41 26 49 28 205 4,6
4. 7-12 th 115 68 68 54 84 389 8,8
5. 13-18 th 109 96 83 55 73 416 9,4
6. 19-25 th 125 81 83 60 113 462 10,5
7. 26-45 th 332 263 215 201 258 1269 28,7
8. 46-60 th 252 171 183 139 207 952 21,5
9. >60 th 216 122 106 89 99 632 14,5
Jumlah 1234 857 780 662 883 4416 100 %
Sumber Data :Data Primer 2018
Berdasarkan tabel 1.2 distribusi frekuensi karakteristik penduduk
berdasarkan usia di Dusun Jatirenggo Desa Talok Kec.Turen, kurang dari sebagian
warga berusia 26-45 tahun yaitu sejumlah 1269 atau 28,7% dan sebagian kecil
warga berusia 0-18 bulan yaitu sejumlah 20 orang atau 0,5%.
3. Karakteristik Penduduk Berdasarkan Pendidikan
Tabel 1.3 Tabel Distribusi Frekuensi Karakteristik Penduduk Berdasarkan
Pendidikan di Dusun Jatirenggo Desa Talok Kec. Turen

No Pendidikan Rukun Warga Jumlah Prosentase


RW 07 RW 08 RW 09 RW 10 RW 11
1. Tidak/blm sekolah 93 55 109 99 43 399 9
2. Belum tamat SD 122 53 0 10 100 285 6,4
3. Tamat SD 304 301 377 286 335 1603 36,3
4. SLTP 259 175 155 134 194 917 20,8
5. SLTA 362 248 116 117 178 1021 23,1
6. Diploma I/II 0 3 12 0 2 17 0,4
7. Diploma III 54 2 0 9 5 70 1,6
8. Diploma IV/S1 40 20 11 7 24 102 2,3
9. S2 0 0 0 0 2 2 0,1
Jumlah 1234 857 780 662 883 4416 100 %
Sumber Data :Data Primer 2018
Berdasarkan tabel 1.2 distribusi frekuensi karakteristik penduduk
berdasarkan pendidikan di Dusun Jatirenggo Desa Talok Kec.Turen, kurang dari
sebagian warga berpendidikan SD yaitu sejumlah 1603 orang atau 36,3% dan
sebagian kecil warga berpendidikan S2 yaitu sejumlah 2 orang atau 0,1%.
4. Karakteristik Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 1.4 Tabel Distribusi Frekuensi Karakteristik Penduduk Berdasarkan
Pekerjaan di Dusun Jatirenggo Desa Talok Kec. Turen

No Status Pekerjaan Rukun Warga Jumlah Prosentase


RW 07 RW 08 RW 09 RW 10 RW 11
1. PNS 92 13 14 6 30 155 3,5
2. Wiraswasta 207 184 198 214 127 930 21
3. Tidak Bekerja 208 77 99 94 183 661 14,9
4. Karyawan Swasta 229 175 141 53 50 648 14,7
5. Buruh 53 44 71 47 41 256 5,7
6. Ibu Rumah Tangga 162 118 79 115 134 608 13,7
7. Pelajar 200 210 178 122 208 918 20,7
8. Petani 83 36 0 11 99 229 5,1
9. Lainnya 0 0 0 0 11 11 0,7
Jumlah 1234 857 780 662 883 4416 100%
Sumber Data :Data Primer 2018
Berdasarkan tabel 1.2 distribusi frekuensi karakteristik penduduk
berdasarkan pekerjaan di Dusun Jatirenggo Desa Talok Kec.Turen, kurang dari
sebagian warga menjadi pelajar yaitu sejumlah 918 atau 20,7% dan sebagian kecil
warga bekerja sebagai lainnya yaitu sejumlah 11 orang atau 0,7%.
B) DATA KHUSUS
Hasil Berdasarkan Deteksi Dini Dusun Jatirenggo Desa Talok

Jumlah KETERANGAN
No RW Jumlah Prosentase
KK Sehat Resiko Gangguan
1. RW 07 345 1154 75 5 1234 28
2. RW 08 247 750 105 2 857 19,4
3. RW 09 235 711 66 3 780 17,7
4. RW 10 210 597 63 2 662 14,9
5. RW 11 270 784 84 12 883 20
Total 1307 3996 393 24 4416
100 %
Prosentase 90,4 8,9 0,7 100%
Sumber Data :Data Primer 2018
Berdasarkan tabel 1.2 distribusi frekuensi karakteristik penduduk
berdasarkan kondisi kesehatan di Dusun Jatirenggo Desa Talok Kec.Turen,
sebagian besar warga termasuk kategori sehat sejumlah 3996 orang atau 90,4%.
Sebagian kecil warga termasuk kategori gangguan sejumlah 24 orang atau 0,7%.
BAB III

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pendataan deteksi dini yang dilakukan di Dusun


Jatirenggo Desa Talok yang terdiri dari RW.07, RW.08, RW.09, RW.10, dan RW.11
didapatkan hasil berdasarkan data umum dan data khusus. Hasil distribusi
frekuensi didapatkan dari data umum terdiri dari, berdasarkan jenis kelamin di
Dusun Jatirenggo Desa Talok Kec.Turen, sebagian besar warga berjenis kelamin
perempuan yaitu sejumlah 2227 orang atau 50,4%, berdasarkan usia kurang dari
sebagian warga berusia 26-45 tahun yaitu sejumlah 1269 atau 28,7%, berdasarkan
pendidikan kurang dari sebagian warga berpendidikan SD yaitu sejumlah 1603
orang atau 36,3%, sedangkan berdasarkan pekerjaan kurang dari sebagian warga
menjadi pelajar yaitu sejumlah 918 atau 20,7%.
Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi mental sejahtera yang memungkinkan
hidup harmonis dan produktif sebagai bagian yang utuh dari kualitas hidup
seseorang, dengan memperhatikan semua segi kehidupan manusia. Ciri – ciri
sehat jiwa antara lain bersikap positif terhadap diri sendiri, mampu mengatasi
stres, bertanggung jawab terhadap keputusan, dan tindakan yang diambil, mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungan. Sedangkan ciri – ciri masalah psikososial
antara lain, cemas, khawatir berlebihan, mudah tersinggung, sulit konsentrasi,
pemarah, dan agresif. Serta ciri – ciri gangguan jiwa antara lain, sedih
berkepanjangan, marah tanpa sebab, bicara sendiri, mengurung diri, tidak
mengenali orang lain, dan tidak mampu merawat diri (Keliat, 2014). Hasil
distribusi frekuensi didapatkan dari data khusus yaitu penduduk berdasarkan
kondisi kesehatan di Dusun Jatirenggo Desa Talok Kec.Turen, sebagian besar
warga termasuk kategori sehat sejumlah 3996 orang atau 90,4%. Sedangkan
warga dengan kategori resiko psikososial sejumlah 393 dengan presentase 8,9 %.
Sebagian kecil warga termasuk kategori gangguan sejumlah 24 orang atau 0,7%.

BAB IV
KEORGANISASIAN

A. STRUKTUR PANITIA

Ketua : Mohammad Alfan Rizki

Sekertaris : 1. Evi Purnamasari

2. Anggara Diant Putra Pradana

3. RatnaWahyuningsih

Bendahara : Yogi Yanuar

Humas : 1. Dito Tri Asmoro Putro

2. Mohammad Yusuf

3. Siti Auliya Ulfa

4. Dwi Ayunawati

Sie Acara : 1. Fara Laila Nahdiya

2. Nike Wahyu Laraswati

3. Ida Haniawati

Perlengkapan : 1. A’as Durrohman

2. Fredi Prayoga

3. Ana Fitri

4. Tatik Widayati

Sie Konsumsi : 1. Clara Zetira Widi

2. Dina Nampi Riski

3. Zulaiha

PDD : 1. Atmaja Ibah Salim

2. Devan Fernanda

B. RUNDOWN
SUSUNAN ACARA

PENYELENGGARAAN DAN PELATIHAN KADER KESEHATAN JIWA

DESA TALOK DUSUN JATIRENGGO

Rabu, 11 April 2018

Waktu Kegiatan Penanggung Jawab


08.00-08.45 WIB Register TerimaTamu
(45 menit)
08.45-09.00 WIB Pembukaan MC
(15 menit)
09.00-09.15 WIB Doa Ketua
(15 menit)
09.15-09.45 WIB Sambutan MC
(30 menit/ sambutan
1. Kepala Puskesmas Turen
10 menit) 2. Kepala Desa Talok Sekaligus Membuka MC
Acara
3. Perwakilan Stikes Kepanjen MC
09.45-10.05 WIB Penyampaian Materi Moderator
(20 menit)
1. Konsep Dasar Gangguan Jiwa (P. Ronal)
10.05-11.55 WIB 2. Sosialisai Dan Pembentukan Kader Moderator
(1 jam 50 menit)
Desa Sehat Jiwa (P. Bagio)
- Roleplay Deteksi Dini Pada
Keluarga
11.55-12.25 WIB 3. Layanan Primer Kesehatan Jiwa di Moderator
(30 menit)
Puskesmas (P. Sulis)
12.25 -12.55 WIB Prosesi Pengukuhan Kader dan Pembagian PDD
(30 menit)
Sertifikat
12.55 WIB– selesai Penutupdan Ramatamah SieAcara, Konsumsi
ROLEPLAY DETEKSI DINI PADA KELUARGA

Narrator : Afrodita

Peran :

1. Dito sebagaiAnak sehat yang berprestasi (anak kuliah) anak pertama


2. Fauzi sebagai Bapak
3. Febri sebagai Resiko Psikososial (anak smp) anak ke tiga
4. Elva sebagai Ibu
5. Siska Ardillasebagai Gangguan Jiwa (anak sma) anak ke dua
6. Cahya sebagai Kader

Narasi
Pada suatu hari, terdapat keluarga yang harmonis.Keluarga tersebut adalah keluarga Ny. E,
meskipun salah satu anggota keluarganya ada yang menderita penyakit gagal ginjal, namun
keluarga Ny E selalu ceria dan saling melengkapi satu sama lain.

(Adegan 1 keluarga harmonis satu keluarga)

Akibat globalisasi tempat bekerja Ny. E mengalami kebangkrutan sehingga mengakibatkan


masalah yang mengharuskan mengurangi jumlah tenaga kerja. Dan salah satunya berdampak
pada keluarga Ny. E dimana Ny. E mempunyai 3 anak yang masih duduk dibangku
pendidikan seorang diri dan suaminya yang sakitgagal ginjal stadium 5 dengan komplikasi
jantung, dan harus sering menjalani cuci darah setiap 2 kali dalam seminggu.

(Adegan 2 peran masuk dengan diawali Ny. E dan Tn. F)

Ny. E berusia 39 tahun bekerja sebagai pegawai di sebuah perusahaan ternama di Malang
Raya. Ny E baru di berhentikan dari pekerjaannya 1 bulan yang lalu

(Adegan 3 peran masuk dengan diawali anak ke dua)

3 bulan kemudian, Suami Ny. E meninggal akibat penyakit yang menggerogotinya yang
sudah diderita selama 3 tahun.Anak ke dua Ny. E semenjak ayahnya meninggal dia terlihat
sering mengurung diri, tidak mau bersekolah, tidak mau bersosialisasi dengan keluarganya
maupun teman-temannya. Berbeda dengan anak pertama Ny. E meskipun masalah keluarga
yang dihadapi cukup berat tapi anak pertama Ny. E tetap dewasa dalam menyikapi masalah
yang ada didalam keluarganya, dan pada akhirnya dia lulus dengan IPK terbaik dan mendapat
beasiswa untuk melanjutkan S2 di universitas ternama di luar negri. Sedangkan anak ketiga
Ny. E semenjak ditinggal ayahnya dia sering membolos sekolah dan selalu membangkang
jika di nasehati ibu dan kakaknya.

(Adegan 4 peran masuk diawalai dengan anak ke tiga)

(kader masuk setelah peran memerankan aksinya dan mengakhiri aksinya selang beberapa
menit). Febri (anak ketiga) keluar, cahya masuk (kader), siska menggurung diri di kamar
(anak ke dua), cahya (kader) mewawancarai nya E dan rendi (anak pertama). Ending kader
dapat data dari keluarga Ny. E tetapi ada penolakan pada waktu pengambilan data.

C. LAPORAN KEUANGAN
No. Nominal Jumlah Keterangan
1. Rp. 73.000 1 hari Musyawarah Kader
2. Rp. 1.108.000 1 hari Konsumsi Pelatihan
3. Foto Copy Pelatihan, Modul,
Rp. 387.000 1 paket
Handout dll
4. Banner Pelatihan kader desa
Rp. 109.000 1 lembar
siaga sehat jiwa
5. Dorprise pelatihan kader desa
Rp. 640.000 1 paket
siaga sehat jiwa
6. Sertifikat pelatihan kader desa
Rp. 465.000 50 lembar
siaga sehat jiwa
7. Pemateri pelatihan kader desa
Rp. 1.000.000 2 pemateri
siaga sehat jiwa
∑ Tiga Juta Tujuh Ratus Delapan Puluh Dua Ribu
Rp. 3.782.000
Rupiah
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Desa Siaga Sehat Jiwa merupakan satu bentuk pengembangan dari
pencanangan Desa Siaga yang bertujuan agar masyarakat ikut berperan serta dalam
mendeteksi pasien gangguan jiwa yang belum terdeteksi, dan membantu pemulihan
pasien yang telah dirawat di rumah sakit, serta siaga terhadap munculnya masalah
kesehatan jiwa di masyarakat (Dinkes Prov. Jawa Timur, 2008; CMHN, 2005). Kader
kesehatan jiwa berperan penting di masyarakat dalam menemukan kasus baru ataupun
yang tidak dilaporkan oleh keluarga penderita, sehingga kasus penderita gangguan
jiwa segera dapat diberikan tindakan yang memadai.
Acara Pelatihan Kader Desa Siaga Sehat Jiwa dilaksanakan pada hari Rabu, 11
April 2018 bertempat di Pendopo Balai Desa Talok mulai pukul 09.00 – 15.15 WIB.
Acara pelatihan ini diikuti oleh 102 peserta yang berasal dari berbagai instansi,
diantaranya yaitu Puskesmas Turen, Perangkat Desa Talok, Perwakilan dari
Kecamatan Turen, Kader jiwa dusun Jatirenggo dan Mahasiswa. Dalam acara
pelatihan ini mendatangkan 3 pemateri yaitu materi konsep dasar gangguan jiwa yang
disampaikan oleh Pak Ronal pemateri dari STIKes Kepanjen. Pemateri yang ke dua
yaitu Sosisalisasi dan Pembentukan Kader Desa Siaga Sehat Jiwa yang disampaikan
oleh Pak Suebagiono pemateri dari PKM Bantur, materi yang terakhir dari pihak RSJ
Lawang dengan Judul Pelayanan Primer di Indonesia dan Kegawatdaruratan Psikiatri
yang disampaikan oleh Pak Sulistyono.
Setelah dilakukan pendataan di dapatkan data, sebagian besar warga berjenis
kelamin perempuan yaitu sejumlah 2.227 orang atau 50,4% dan kurang dari sebagian
warga berjenis kelamin laki-laki yaitu sejumlah 2189 orang atau 49,6%. Kurang dari
sebagian warga berusia 26-45 tahun yaitu sejumlah 1.269 atau 28,7% dan sebagian
kecil warga berusia 0-18 bulan yaitu sejumlah 20 orang atau 0,5%. Sebagian warga
berpendidikan SD yaitu sejumlah 1603 orang atau 36,3% dan sebagian kecil warga
berpendidikan S2 yaitu sejumlah 2 orang atau 0,1%. Kurang dari sebagian warga
menjadi pelajar yaitu sejumlah 918 atau 20,7% dan sebagian kecil warga bekerja
sebagai lainnya yaitu sejumlah 11 orang atau 0,7%. Sebagian besar warga termasuk
kategori sehat sejumlah 3.996 orang atau 90,4%. Sebagian kecil warga termasuk
kategori gangguan sejumlah 24 orang atau 0,7%.
B. SARAN

1. Bagi Desa

Saran bagi perangkat Desa Talok Turen untuk mendukung program


Puskesmas Turen tentang masalah kesehatan jiwa.

2. Bagi Puskesmas Turen

Saran bagi pihak Puskesmas Turen untuk menindaklanjuti progmam


kesehatan jiwa atau CMHN di wilayah Turen khususnya di Dusun
Jatirenggo Talok Turen yang sudah terbentuk kader jiwa.

3. Bagi Kader Jiwa

Saran bagi kader jiwa untuk membantu program kesehatan jiwa di wilayah
Turen seperti membantu menjalankan posyandu jiwa.

4. Bagi Mahasiswa

Saran bagi mahasiswa untuk menerapkan ilmunya kepada masyarakat


khususnya tentang masalah kesehatan jiwa.
LAMPIRAN

Lampiran 1

Lampiran 2

Lampiran 3

Lampiran 4

Lampiran 5

Anda mungkin juga menyukai