KESEHATAN JIWA
TAHUN 2022 ANGKATAN II
Kelompok 3
Di Susun Oleh :
1. dr. ADINDA PUTRI YUSRI AMRINA
2. ANA KARUNIA M.Psi., Psikolog
3. ANDIAWAN DESFIN ARFIANTOA.Md.Kep
4. DWI WAHYU PAMILIH A.Md.Kep
5. RUHUL MILLAH HIJRIYAHS.Kep.,Ns"
6. TANWIRUL HUDA Amd.Kep
7. dr. TETY AMALIA
8. dr WIDY SEPTANO
1.2. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan Praktik Lapangan ini peserta diharapkan dapat memiliki
pengalaman dan mampu melakukan upaya-upaya kesehatan jiwa di tingkat FKTP
maupun di masyarakat.
2. Tujuan Khusus
Setelah selesai praktik lapangan, peserta mendapatkan pengalaman dan mampu
melakukan :
- Upaya promosi kesehatan jiwa di masyarakat
- Deteksi dini masalah kesehatan jiwa
- Wawancara psikiatrik
- Tatalaksana gangguan jiwa yang banyak terjadi di FKTP
- Tatalaksana Gangguan Perkembangan dan Perilaku pada Anak dan Remaja
- Tatalaksana kegawatdaruratan psikiatrik pada kelompok beresiko dengan
kategori usia dan permasalahan tertentu secara tepat dan seusai kaidah kepada
para pasien.
1.3. Sasaran
Peserta praktik lapangan Pelatihan Tenaga Kesehatan Terpadu Kesehatan Jiwa ini adalah
seluruh peserta yang sudah terdaftar sesuai dengan daftar hadir peserta.
Gangguan kesehatan jiwa merupakan masalah kesehatan yang cukup kompleks dan
dipengaruhi oleh banyak faktor di luar kesehatan. Beberapa studi menunjukkan beberapa
faktor yang berkaitan dengan gangguan kesehatan jiwa, diantaranya adalah adanya
kesenjangan dalam beberap aspek, seperti pendidikan, sosial dan ekonomi. Disamping itu,
faktor komunikasi dengan keluarga dan lingkungan sosial sekitarnya juga berperan dalam
kesehatan jiwa seseorang.
Dalam pelaksanaan praktik lapangan Pelatihan Tenaga Kesehatan Terpadu
Kesehatan Jiwa, kelompok 3 melakukan praktik di UPTD Puskesmas Asemrowo kota
Surabaya. Berdasarkan register Upaya Kesehatan Jiwa di Puskesmas terdapat 68 pasien jiwa
yang meliputi berbagai macam diagnosis. Pelaksanaan praktik lapangan kelompok 3
melakukan wawancara psikiatri terhadap 4 pasien jiwa. Yang pertama kelompok 3
melakukan skrining dengan metode SRQ 20 Lalu dilanjutkan dengan wawancara psikiatri
2.1 Identitas Pasien kasus 1
Nama: Sdr. M Usia 41 tahun
Alamat: Jl. Asemjajar
Pekerjaan : tidak bekerja
Pasien tinggal serumah dengan ibunya yang sudah lanjut usia dna anaknya.
2.1.2 Anamnesa
a) Keluhan utama: Pasien merasa sedih ditinggal suaminya
b) Keluhan sekarang: Pasien merasa sedih dan susah tidur karena kucing yg dianggap
anaknya telah hilang
b) Riwayat penyakit dahulu: Dirujuk ke rsj menur 2 bln yll
c) Riwayat penyakit keluarga: Tidak ada
d) Riwayat pengobatan: Pasien mendapatkan terapi pengobatan dari rsj menur dengan
obat racikan
e) Pengawas minum Obat : Pasien sendiri
f) Kegiatan sehari-hari: Pasien mampu melakukan kegiatan sehari hari seperti mandi 2x,
makan minum, dan beribadah
BAB III
HASIL PELAKSANAAN UPAYA KESEHATAN JIWA
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
5.1 KESIMPULAN
Pelaksanaan pelatihan Kesehatan jiwa terpadu adalah kegiatan yang bertujuan
untuk memiliki pengalaman dan mampu melakukan upaya-upaya kesehatan jiwa di tingkat
FKTP maupun di masyarakat sehingga memberikan tindak lanjut berupa deteksi dini,
melakukan wawancara secara komprehensif, melakukan penatalaksanaan kegawadaruratan
psikiatri jika pasien mengarah ke ancaman nyawa serta pelaksanaan promosi Kesehatan
khususnya Kesehatan jiwa. sehingga Penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Menerapkan upaya promosi kesehatan jiwa di pasien maupun keluarga pasinsesuai yang
telah dipelajari.
2. Dalam pelaksanaan anamnesa pssikiatri semua pasien sudah dilakukan deteksi dini
masalah kesehatan jiwa untuk menentukan pasien tersebut mengarah ke jenis gangguan
apa serta dapat menegakkan diagnosis medis
3. Untuk menggali data yang diinginkan, terapis melakukan wawancara psikiatrik secara
terstruktur dan care pada pasien.
4. Dalam pelaksanaan praktikum ini terpais menemukan 2 diagnosis jiwa, yaitu depresi
serta psikotik,
5.2 REKOMENDASI
Dalam pelaksanaan wawancara psikiatri, dalam beberapa kasus proses konseling
membutuhkan peran keluarga untuk proses penyembuhannya, karena stressor juga
terdapat dalam keluarga, pengawasan dalam pemberian Obat padad beberapa pasien perlu
adanya pengawasan langsung dari caregiver sehingga pengobatan lebih maksimal dan
terawasi.
Saran
� Melakukan kunjungan rumah secara rutin dan terjadwal
� Mengajarkan kepada pasien tentang cara menenangkan diri dan cara mengelola
emosi
� Menunjuk pengawas obat di rumah supaya mengonsumsi obat tidak melebihi dosis
� Mengarahkan kepada keluarga untuk selalu mendukung dan mengapresiasi apa yg
dilakukan pasien