PENDAHULUAN
kerugian material dan beban psikologis. (dalam Sudiarto dan Sartono : 2013).
tanah longsor dan gempa bumi adalah yang paling sering terjadi di Indonesia
Tidak hanya itu, banjir juga menimbulkan kerugian material dan menyisakan
trauma bagi para korban bencana alam (Wijayanti, 2010; Danudjaja, 2006).
Hal ini membuat Indonesia mengalami curah hujan yang tinggi dibandingkan
negara lain. Curah hujan yang tinggi dan kondisi daerah dengan topografi
di seluruh Indonesia terdapat 5.590 sungai induk dan 600 sungai diantaranya
1
2
oleh bencana banjir dan ini merupakan persentase tertinggi dari semua
mengalami banjir. Terutama pulau Jawa, hal ini disebabkan karena pulau
tinggi juga menjadi penyebab timbulnya bencana banjir di pulau Jawa, karena
pertumbuhan bangunan pada bantaran sungai yang ada di pulau Jawa dan
kedua di pulau Jawa yang berada di provinsi Jawa Timur. Keadaan geografis
bencana banjir.
24 kasus bencana banjir. Dan bencana banjir yang baru – baru ini terjadi
banjir terjadi akibat curah hujan yang tinggi dan mengakibatkan sungai tundo
banjir ini, hal ini diakibatkan karena Sekolah berada dekat dengan Sungai
Tundo.
3
Dari banyak korban jiwa akibat banjir, paling banyak terjadi pada anak –
anak. Hal ini disebabkan karena anak – anak merupakan kelompok yang
paling rentan beresiko terkena dampak bencana (PP No 21, 2008). Anak –
menjadi korban merupakan anak – anak pada usia sekolah. Hal ini didukung
siaga bencana masuk ke dalam prioritas, yaitu priority for action. Sebanyak
Mongolia, Tonga, Turkey, Iran, Bangladesh dan India. Belajar dari bencana
ajarkan di sekolah.
pada anak usia usia 9 – 12 tahun, karena anak pada umur tersebut memiliki
rasa ingin tahu yang tinggi terhadap hal – hal baru. Salah satu cara
pengetahuan tentang kesiapsiagaan bencana banjir pada siswa kelas 4 dan 5 Sekolah
siswa.
TINJAUAN TEORI
materi kepada orang lain dan bukan juga seperangkat prosedur, tetapi
Kesehatan No.23 tahun 1992 dan WHO dalam Wahid, dkk, 2007):
pelayanan kesehatan.
6
7
kelompok, yaitu :
luas.
yaitu :
sebagai berikut :
4) Program P2M
5) Pengendalian lingkungan
6) Perlindungan gigi
8) Pendidikan sex
khusus
3) Pemeriksaan massal
1) Pencegahan komplikasi
a. Metode didaktis
Metode ini dilakukan secara satu arah atau One way method.
media cetak
b. Metode sokratik
Metode ini dilakukan secara dua arah atau Two way method.
b. Wawancara (interview)
jawab.
12
a. Kelompok besar
1) Ceramah
berikut :
lain.
dipelajari.
digunakan.
suatu pelajaran.
13
pendengar.
2) Seminar
b. Kelompok kecil
sebagai berikut :
1) Diskusi kelompok
diskusi tersebut.
begitu seterusnya.
tersebut.
kelompok besar.
berikut :
a) Waktu terbatas.
dalam kelompok.
bagian.
a) Memupuk kepemimpinan.
g) Menghemat waktu.
baik.
5) Role Play
berikut :
masalah.
memecahkan masalah.
pemerannya.
6) Simulasi
a) Definisi simulasi
sebenarnya.
masing.
kemampuan kelas.
lengkap.
kurang motivasi
yaitu :
1) Tahap persiapan
disimulasikan
akan disimulasikan
simulasi
2) Tahap pelaksanaan
b) Merumuskan kesimpulan
1) Role play
2) Psikodrama
3) Sosiodrama
fenomena sosial.
21
4) Permainan
yang ditentukan.
(Notoatmodjo, 2007)
1. Tahu (know)
Maksud dari tahu adalah dapat mengingat suatu materi yang spesifik
2. Paham (comprehention)
yang telah dipelajari. Individu yang yang telah paham akan suatu
dipelajarinya.
3. Aplikasi (aplication)
4. Analisis (analysis)
5. Sintesis (syntesis)
6. Evaluasi (evaluation)
sebagai berikut :
1. Cara kuno
Cara ini adalah cara yang paling tua, bahkan sebelum ada
2. Cara modern
Van Daven
1. Pendidikan
2. Usia
3. Pekerjaan
tidak bekerja.
25
4. Pengalaman
5. Pendidikan kesehatan
sesuatu hal.
6. Media masa
media massa yang beraneka ragam yang dapat diakses oleh siapapun
dan kapanpun . Hal ini merupakan salah satu faktor yang mendukung
7. Sosial budaya
hal tersebut akan berdampak positif atau negatif dan secara tak disadari
9-11 tahun untuk anak perempuan dan usia 10-12 tahun untuk anak
laki-laki.
sekolah menjadi tiga kelompok, yaitu masa kelas rendah, masa kelas
tiga, dan masa pueral. Masa kelas rendah sekolah dasar umumnya
jika tidak mampu menyelesaikan suatu masalah maka hal tersebut akan
Anak usia 9-12 tahun mempunyai ciri rasa ingin tahu yang tinggi,
khusus. Pada usia tersebut anak akan lebih mudah untuk menangkap
informasi melalui aplikasi atau praktik. Maka dari itu anak pada usia
(Izzaty, 2008).
yang disebabkan, baik oleh faktor alam atau faktor non alam maupun
angin topan dan tanah longsor. Bencana non alam adalah bencana yang
wabah penyakit.
1. Gempa Bumi
runtuhan batuan.
3. Tsunami
4. Tanah Longsor
5. Banjir
6. Banjir Bandang
7. Kekeringan
29
sedang dibudidayakan
8. Kebakaran
10. Abrasi
1. Kecelakaan industri
Kesehatan RI No.949/MENKES/SK/VII/2004.
3. Konflik Sosial
merusak tatanan dan tata tertib sosial yang ada, yang dipicu
melebihi batas normal. Banjir umumnya terjadi pada saat aliran air
melebihi volume air yang dapat ditampung dalam sungai, danau, rawa,
tertentu.
a. Faktor Alam
2. Badai
pemanasan global
b. Faktor Manusia
penggundulan hutan
a. Banjir Sungai
dilalui oleh aliran sungai. Banjir akibat luapan sungai dapat terjadi
b. Banjir Pantai
Banjir pantai adalah banjir yang terjadi karena meluapnya air laut di
pantai.
c. Banjir Bandang
Banjir bandang adalah jenis banjir yang datang secara cepat akibat
d. Banjir Kota
2. Cari informasi ketinggian air dari petugas pintu air atau aparat
setempat
Anda
banjir
khusus, ibu hamil, orang lanjut usia, orang sakit atau anak-anak
di lingkungan Anda
11. Simpan dokumen penting seperti KTP, buku bank, ijazah, surat
tinggi
banjir
bencana alam yang besar dan berbagai bahaya yang ada di Indonesia maka
tertentu didunia riil sehingga para peserta latihan dapat berealisasi seperti
pada keadaan sebenarnya. Dengan demikian, metode ini akan lebih efektif
diterapkan pada anak usia sekolah. Karena metode ini menggunakan role
playing atau bermain peran maka anak usia sekolah akan lebih mudah untuk
dengan metode simulasi diharapkan anak usia sekolah dapat lebih mudah
Tingkat pengetahuan :
1. Baik (76-100%)
2. Cukup (56-75%)
Faktor yang mempengaruhi 3. Kurang (<56%)
pengetahuan siswa:
a. Pendidikan
b. Usia Pengetahuan kesiapsiagaan
Siswa kelas 4 dan 5
Pendidikan Kesehatan bencana banjir
SDN 03 pujiharjo c. Pekerjaan
d. pendidikan kesehatan
Metode : Metode :
e. Lingkungan Simulasi
Simulasi Role play
f. Sosial budaya
- Ceramah Psikodrama
- Seminar Sosiodrama
- Bermain peran permainan
- dll
Keterangan:
: diteliti : tidak diteliti
Bagan 2.1 : Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Metode Simulasi Terhadap Pengetahuan Tentang Kesiapsiagaan Bencana Banjir Siswa Kelas 4 dan 5
Sekolah Dasar, (Studi di SDN 03 Pujiharjo).
38
Siswa kelas 5 mempunyai ciri rasa ingin tahu yang tinggi, ingin belajar
dan realistis, timbul minat kepada pelajaran - pelajaran khusus. Anak mengalami
pertumbuhan fisik dan perkembangan dan psikologis pada masa ini. Semua
kejadian ingin diselidiki dengan tekun dan penuh minat. Banyak keterampilan
memberikan pengaruh yang sistematis oleh karena itu perlu diberikan pendidikan
kesehatan kepada anak usia sekolah agar mereka tahu dan memahami tentang
atau perilaku-perilaku tertentu dari dunia riil sehingga para peserta latihan dapat
nantinya akan diukur tingkat kemampuan anak tersebut apakah baik, cukup, dan
kurang.
2.7 Hipotesis
seksama serta menetapkan anggapan dasar, maka lalu membuat suatu teori
sementara, yang kebenarannya masih perlu diuji (dibawah kebenaran). Ini lah
yang dirumuskan dapat naik status menjadi tesa, atau sebaliknya, tumbang
METODE PENELITIAN
siswi dikelas 4 dan 5 SDN Pujiharjo 03. Kemudian dilakukan prestest (01)
R (Kel. Eksperimen) O1 X O2
Ket :
halaman sekolah.
40
41
POPULASI
Memakai populasi target, yaitu seluruh siswa Kelas 4 dan 5 SDN Pujiharjo
03 dan SDN yang berjumlah 51 siswa
SAMPEL
Siswa Kelas 4 dan 5 SDN Pujiharjo 03 yang hadir dalam penelitian
(accidental sampling)
TEHNIK SAMPLING
Purposive Sampling
DESAIN PENELITIAN
One group pretest-posttest group
PRETEST
Pretest pada kelompok
PERLAKUAN
Kelompok diberikan perlakuan berupa kegiatan simulasi
POSTEST
Posttes pada kelompok
KESIMPULAN
Jika P > 0,05 maka Ho diterima artinya tidak ada pengaruh
Jika P < 0,05 maka H1 ditolak artinya ada pengaruh
3.4.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas 4 dan 5 SDN
3.4.2 Sampel
a. Kriteria inklusi
b. Kriteria eksklusi
Cara penentuan sampel, besar sampel dan berapa sampel yang akan
Purposive sampling
.
43
anggota dari kelompok yang berbeda dengan yang dimliki oleh kelompok
metode simulasi.
Identifikasi
Definisi Operasional Indikator Alat Ukur Skala Ukur Skoring
Variabel
Variabel Segala sesuatu yang Kuesioner menjawab pertanyaan Kuisioner Ordinal Kriteria :
terikat: diketahui siswa tentang hal tentang kesiapsiagaan bencana
yang harus disiapkan banjir: 1. Baik 76-100%
Pengetahuan sebelum terjadinya bencana 1.Penyebab banjir 2. Cukup 56-75%
kesiapsiagaan banjir 3. Kurang <56
bencana banjir 2.Akibat banjir (Arikunto, 2006)
3. Peta rawan resiko bencana
4.Peringatan dini bahaya banjir
5.Upaya kesiapsiagaan banjir
44
3.7 Pengumpulan Data dan Analisa Data
a. Uji Validitas
45
46
perlu diuji dengan uji korelalasi antara skor (nilai) tiap item
Keterangan :
b. Uji reliabilitas
47
3.8.1. Editing
dalam penelitian dan siap diolah. Data memenuhi syarat bila semua
3.8.2. Coding
2012).
Kode 0 : salah
Kode 1 : benar
Kode L : laki-laki
Kode P : perempuan
c. Kode umur
Kode U1 : 9 Tahun
Kode U2 : 10 Tahun
Kode U3 : 11 Tahun
Kode U4 : 12 Tahun
3.8.3. Tabulating
Tabulasi data, baik tabulasi data mentah maupun tabel kerja untuk
a. Klasifikasi
1. Analisa Univariat
2. Analisa Bivariat
melihat dua variabel tersebut adalah korelasi Wilcoxon match pair test
3. Uji Normalitas
4. Uji Homogenitas
melakukan uji hipotesis maka akan dilakukan uji varians antara kedua
Lavene’s test. Jika uji varians menghasilkan nilai p >0,05, maka varians
a. Jika P < 0,05 maka H0 ditolak yang artinya ada pengaruh pengetahuan
kesehatan
b. Jika P > 0,05 maka H1 diterima artinya tidak ada pengaruh pengetahuan
kesehatan.
2010
52