Anda di halaman 1dari 15

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN LIFE SKILL REMAJA DARI

RUMAH SAJA

DISUSUN OLEH:
NOVIA TRISNASARI AMINI

FASILITATOR:
Machmudah, S,Psi.,M.Psi.

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2020
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN LIFE SKILL REMAJA DARI
RUMAH SAJA

NAMA : NOVIA TRISNASARI AMINI


NIM : 1130019035

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN LIFE SKILL REMAJA DARI RUMAH
SAJA“
Adapunntujuan darippenulisan dari makalah ini adalahuuntuk memenuhi
tugas UAS padaamata kuliah Pengantar Psikologi. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan”untuk”menambahnwawasan”bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih”kepada ibu”Machmudah, S,Psi.,M.Psi. selaku
dosen mata kuliah Pengantar”Psikologi yang telah”memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan”bidang studi yang
saya tekuni. Saya juga”mengucapkan”terima kasih kepada semua
pihak”yang”telah membantu dan membagi sebagian pengetahuannya sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya”menyadari, makalah0yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Olehhkarena itu, kritikddan saran yanggmembangunnakan saya
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamualaikum wr.wb

Surabaya, 6 Juli 2020


Penyusun,

(Novia Trisnasari Amini)

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan..........................................................................................2
BAB 2 FENOMENA YANG TERJADI...............................................................3
2.1 Fakta Pendukung............................................................................................3
2.2 Fakta Pembantah............................................................................................3
BAB 3 KAJIAN TEORI........................................................................................4
3.1 Model Pengembangan Life Skill....................................................................4
3.1.1 PengertianbModelbPengembangan Life Skill.........................................4
3.1.2 Klasifikasi Pengembangan Life Skill.......................................................4
3.1.3 Pengertian Remaja..................................................................................6
3.1.4 Ciri-ciri Masa Remaja.............................................................................6
BAB 4 PEMBAHASAN.........................................................................................8
BAB 5 PENUTUP.................................................................................................10
5.1 Kesimpulan..................................................................................................10
5.2 Saran.............................................................................................................10

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak berubah menjadi
ke masa yang lebih dewasa. Adapun usia remaja yaitu mulai dari umur 10-18
tahun dan terdapat pula penggolongan umur masa remaja yaitu 10-13 tahun untuk
remaja awal, 14-16 tahun untuk remaja tengah. Dan 17-19 tahun merupakan masa
remaja akhir. (WHO 1995, dalam tim Poltekkes Depkes 2010).
Dilihat dari jumlah populasi remaja yang sangat pesat dari data sensus
penduduk-tahun-2010, maka remaja harus dipersiapkan menjadi manusia yang
sehat secara jasmani, rohani, mental_dan.spiritual. Menurut-Sarwono (2012), dari
hasil penelitian-dapat-dilihat-bahwa-remaja saat ini memiliki-permasalahan yang
sangat kompleks seiring-dengan-perjalanan masa transisi yang dialami remaja.
Semakin-pesatnya teknologi saat ini, akan semakin memberikan dampak
negatif juga terhadap remaja. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa kondisi
lingkungan sosial dan budaya menjadi faktor resiko bagi remaja yang dapat
menjebak seorang remaja masuk kedalam perilaku yang membahayakan
kesehatan dan keselamatan seperti penyalahgunaan narkoba, merokok, tindak
asusila dan lain sebagainya (Fransiska, 2009)
MenurutpAnwarp(2012),pKecakapanphidupp (p life p skill)p adalahp
keterampilan atauokemampuan_untuk_dapat_-beradaptasi dan berperilaku positif
yangnmemungkinkannseseorangnmampun menghadapin berbagain tuntutann dan
tantanganndalamnkehidupaniisehari-haripsecarabefektif. Seperti halnya yang
terdapat dalam Undang-Undang Pendidikan Nasional No. 20/2003 pasal 26 ayat 3
bahwaLLife Skills Education (LSE)bdigolongkanbsebagaibpendidikanbnon
formal,>yangbmemberikanFketerampilanGpersonal, sosial, intelektual dan
vokasionalPuntukPmampuPhidupPdan bekerja secara mandiri.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja dampak yang dialami oleh remaja pada masa pandemi ?
2. Perkembangan life skill seperti apa yang dapat dilakukan oleh remaja pada
masa pandemi ?

1
3. Bagaimana solusi yang harus dilakukan untuk meningkatkan
perkembangan life skill pada remaja ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui apa saja dampak yang dialami oleh remaja pada masa
pandemi
2. Untuk mengetahui apa saja yang dapat dilakukan remaja untuk
meningkatkan perkembangan life skill di masa pandemi
3. Memberikan solusi agar para remaja bisa memanfaatkan waktu dengan
kemampuan life skill nya

1.4 Manfaat Penulisan


Agar dapat digunakan sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dan
menjadi sarana untuk penulis agar lebih baik dalam pembuatan makalah .

2
BAB 2
FENOMENA YANG TERJADI
2.1 Fakta Pendukung
Dilansir dari hellosehat.com, dampak pandemi dapat mempengaruhi-
kesehatan mental remaja karena adanya penerapan physical distancing dan
penutupan tempat-tempat umum yang membuat mereka tidak dapat beraktivitas
secara normal.
Menurut NYU Langone Health, kebanyakan remaja terlihat murung, sedih
atau kecewa ketika menjalani karantina . Pada awalnya mungkin beberapa
menganggap ini bisa menjadi kesempatan untuk liburan, tetapi semakin
berjalannya waktu ternyata dapat mempengaruhi mental remaja.

2.2 Fakta Pembantah


Tidak semua remaja mengalami gangguan mental karena pandemi yang
terjadi saat ini. Banyak upaya yang dilakukan orang tua untuk mengatasi masalah
kesehatan mental pada anak berusia remaja. Ada juga yang memanfaatkan
kekosongan waktu mereka dengan melakukan hal positif seperti berkreasi dalam
membuat masakan dan mencoba resep baru, Bisa memiliki waktu lebih banyak
dengan keluarga dan bersantai bersama yang mungkin hamper tidak pernah
dilakukan.

3
BAB 3
KAJIAN TEORI

3.1 Model Pengembangan Life Skill


3.1.1 PengertianbModelbPengembangan Life Skill
Istilahomodelosecaracetimologi-berarti-pola-(contoh, acuan, ragam).
Secara-terminology, definisi-tersebut-telah-dikemukakan-oleh para ahli :
Model-adalahPsejumlah..komponenistrategi-yang’’disusunpsecara integrative,
terdiripdarii langkah-langkahiisistematis,maplikasinhasilLpemikiran, contoh-
contoh, latihan, sertavberbagaivstrategiiuntukimemotivasiiparaipembelajar.
(Lif Khoirul Ahmadi dan sofan Amri,
PengembanganPdanPmodelPPembelajaran TematikIIntegratif, (Jakarta:
Prestasi Pustakaraya, 2014), hlm.55
Sedangkan pengembangan sendiri adalah suatu usaha untuk
meningkatkanIkemampuanIteknisI teoritis, Ikonseptual,PdanPmoralPsesuai
denganPkebutuhanIpekerjaanIatauIjabatanImelaluiIpendidikanIdan latihan
Life0skillojugaP telahP dikemukakan oleh beberapa ahli .PMenurut
Muhaimin, life skillImerupakanIkecakapanIyangIdimilikiIolehIseseorang untuk
hidupIdanIberaniImenghadapiIsuatuI masalahIhidupIdanP kehidupan secara
wajarP tanpaAmerasaPtertekan, danSsecara aktif dan kreatif untuk menemukan
solusiIsehinggaImampuImengatasinya.
Menurut WHOPdalam Life SkillsAEducation in Schools, “Life Skills
are abilities” for”adaptive and”positive behaviour, that enable individuals to
deal effectively”with”the”demands”and”challenges””of”everyday”life”
WHOLProgammeIonIMentalIHealth,ILifeI Skills education in schools,
(Geneva: WHO, Division of Mental Health and Prevention of substance Abuse,
1997), hlm. 1

3.1.2 Klasifikasi Pengembangan Life Skill


1) Pengembangan Kecakapan Hidup Umum
a) Kecakapan Personal (personal skill), yaitu kecakapan yang harus
dimilik seseorang untuk mengenal dirinya secara utuh atau

4
kecakapan yang diperlukan untuk siapapun baik seseorang yang
bekerja, tidak bekerja dan orang yang menempuh pendidikan.
Kecakapan personal mencakup akan kecakapan kesadaran diri (self
awareness) dan kecakapan berfikir (thinking skill). Ada pula
kecakapan berfikir rasional yang diperlukan dalam pengembangan
potensi berfikir, menggali dan menemukan informasi serta
mengambil keputusan dalam memecahkan suatu masalah.
b) Kecakapanssosial (social skill), mencakup skecakapans
berkomunikasi dengan empati (communication”skill), dan
kecakapan bekerja sama (collaboration skill). Dapat
menyampaikan”gagasan, baik”secara”lisanimaupunitertulis juga
memerlukanpkeberanian yang banyakpdipengaruhipoleh
keyakinanpdiripdalam aspek kesadaran diri.
2) Pengembangan Kecakapan Hidup Spesifik
a) KecakapanpAkademik / intelektual yaitu kemampuan berpikir
ilmiah merupakan pengembangan”dari”kecakapanopberpikir pada
General Life Skill (GLS). JikapkecakapanpakademikOlebih
mengarah pada kegiatan yangybersifatyakademik / ilmiah.
b) KecakapanOVokasional, merupakanpketerampilanpyangpdikaitkan
denganpberbagaiobidang pekerjaanp tertentu yang ada di
masyarakat. Kecakapanoini mencakupokecakapan vokasional dasar
( basic vocational skill),Pdan kecakapan vocationalOkhusus
(occupational skill).
3) Tujuan Pengembangan Life Skill
Dari uraian tersebut dapat dilihat secara jelas bahwa
pengembangan kecakapan hidup (life skill) berusaha untuk
mendekatkan pendidikan dengan kehidupan sehari-hari seorang anak
dan mempersiapkan menjadi orang dewasa yang dapat hidup lebih
baik. Tujuanddarippengembangan life”skill seseorang
untuknmenghadapi perannya di”masaOdepan. Sugeng Listyo Prabowo
danPFaridah Nurmaliyah,
PerencanaanIPembelajaranIpadaIBidangPStudiPTematik,

5
MuatanILokal,IKecakapanIHidup,PBimbingan””dan”Konseling,””
(Malang: UIN-Maliki Press, 2010), hlm.199
3.1.3 Pengertian Remaja
Remaja berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. KataPremaja
berasalOdariOBahasa latinPyaituOadolescenceIyangPmemilikiPartiPluas, yaitu
mencakupmental, emosional, sosial, dan fisik. Para ahli sepakat bahwa rentang
usia remaja mulai dari 12 sampai 21 tahun

3.1.4 Ciri-ciri Masa Remaja


1) Periode yang penting, Yaitu periode yang dianggap penting karena
berakibatPlangsungPterhadapPsikap dan perilaki dan memiliki jangka
panjang.
2) Periode Peralihan, di masa periode ini remaja sering memperlihatkan
kegelisahan, pertentangan, dan memiliki keinginan besar untuk
mencoba hal baru, menghayal dan berfantasi serta berkumpul dengan
kelompok.
3) Periode Perubahan, di periode iniIperubahanIsikapIdanIperilakuIsejajar
dengancperubahancfisikcyang dialami remaja.pKetikacperubahancfisik
terjadiobegituopesat, makaoperubahanosikap danoperilaku jugaoakan
berlangsungppesat, begitu sebaliknya.
4) UsiaOBermasalah, pada periode inioremaja seringpsulitpdiatasi karena
beberapa factor seperti pada masa kanak-kanak masalah yang terjadi
selalu diselesaikan oleh orang tua sehingga saat remaja tidak
berpengalamanpdalam mengatasiomasalah. Lain dengan remaja yang
merasa mandiri, merekaaakan mengatasiamasalahnya tanpa bantuan
dari orang tuanya.
5) Mencari identitas, seperti halnyaOyang dikatakanOErikson bahwa :
”Identitas diri yang dicari remajapberupa usahapuntuk menjelaskan
siapa dirinya,pdanaapa perannya dalampmasyarakat. Apakah dia
seorang anak atau orang dewasa? Apakah nanti ia dapat menjadi
seoranpsuamioataup ayah ? Apakahadiaamampuppercaya diri
dengannlatarcbelakang rasa dan

6
agamaOyangcmembuatobeberapaOorang0merendhkannya? Secara
keseluruhan, apakah iaaakan berhasil atau akan gagal ?
6) Usia0Yang0MenimbulkanOKetakutan, yaituaadanyaaanggapanobahwa
remajaotidakodapatodipercaya dan0cenderung0memiliki0perilaku yang
membuatOorangOdewasa yangOharussmembimbing danOmengawasi
menjadiotakut bertanggung jawab danObersikap tidak simpatik
terhadap perilakuuremaja yang normal. AnggpanIiniIdapat
mempengaruhi konsep dirindan menyebabkannperalihan
keemasaadewasaamenjadissulit.
7) Masa Yang TidakORealistik, iapmelihat dirinya dengan orangoolain
sebagaimana yanggdiaainginkan dan tidak sebagaimanaooadanya.
Semakin tidak realistiknya cita-citamyang diinginkan, ia akan semakin
marah
8) AmbangOMasaODewasa, diPmasa ini remaja mulaiObertindak dan
berperilakuVyangndihubungkanndenganoorang dewasa, yaituimerokok,
minum-minumani keras, menggunakannobat-obatan, dannterlibat dalam
tindakannyang tidaksseharusnya

7
BAB 4
PEMBAHASAN

Di awal tahun 2020 menjadi tahun yang mungkin dapat dikatakan berat,
karena berawal dari virus yang menyebar ke berbagai Negara termasuk salah
satunya Indonesia. Jumlah penduduk di Indonesia sendiri pada tahun 2020
sebanyak 269,6 juta penduduk mulai dari anak-anak hingga lanjut usia. Dari
jumlah data penduduk tersebut dinyatakan sebanyak 66.226 orang terkonfirmasi
covid-19.
Sebelum kasus tersebut semakin banyak, semua tempat umum hingga
kegiatan belajar pun tidak dilakukan dengan tatap muka melainkan dengan sistem
berbasis online. Mungkin pada awalnya banyak sekali orang tua dan murid yang
senang dengan diberlakukan aturan seperti itu, namun seiring berjalannya waktu
dan semakin banyaknya kasus yang tidak kunjung menurun membuat semua
aktivitas normal menjadi terhambat, tidak hanya dari sektor ekonomi saja yang
membuat penghasilan menurun dan banyaknya masyarakat yang kehilangan
pekerjaan tetapi dari segi kesehatan mental pun terganggu.
Disini saya akan membahas tentang perkembangan life skill remaja yang
terjadi di masa pandemi. Seperti yang sudah diuraikan diatas bahwa remaja
memiliki periode-periode yang sangat rentan terhadap lingkungan . Jika awalnya
sebelum adanya pandemi mereka bisa bebas pergi kemanapun, maka lain halnya
dengan masa sekarang ini yang membuat mereka merasa terkurung di dalam
rumah. Namun, tidak sedikit dari mereka yang membuang waktu mereka hanya
untuk hal yang tidak penting selain kuliah dari rumah contohnya ataupun hanya
tiduran, bermain hp ataupun menonton televise. Tetapi banyak juga yang dapat
mengasah kemampuan mereka dalam bidang yang diminati dan mungkin lama
tidak dilakukan.

8
Dari klasifikasi pengembangan life skill seperti personal skill, social skill,
dan basic vocational skill, semua itu sebenarnya harus terpenuhi dan terlaksana
karena dari situ kita dapat mengathui perkembangan seperti apa yang nantinya
bisa kita gunakan dimasa yang akan dating. Namun, pada saat ini semua itu tidak
dapat terpenuhi karena pemerintah sendiri memberlakukan physical distancing,
dimana kita harus menjaga jarak antar orang satu sama lain, dan larangan untuk
berkumpul padahal life skill bisa didapatkan dari lingkungan sosial yaitu
berinteraksi dengan orang lain. Mungkin dari sini banyak remaja khususnya laki-
laki yang merasa jenuh dengan peraturan tersebut. Mereka merasa bosan karena
tidak bisa melampiaskan apa yang dirasakan dengan teman-temannya . Dan justru
mungkin remaja laki-laki lebih banyak bermalasan dirumah bahkan malas untuk
belajar melalui daring. Bahkan karena tidak kuatnya mereka untuk berada
dirumah, ada saja kelakuan remaja yang dilakukan seperti melanggar peraturan
untuk tidak boleh berkumpul, bahkan ada yang melakukan tindak kejahatan
karena butuhnya uang.
Berbeda halnya dengan remaja putri yang justru memanfaatkan rasa
bosanya dengan melampiaskannya dengan membuat sesuatu yang baru, mereka
lebih memilih belajar dan membuat masakan dan kue sehingga mungkin banyak
dari remaja putri yang akhirnya mengalami kenaikan berat badan . Namun sisi
positifnya adalah mereka mengembangkan kemampuan life skill mereka ke
sesuatu yang memang disukai, dan mereka pun memenuhi apa saja yang ada pada
klasifikasi pengembangan life skill, mereka masih dapat berinteraksi dengan
ibunya untuk mengajari memasak, atau dengan kerabat lainnya dan mungkin dari
mereka dapat membuat suatu karya yang dapat memberikan keuntungan.
Dari semua itu dapat disimpulkan bahwa masa pandemi ini memiliki sisi
positif dan negative terhadap perkembanagn life skill seseorang terutama remaja
yang sedang melalui periode-periode perubahan untuk mencari jati diri mereka
senidiri. Maka dari itu solusi yang harus diberikan adalah memberikan edukasi
sebaik mungkin kepada mereka agar dapat memahami dan membantu keluar dari
masalah saat ini. Disini peran orang tua sangat penting untuk memberikan edukasi
baik secara mental maupun moral.

9
10
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
mengembangkan kemampuan life skill pada usia remaja dapat dilakukan asalkan
didasari dengan kemauan dan pengawasan dari orang-orang sekitar . Banyak hal
yang dapat dilakukan apalagi pada masa pandemi seperti ini yang akan lebih
memiliki banyak waktu luang daripada aktivitas seperti biasanya. Hanya saja
semua kembali pada diri masing-masing untuk mau menjadi orang yang
berkembang atau hanya diam tanpa jejak

5.2 Saran
Diharapkan para remaja mengubah kehidupan diri dengan lebih baik
sehingga bisa menghasilkan suatu cita-cita yang ingin diwujudkan. Diharapkan
juga dari makalah ini saya dapat belajar untuk membuat makalah yang lebih baik

11
DAFTAR PUSTAKA
Anwar. (2012). Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill Education). Bandung:
Alfabeta
Azmi, Nabila. 2020. Pengaruh Pandemi Terhadap Kesehatan Mental Remaja,
Apa saja ? https://hellosehat.com/coronavirus/covid19/dampak-pandemi-
mental-remaja/ (diakses tanggal 7 Juli 2020)
Rohmayani, Vella. 2020. Masa Pandemi: Pemenuhan Hak Pendidikan dan
Perlindungan Pada Anak. https://m.kumparan.com/kaysha12345/masa-
pandemi-pemenuhan-hak-pendidikan-dan-perlindungan-pada-anak-
1tW5xtHUDbh?utm_source=LINE&utm_medium=Agregator (diakses
tanggal 6 Juli 2020)
Sensus Penduduk 2010-Indonesia.www.bps.go.id. Diakses tanggal 7 Juli 2020

12

Anda mungkin juga menyukai