Anda di halaman 1dari 3

Berdasarkan cara kerja utamanya, alat kontrasepsi ini terbagi menjadi dua jenis yaitu:

 IUD lapis tembaga yang berfungsi mencegah kehamilan dengan cara menghalangi sperma
untuk membuahi sel telur. Alhasil, pembuahan akan lebih sulit terjadi di dalam rahim.
 IUD hormonal yang dilapisi dengan hormon progestin sehingga membuat cairan serviks lebih
kental dan menipiskan lapisan rahim. Hal inilah yang membuat sperma tidak bisa masuk ke
rahim.

2. Seberapa efektif IUD untuk mencegah kehamilan?

KB spiral rata-rata dapat bertahan selama 5-10 tahun untuk mencegah kehamilan sejak hari
pertama pemasangan tanpa harus gonta-ganti alat lagi. Bahkan, alat kontrasepsi yang satu ini
digadang-gadang memiliki keefektifan hingga 99 persen untuk mencegah kehamilan. Umumnya
hanya 1 dari 100 wanita pengguna IUD yang bisa kebobolan hamil.

3. Bagaimana prosedur pemasangan IUD?

Prosedur pemasangan IUD hanya bisa dilakukan oleh dokter, dan membutuhkan waktu selama
beberapa menit. Sebelumnya dokter mungkin memberikan obat pereda nyeri terlebih dahulu
guna membantu mengurangi rasa tidak nyaman selama proses pemasangan IUD berlangsung.

Selanjutnya, vagina Anda akan dibuka lebar dengan menggunakan alat medis bernama
spekulum yang menyerupai paruh bebek. Proses ini dilanjutkan dengan membersihkan vagina
pakai larutan antiseptik, menyuntikkan anestesi lokal ke leher rahim, sembari memasukkan alat
steril yang disebut uterine sound atau aspirator endometrium untuk mengukur kedalaman
rahim.

Baru kemudian IUD yang telah dibengkokkan bagian lengannya, dimasukkan ke dalam rahim
melalui vagina. Ketika sudah di dalam rahim, bagian lengan IUD yang tadinya bengkok
kemudian terbentang hingga membentuk huruf T.

Anda bisa memasang KB spiral kapan saja, selama Anda tidak hamil dan tidak memiliki
infeksi radang panggul. Namun, sebaiknya KB spiral digunakan bagi Anda yang sebelumnya
sudah pernah hamil. Pasalnya, wanita yang belum pernah hamil lebih rentan merasakan sakit
dan kram setelah pemasangan KB spiral.

4. Apakah alat kontrasepsi ini bisa lepas sendiri?

IUD bisa lepas sendiri. Hanya saja risikonya sangat rendah sehingga kejadian ini sangat langka
sekali. Namun,mungkin sedikit umum pada wanita yang tidak pernah melahirkan. Terkadang
seorang wanita tidak mengetahui hal ini sudah terjadi padanya.

Ada beberapa alasan yang bisa menyebabkan IUD keluar dengan sendirinya.Kemungkinan
terbesar adalah prosedur pemasangan yang kurang tepat dan kondisi pasien yang tegang
ketika dilakukan prosedur pemasangan sehingga posisi IUD tidak pada posisi yang normal.

Jika hal tersebut terjadi, Anda perlu melakukan pemeriksaan kembali dengan dokter untuk
memastikan KB spiral tersebut ditempatkan dengan benar.
5. Apakah alat kontrasepsi ini bisa bergeser posisi?

Ya. Dalam beberapa kasus, IUD mungkin tidak langsung lepas hingga keluar dari rahim.
Awalnya, posisi IUD bisa saja bergeser atau berpindah dari tempat diletakkannya semula.

Selain membuat Anda dan pasangan tidak nyaman saat berhubungan seks, posisi IUD yang
berpindah ini tentu akan mengurangi keefektifkannya dalam mencegah kehamilan.

Tidak hanya itu saja. Anda juga akan menyadari berbagai tanda abnormal yang muncul ketika
posisi KB spiral berpindah. Jika ini terjadi, segera ke dokter untuk minta mengembalikan posisi
IUD ke tempat awalnya.

6. Bolehkah melepas IUD sebelum waktunya?

Kontrasepsi ini bisa dilepas kapan saja. Misalnya ketika Anda memutuskan ingin hamil atau
ingin ganti metode KB dengan yang lebih temporer.

Perlu diingat, jika proses pelepasan IUD hanya bisa dilakukan oleh dokter. Setelah IUD
dikeluarkan dari leher rahim, biasanya Anda akan mengalami kram dan perdarahan vagina
ringan yang berlangsung selama 1 sampai 2 hari.
Namun jika tidak mau hamil ataupun sudah mantap tidak ingin hamil lagi, maka baiknya KB
spiral harus diperiksakan secara rutin ke dokter dan diganti dengan yang baru jika sudah lewat
dari masa pakainya.

7. Apa saja kelebihan lainnya dari IUD?

Selain efektif mencegah kehamilan, penggunaan KB spiral ini juga memiliki kelebihan lainnya,
di antara lain:

 Penggunaan KB spiral bisa dilepas kapan saja dan tidak akan memengaruhi kesuburan.
 Setelah dilepas, kesuburan Anda bisa kembali normal dengan cepat. Artinya, Anda bisa
langsung hamil lagi.
 Mengurangi risiko terkena kanker serviks dan kanker endometrium.
 Tidak membuat kegemukan seperti penggunaan pil KB.
 Pemakaian KB spiral hormon akan mengurangi nyeri, kram, perdarahan selama menstruasi,
dan mampu menurunkan risiko kehamilan ektopik.

8. Apa saja risiko dari pemakaian IUD?

Beberapa risiko ataupun efek samping penggunaan IUD bagi tubuh, antara lain:

 Jika Anda menggunakan KB spiral tembaga, Anda lebih rentan mengalami perdarahan
menstruasi ataupun kram.
 Jika Anda menggunakan KB spiral hormon, biasanya akan menimbulkan efek samping
layaknya PMS, seperti sakit kepala, tumbuhnya jerawat, pegal linu di beberapa area badan, dan
nyeri di bagian payudara.
 Keluar bercak seperti perdarahan yang tidak teratur selama masa-masa awal pemakaian.
 Tidak semua orang bisa menggunakan IUD, khususnya bagi wanita yang merokok,
memiliki penyakit radang panggul, kelainan pada rahim, kanker serviks, kanker payudara, liver,
dan penyakit menular seksual.
 Terkadang posisi IUD berisiko bergeser dari tempat awal, bisa sebagian atau seluruhnya
bahkan hingga keluar dari rahim.

Anda mungkin juga menyukai