Yulia Hastarita
Yulia Hastarita
SUBUR
Di susun Oleh :
YULIA HASTARITA
NPM : 2226040155.P
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Ynag Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa penyusun mengucapkan terimakasih atas bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya. Dan harapanpenulis, semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Untuk kedepannya dapt memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makal ini agar menjadi lebih baik. Karenaketerbatasan pengetahuan muapun pengalaman penulis,
penulis yakin masih banyak kekurangan dalah makalah ini. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
3
DAFTAR ISI
BAB I ......................................................................... 3
a. Pendahuluan ......................................................................... 3
c. Tujuan ......................................................................... 5
BAB II ......................................................................... 7
a. Kesimpulan ........................................................................ 19
b. Saran ........................................................................ 19
BAB I
PENDAHULUAN
Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia, kekurangan
yang berakibat meningkatnya angka kesakitan dan kematian. Kecukupan gizi sangat
diperlukan oleh setiap individu, sejak janin yang masih di dalam kandungan, bayi,
anak-anak, masa remaja, dewasa, sampai usia lanjut. Ibu atau calon ibu merupakan
kelompok rawan, karena membutuhkan gizi yang cukup sehingga harus dijaga status
gizi dan kesehatannya, agar dapat melahirkan bayi yang sehat (Depkes RI, 2012).
belum pernah tuntas di dunia (Bardosono, 2011). Indonesia mengalami masalah gizi
ganda yang artinya ketika masalah gizi kurang masih mendominasi dan belum
tuntas, sudah muncul masalah gizi lebih, sehingga dikatakan Indonesia memiliki
memengaruhi status gizi pada periode kehidupan selanjutnya (Kemenkes RI, 2012).
Wanita Usia Subur (WUS) dan remaja dengan kelompok usia 15 – 49 tahun
merupakan kelompok yang memiliki risiko paling tinggi mengalami kurang energi
Pola makanan adalah salah satu faktor yang berperan penting dalam terjadinya
umumnya mengandung sumber besi heme (hewani) yang rendah dan tinggi sumber
banyak mengandung serat dan fitat yang merupakan faktor penghambat penyerapan
besi. Kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan, pada umumnya wanita
5
lebih memberikan perhatian khusus pada kepala keluarga dan anakanaknya. Ibu
hamil harus mengkonsumsi kalori paling sedikit 3000 kalori/hari. Jika ibu tidak
punya kebiasaan buruk seperti merokok, pecandu dsb, maka status gizi bayi yang
Masa pra konsepsi merupakan masa sebelum hamil yang diasumsikan sebagai
wanita dewasa atau wanita usia subur (WUS) yang siap menjadi seorang ibu. Status
gizi prakonsepsi akan memengaruhi kondisi kehamilan dan kesejahteraan bayi yang
akan lebih baik jika pencegahannya dilaksanakan pada saat sebelum hamil. Wanita
usia 15-49 tahun merupakan usia sasaran yang paling tepat dalam pencegahan
masalah gizi terutama Kekurangan Energi Kronik (KEK) yang merupakan keadaan
menahun terutama pada wanita usia subur termasuk remaja putri (Supariasa, 2012).
Status gizi wanita usia subur (WUS) salah satunya dipengaruhi oleh pola
konsumsi. Pola konsumsi juga berpengaruh terhadap status kesehatan ibu, dimana
pola konsumsi yang kurang baik dapat menimbulkan suatu gangguan kesehatan pada
ibu (Supariasa, 2012). Jika jumlah pola konsumsi makanan selama satu hari dengan
porsi empat sehat lima sempurna, maka pola konsumsi tersebut terukur dalam
kategori baik. Sedangkan terukur dalam keadaan cukup jika hanya empat sehat, dan
protein) yang berlangsung lama atau menahun. Risiko Kekurangan Energi Kronik
Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada remaja dan wanita usia subur (WUS)
dapat disebabkan oleh penyebab langsung seperti penyakit yang menyertai dan pola
konsumsi asupan makan, serta penyebab tidak langsung seperti umur, pendidikan,
dan pekerjaan. Status gizi untuk menentukan Kekurangan Energi Kronik (KEK)
pada remaja dan WUS dapat diukur dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
BAB II
TUJUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
a. Pengertian
Wanita usia subur adalah wanita yang berumur diantara 18-40 tahun.
pada usia ini kehamilan sehat terjadi. Selain itu, wanita harus menjaga dan
Wanita usia subur adalah wanita yang berumur 15-49 tahun baik
yang berstatus kawin maupun yang belum kawin atau janda (BKKBN).
Wanita usia subur adalah wanita yang usia baik untuk kehamilan berkisar
20-35 tahun. Pada usia tersebut alat reproduksi wanita telah berkembang
Puncak kesuburan ada pada rentang usia 20-29 tahun. Wanita dalam
(WHO, 2009).
usia 15-49 tahun dengan keadaan organ reproduksi berfungsi dengan baik,
a. Pengertian
kesehatan pada ibu secara relative atau absolut satu atau lebih zat gizi
(Helena, 2013).
energi dan protein pada wanita usia subur (WUS) dan orang hamil yang
pada ibu. Kurangnya asupan energi dan protein tersebut terjadi pada waktu
bawah normal (kurang dari 18,5 untuk orang dewasa) (Almatsier, 2009).
Tabel 2.1
3
b. Patofisiologi
merupakan akibat dari faktor asupan pola makan tidak teratur yang menjadi
(glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar
setelah 25 jam sudah dapat terjadi kekurangan. Sehingga jika keadaan ini
dan protein amino yang digunakan untuk diubah menjadi karbohidrat. Jika
c. Faktor Resiko
kesehatan yang optimal antara lain dengan melihat unsur kualitas hidup
1) Asupan Makan/Gizi
dibutuhkan oleh tubuh. Tiap zat gizi yang masuk akan memberikan
fungsi yang penting bagi tubuh, misalnya sebagai sumber tenaga yang
Status gizi yang baik terjadi bila tubuh memperoleh zat- zat gizi
makanan jadi selama periode tertentu setiap hari, minggu, bulan, atau
makanan yang tepat. Suatu metode atau cara konsumsi yang dapat
frekuensi makan dalam waktu tahun, bulan, minggu dan hari, serta
2) Penyakit Infeksi
2012).
(Shafique, 2010).
2012).
Demikian pula pada ibu yang tidak memperoleh cukup makan, maka
3) Pengetahuan Gizi
4) Umur
(KEK) pada Wanita Usia Subur (WUS) karena keinginan atau obsesi
pekerjaaannya
5) Pendidikan
gizi, bukan mustahil pengetahuan gizi nya akan lebih baik. Perlu
gizi di
9
(Muliawati, 2012).
6) Pekerjaan
2011).
7) Pengeluaran
dengan berat badan lahir rendah, anemia pada bayi baru lahir, mudah
2012).
anemia pada bayi, dan bayi berat lahir rendah (Pratiwi, 2011).
IMT adalah rasio standar berat terhadap tinggi, dan sering digunakan
Angka IMT antara 18,5 kg/m2 dan 24,9 kg/m2 dianggap normal untuk
berikut: < persentil ke-5 adalah berat badan kurang, persentil ke-85
orang Indonesia berbeda dengan orang Eropa pada umumnya, oleh karena
IMT orang Indonesia menurut Supariasa (2012) dapat dilihat pada tabel
2.2 dibawah ini. Tabel 2.2 Ambang Batas IMT Orang Indonesia
(2) Mudah letih, (3) Resiko sakit tinggi, beberapa resiko sakit
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, (5) Kurang mampu
bekerja keras.
cara untuk mempertahankan IMT dalam grid yang normal ini adalah
menu gizi seimbang. (2) Perlu kebiasaan olah raga yang teratur. (3)
badan tingkat ringan, (2) kelebihan berat badan tingkat berat. Obesitas
resiko dari kategori ini adalah (1) Penampilan kurang menarik, (2)
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Wanita usia subur adalah wanita yang berumur diantara 18-40 tahun. Pada masa
ini, sering dihubungkan dengan masa subur/reproduksi, karena pada usia ini
kehamilan sehat terjadi. Selain itu, wanita harus menjaga dan merawat personal
hygiene yaitu pemeliharaan alat kelaminnya agar terhindar dari berbagai gangguan
reproduksi.
b. Saran
Diharapkan Setelah membuat makalah ini kita sama – sama belajar tentang cara
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.unism.ac.id/38/3/BAB%20I.pdf