Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN WANITA USIA SUBUR

DENGAN GANGGUAN NUTRISI

Dosen Pengampu : Erna, S.ST, M.Kes.

Disusun Oleh : Kelompok 7

1. Indiana Setyoningrum (10220033)


2. Ira Ikhtiyar Alya Maqrufah (10220034)
3. Ireniza Pradefi (10220035)
4. Ism Ro’isatul Maula (10220036)
5. Julia Tinting (10220035)

FAKULTAS KESEHATAN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ilmiah yang berjudul Asuhan Keperawatan
Pada Wanita Usia Subur Dengan Gangguan Nutrisi. Makalah ini disusun sebagai pemenuhan
tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas I. Makalah ini membahas mengenai konsep
wanita usia subur dengan gangguan nutrisi, sehingga bermanfaat bagi profesi keperawatan
untuk peningkatan kemampuan pemahaman pengembangan pernyataan dalam keperawatan
maternitas I, sehingga akan lebih jelas upaya pembelajaran keperawatan dan sesuai dengan
tuntutan masyarakat.

Penyelesaian makalah ilmiah ini tidak lepas dari bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,
untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada

1. Ibu Erna S.ST, M.Kes. selaku dosen mata kuliah Keperawatan Maternitas 1.
2. Orang tua kami yang telah memberikan semangat untuk menyelesaikan makalah ini.
3. Serta anggota kelompok 7 yang membantu dan menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ilmiah ini. Untuk
itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari segenap pembaca.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan
khususnya ilmu keperawatan.

Selasa, 23 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah............................................................................................................1
1.4 Manfaat.........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................3

2.1 Definisi Wanita Subur..................................................................................................3


2.2 Pengertian Nutrisi ........................................................................................................3
2.3 Kebutuhan Energi dan Zat Gizi Wanita Usia Subur.....................................................3
2.4 Pedoman Gizi Seimbang Wanita Usia Subur...............................................................4
2.5 Aktifitas Fisik Pada Wanita Usia Subur.......................................................................4
2.6 Permasalahan dan Pencegahan Pada Wanita Usia Subur.............................................5

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN...............................................................................9

3.1 Kasus............................................................................................................................10
3.2 Analisis Data.................................................................................................................11
3.3 Diagnosa Keperawatan.................................................................................................12
3.4 Intervensi Keperawatan................................................................................................12

BAB IV PENUTUP..............................................................................................................

4.1 Kesimpulan..................................................................................................................

4.2 Saran............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Wanita Usia Subur merupakan wanita yang siap untuk memiliki anak ataupun untuk
produktf kerja. Wanita Usia Subur adalah wanita yang masih dalam usia reproduktif
(sejak mendapat haid pertama dan sampai berhentinya haid), yaitu antara 15-49 tahun,
dengan status belum menikah, menikah, atau janda yag masih berpotensi memiiki
keturunana (Novitasary, Mayulu, &Kawengin, 2013).
Faktor penyebab dan tingginya kematian ibu maupun wanita uia subur tidak lain
disebabkan karena belum memadainya pelayanan kesehatan masyarakat dan keadaan
gizi, dilur faktor pencetus lainnya yang memperkuat masalah ini seperti kemiskinan dan
tingkat pendidikan. Rendahnya kondisi gizi akan berakibat rawannya penyakit infeksi
dan semakin tingginya pengeluaran terhadap kesehatan.
Pada usia subur untuk produktif bekerja diperlukan asupan energi dan zat gizi yang
cukup untuk menunjang aktifitas sehari-hari dengan optimal. Zat gizi yang perlu
dikonsumsi tidak hanya zat gizi makro tetapi juga zat gizi mikro, serat, dan juga cairan.
Semua itu dibutuhkan dalam jumlah yang sesuai dan seimbang.
Ketika konsumsi energi dan zat gizi tidak tercukup atau kurang, maka akan timbul
masalah gizi pada kelompok wanita usia subur produktif kerja. Masalah terseut bisa
anemia, kekurangan energi kronik (KEK), dan hipertens yang dapat mengurangi
produktifitas bekerja dan kesehatan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah definisi Wanita Usia Subur (WUS)?
2. Apa pengertian nutrisi?
3. Berapa kebutuhan energi dan zat gizi wanita usia subur?
4. Bagaimana pedoman gizi seimbang dan menu sehari wanita usia subur?
5. Bagaimana aktifitas fisik pada wanita usia subur?
6. Apa saja permasalahan yang mungkin terjadi serta upaya pencegahannya pada wanita
usia subur?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian wanita usia subur.
2. Untuk mengetahui pengertian nurisi.
3. Untuk mengetahui kebutuhan energi wanita usia subur.

1
4. Untuk mengetahui pedoman gizi seimbang dan menu sehari wanita usia subur.
5. Untuk mengetahui aktifitas fisik pada wanita usia subur.
6. Untuk mengetahui prmasalahan yang terjadi serta upaya pencegahannya.
1.4 Manfaat
Memberikan pengetahuan tentang wanita usia subur dengan gangguan nutrisi

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Wanita Subur (WUS)


Wanita Usia Subur merupakan wanita yang siap untuk memiliki anak ataupun untuk
produktf kerja. Wanita Usia Subur adalah wanita yang masih dalam usia reproduktif
(sejak mendapat haid pertama dan sampai berhentinya haid), yaitu antara 15-49 tahun,
dengan status belum menikah, menikah, atau janda yag masih berpotensi memiiki
keturunana (Novitasary, Mayulu, &Kawengin, 2013).
Masa prakonsepsi pada wanita merupakan masa sebelum hamil. Perempuan prakonsepsi
diasumsikan sebagai perempuan dewasa atau perempuan usia subur yang siap menjadi
seorang ibu. Kebutuhan gizi pada masa ini berbeda dengan remaja, anak-anak, ataupun
lansia.
2.2 Pengertian Nutrisi
Nutrisi atau gizi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi
normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan.
Penelitian dibidang nutrisi mempelajari hubungan antara makanan dan minuman
terhadapa kesehatan dan penyakit, khususnya dalam menetukan diet yang optimal.
Sejak usia 19 tahun, wanita mengalami penurunan kebutuhan energi. Contohya wanita
yang berusia 16 tahun sampai dengan 18 tahun memiliki angka kecukupan energi ± 2200
kkal sedangkan pada umur 19 tahun sampai dengan 29 tahun ± 1900 kkal, 30 sampai
dengan 45 tahun ± 1800 kkal, 50 tahun sampai dengan 64 tahun ± 1750 kkal dan pada 65
tahun keatas sekitar ± 1600 kkal. Hal ini menunjukkan bahwa mulai pada usia 19 tahun
wanita mengalami penurunan kebutuhan energi.
Penurunan kebutuhan energi yang terjadi sejak usia 19 tahun antara pria dan wanita
dapat terjadi karena semakin bertambah usia seseorang maka idealnya aktifitas fisik yang
dijalankan juga semakin menurun. Selain itu dapat juga disimpulkan bahwa usia 19
tahun keatas proses pertumbuhan sudah mulai terhenti, maka energi yang dibutuhkan
tubuh juga menurun. Apabila energi yang dibutuhkan tubuh mulai menurun maka intake
juga mengalami penurunan.
2.3 Kebutuhan Energi dan Zat Gizi Wanita Usia Subur
Setiap orang dalam melakukan aktifitas sehari-hari dibutuhkan asupan energi dan zat gizi
sesuai dengan kebutuhan per orang, khususnya wanita produktif bekerja. Pengaturan zat
gizi ini berguna untuk melakukan suatu pekerjaan sesuai dengan jenis pekerjaan

3
sehingga tercapai tingkat produktivitas dan efisiensi kerja setinggi-tingginya. Selain itu
juga dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, bobot tubuh, dan kondisi khusus seperti hamil.
a. Energi
Kebutuhan energi perorang sangat bervariasi, tetapi untuk pemenuhan ditempat kerja
sekitar 30-35% lebih besar total kebutuhan energi sehari-hari.
b. Zat Gizi
- Protein
Kebutuhan protein dipengruhi oleh berat badan, usia dan mutu protein dari konsumsi
pangan. Fungsinya untuk membangun sel, mengganti sel tubuh, menjaga
keseimbangan asam basa cairan tubuh.
- Lemak
Kebutuhan lemak dipengaruhi oleh ukuran tubuh (terutama berat badan), usia atau
tahap pertumbuhan dan perkembangan serta aktifitas.
- Karbohidrat
Merupakan komponen penting dalam struktural makhluk hidup dalam bentuk serat,
seperti selulosa, pecti, serta lignin.
- Vitamin
Merupakan zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil dan
pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oleh karena itu, harus didatangkan
dari makanan (Almatsier, 2006).
2.4 Pedoman Gizi Seimbang Wanita Usia Subur
Perilaku konsumsi pangan bergizi seimbang dapat terganggu oleh pola kegiatan
kelompok usia dewasa. Oleh karena itu, perhatian terhadap perilaku konsumsi pangan
dengan gizi seimbang termasuk kegiatan fisik yang memadai dan memonitoring BB
normal, perlu diperhatikan untuk mencapai pola hidup sehat, aktif, dan produktif.
Dalam pedoman gizi seimbang terdapat empat pilar gizi seimbang, untuk menunjang
tercapainya status gizi yang baik, empat pilat tersebut adalah mengonsumsi makanan
beragam, perilaku hidup bersih, melakukan aktfitas fisik, dan mempertahankan serta
memantau berat badan normal.
2.5 Aktifitas Fisik Pada Wanita Usia Subur
Aktivitas fisik merupakan gerakan tubuh yang memerlukan energi untuk
mengerjakannya seperti berjalan, menyapu, mengepel dan lain sebagainya

4
(Ambrdini, 2009). Aktivitas fisik bermanfaat untuk memperlancar peredaran darah dan
pengiriman oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Berbeda halnya dengan latihan fisik
dimana latihan fisik merupakan aktivitas gerak jasmani yang dilakukan secara sistematis
atau terstruktur untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kebugaran jasmani
(Watulingas, 2014).
Aktivitas fisik dan latihan fisik pada wanita usia subur menengah yang bekerja harus
ditingkatkan terlebih jika jenis pekerjaannya hanya lebih banyak duduk seperti bekerja
dikantor. Aktivitas fisik yang menurun dapat membuat lemak dalam tubuh semakin
meningkat. Hal ini akan meningkatkan terjadinya obesitas. Bahkan dapat meningkatkan
terjadinya penyakit tidak menular seperti diabetes, hipertensi, srtoke dan lain sebagainya.
Aktivitas fisik yang dapaw dilakukan oleh WUS menengah diantaranya :
a. Jalan santai.
b. Parkir mobil agak jauh dari lokasi bekerja.
c. Memilih menggunakan tangga daripada lift.
d. Jalan-jalan ditempat belanja.

Sedangkan latihan fisik juga diperlukan untuk membakar lemak di dalam tubuh. Latihan
fisik yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan olahraga yang disukai seperti tenis,
bulu tanagkis, renang, bersepeda dan lain sebagainya. Latihan fisik ini dapat dilakukan
dengan durasi 30-60 menit. Sedangkan bagi yang sangat sibuk dapat diselipkan dipagi
hari sebelum berangkat ke kantor. Selain itu bisa melakukan peregangan di tempat kerja
untuk melenturkan otot-otot tubuh yang kaku (Pristasari, Damayanti, & Lestari, 2017).

Berikut ini tabel waktu olahraga yang dibutuhkan untuk membakar energi 100 kkal
(Pristasari, Damayanti, & Lestari, 2017).

a. Tredmill cepat 12 menit.


b. Sepeda statis 20 menit.
c. Aerobik 16 menit.
d. Berenang 10 menit.
e. Jalan santai 60 menit.
2.6 Permasalahan dan Pencegahan Pada Wanita Usia Subur
1. Anemia Gizi Besi (AGB)
Anemia Gizi Besi merupakan salah satu masalah gizi di Indonesia dan merupakan
masalah gizi yang paling banyak diumpai pada kelompok Wanita Usia Subur (WUS).

5
Anemia menduduki urutan ke 4 dari 10 besar kelompok penyakit terbanyak di
Indonesia dan juga urutan ke-4 dari 25 jenis penyakit yang diderita oleh kaum
perempuan ( Depkes, 2005).
Upaya pencegahan yang dapat dilakukan antara lain :
 Pengetahuan gizi.
Faktor pendidikan dapat mempengaruhi status anemia seseorang sehubungan
dengan pemilihan makanan yang dikonsumsi. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi
akan memengaruhi pengetahuan dan informasi tentang gizi. Beberapa penelitian di
berbagai negara menemukan bahwa pendidikan gizi sangat efektif untuk merubah
pengetahuan dan sikap anak terhadap makanan, tetapi kurang efektif untuk
merubah praktek makanan (Februhartanty, 2005).
 Mengatur pola makan dengan meningkatkan konsumsi besi.
Almatsier (2011) menyebutkan bahwa daging, ayam, dan ikan memiliki kandungan
besi yang tinggi, serealia dan kacang-kacangan memiliki kandungan besi yang
sedang, serta sebagian besar sayur-sayuran yang mengandung asam oksolat tinggi
seperti bayam memiliki kandungan besi yang rendah, Kemudian kebiasaan wanita
pekerja dalam mengonsusi kopi dan the yang mengandung pelifenol sehingga
berpengaruh pada proses penyerapan zat besi.
 Melakukan aktivitas fisik.
Kebanyakan wanita usia subur yang bekerja terlalu sibuk kurang melakukan
aktivitas fisik. Aktivitas fisik manusia mempengaruhi kadar hemoglobin dalam
darah. Individu yang secara rutin berolahaga kadar hemoglobinnnya akan naik.
 Peran pemerintah, keluarga dan tokoh masyarakat.
Tokoh masyarakat seperti Ketua Organisasi, Pemimpin Kelompok Kader, serta
petugas lain di luar kesehatan sangat berperan dalam memberikan penyuluhan dan
motivasi kepada masyarakat, terutama pada wanita usia subur. Salah satu cara
pemerintah dalam mengurangi angka kejadian anemia khusunya pada remaja putri
adalah dengan memberikan tablet tambah darah. Kegiatan ini merupakan
implementasi dari peraturan mentri kesehatan no 88 tahun 2014 tentang standart
tablet tambah darah bagi wanita usia subur dan ibu hamil serta surat edaran dirjen
kesehatan masyarakat kemenkes RI Nomor HK.03.03/V/0595/2016 tentang
pemberian tablet tambah darah.

6
2. Hipertensi
Data Riskendas 2007 juga disebutkan prevelensi hipertensi di Indonesi berkisar 30
persen dengan insiden komplikasi panyakit kardiovaskuler lebih banyak pada
perempuan sekitas 52 persen dibandingkan laki-laki yaitu sebanyak 48 persen.
Umumnya penderata hipertensi adalah orang yang berusia diatas 40 tahun, namun
pada saat ini tidak menutup kemungkinan diderita oleh orang usia muda.
Hipertensi pada wania sebur sebagian besar terjadi pada usia 24-25 tahun, dan hanya
pada 20 pesen terjadi dibawah usia 20 tahun. Terdapat 478 khasus usia subur, yaitu
pada usia 15-45 tahun, untuk hipertensi pada wanita usia subur berjumlah 466 orang.
Jumlah tersebut tergolong tinggi, hal ini desebakan karena wanita pada usia subur
kurang memperhatikan kesehatan, misalnya gata hidup yang tidak sehat seperti
penggunaan obat-obatan hormonal atau konsumsi makanan-makanan cepat saji.
Terlihat bahwa dengan bertambahnya usia maka kemungkinana untuk terjadinya
hipertensi akan semakin tinggi.
Upaya pencegahan yang dapat dilakukan anatara laian :
a. Membatasi asupan garam, memperbanyak sayur. Sifat garam yang mampu
mengikat air menjadikan potensi konsumsi makanan yang terlalu asin tidak pas
untuk pengidap hipertensi.
b. Perbanyak olahraga kardia seperti berjalan secara uti.
c. Bnyak konsumsi kentang karena kata potasium untuk kontrol tekanan darah.
d. Bila terjadi obesitas atau overweight, maka segeralah melakukan pola diet untuk
menurunkan berat badan.
3. KEK
Penyebab utama KEK adalah kekurangan asupan energi yang terjadi dalam waktu
lama, serta dapat diketahui dengan cara mengukur Lingkaran Lengan Atas (LILA)
melalui ambang batas kurang dari 23,5 cm bagi WUS dan wanita hamil (Kemenkes,
2013). Sementara Riskendas 2018 mencatat WUS KEK hamil sebesar 17,3% dan
WUS KEK tidak hamil 14,5%.
Upaya pencegahan yang dapat dilakukan antara lain : Makan-makanan yang
bervariasi dan cukup mengandung kalori dan protein termasuk makanan pokok seperti
nasi, ubi dan kentang setiap hai dan makan yang mengandung protein sekurang-
kurangnya sehari sekali. Minyak dari kelapa atau mentega dapat ditambahkan untuk
meningkatkan pasokan kalori. Kurang gizi dapat dicegah secara bertahap dengan

7
mencegah cacingan, infeksi, dan muntaber melalui sanitasi yang baik dan perawatan
kesehatan, terutama mencegah cacingan

8
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

KASUS 
Di desa Sejahtera terdapat 50 KK dengan jumlah warga sebanyak 300 jiwa dengan pasangan
usia subur terdiri dari 40 KK yang berusia rata-rata 25 sampai 40 tahun sisanya 10 KK bukan
termasuk pasangan usia subur dengan rincian 5 KK berusia 41 sampai 50 tahun dari 5 KK
berusia 51 sampai 60 tahun. warga desa bekerja sebagai buruh bangunan dengan rata-rata
penghasilan setiap bulan adalah sekitar Rp600.000. komunikasi antar warga berjalan dengan
baik karena jarak rumah satu dengan yang lain sangat berdekatan dan tidak ada pembatas
antar rumah satu dengan yang lainnya. hubungan setiap pasangan usia subur pun berjalan
dengan lancar sehingga jarang terjadi kekerasan dalam rumah tangga. di desa Sejahtera tidak
terdapat pelayanan polisi, tetapi terdapat 8 pos ronda yang terletak di setiap RT. di desa
Sejahtera tidak ada tempat rekreasi terdekat sehingga warga memilih melakukan rekreasi ke
pasar. warga desa Sejahtera mayoritas beragama Islam titik dari data yang diperoleh
pasangan usia subur di desa Sejahtera mayoritas berpendidikan SMP dan warga dengan usia
lanjut tidak pernah mengikuti pendidikan formal.
fasilitas kesehatan yang ada di desa Sejahtera ada 1 bidan praktek swasta, 1 praktik dokter 
dan Puskesmas yang letaknya Cukup jauh dari rumah warga titik warga yang menggunakan
sepeda untuk melakukan aktivitas menjadi malas untuk pergi ke Puskesmas bila sedang sakit
sehingga memilih Mengonsumsi jamu atau obat-obat yang dijual di toko. juga lebih memilih
pergi ke dukun untuk melakukan persalinan dalam 2 bulan terakhir ini terdapat 8 orang yang
menderita kista dan 12 orang tertular PMS seperti gonore Sifilis dan kutil kelamin.Selain itu
kematian di desa Sejahtera dalam 2 bulan terakhir terdapat 5 orang yang sudah meninggal
dunia akibat pendarahan saat persalinan Berdasarkan informasi yang diperoleh 40 KK
pasangan usia subur di desa Sejahtera terdapat 15 KK menggunakan alat kontrasepsi dan 25
kk tidak menggunakan alat kontrasepsi. 25 KK yang tidak menggunakan alat kontrasepsi
tersebut memiliki kepercayaan bahwa KB dilarang oleh agama dan mereka takut akan
mengalami perubahan fisik dan kesehatan. namun beberapa ibu hamil dari pasangan usia
subur yang tidak menggunakan alat kontrasepsi tersebut menderita anemia dan sebagian
besar tidak memeriksa kehamilannya ke tenaga kesehatan serta mereka memiliki kebiasaan
bila ibu hamil untuk berpantang mengonsumsi makanan tertentu sehingga gizi pada ibu hamil
tidak tercukupi.di desa sejahtera ini belum ada pemberian jaminan keehatan kepada warga

9
yang tidak mampu dan tidak ada program kesehatan yang dilakukan seperti program
kunjungan nifas. 
3.1 Pengkajian

A. Data inti
a. Sejarah 
Desa Sejahtera memiliki 50 kata yang terdiri dari 300 jiwa dari 50 KK tersebut
terdapat 40 KK pasangan usia subur
b.  demografi
  Desa Sejahtera terdapat 50 KK terdiri dari :
  umur :  25- 40 tahun = 40 KK
: 41- 50 tahun = 5 KK
: 51 - 60 tahun = 5 KK
 Pekerjaan : warga desa bekerja sebagai buruh bangunan
 agama :  mayoritas Islam
 suku:  mayoritas Jawa
 data statistik
Berdasarkan informasi dari kepala desa setempat pasangan usia subur terdiri dari:
1. 15 kakak menggunakan alat kontrasepsi
2. 25 kk tidak menggunakan alat kontrasepsi
B. Data subsistem
a.  Lingkungan fisik
1. Jarak rumah  satu dengan yang lain sangat berdekatan dan tidak ada pembatas
antara rumah satu dengan yang lainnya
2.  kebiasaan : Warga desa malas untuk pergi ke Puskesmas dan memilih
mengonsumsi jamu atau obat-obatan yang dijual di toko warga juga lebih
memilih pergi ke dukun untuk melakukan persalinan. Pasangan usia subur yang
tidak menggunakan alat kontrasepsi memiliki kebiasaan bila ibu hamil untuk
berpantang mengonsumsi makanan tertentu.
b. Pelayanan kesehatan dan sosial
1 bidan praktik swasta dokter umum dan 1 puskesma
c. Ekonomi
  Rata- rata enam ratus ribu 
d. Politik dan pemerintahan 

10
Di desa Sejahahtera belum ada pemberberian jaminan kesehatan kepada warga
yang tidak mampu dan tidak ada program kesehatan yang dilakukan setiap program
kunjungan nifas 
e. komunikasi 
Komunikasi antar warga berjalan dengan baik dan setiap pasangan usia subur
berjalan dengan lancar 
f. pendidikan 
Dari data yang diperoleh pasangan usia subur mayoritas berpendidikan SMP dan
warga usia lanjut 
3.2 Analisa Data

Analisa Data Masalah Kesehatan Diagnosa Keperawatan


DS :
-Warga yang tidak - Pasangan usia subur yang tidak - Konflik pengambilan
menggunakan alat menggunakan menggunakan alat keputusan
kontrasepsi kontrasepsi meras takut akan
memiliki mengalami perubahan fisik dan
kepercayaan kesehatan
bahwa KB dilarang
oleh agama
-Wargamemiliki
kebiasaan bila ibu
hamil untuk
berpantang
mengonsumsi
makanan tertentu
DO :
-Warga memilih pergi
ke dukun untuk
melakukan persalinan
-Di desa sejahtera
belum ada pemberian
jaminan kesehatan
kepada warga yang

11
tidak mampu dan
tidak ada program
kesehatan oleh tenaga
kesehatnn.
DO:
- Di desa sejahtera - Ibu hamil menderita anemia Ketidakseimbangan nutrisi
tidak ada program dan sebagian besar tidak : Kurang dari kebutuhan
kunjungan nifas memeriksakan kehamilanya tubuh
oleh tenaga ke tenaga kesehatan
kesehatan - Gizi pada ibu hamil tidak
- Terdapat 5 orang tercukupi
yang sudah
meninggal dunia
akibat pendarahan
saat persalinan.

3.3 Diagnosa Keperawatan

a. Dominan 10. Prinsip Hidup. Kelas 3. Keselarasan Nilai/Tindakan. Konflik


pengambilan keputusan (00083) pada agregat pasangan usia subur yang tidak
menggunakan alat kontrasepsi
b. Domain 2 Nutrisi. Kelas 1 Makan Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan
tubuh (00002) pada agregat ibu hamil dari pasangan usia subur yang tidak
menggunakan alat kontrasepsi.

3.4 Intervensi Keperawatan

a. Konflik pengambilan keputusan (00083) pada agretat pasangan usia subur yang tidak
menggunakan alat kontasepsi.

PRIME Kepercayaan mengenai kesehatan


(1700)
R
- Mendapatkan sumber-
sumber untuk melakukan
tindakan
- Merasakan pentingnya
mengambil tindakan
(contohnya KB)

12
Pembuatan keputusan (0906)
- Mengidentifikasi informasi
yang relevan
Mengidentifikasi kemungkinan
konsekuensi dari masing-masing
pilihan

b. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh (00002) pada agretat ibu
hamil dari pasangan usia subur yang tidak menggunakan alat kontrasepsi.

13
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan yang berasal dari makalah idi dapat disimpulkan bahwa wanita
usia subur yang produktif untuk bekerja merupakan suatu klompok yang sudah siap
untuk bekerja dan memiliki kebutuhan energi dan zat bezi yang cukup serta aktivitas
fisik yang sesuai, hail ini dilakukan untuk mencegah wanita produktif bekerja ini tidak
terdapak penyakit yang sering menyerang wanita usia subur dan dapat menjalankan
aktivitas dengan optimal.
4.2 Saran
Setelah menu didalam makalah ini dibuat wanita usia subur disarankan untuk memenuhi
kecukupan energi dan zat gizi sesuai kebutuhan masing-masing, agar memiliki
produktifitas yang baik saat melakukan pekerjaan.

14
DAFTAR PUSTAKA

15

Anda mungkin juga menyukai