Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MANDIRI

"Merangkum Konsep Dasar Promosi Kesehatan"

TUGAS INI DISUSUN GUNA MEMENUHI

TUGAS MATA KULIAH ASKEB KOMUNITAS

Dosen Pembimbing:
Rismawati, S.ST, M.Kes

Disusun Oleh:
Nama : Retno Asih Wulandari
NIM : 12019012
Prodi : D3 Kebidanan
Semester : IV

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ESTU UTOMO BOYOLALI


Tahun Akademik 2020/2021
A. Sejarah Promosi Kesehatan

1. ) Era propaganda dan Pendidikan Kesehatan Rakyat (masa kemerdekaan sampai 1960an)

Pada tahun 1924 oleh pemerintah Belanda dibentuk Dinas Higiene. Kegiatan pertamanya berupa
pemberantasan cacing tambang di daerah Banten. Bentuk usahanya dengan mendorong rakyat untuk
membuat kakus/jamban sederhana dan mempergunakannya. Lambat laun pemberantasan cacing
tambang tumbuh menjadi apa yang dinamakan “Medisch Hygienische Propaganda”. Propaganda ini
kemudian meluas pada penyakit perut lainnya, bahkan melangkah pula dengan penyuluhan di sekolah-
sekolah dan pengobatan kepada anak-anak sekolah yang sakit. Timbullah gerakan, untuk mendirikan
“brigade sekolah” dimana-mana. Perintisan Pendidikan Kesehatan Rakyat oleh Dr. R. Mohtar.

2.) Era Pendidikan dan Penyuluhan Kesehatan (1960-1980)

· Munculnya istilah Pendidikan Kesehatan dan diterbitkannya UU Kesehatan 1960.

· Ditetapkannya Hari Kesehatan Nasional (12 November 1964)

3.) Era PKMD, Posyandu dan Penyuluhan Kesehatan melalui Media Elektronik (1975-1995).

· Peran serta dan pemberdayaan masyarakat (Deklarasi Alma Ata, 1978).

· Munculnya PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa).

· Munculnya Posyandu.

· Penyuluhan kesehatan melalui media elektronik (dialog interaktif, sinetron dan lain-lain).

4.) Era Promosi dan Paradigma Kesehatan (1995-2005)

Konferensi Internasional Promosi Kesehatan I di Ottawa, Kanada, munculnya istilah promosi kesehatan
(Ottawa Charter, 1986) memuat 5 strategi pokok Promosi Kesehatan, yaitu :

1. Mengembangkan kebijakan yang berwawasan kesehatan (Healthy Public Policy).

2. Menciptakan lingkungan yang mendukung (Supportive Environment).

3. Memperkuat gerakan masyarakat (Community Action).

4. Mengembangkan kemampuan perorangan (Personnal Skills).

5. Menata kembali arah pelayanan kesehatan (Reorient Health Services).

Konferensi Internasional Promosi Kesehatan II di Adelaide, Australia (1988). Konferensi ini menekankan
4 bidang prioritas, yaitu:

1. Mendukung kesehatan wanita.


2. Makanan dan gizi.

3. Rokok dan alcohol.

4. Menciptakan lingkungan sehat.

Konferensi Internasional Promosi Kesehatan III di Sundval, Swedia (1991). Konferensi ini
mengemukakan 4 strategi kunci, yakni:

1. Memperkuat advokasi diseluruh lapisan masyarakat.

2. Memberdayakan masyarakat dan individu agar mampu menjaga kesehatan dan lingkungannya
melalui pendidikan dan pemberdayaan.

3. Membangun aliansi.

4. Menjadi penengah diantara berbagai konflik kepentingan di tengah masyarakat.

Promosi Kesehatan abad 21 adalah : Meningkatkan tanggung jawab sosial dalam kesehatan,
Meningkatkan investasi untuk pembangunan kesehatan, Meningkatkan kemitraan untuk kesehatan,
Meningkatkan kemampuan perorangan dan memberdayakan masyarakat, Mengembangkan infra
struktur promosi kesehatan.

B. Pengertian promosi kesehatan

1. Menurut WHO (1984),

Merevitalisasi pendidikan kesehatan dengan istilah promosi kesehatan, kalau pendidikan kesehatan
diartikan sebagai upaya perubahan perilaku maka promosi kesehatan tidak hanya untuk perubahan
perilaku tetapi juga perubahan lingkungan yang memfasilitasi perubahan perilaku tersebut. Disamping
itu promosi kesehatan lebih menekankan kepada peningkatan kemampuan hidup sehat, bukan sekedar
berperilaku sehat.

2. Lawrence Green (1984),

Promosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait
dengan ekonomi, politik dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan
lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.

3. Piagam Ottawa (Ottawa Charter, 1986),

Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa, Canada menyatakan bahwa “Health Promotion
is the process of enabling people to control over and improve their health”. To reach a state of complete
physical, mental and social well-being, an individual or group must be able to identify and realize
aspiration, to satisfy needs, and to cange or cope with the environment.
Hal tersebut jelas dinyatakan bahwa promosi kesehatan adalah suatu proses untuk memampukan
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Dengan kata lain promosi kesehatan
adalah upaya yang dilakukan terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan mampu untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Batasan promosi kesehatan ini mencakup 2 dimensi yaitu
“kemauan” dan “kemampuan”, atau tidak sekedar meningkatnya kemauan masyarakat seperti
dikonotasikan oleh pendidikan kesehatan. Untuk mencapai status kesehatan yang paripurna baik fisik,
mental dan kesejahteraan social, masyarakat harus mampu mengenal atau mengidentifikasi dan
mewujudkam aspirasinya, untuk memenuhi kebutuhannya, dan mengubah keadaan lingkungannya.

Teori klasik oleh Blum (1974) mengatakan bahwa ada 4 determinan utama yang mempengaruhi
derajat kesehatn individu, kelompok atau masyarakat. Empat determinan tersebut secara berturut-
turut besarnya pengaruh terhadap kesehatan adalah:

a. Lingkungan, baik lingkungan fisik, maupun lingkungan non fisik

b. Perilaku

c. Pelayanan kesehatan

d. Keturunan atau herediter

Determinan ini lebih lanjut dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yakni lingkungan fisik (cuaca,
iklim, sarana, dan prasarana, dan sebagainya), dan lingkungan non fisik, seperti lingkungan social,
budaya, ekonomi, politik, dsb. Faktor-faktor atau determinan yang menentukan atau mempengaruhi
kesehatan baik individu, kelompok atau masyarakat ini, dalam piagam Ottawa (Ottawa Charter) disebut
persyaratan untuk kesehatan (prerequisites for health) terdapat 9 faktor, yakni:

a. Perdamaian atau kemakmuran (peace).

b. Tempat tinggal (shelter).

c. Pendidikan (education).

d. Makanan (food).

e. Pendapatan (income).

f. Ekosisten yang stabil dan seimbang (a stable eco-sistem).

g. Sumber daya yang berkesinambungan (sustainable resources).

h. Keadilan social (social justice).

i. Pemerataan (equity).

Faktor-faktor tersebut dalam mempenggaruhi kesehatan tidaklah berdiri masing-masing melainkan


bersama-sama atau secara akumulatif, karena masing-masing factor tersebut saling mempengaruhi.
4. Yayasan Kesehatan Victoria (Victorian Health Fundation-Australia 1997),

Health Promotion is a program are design to bring about ‘change’ within people, organization,
communities and their environment. Batasan ini menekankan bahwa promosi kesehatan adalah suatu
program perubahan perilaku masyarakat yang menyeluruh, dalam konteks masyarakatnya. Bukan hanya
perubahan perilaku (within people), tetapi juga perubahan lingkungannya. Perubahan perilaku tanpa
diikuti perubahan lingkungan tidak akan efektif, perilaku tersebut tidak akan bertahan lama.

Contoh orang indonesia yang pernah tinggal diluar negeri. Sewaktu di negara itu ia telah berperilaku
teratur, mengikuti budaya antri dalam memperoleh pelayanan apa saja, seperti naik kereta, bus dan
lain-lain. Tetapi setelah kembali ke indonesia, dimana budaya antri belum ada, maka ia akan ikut
berebut naik kereta dan bus. Oleh karena itu promosi kesehatan bukan hanya sekedar merubah perilaku
tetapi juga mengupayakan perubahan lingkungan, sistem dan sebagainya.

C. Tujuan Promosi Kesehatan

Tujuan promosi kesehatan adalah untuk mempengaruhi sikap masing-masing mengenal kesehatan
secara individu dan menentukan keputusan mereka atas pilihannya secara personal menuju gaya hidup
yang sehat dan lelah positif.

Tujuan umum promosi kesehatan :

a. Mengembangkan kebijakan pembangunan kesehatan (healthy public policy),

yaitu berupaya mengembangkan kebijakan pembangunan di setiap sektor dengan memperhatikan


dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan sekitar. Contoh: membangun pabrik
harus mempertimbangkan dampak negatif, penebangan hutan secara liar dapat mempengaruhi
kerusakan lingkungan

b. Mengembangkan jaringan kemitraan dan suasana yang mendukung (create partnership and
supportive environment),

yaitu mengembangkan jaringan kemitraan dan suasana yang mendukung suasana yang memungkinkan
masyarakat yang termotivasi melakukan pembangunan kesehatan. Contoh : adanya perlindungan
tenaga kerja dengan diberikannya JAMSOSTEK (Jaminan Sosial Tenaga Kerja)

c. Memperkuat kegiatan masyarakat (strengthen community action), yaitu memberikan bantuan dan
dukungan terhadap kegiatan yang sudah berjalan dimasyarakat, sehingga lebih berkembang serta
memberikan peluang bagi masyarakat yang melakukan kegiatan dan berperan aktif dalam
pembangunan kesehatan. Contoh : BKR (Bina Karya Remaja) dengan memberi keterampilan kerja
sehingga dapat memperoleh suatu penghasilan.

d. Keterampilan individu (personnel skill). Peningkatan keterampilan dalam memelihara dan


meningkatkan kesehatan masyarakat yaitu dengan cara memberikan penyuluhan mengenai bagaimana
cara memelihara, mencegah, dan mengobati suatu penyakit.
e. Reorientasi pelayanan kesehatan (reorient health services). Masyarakat merupakan pengguna
atau penerima pelayanan kesehatan dan sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan. Penyelenggara
pelayanan kesehatan harus melibatkan pemberdayaan masyarakat agar masyarakat tersebut dapat ikut
serta dalam menerima dan menyelenggarakan.

Ada beberapa tujuan khusus secara jelas yang harus di sampaikan pada individu adalah sebagai
berikut :

 Mempengaruhi sikap untuk menerima gaya hidup yang sehat dan positif.
 Mempengaruhi dan memelihara kebiasaan makan dengan kandungan gizi yang optimal.
 Mempengaruhi berhenti merokok demi kesehatan.
 Membantu dan mengatasi stress yang dialami dalam kehidupan.

Tujuan promosi kesehatan menurut Green , 1991 dalam Maulana, 2009 terdiri dari tiga tingkatan
yaitu:

1. Tujuan Program
Refleksi dari fase social dan epidemiologi berupa pernyataan tentang apa yang akan dicapai dalam
periode tertentu yang berhubungan dengan status kesehatan. Tujuan program ini juga disebut
tujuan jangka panjang, contohnya mortalitas akibat kecelakaan kerja pada pekerja menurun 50 %
setelah promosi kesehatan berjalan lima tahun.
2. Tujuan Pendidikan
Pembelajaran yang harus dicapai agar tercapai perilaku yang diinginkan. Tujuan ini merupakan
tujuan jangka menengah, contohnya : cakupan angka kunjungan ke klinik perusahaan meningkat 75%
setelah promosi kesehatan berjalan tiga tahun.
3. Tujuan Perilaku
Gambaran perilaku yang akan dicapai dalam mengatasi masalah kesehatan. Tujuan ini bersifat jangka
pendek, berhubungan dengan pengetahuan, sikap, tindakan, contohnya: pengetahuan pekerja
tentangtanda-tanda bahaya di tempat kerja meningkat 60% setelah promosi kesehatan berjalan 6
bulan.

D. Sasaran Promosi Kesehatan

Sasaran promosi kesehatan secara spesifik yaitu :

a. Perorangan atau Keluarga.

§ Memperoleh informasi kesehatan melalui berbagai saluran (baik langsung maupun melalui media
massa).

§ Mempunyai pengetahuan dan kemauan untuk memlihara, meningkatkan dan melindungi


kesehatannya.

§ Mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat.


§ Berperan serta dalam kegiatan sosial khususnya yang berkaitan dengan Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) kesehatan.

b. Masyarakat atau Lsm.

§ Menggalang potensi untuk mengembangkan gerakan atau upaya kesehatan.

§ Bergotong royong untuk mewujudkan lingkungan sehat.

c. Lembaga Pemerintah atau Lintas Sektor atau Politisi atau Swasta

§ Peduli dan mendukung upaya kesehatan, minimal dalam mengembangkan perilaku dan lingkungan
sehat.

§ Membuat kebijakan sosial yang memperhatikan dampak di bidang kesehatan.

d. Petugas Program atau Institusi

§ Memasukkan komponen promosi kesehatan dalam setiap program.

§ Membuat kebijakan sosial yang memperhatikan dampak di bidang kesehatan.

Berdasarkan pentahapan upaya promosi kesehatan, maka sasaran dibagi dalam tiga kelompok
sasaran, yaitu :

a. Sasaran Primer (Primary Target)

Sasaran umumnya adalah masyarakat yang dapat dikelompokkan menjadi, kepala keluarga untuk
masalah kesehatan umum, Ibu hamil dan menyusui anak untuk masalah KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)
serta anak sekolah untuk kesehatan remaja dan lain sebagianya. Sasaran promosi ini sejalan dengan
strategi pemberdayaan masyarakat (empowerment).

b. Sasaran Sekunder (Secondary Target)

Sasaran sekunder dalam promosi kesehatan adalah tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat,
serta orang-orang yang memiliki kaitan serta berpengaruh penting dalam kegiatan promosi kesehatan,
dengan harapan setelah diberikan promosi kesehatan maka masyarakat tersebut akan dapat kembali
memberikan atau kembali menyampaikan promosi kesehatan pada lingkungan masyarakat sekitarnya.
Tokoh masyarakat yang telah mendapatkan promosi kesehatan diharapkan pula agar dapat menjadi
model dalam perilaku hidup sehat untuk masyarakat sekitarnya.

c. Sasaran Tersier (Tertiary Target)

Adapun yang menjadi sasaran tersier dalam promosi kesehatan adalah pembuat keputusan (decission
maker) atau penentu kebijakan (policy maker). Hal ini dilakukan dengan suatu harapan agar kebijakan-
kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh kelompok tersebut akan memiliki efek atau dampak
serta pengaruh bagi sasaran sekunder maupun sasaran primer dan usaha ini sejalan dengan strategi
advokasi (advocacy).

E. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan

Ruang Lingkup Promosi Kesehatan. Pada umumnya, ruang lingkup promosi kesehatan meliputi :

 Pendidikan kesehatan (health education), dengan penekanan pada perubahan atau perbaikan
perilaku orang atau masyarakat melalui peningkatan kesadaran, kemauan, dan kemampuan.
 Pemasaran sosial (social marketing), dengan penekanan pada pengenalan produk atau jasa
kesehatan melalui kampanye atau promosi.
 Upaya penyuluhan (upaya komunikasi dan informasi), dengan penekanan pada penyebaran
informasi.
 Upaya peningkatan (promotif), dengan penekanan pada upaya pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan.
 Upaya advokasi di bidang kesehatan, dengan penekanan pada upaya untuk mempengaruhi
lingkungan atau pihak lain agar mengembangkan kebijakan yang berwawasan kesehatan. Advokasi di
bidang kesehatan dapat dilakukan melalui upaya legislasi atau pembuatan peraturan-peraturan,
dukungan suasana, dan lain sebagainya sesuai dengan keadaan.
 Pengorganisasian masyarakat (community organization), pengembangan masyarakat (community
development), pergerakan masyarakat (social mobilization), dan pemberdayaan masyarakat
(community empowerment) dalam bidang kesehatan.

F. Prinsip-prinsip promosi kesehatan

Prinsip promosi kesehatan menurut WHO pada Ottawa Charter for health promotion (1986)
mengemukakan ada 7 prinsip pada promosi kesehatan, antara lain :

1. Empowerment (pemberdayaan) yaitu cara kerja untuk memungkinkan seseorang untuk


mendapatkan kontrol lebih besar atas keputusan dan tindakkan yang mempengaruhi kesehatan mereka.

2. Partisipative (partisipasi) yaitu dimana seseorang mengambil bagian aktif dalam pengambilan
keputusan.

3. Holistic (menyeluruh) yaitu memperhitungkan hal-hal yang mempengaruhi kesehatan dan interaksi
dari dimensi-dimensi tersebut.

4. Equitable (kesetaraan) yaitu memastikan kesamaan atau kesetaraan hasil yang di dapat oleh klien.

5. Intersectoral (antar sektor) yaitu bekerja dalam kemitraan dengan instasi terkait lainnya atau
organisasi.

6. Sustainable (berkelanjutan) yaitu memastikan bahwa hasil dari kegiatan promosi kesehatan yang
berkelanjutan dalam jangka panjang.

7. Multi Strategy yaitu bekerja pada sejumlah strategi daerah seperti program kebijakkan.
Sedangkan menurut Michael,dkk,2009

Prinsip-prinsip promosi kesehatan antara lain sebagai berikut:

1. Manajemen puncak harus mendukung secara nyata serta antusias program intervensi dan turut
terlibat dalam program tersebut.

2. Pihak pekerja pada semua tingkat ini pengorganisasian harus terlibat dalam perencanaan dan
implementasi intervensi.

3. Fokus intervensi harus berdasarkan pada factor risiko yang dapat didefinisikan serta dimodifikasi
dan merupakan prioritas bagi pekerja.

4. Intervensi harus disusun sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan pekerja.

5. Sumber daya setempat harus dimanfaatkan dalam mengorganisasikan dan mengimplementasikan


intervensi.

6. Evaluasi harus dilakukan juga.

7. Organisasi harus menggunakan inisiatif kebijakan berbasis populasi maupun intervensi promosi
kesehatan yang intensif dengan berorientasi pada perorangan dan kelompok.

8. Intervensi harus bersifat kontinue serta didasarkan pada prinsip-prinsippemberdayaan dan atau
model yang berorientasi pada masyarakat dengan menggunakan lebih dari satu metode.

Adapun prinsip promosi kesehatan yang lebih spesifik dalam tiap ruang lingkupnya
seperti keluarga, fasilitas layanan kesehatan, tempat kerja, sekolah dan tempat umum.

a. Prinsip Promosi Kesehatan di Keluarga


Dalam lingkup ini penerapan yang perlu diperhatikan antara lain:

1). Keluarga merupakan lingkup terkecil dalam suatu kelompok masyarakat, sehingga
promosi kesehatan yang dilakukan harus bias lebih spesifik juga. Pendidikan kesehatan
yang diberikan pun diharapkan akan lebih efektif karena fokus pada satu keluarga sebagai
satu sasaran.
2). Keluarga terdiri atas beberapa orang yang sudah terikat hubungan satu sama lain,
yaitu ayah, ibu, dan anak. Sehingga apabila promosi kesehatan yang dilakukan sudah
baik akan sangat berpengaruh pada perubahan perilaku pada masing-masing anggota
keluarga tersebut, dan nantinya perilaku itu akan terbawa ke lingkungan diluarnya.
3). Setiap keluarga tentu memiliki nilai dan aturan tersendiri dalam lingkungannya, yang
masing-masing anggota keluarga sudah anut sejak lama, biasanya berupa kebiasaan-
kebiasaan tertentu. Dalam hal ini maka pemberi promosi kesehatan harus mampu
menyesuaikan diri dengan aturan tersebut agar keluarga tersebut bsia lebih terbuka dalam
menerima segala bentuk promosi yang dilakukan.

b. Prinsip Promosi Kesehatan di Fasilitas Layanan Kesehatan


Promosi kesehatan di fasilitas layanan kesehatan mempunyai prinsip-prinsip dasar yaitu:
1) Ditujukan untuk individu yang memerlukan pengobatan dan atau perawatan,
pengunjung, keluarga pasien.
2) Memberikan pemahaman kepada pasien dan keluarga atas masalah kesehatan yang
diderita pasien.

3) memberdayakan pasien dan keluarga dalam kesehatan,

4) menerapkan “proses belajar” di fasilitas pelayanan kesehatan.

c. Prinsip Promosi Kesehatan di Tempat Kerja


Promosi kesehatan di tempat kerja hendaknya dikembangkan dengan melibatkan
kerja sama dengan berbagai sektor yang terkait, dan melibatkan beberapa kelompok
organisasi masyarakat yang ada sehingga lebih mantap serta berkesinambungan. Dalam
ruang lingkup tempat kerja, promosi kesehatan juga mempunyai prinsip-prinsip,
diantaranya

1). Komprehensif.
Promosi kesehatan di tempat kerja merupakan kegiatan yang melibatkan beberapa
disiplin ilmu guna memaksimalkan tujuan yang ingin dicapai yaitu berkembangnya
tempat kerja yang sehat, aman dan nyaman sehingga dengan lingkungan kerja yang
mendukung tersebut diharapkan terjadi perubahan perilaku individu dan kelompok
kearah yang positif sehingga dapat menjaga lingkungan agar tetap sehat.
2. Partisipasi
Para peserta atau sasaran promosi kesehatan hendaknya terlibat secara aktif
mengindetifikasi masalah kesehatan yang dibutuhkan untuk pemecahannya dan
meningkatkan kondisi lingkungan kerja yang sehat. Partisipasi para pengambil keputusan
di tempat kerja merupakan hal yang sangat mendukung bagi para pekerja untuk lebih
percaya diri dalam meningkatkan kemampuan mereka dalam merubah gaya hidup dan
mengembangkan kemampuan pencegahan dan peningkatan terhadap penyakit.

3. Keterlibatan berbagai sektor terkait.


Kesehatan yang baik adalah hasil dari berbagai faktor yang mendukung. Berbagai upaya
untuk meningkatkan kesehatan pekerja hendaknya harus melalui pendekatan yang
integrasi yang mana penekanannya pada berbagai faktor tersebut bila memungkinkan.

4. Kelompok organisasi masyarakat


Program pencegahan dan peningkatan kesehatan hendaknya melibatkan semua anggota
pekerja, termasuk kelomok organisasi wanita dan laki-laki yang ada, termasuk juga
tenaga honorer dan tenaga kontrak. Kebutuhan melibatkan dengan berbagai organisasi
masyarakat yang mempunyai pengalaman atau tenaga ahli dalam membantu
mengembangkan Promosi kesehatan Di Tempat kerja hendaknya di perhitungkan dalam
mengembangkan program sebelumnya

5. Berkesinambungan atau Berkelanjutan


Promosi kesehatan di tempat kerja yang berhubungan erat dengan kesehatan dan
keselamatan kerja mempunyai arti penting pada lingkungan tempat kerja dan aktivitas
manajemen sehari-hari. Program promosi kesehatan dan pencegahan hendaknya terus
menerus dilakukan dan tujuannya jangka panjang. Apabila pelaksanaan promosi
kesehatan di tempat kerja ingin lebih mentap, program hendaknya sesuai dan responsif
terhadap kebutuhan pekerja dan masalah yang berhubungan dengan kondisi lingkungan
kerja.

d. Prinsip Promosi Kesehatan di Sekolah

Sedangkan dalam ruang lingkup atau setting sekolah, promosi kesehatan juga memiliki
prinsip,iantara yaitu :

1) Melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan masalah kesehatan sekolah yaitu
peserta didik, orangtua dan para tokoh masyarakat maupun organisasi-organisasi di
masyarakat

2) Memberikan pendidikan kesehatan sekolah dengan :

a. Kurikulum yang mampu meningkatkan sikap dan perilaku peserta didik yang positif
terhadap kesehatan serta dapat mengembangkan berbagai ketrampilan hidup yang
mendukung kesehata fisik, mental dan social

b. Memperhatikan pentingnya pendidikan dan pelatihan untuk guru maupun orangtua

e. Prinsip Promosi Kesehatan di Tempat Umum

Sebagai lingkup yang sangat luas dan tidak tentu maka hal yang perlu diperhatikan dalam
penerapannya antara lain: Tempat umum merupakan sarana yang dilalui oleh banyak orang, sehingga
dapat dikatakan bahwa sasaran dari tindakan promosi kesehatan ini juga tidak tetap. Misalnya di
tempat-tempat umum seperti halte, stasiun, dan lain-lain maka penerapan yang paling efektif adalah
dengan memanfaatkan media berupa poster, spanduk, dan lain-lain. Dengan ini maka orang-orang yang
saat itu berada di tempat itu akan membaca dan mencoba memahami apa isi pesan yang ada.

G. Metode dan Media Promosi Kesehatan


Jenis Metode Promosi Kesehatan

Metode Promosi Kesehatan dapat digolongkan berdasarkan Teknik Komunikasi, Sasaran yang dicapai
dan Indera penerima dari sasaran promosi.

1. Berdasarkan Teknik Komunikasi

a. Metode penyuluhan langsung

Dalam hal ini para penyuluh langsung berhadapan atau bertatap muka dengan sasaran. Termasuk di sini
antara lain : kunjungan rumah, pertemuan diskusi (FGD), pertemuan di balai desa, pertemuan di
Posyandu, dll.

b. Metode yang tidak langsung

Dalam hal ini para penyuluh tidak langsung berhadapan secara tatap muka dengan sasaran, tetapi ia
menyampaikan pesannya dengan perantara (media). Umpamanya publikasi dalam bentuk media cetak,
melalui pertunjukan film, dsb.

2. Berdasarkan Jumlah Sasaran Yang Dicapai

a. Pendekatan Perorangan

Dalam hal ini para penyuluh berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan sasaran
secara perorangan, antara lain : kunjungan rumah, hubungan telepon, dan lain-lain.

b. Pendekatan Kelompok

Dalam pendekatan ini petugas promosi berhubungan dengan sekolompok sasaran. Beberapa metode
penyuluhan yang masuk dalam ketegori ini antara lain : Pertemuan, Demostrasi, Diskusi kelompok,
Pertemuan FGD, dan lain-lain.

c. Pendekatan Masal.

Petugas Promosi Kesehatan menyampaikan pesannya secara sekaligus kepada sasaran yang jumlahnya
banyak. Beberapa metode yang masuk dalam golongan ini adalah : Pertemuan umum, pertunjukan
kesenian, Penyebaran tulisan/poster/media cetak lainnya, Pemutaran film, dll.

3. Berdasarkan Indera Penerima

a. Metode Melihat/memperhatikan.

Dalam hal ini pesan diterima sasaran melalui indera penglihatan, seperti : Penempelan Poster,
Pemasangan Gambar/Photo, Pemasangan Koran dinding, Pemutaran Film

b. Metode Pendengaran. Dalam hal ini pesan diterima oleh sasaran melalui indera pendengar,
umpamanya : Penyuluhan lewat radio, Pidato, Ceramah, dll.
c. Metode Kombinasi. Dalam hal ini termasuk : Demonstrasi cara (dilihat, didengar, dicium, diraba dan
dicoba.

Media promosi kesehatan

Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilakan pesan atau informasi
yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui media cetak, elektronika dan media luar
ruang, sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah
perilakunya ke arah positif terhadap kesehatan.

Penggolongan media promosi kesehatan.

1. Berdasarkan bentuk umum penggunaannya

a. Bahan bacaan : modul, buku rujukan/bacaan, leaflet majalah, buletin, tabloid, dan lain-lain.

b. Bahan peragaan : poster tunggal, poster seri, flip chart, transparansi, slide, film, dan lain-lain.

2. Berdasarkan cara reproduksi

a. Media cetak.

Media cetak yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Pada umumnya terdiri
atas gambaran sejumlah kata, gambar, atau foto dalam tata warna. Contohnya poster, leaflet, brosur,
majalah, surat kabar, lembar balik, stiker, dan pamflet. Fungsi utamanya adalah memberi informasi dan
menghibur. Kelebihan yang dimiliki media cetak antara lain tahan lama, mencakup banyak orang, biaya
tidak terlalu tinggi, tidak perlu energi listrik, dapat dibawa, mempermudah pemahaman, dan
meningkatkan gairah belajar. Kelemahannya tidak dapat menstimulasi efek suara dan efek gerak serta
mudah terlipat.

b. Media elektronik.

Media elektronik yaitu suatu media bergerak, dinamis, dapat dilihat, didengar, dan dalam
menyampaikan pesannya melalui alat bantu elektronika. Contohnya televisi, radio, film, kaset, CD, VCD,
DVD, slide show, CD interaktif, dan lain-lain. Kelebihan media elektronik antara lain sudah dikenal
masyarakat, melibatkan semua pancaindra, lebih mudah dipahami, lebih menarik karena ada suara dan
gambar, adanya tatap muka, penyajian dapat dikendalikan, janagkauan relatif lebih besar/luas, serta
dapat diulang-ulang jika digunakan sebagai alat diskusi. Kelemahannya yaitu biaya lebih tinggi, sedikit
rumit, memerlukan energi listrik, diperlukan alat canggih dalam proses produksi, perlu persiapan
matang, peralatan yang selalu berkembang dan berubah, perlu keterampilan penyimpanan, dan perlu
keterampilan dalam pengoprasian.

c. Media luar ruang

Media luar ruang yaitu suatu media yang penyampaian pesannya di luar ruang secara umum melalui
media cetak dan elektronik secara statis. Contohnya papan reklame, spanduk, pameran, banner, TV
layar lebar, dan lain-lain. Kelebihan media luar ruang diantaranya sebagai informasi umum dan hiburan,
melibatkan semua pancaindra, lebih menarik karena ada suara dan gambar, adanya tatap muka,
penyajian dapat dikendalikan, jangkauan relatif lebih luas. Kelemahannya yaitu biaya lebih tinggi, sedikit
rumit, ada yang memerlukan listrik atau alat canggih, perlu kesiapan yang matang, peralatan yang selalu
berkembang dan berubah, perlu keterampilan penyimpanan.

H. Etika dalam promosi kesehatan

Pada tahun 2002, American Public Health Association secara resmi mengadopsi dua belas prinsip
praktek kode etik untuk umum. Dua belas prinsip yang diuraikan:

1. Kesehatan masyarakat terutama harus membahas penyebab dasar penyakit dan persyaratan untuk
kesehatan, yang bertujuan untuk mencegah hasil kesehatan yang merugikan.

2. Kesehatan masyarakat harus mencapai kesehatan masyarakat dengan cara yang menghormati hak-
hak individu dalam masyarakat.

3. Kebijakan kesehatan masyarakat, program, dan prioritas harus dikembangkan dan dievaluasi
melalui proses yang menjamin kesempatan untuk masukan dari anggota masyarakat.

4. Kesehatan masyarakat harus mengadvokasi dan bekerja untuk pemberdayaan dari pemuda anggota
masyarakat, yang bertujuan untuk memastikan bahwa sumber daya dasar dan kondisi diperlukan untuk
kesehatan dapat diakses oleh semua.

5. Kesehatan masyarakat harus mencari informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan kebijakan
yang efektif dan program yang melindungi dan mempromosikan kesehatan.

6. Institusi kesehatan umum harus menyediakan masyarakat dengan informasi yang mereka miliki
yang diperlukan untuk keputusan tentang kebijakan atau program-program dan harus mendapatkan
persetujuan masyarakat untuk pelaksanaannya.

7. Lembaga kesehatan publik harus bertindak secara tepat waktu pada informasi yang mereka miliki
dalam sumber daya dan mandat yang diberikan kepada mereka oleh masyarakat.

8. Program kesehatan umum dan kebijakan harus menggabungkan berbagai pendekatan yang
mengantisipasi dan menghormati nilai-nilai yang beragam, keyakinan, dan budaya dalam masyarakat.

9. Program kesehatan umum dan kebijakan harus dilaksanakan dengan cara yang paling meningkatkan
lingkungan fisik dan sosial.

10. Lembaga kesehatan publik harus melindungi kerahasiaan informasi yang dapat membawa kerugian
bagi individu atau komunitas jika dibuat publik. Pengecualian harus dibenarkan

11. Atas dasar kemungkinan tinggi membahayakan signifikan terhadap individu atau orang lain.
12. Lembaga kesehatan publik harus memastikan kompetensi profesional karyawan mereka. Institusi
kesehatan umum dan karyawan mereka harus terlibat dalam kolaborasi dan afiliasi dengan cara yang
membangun kepercayaan publik dan efektivitas lembaga.

Kerangka kerja ini menekankan pentingnya hubungan yang kompleks antara orang-orang. Hubungan
tersebut adalah inti dari masyarakat, dan mendukung sejumlah prinsip etika.

Anda mungkin juga menyukai