BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Kesehatan
Kabupaten/ Kota yang berperan sebagai ujung tombak terdepan dalam
melaksanakan pembangunan bidang kesehatan. Dalam menjalankan
fungsinya, Puskesmas harus menerapkan fungsi manajemen dengan sebaik-
baiknya, karena dalam organisasi Puskesmas terdapat sumber – sumber daya,
program, sarana dan prasarana yang sangat kompleks, yang mana bila tidak
menjalankan manajemen dengan baik akan timbul banyak permasalahan-
permasalahan yang akan mengganggu proses dalam mencapai tujuan. Dalam
proses pencapaian tujuan yang diinginkan, Puskesmas harus melaksanakan
Perencanaan, Pengorganisasian, Pelaksanaan dan Penilaian (evaluasi)
dengan sebaik-baiknya karena hanya dengan cara tersebut suatu organiasasi
akan dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I ini disusun dimaksudkan
untuk memberikan gambaran kepada pembaca, masyarakat atau relasi yang
ingin mengetahui informasi secara lengkap mengenai UPTD Puskesmas Kuala
Pembuang I. Profil ini berisi tentang informasi mengenai sistem Pelayanan,
hasil kegiatan, fasilitas yang tersedia dan sebagainya.
Penyusunan Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I ini disusun
berdasarkan data/ informasi yang diperoleh dari pengelola program Puskesmas
dan jaringannya, lintas sektor, serta sumber data dan informasi lainnya,
disampaikan dan uraikan secara ringkas namun tetap disajikan dengan
penyajian data yang akurat sesuai dengan kenyataan dilapangan .
Adapun tujuan penyusunan Profil Puskesmas ini adalah :
1. Tersedianya data dan informasi gambaran kondisi umum derajat kesehatan
di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I Kecamatan Seruyan
Hilir
B. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika Penyusunan Profil kesehatan UPTD Puskesmas Kuala
Pembuang I tahun 2021 ini terdiri dari atas 6 BAB, yaitu :
BAB I Pendahuluan
Bab ini berisi penjelasan tentang latar belakang, maksud dan tujuan,
sistematika penulisan dan pendistribusian Profil UPTD Puskesmas
Kuala Pembuang I.
BAB II
GAMBARAN UMUM
2. Pernyataan Misi
1) Mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau
bagi masyarakat Seruyan Hilir.
2) Mewujudkan mutu pelayanan kesehatan melalui upaya promotif,
preventif, kuratif, rehabilitatif yang komprehensif.
3) Mewujudkan kualitas sumber daya kesehatan yang profesional.
4) Meningkatkan peran serta masyarakat/ lintas sektor untuk hidup sehat
dan mandiri.
3. Pernyataan Motto
“ SEMANGAT DALAM BEKERJA DAN BERKUALITAS DALAM
PELAYANAN “
A Aman
T Tanggung Jawab
Tata nilai puskesmas tersebut diterapkan oleh semua petugas (perilaku)
dalam pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan berorientasi pada kepuasan
pelanggan, meliputi nilai sebagai berikut :
3 BUDAYA :
a) Memakai APD dalam melakukan setiap pelayanan klinis
b) Cuci tangan sebelum dan sesudah memberikan pelayanan klinis
c) Menjalankan prosedur pelayanan sesuai dengan Standar Operasional
Prosedur (SOP)
B. KEADAAN GEOGRAFIS
Batas wilayah
Sebelah Utara : Laut Jawa
Sebelah Timur : Desa Pematang Panjang Kec. Seruyan Hilir Timur
Sebelah Selatan : Wilayah Desa Tanjung Rangas
Sebelah Barat : Wilayah Kab. Kotawaringin Barat
Gambar II. 1
Jumlah Penduduk
31.056 Jiwa
C. KEADAAN DEMOGRAFI
Sebagian besar wilayah kerja UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I
merupakan daerah dataran rendah sehingga digunakan masyarakat sebagai
tempat usaha nelayan, pertambakan, perkebunan dan pertanian dan sebagian
lagi daerah ini masih dalam keadaan hutan, rawa dan semak belukar. Jumlah
penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I sebanyak
31.056 jiwa, dengan jumlah laki-laki sebanyak 16.069 jiwa dan jumlah
perempuan sebanyak 14.987 jiwa dengan persebaran penduduk yang tidak
merata, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel tabel II. 1 dibawah ini :
Wilayah kerja UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I meliputi dua kelurahan dan
empat desa, dengan dengan jumlah RT dapat dilihat pada tabel II.2 sebagai
berikut :
Tabel II. 2 Jumlah RT Per Kelurahan / Desa Di Wilayah Kerja
Poli Gigi
Ruang MTBS
Apotek dan Gudang Obat
2. Bangunan Administrasi
Bangunan ini terdiri dari beberapa ruang, baik ruang administrasi maupun
ruang lainnya dengan rincian sebagai berikut.
Ruang Kepala Puskesmas
Ruang Gizi dan Sanitarian
Ruang Kasubbagg Tata Usaha
Tata usaha dan Promkes
Aula
Ruang imunisasi
3. Laboratorium
Laboratorium terdiri dari empat ruangan yaitu:
Ruang Tunggu
Ruang Pengambilan Sampel
Ruang Pemeriksaan Sampel
Ruang Pemeriksaan TB/Kusta
600
500 439
400
300 246
193 188
166
200 140
105 98 83
100
-
ZA
SI
IS
A
IS
IA
IA
IS
A
DM
SI
IT
N
IT
P
LG
G
BR
EN
EP
TE
IS
AT
TR
AL
YA
FE
SP
R
F
AS
FL
PE
CE
DI
R
G
IN
HI
DE
15,218
9,692
5,526
DIRUJUK 1,150
LAMA 13,880
BARU 1,338
DES 134
NOP 91
OKT 88
SEP 101
AGT 157
JUL 265
JUN 269
MEI 144
APR 130
MAR 144
FEB 150
JAN 146
0 50 100 150 200 250 300
KUNJUNGAN
I. KETERSEDIAAN OBAT
Program peningkatan ketersediaan obat dilaksanakan untuk memenuhi
ketersediaan obat yang memenuhi standard, cukup dan terjangkau, karena
obat merupakan salah satu kebutuhan dasar dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat dan merupakan barang publik yang perlu dijamin
ketersediaannya dalam upaya pemenuhan pelayanan kesehatan dasar.
Grafik II.6 Dua Puluh Besar Pemakaian Obat Terbanyak Tahun 2021
Pemakaian Obat
Metylprednisolone 4 mg tablet 1200
Allupurinol tablet 100 mg 1400
Alat Suntik Sekali Pakai 2,5 ml 1540
Glibenclamid tablet 5 mg 1800
Loratadine tablet 10 mg 2600
Vitamin B12 tablet 50 mcg 3000
Masker (standar tie on surgical mask) 3250
Deksametasone 0,5 mg tablet 3600
Clorpheniramine maleat 4 mg tablet 3700
Domperidon tablet 10 mg 4400
Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg 4900
Masker (standar ear loop face mask) 5100
Asam Askorbat (Vit. C) tablet 50 mg 6150
Vitamin B Kompleks tablet 6800
Asam mefenamat tablet salut selaput 500 mg 7100
Prednison tablet 5 mg 7800
Antasida Doen I tablet kunyah kombinasi 9900
Kaptopril tablet 12,5 mg 10600
Amoxycillin 500 mg kaplet 14400
Paracetamol 500 mg tablet 27700
0 5000 10000 15000 20000 25000 30000
Sumber : LPLPO dan Lap.Kefarmasian Puskesmas tahun 2021
BAB III
2. Tuberkulosis Paru
Sampai saat ini Pemberantasan TB Paru belum 100% berhasil, hal itu
disebabkan oleh berbagai faktor terutama dari pasien sendiri yang kurang
kesadaran akan bahaya penyakit TB Paru bagi penderita dan bagi
Tabel III.1 Jumlah BTA (+) Diobati dan Angka Kesembuhan (Cure
Rate) TB
Kel Kuala
2 5 7 0 0 3 60 3 42.8
Pembuang I
Kel Kuala
3 2 5 1 33 1 20 2 40
Pembuang II
Sungai Undang 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Persil Raya 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Pematang Limau 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sungai Perlu 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 6 6 12 3 50 2 33.3 5 41.6
Sumber : Laporan P2 TB Puskesmas tahun 2020
3. Kusta
Penemuan kasus penderita kusta melalui pemeriksaan suspek/gejala Kusta
yang datang berobat ke Puskesmas maupun tempat pelayanan kesehatan
lainya (Pustu, Polindes & Poskesdes). Penanganan dan Penemuan
Penderita Penyakit Kusta itu sifatnya lebih cepat lebih baik, karena
Penemuan lebih dini dapat memutuskan rantai penularan, mencegah dari
keparahan dan kecacatan anggota tubuh penderitanya. Kasus penderita
kusta sudah tidak ditemukan di wilayah kerja puskesmas UPTD Kuala
Pembuang I, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel III.2 berikut ini :
KASUS TERCATAT
Pausi
Multi Basiler/Kusta
NO KEL/DESA Basiler/Kusta PB +MB
Basah
kering
L P L+P L P L+P L P L+P
1 Kel Kuala Pembuang I 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Kel Kuala Pembuang II 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Desa Sei Undang 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Desa Persil Raya 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Desa Pematang Limau 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Desa Sei Perlu 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0
ANGKA PREVALENSI PER
0 0 0
10.000 PENDUDUK
Sumber : Laporan P2 Kusta Puskesmas tahun 2021
2 2
1.5
1 1 1
1 1
0.5
0
0 0 0 0
TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019
5. Malaria
Malaria masih merupakan salah satu penyakit endemic Pulau Kalimantan
karena masih banyaknya hutan dan semak belukar serta rawa – rawa yang
menjadi habitat asli nyamuk Anopeles, yang menyebabkan malaria dan
bahkan dapat menyebabkan kematian terutama pada kelompok risiko tinggi
yaitu bayi, anak balita, ibu hamil, selain itu malaria secara langsung
menurunkan produktivitas kerja. Dan merupakan salah satu penyakit
menular yang upaya penurunan kasusnya terkait dengan komitmen
internasional dalam MDGs.
6. Diare
Diare merupakan penyakit yang masih bisa diobati menurut penilaian
masyarakat, jadi diare bukan merupakan penyakit yang berbahaya ataupun
mematikan, setiap bulannya masih ada angka kesakitan diare, padahal
sudah dilakukan berbagai cara pendekatan kepada masyarakat seperti
penyuluhan di sekolah, masyarakat maupun lewat berbagai media (leaflet,
baleho, dll) mengenai diare dan kebersihan lingkungan dan PHBS (Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat) karena kebersihan diri dan lingkungan merupakan
faktor penyebab terjadinya diare. Jumlah penderita diare tahun 2021 ini
7. ISPA
ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) merupakan sepuluh penyakit
terbanyak di UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I, walaupun bukan musim
hujan namun masih banyak pasien ISPA, dikarenakan secara geografi
tanahnya bersifat pasir dan mudah terserap hidung sehingga menyebabkan
Ispa seperti (batuk, pilek, demam), dan masih rendahnya PHBS (pola Hidup
Bersih dan Sehat), serta masih kurangnya pengetahuan masyarakat akan
penyakit ISPA, Penyakit ISPA dianggap sebagai penyakit yang biasa dan
tidak perlu dikhawatirkan,dan karena teknologi dan kemajuan jaman
sekarang banyak dijual bebas obat flu, pilek dll (yang termasuk ISPA) dan
mudah didapat serta murah, sehingga masyarakat lebih memilih meminum
obat yang dapat mereka beli di toko dan warung terdekat dibandingkan
harus pergi ke fasilitas kesehatan terdekat.
Jumlah penderita ISPA tahun 2021 ini berjumlah 676 penderita dengan
rincian perbulan dapat dilihat pada grafik III.2 sebagai berikut :
120 114
100
80 77
60 51 52
45
40 34 37
31 33 31 28
20
0 li
ei
ni
ril
et
i
r
us
ri
r
r
ar
be
Ju
be
be
be
ua
Ju
Ap
ar
t
nu
us
to
m
m
m
M
br
Ja
Ok
Ag
se
pe
e
Fe
pt
De
No
Se
Sedangkan untuk penderita pneumonia tahun 2021, dari data jumlah total
kunjungan balita batuk dan kesukaran bernapas sebanyak 213 kasus
dengan realisasi penemuan penderita pneumonia 0 balita dan bukan
pneumonia sebanyak 213 balita, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel III.4 berikut ini :
Tabel III.4 Realisasi Penemuan ISPA (Pneumonia)
UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I Kec. Seruyan Hilir Tahun 2021
2 K. Pembuang II 85 - 85 -
3 Sei Undang 4 - 4 -
4 Persil Raya 22 - 22 -
5 Pematang Limau 9 - 9 -
6 Sei Perlu 0 - 0 -
Mortalitas merupakan angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan
tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit
maupun sebab lainnya. Yang dapat menggambarkan derajat kesehatan antara
lain adalah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
Grafik III.4 Jumlah Kematian Ibu Tahun 2016 s/d Tahun 2021
0 0 0
2017 2018 2019 2020 2021
KEMATIAN
SEBAB KEMATIAN
NO. KEL/DESA NEONATAL
L P L+P IUFD BBLR LAIN-LAIN
1 Kuala Pembuang I 2 0 2 v v
2 Kuala Pembuang II 2 1 3 v v v
3 Pematang Limau 2 0 2 v v
4 Sungai Perlu 0 0 0
5 Persil Raya 0 0 0
6 Sungai Undang 1 1 2 v v
JUMLAH 7 2 9
Sumber : Laporan PWS KIA tahun 2021
Grafik III.5 Angka Kematian Bayi (AKB) Tahun 2016 s/d Tahun 2021
AKB
4 4
BAB IV
600
500
400
100
Limau
120.0
100.0
80.0
60.0
40.0
20.0
0.0
K. Pembuang I K. Pembuang II Pematang Sungai Perlu Persil Raya Sungai Undang Total
Limau
Persalinan
Nama Desa Bulin
Pn % Non Pn %
Kuala Pembuang I 207 252 121,74 0 0
Kuala Pembuang II 214 276 128,97 0 0
Pematang Limau 57 36 63,16 1 1,75
Sungai Perlu 2 0 0 0 0
Persil Raya 50 31 62,52 2 4
Sungai Undang 72 38 52,78 0 0
Puskesmas 602 633 105,15 3 0,50
Sumber : Laporan PWS KIA tahun 2021
Persalinan Pn
Nama Desa Bulin Buli Non
Fasyankes % %
n Fasyankes
Kuala Pembuang I 207 207 186 89,86 65 31,40
Kuala Pembuang II 214 214 199 92,99 78 36,45
Pematang Limau 57 57 24 42,11 13 22,81
Sungai Perlu 2 2 0 0 0 0
Persil Raya 50 50 12 24,00 20 40,00
Sungai Undang 72 72 6 8,33 32 44,44
Puskesmas 602 602 427 70,93 208 34,55
Sumber : Laporan PWS KIA tahun 2021
JUMLAH
NO. KEL/DESA CAKUPAN
SASARAN
KN1 KN Lengkap %
1 Kuala Pembuang I 197 252 251 127,4
2 Kuala Pembuang II 204 273 273 133,8
3 Pematang Limau 54 37 37 68,5
4 Sungai Perlu 2 2 2 100
5 Persil Raya 47 31 31 66
6 Sungai Undang 68 38 37 54,4
JUMLAH 572 633 631 110,3
Sumber : Laporan PWS KIA tahun 2021
SASARAN RUJUKAN
NO. KEL/DESA Bumil CAKUPAN % KASUS %
Bumil RISTI
Resti
Kuala 48,8
1 217 43 21 9 20,93
Pembuang I 4
Kuala 53,3
2 224 45 24 8 17,78
Pembuang II 3
Pematang 33,3
3 60 12 4 2 16,67
Limau 3
4 Sungai Perlu 2 0 0 0,00 0 0,00
5 Persil Raya 52 10 7 70 0 0,00
Sungai
6 75 15 4 26 2 13,33
Undang
48,0
JUMLAH 630 125 60 19 15,20
0
Sumber : Laporan PWS KIA tahun 2021
Tabel IV.5 Cakupan Kunjungan Ibu Nifas (KF1, KF2 & KF3)
JUMLAH
NO. KEL/DESA CAKUPAN
SASARAN
KF1 KF2 KF3 %
1 Kuala Pembuang I 207 253 253 253 122,22
2 Kuala Pembuang II 214 275 275 275 128,50
3 Pematang Limau 57 37 37 37 64,91
4 Sungai Perlu 2 0 0 0 0
5 Persil Raya 50 33 33 33 66,00
6 Sungai Undang 72 38 38 38 52,78
JUMLAH 602 636 636 636 105,5
Sumber : Laporan PWS KIA tahun 2021
Bayi dan anak-anak memiliki resiko yang lebih tinggi terserang penyakit
menular yang dapat mematikan, seperti Dipteri, pertusis, Tetanus,
Hepatitis B, TBC, Campak, polio, radang selaput otak, radang paru-paru
dan masih banyak penyakit lainnya yang merupakan penyebab utama
kematian balita. Untuk itu salah satu pencegahan terbaik dan sangat vital
agar kelompok beresiko ini terlindungi dan mengurangi angka kematian
balita adalah melalui imunisasi.
Salah satu target keberhasilan program imunisasi adalah tercapainya
UCI (Universal Child Imunization) yang merupakan cakupan imunisasi
dasar lengkap bayi secara merata pada bayi di desa/kelurahan.
600
500
400
300
200
100
0
Semangat dalam bekerja
Kuala dan berkualitas
Kuala dalam
Pematang Sungai Perlu Persil Raya Sungai Undang PUSKESMAS
Pembuang Pembuang Limau 38
pelayanan I II
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021
CAKUPAN IMUNISASI HB 0
700
600
500
400
300
200
100
0
Kuala Kuala Pematang Sungai Perlu Persil Raya Sungai Undang PUSKESMAS
Pembuang Pembuang Limau
I II
Sumber : Laporan Imunisasi tahun 2021
600
500
400
300
200
100
0
Kuala Kuala Pematang Sungai Perlu Persil Raya Sungai Undang PUSKESMAS
Pembuang Pembuang Limau
I II
600
500
400
Axis Title
300
200
100
0
Kuala Kuala Pematang Sungai Perlu Persil Raya Sungai PUSKESMAS
Pembuang Pembuang Limau Undang
I II
Sumber : Laporan Imunisasi tahun 2021
Untuk cakupan imunisasi Polio IPV pada bayi secara keseluruhan belum
mencapai target yaitu 35,7 % dari target 80% untuk lebih jelasnya bisa
dilihat pada grafik IV.7 berikut :
600
500
400
Axis Title
300
200
100
0
Kuala Kuala Pematang Sungai Perlu Persil Raya Sungai PUSKESMAS
Pembuang Pembuang Limau Undang
I II
Sumber : Laporan Imunisasi tahun 2021
700
600
500
400
Axis Title
300
200
100
0
Kuala Kuala Pematang Sungai Perlu Persil Raya Sungai PUSKESMAS
Pembuang Pembuang Limau Undang
I II
Jumlah BBLR tahun 2021 ada 15 orang yang tersebar dikelurahan Kuala
Pembuang I dan Kelurahan Kuala Pembuang II, secara lengkap tersaji
dalam grafik berikut.
BBLR
JUMLAH
NO. KEL/DESA
SASARAN PUS CAKUPAN %
1 Kuala Pembuang I 1.487 1.271 85,4
1.
2.
2.1. Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe)
Wanita hamil merupakan salah satu kelompok yang rentan masalah gizi
terutama anemia gizi besi. Penanggulangan masalah anemia gizi besi
difokuskan pada pemberian tablet tambah darah (Fe) pada ibu hamil. Ibu
hamil mendapatkan tablet tambah darah 90 tablet (Fe3) selama
kehamilannya. Cakupan pemberian FE3 secara keseluruhan berjumlah
93,33% telah mencapai target pemberian tablet Fe sebesar 90% untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel IV.8 berikut :
Jumlah cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas per kel/desa yang
tertinggi adalah Kelurahan Kuala Pembuang II yakni sebesar 128% dan
yang terendah adalah Desa Sungai Perlu sebesar 0%, secara
keseluruhan cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas UPTD
Puskesmas Kuala Pembuang I ini telah mencapai target yakni sebesar
105 %, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel IV.10 berikut:
JUMLAH IBU
NO. KEL/DESA CAKUPAN %
NIFAS
1 Kuala Pembuang I 207 253 122,22
2 Kuala Pembuang II 214 275 128,50
3 Pematang Limau 57 37 64,91
4 Sungai Perlu 2 0 0
5 Persil Raya 50 33 66,00
6 Sungai Undang 72 38 52,78
JUMLAH 602 636 105,65
Sumber : Laporan F3 Gizi tahun 2021
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi. ASI diketahui
mangandung zat gizi yang paling sesuai kualitas dan kuantitasnya untuk
pertumbuhan dan perkembangan bayi. Sejak lahir, bayi seharusnya
hanya diberi ASI saja sampai usia bayi 6 bulan yang disebut sebagai ASI
Eksklusif. Selanjutnya pemberian ASI diteruskan hingga anak berusia 2
tahun, setelah berusia 6 bulan bayi harus mulai diberi Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI) dalam bentuk dan jumlah yang sesuai dengan
umur bayi.
Banyak sekali keuntungan yang diperoleh dari ASI. Tidak saja
keuntungan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi, tetapi
juga hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi memberikan dukungan
yang sangat besar terhadap terjadinya proses pembentukan emosi positif
pada anak. Berbagai keuntungan lain bagi ibu yang menyusui bayinya,
antara lain : menunda kehamilan kembali, kondisi rahim cepat pulih,
mengurangi risiko kanker payudara, ibu tidak repot menyiapkan dan
Upaya peningkatan status kesehatan dan gizi bayi dan anak melalui
perbaikan perilaku masyarakat dengan pemberian makanan tambahan
merupakan bagian dari upaya perbaikan gizi masyarakat secara
menyeluruh. Bertambahnya umur bayi, bertambah pula kebutuhan
gizinya, selain ASI untuk memenuhi kebutuhan gizinya bayi perlu
diperhatikan waktu pemberian, frekuensi, porsi, pemilihan bahan
makanan, cara pembuatan dan cara pemberian MP-ASI.
Posyandu merupakan salah satu wadah untuk mengetahui tumbuh
kembang balita, termasuk untuk mengetahui balita yang berada di
Bawah Garis Merah (BGM) yang merupakan indikator dini guna
mencegah status balita menjadi gizi kurang dan gizi buruk serta tindak
lanjutnya. Jumlah balita BGM keseluruhan pada tahun 2019 ini berjumlah
37 balita, dengan jumlah yang terbanyak di desa sei undang, untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada grafik IV.9 berikut :
40
28
23 23
14
2
KP I KP II P. Limau Sei Perlu Persil Raya Sei Undang
Gizi buruk saat ini memang tengah jadi sorotan, gizi buruk di masa ini
bukan saja disebabkan karena masalah ekonomi. Kurangnya
pengetahuan, pendidikan serta wawasan masyarakat akan pentingnya
asupan makanan yang cukup nutrisi menjadi penyebab lain
bertambahnya angka kejadian gizi buruk. Balita yang menderita gizi
buruk, terkadang disebabkan karena pola asuh yang kurang benar.
Gizi dan nutrisi yang cukup sangat dibutuhkan pada masa pertumbuhan
anak. Sebaiknya orang tua tetap mengusahakan agar anaknya
mendapatkan yang terbaik. Karena mencegah terjadinya hal-hal yang
tidak diinginkan seperti kecacatan otak, keterlambatan pertumbuhan, dll,
lebih baik dari pada harus menghadapi pengobatan dengan tindakan
rawat inap untuk anaknya. Selain biaya yang harus dikeluarkan akan
lebih besar, pertumbuhan anak pun tak akan optimal.
Kasus gizi buruk yang ada di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kuala
Pembuang I bukan sepenuhnya murni diakibatkan oleh kurangnya
asupan zat gizi tetapi ada faktor lain yang berpengaruh seperti adanya
penyakit yang diderita oleh anak tersebut. Anak gizi buruk umumnya
disertai dengan penyakit infeksi seperti diare, Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA), Tuberkulosis (TB) serta penyakit infeksi
lainnya.
Kasus Gizi Buruk perlu perhatian dan penanganan yang serius dari
semua pihak dan bukan hanya dititik beratkan pada kesehatan
( puskesmas ) saja namun juga semua pihak yang berkompeten karena
kasus Gizi Buruk merupakan penyakit yang penyebabnya multifaktor
disamping permasalahan kesehatan juga karena masalah sosial,
ekonomi dan permasalahan/kekerasan dalam keluarga.
Sei Undang 5
Persil Raya 8
Sei Perlu0
P. Limau 4
KP II 12
KP I 15
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Sumber : Laporan F3 Gizi tahun 2020
3. PROMOSI KESEHATAN
Kelas ibu hamil merupakan usaha promotif yakni pendekatan dan ajakan
(komunikatif) tenaga kesehatan kepada ibu hamil disamping memberikan
informasi tentang kesehatan dan kiat serta penanganan sendiri masalah-
masalah sederhana dari masa kehamilan hingga masa mempunyai dan
merawat anak(bayi) yang tepat sesuai standar dan aturan kesehatan.
Di dalam kelas ibu hamil ini juga memberikan kesempatan kepada ibu hamil
untuk mengungkapkan baik itu perasaan waktu hamil, keluhan ataupun
pengalaman-pengalaman pada waktu kehamilan yang terdahulu.
Kegiatan Kelas Ibu Hamil ini sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan ibu
maupun anak sejak masa di dalam kandungan hingga masa bayi/balita.
Kelas ibu hamil dibagi menjadi 3 pertemuan :
Pertemuan pertama
secara umum membahas mengenai kehamilan itu sendiri,baik mengenai
perubahan selama kehamilan,keluhan-keluhan,pelayanan kesehatan yang
harus didapatkan oleh ibu hamil,pengaturan gizi,kesiapan psikologis,
hubungandengan suami,obat-obatan yang tidak boleh untuk bumil,tanda
bahaya kehamilan dan P4K.
Pertemuan kedua
Membahas mengenai persalinan,baik mengenai tanda awal
persalinan,tanda dan gejala bahaya persalinan,proses
persalinan,IMD,perawatan masa nifas, ASI ekslusif dan KB
Pertemuan ketiga
Pertemuan ini membahas setelah masa melahirkan (ibu dan bayi)
mengenai Perawatan bayi baru lahir,pemberian vit. A pada bayi baru
lahir,tanda bahaya pada bayi,tumbuh kembangnya, imunisasi pada bayi
dan lainya.
Pada tahun 2021 kelas ibu hamil tidak diselenggarakan karena pandemi Covid-
19. Adapun Jumlah kelas ibu hamil pada tahun 2021 ini sama dengan tahun
sebelumnya yaitu berjumlah 12 kelas yang dilaksanakan di seluruh kel/desa di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I kecuali desa Sei Perlu
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel IV.14 berikut :
Tabel IV.13 Jumlah Kelas Ibu Hamil
Sedangkan untuk jumlah kelas ibu balita berjumlah 10 kelas yang dilaksanakan
di seluruh kel/desa di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I
kecuali Desa Sei Perlu.
Pos UKK ialah ujung tombak pelayanan kesehatan kerja pratama yang
bertugas untuk memberikan pelayanan promotif, preventif serta pelayanan
kuratif sederhana kepada para pekerja yang ada, dengan kader yang
diharapkan dapat melaksanakan setiap program yang telah dicanangkan .
Pos UKK merupakan bentuk upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat
(UKBM) yang memberikan pelayanan kesehatan dasar (primary health care)
bagi masyarakat pekerja, terutama pekerja informal. Pos UKK diperlukan
untuk memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit dan pengobatan sederhana bagi
masyarakat pekerja yang berisiko terpajan oleh pekerjaan dan lingkungan
kerja sehingga mereka mampu menolong dirinya sendiri.
Pos UKK Tambak Segintung dibentuk pada bulan Mei tahun 2019 melalui
musyawarah tingkat kelurahan akan tetapi pada pelaksanaannya yang
seharusnya Pos UKK di kelola oleh kader dan petugas kesehatan hanya
sebagai tenaga pelayanan kesehatan dan pembina UKBM tapi pada
kenyataannya Pos UKK seakan akan hanya milik puskesmas bukan salah
satu bentuk UKBM (dari masyarakat, untuk masyarakat dan oleh
masyarakat). Pada tahun 2020 tidak dilaksankan kegiatan Pos UKK karena
pandemi Covid-19 yang melarang adanya kegiatan mengumpulkan orang
banyak.
JUMLAH KASUS
JUMLAH KUNJUNGAN LANSIA PENYAKIT JUMLA
NAMA KELOMPOK TOTAL
TEK JUMLA H YG DI
LANSIA Lain
45-59 60-69 > 70 DRH DM H YG DI RUJUK
-lain
P L P L P L P L P+L T R OBATI
25 17 10 27 24 14
Kuala Pembuang I
2 5 3 75 35 26 390 6 666 4 2 5 275 558 108
28 15 10 13 33 27 16
Kuala Pembuang II
1 5 1 2 36 43 418 0 748 8 1 8 301 641 107
Pematang Limau 73 24 61 23 18 21 152 68 220 74 0 15 131 203 17
Persil Raya 50 21 33 29 4 16 87 66 153 62 0 15 76 138 15
Sungai Undang 28 7 13 1 7 2 48 10 58 21 0 2 35 53 5
Sungai Perlu 3 3 1 0 0 0 4 3 7 1 0 2 4 5 2
68 38 31 26 10 10 109 75 185 68 34
JUMLAH 7 5 2 0 0 8 9 3 2 0 3 7 822 1598 254
BAB V
A. Posyandu Balita
Posyadu (Pos Pelayanan Terpadu) Balita merupakan salah satu bentuk
upaya kesehatan yang dilaksanakan oleh masyarakat dari masyarakat dengan
bersama serta dukungan dari Petugas kesehatan untuk memberdayakan dan
memberi kemudahan kepada masyarakat guna memperoleh pelayanan
kesehatan bagi ibu, bayi dan anak balita.
1. Kegiatan Pelayanan di Posyandu
Kegiatan atau pelayanan yang dilakukan di Posyandu itu meliputi
beberapa kegiatan yang terdiri dari kegiatan Utama dan Kegiatan
Pengembangan / Pilihan, yakni :
a. Kegiatan Utama, sekurang-kurangnya mencakup 5 ( lima ) kegiatan, yakni :
Kesehatan Ibu dan Anak
Keluarga Berencana
Imunisasi
Gizi serta
Penyuluhan Kesehatan/Pencegahan dan Penanggulangan Diare
b. Kegiatan Pengembangan / Pilihan yang disesuaikan kebutuhan di
masyarakat.
2. Sasaran Posyandu
Semua anggota masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan
dasar yang ada di Posyandu, terutama :
Bayi dan Anak Balita
Ibu Hamil, Ibu Nifas dan Ibu Menyusui
Pasangan Usia Subur
B. Desa Siaga
BAB VI
A. TENAGA KESEHATAN
Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan yang ada di UPTD Puskesmas
Kuala Pembuang I terdiri dari Sumber Daya Manusia (SDM) yang bertugas di
Puskesmas/ jaringannya dengan status kepegawaian PNS/CPNS dan Non PNS
(Tenaga Kontrak dan Honorer Daerah). Tenaga kesehatan yang bekerja di
Puskesmas, Pustu, Polindes, Poskesdes masih di dominasi oleh disiplin ilmu
kesehatan.
Pada tabel VI.1 di atas dapat dilihat struktur tenaga kesehatan di UPTD
Puskesmas Kuala Pembuang I dan jaringanya hingga di akhir tahun 2021
adalah berjumlah 71 (tujuh puluh satu) yang terdiri dari 41 (empat puluh satu)
orang tenaga PNS dan 30 (Tiga Puluh) Non PNS.
B. SARANA KESEHATAN
Dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan dan pembinaan
kesehatan masyarakat pemerintah telah mengupayakan pembangunan fasilitas
kesehatan diberbagai tempat pemukiman penduduk agar masyarakat mudah
untuk mengaksesnya. Adapun fasilitas tersebut (puskesmas, pustu dan
poskesdes) di sesuaikan dengan kepadatan / banyaknya penduduk tersebut.
C. PEMBIAYAAN KESEHATAN
Salah satu komponen sumber daya yang diperlukan dalam menjalankan
pembangunan kesehatan adalah pembiayaan kesehatan. Alokasi sumber dana
dan realisasi anggaran untuk pembiayaan kesehatan UPTD Puskesmas Kuala
Pembuang I pada tahun 2020 dan tahun 2021 dapat dilihat pada tabel VI.3
berikut :
Dari data tabel VI.3 di atas terlihat jumlah realisasi anggaran tahun 2021 lebih
rendah dibandingkan dengan anggaran tahun 2020 pada sumber dana yang
berasal dari OP dan BOK serta lebih tinggi pada sumber dana dari JKN.
Kendala penyerapan realisasi anggaran disebabkan ada beberapa kegiatan
pada tahun 2021 ini baru di anggarkan setelah perubahan sehingga waktu
pelaksanaan kegiatan tersebut sangat terbatas dan pandemi covid-19
menyebabkan berbagai kegiatan tidak bisa berjalan.
BAB VII
A. KESIMPULAN
Rendahnya cakupan sebagian program disebabkan oleh beberapa faktor antara
lain :
B. SARAN
Untuk memperbaiki kinerja serta meningkatan cakupan program kiranya perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :