Anda di halaman 1dari 68

Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Kesehatan
Kabupaten/ Kota yang berperan sebagai ujung tombak terdepan dalam
melaksanakan pembangunan bidang kesehatan. Dalam menjalankan
fungsinya, Puskesmas harus menerapkan fungsi manajemen dengan sebaik-
baiknya, karena  dalam organisasi Puskesmas terdapat sumber – sumber daya,
program, sarana dan prasarana yang sangat kompleks,  yang mana bila tidak
menjalankan manajemen dengan baik akan timbul banyak permasalahan-
permasalahan  yang akan mengganggu proses dalam mencapai tujuan. Dalam
proses pencapaian tujuan yang diinginkan, Puskesmas harus melaksanakan
Perencanaan, Pengorganisasian, Pelaksanaan dan  Penilaian (evaluasi)
dengan sebaik-baiknya karena hanya dengan cara tersebut suatu organiasasi
akan  dapat menjalankan fungsinya  dengan baik.
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I ini disusun dimaksudkan
untuk memberikan gambaran kepada pembaca, masyarakat atau relasi yang
ingin mengetahui informasi secara lengkap mengenai UPTD Puskesmas Kuala
Pembuang I. Profil ini berisi tentang informasi mengenai sistem Pelayanan,
hasil kegiatan, fasilitas yang tersedia dan sebagainya.
Penyusunan Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I ini disusun
berdasarkan data/ informasi yang diperoleh dari pengelola program Puskesmas
dan jaringannya, lintas sektor, serta sumber data dan informasi lainnya,
disampaikan dan uraikan secara ringkas namun tetap disajikan dengan
penyajian data yang akurat sesuai dengan kenyataan dilapangan .
Adapun tujuan penyusunan Profil Puskesmas ini adalah :
1. Tersedianya data dan informasi gambaran kondisi umum derajat kesehatan
di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I Kecamatan Seruyan
Hilir

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


1
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

2. Tersedianya data dan informasi tentang gambaran situasi upaya kesehatan


dan sumber daya kesehatan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kuala
Pembuang I Kecamatan Seruyan Hilir
3. Tersedianya data dan informasi sebagai acuan pengambilan keputusan dan
kebijakan bagi Puskesmas, Dinas Kesehatan dan Pemerintah yang terkait
di bidang kesehatan berdasarkan data dan bukti.
4. Sebagai bahan evaluasi pencapaian kinerja program dan kegiatan
pembanguan kesehatan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kuala
Pembuang I.

Pada tahun 2020 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan telah


terjadi Pandemi global yang disebabkan penularan dan penyebaran virus
corona. Peningkatan signifikan virus dengan nama resmi SARS-Cov-2 itu terjadi
dalam waktu yang singkat dan penyebaran yang sangat cepat ke beberapa
belahan dunia. Indonesia pun terdampak berat dengan virus tersebut. Akibat
pandemi ini, semua kegiatan khususnya di fasilitas pelayanan kesehatan
mengalami perubahan dan lebih berfokus untuk pencegahan dan pemutusan
mata rantai penularan Covid-19 ini. Sehingga banyak program kegiatan di
Puskesmas yang tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya dan mengalami
cakupan yang rendah pada masa pandemi ini. Hingga tahun 2021, pandemi
Covid-19 belum juga berakhir, bahkan keadaan semakin berat ketika ditemukan
jenis covid-19 varian baru yang lebih ganas dan terjadi penambahan kasus
pada hampir seluruh wilayah Indonesia sehingga penerapan protokol kesehatan
semakin gencar disosialisasikan dan di praktikkan dalam kehidupan sehari-hari
dalam upaya penerapa new normal.

B. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika Penyusunan Profil kesehatan UPTD Puskesmas Kuala
Pembuang I tahun 2021 ini terdiri dari atas 6 BAB, yaitu :
BAB I Pendahuluan
Bab ini berisi penjelasan tentang latar belakang, maksud dan tujuan,
sistematika penulisan dan pendistribusian Profil UPTD Puskesmas
Kuala Pembuang I.

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


2
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

BAB II Gambaran Umum


Bab ini menyajikan tentang Visi, Misi dan Motto, gambaran umum
kehidupan masyarakat di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kuala
Pembuang I, keadaan geografis dan demografi, bangunan fisik,
sarana dan prasarana kesehatan, serta jumlah kunjungan pasien
selama tahun 2021.
BAB III Situasi Derajat Kesehatan & Pengendalianya
Bab ini menguraikan tentang derajat kesehatan di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I dan jaringannya (Mortalitas
dan Morbiditas) tentang pelayanan kesehatan dasar dan hasil
pencapaianya serta beberapa ulasan tentang penanganan dan
pengendalian yang dilakukan oleh puskesmas.
BAB IV Situasi Upaya Kesehatan
Bab ini menguraikan tentang hasil pencapaian upaya kesehatan yang
telah dilaksanakan baik upaya Promotif, Preventif, Kuratif dan
Rehabilitatif
BAB V Situasi Sumber Daya Kesehatan
Bab ini menguraikan situasi dan kondisi Sumber Daya Manusia
(SDM) kesehatan, sarana kesehatan dan pembiayaan kesehatan dan
permasalahannya.
BAB VI Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang perlu ditindaklanjuti dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, serta beberapa hal
upaya untuk perbaikan dan kemajuan kesehatan di masa yang
datang.

C. DISTRIBUSI PROFIL KESEHATAN


Distribusi Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I tahun
2021 ini adalah sebagai berikut :
1. Dinas Kesehatan Kabupaten Seruyan
2. Kecamatan Seruyan Hilir Kabupaten Seruyan

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


3
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

BAB II

GAMBARAN UMUM

A. VISI, MISI, MOTTO DAN TATA NILAI


Untuk terciptanya pola kerja yang konkret, yang sudah ditargetkan
secara spesifik setiap individu/ organisasi harus mempunyai Visi, Misi, Motto
dan Tata Nilai sebagai panduan untuk menentukan arah tujuan yang jelas dan
pasti. Adapun Visi, Misi, Motto dan Tata Nilai UPTD Puskesmas Kuala
Pembuang I adalah sebagai berikut :
1. Pernyataan Visi
“Mewujudkan Masyarakat Seruyan Hilir Yang Sehat”

2. Pernyataan Misi
1) Mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau
bagi masyarakat Seruyan Hilir.
2) Mewujudkan mutu pelayanan kesehatan melalui upaya promotif,
preventif, kuratif, rehabilitatif yang komprehensif.
3) Mewujudkan kualitas sumber daya kesehatan yang profesional.
4) Meningkatkan peran serta masyarakat/ lintas sektor untuk hidup sehat
dan mandiri.

3. Pernyataan Motto
“ SEMANGAT DALAM BEKERJA DAN BERKUALITAS DALAM
PELAYANAN “

4. Pernyataan Tata Nilai : SEHAT


S Sopan Santun
E Efektif
H Harmonis

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


4
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

A Aman
T Tanggung Jawab
Tata nilai puskesmas tersebut diterapkan oleh semua petugas (perilaku)
dalam pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan berorientasi pada kepuasan
pelanggan, meliputi nilai sebagai berikut :

NO. PERILAKU PETUGAS


1 SIKAP :
a) Ramah menerapkan 5 S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun)
b) Empati terhadap pasien/pelanggan
c) Sigap dalam memberikan pelayanan yang dibutuhkan
pasien/pelanggan
d) Menjaga etika
2 PERILAKU :
a) Disiplin dan Taat terhadap peraturan, baik aturan pemerintah maupun
aturan puskesmas
b) Tanggung Jawab terhadap tugas

3 BUDAYA :
a) Memakai APD dalam melakukan setiap pelayanan klinis
b) Cuci tangan sebelum dan sesudah memberikan pelayanan klinis
c) Menjalankan prosedur pelayanan sesuai dengan Standar Operasional
Prosedur (SOP)

B. KEADAAN GEOGRAFIS

Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Puskesmas Kuala Pembuang I


terletak di Kelurahan Kuala Pembuang II Kecamatan Seruyan Hilir Kabupaten
Seruyan, tepatnya di perbatasan desa yakni perbatasan sebelah Barat dengan
Desa Sungai Undang dan sebelah Timur dengan Kelurahan Kuala Pembuang
II. UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I memiliki luas wilayah kerja ± 1.881
km², Keadaan geografis dataran rendah 50% dan perairan 50%, dengan batas
wilayah dan peta wilayah sebagai berikut.

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


5
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

Batas wilayah
 Sebelah Utara : Laut Jawa
 Sebelah Timur : Desa Pematang Panjang Kec. Seruyan Hilir Timur
 Sebelah Selatan : Wilayah Desa Tanjung Rangas
 Sebelah Barat : Wilayah Kab. Kotawaringin Barat

Gambar II. 1

PETA WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KP I

Jumlah Penduduk
31.056 Jiwa

C. KEADAAN DEMOGRAFI
Sebagian besar wilayah kerja UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I
merupakan daerah dataran rendah sehingga digunakan masyarakat sebagai
tempat usaha nelayan, pertambakan, perkebunan dan pertanian dan sebagian
lagi daerah ini masih dalam keadaan hutan, rawa dan semak belukar. Jumlah
penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I sebanyak
31.056 jiwa, dengan jumlah laki-laki sebanyak 16.069 jiwa dan jumlah
perempuan sebanyak 14.987 jiwa dengan persebaran penduduk yang tidak
merata, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel tabel II. 1 dibawah ini :

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


6
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

Tabel II. 1 Luas & Jumlah Penduduk Di Wilayah Kerja

NO KELURAHAN / DESA LUAS JUMLAH PENDUDUK


WILAYAH
LAKI- PEREM TOTAL KK
LAKI PUAN
1 Kel. Kuala Pembuang I 49 Km2 5495 5189 10684 Jiwa 2.771

2 Kel. Kuala Pembuang II 74 Km2 5725 5314 11039 Jiwa 2.815


3 Desa Sungai Undang 44 Km2 1943 1762 3705 Jiwa 899

4 Desa Persil Raya 14 Km2 1309 1255 2564 Jiwa 647


5 Desa Pematang Limau 1.156 Km2 1542 1405 2947 Jiwa 851

6 Desa Sungai Perlu 544 Km2 55 62 117 Jiwa 30

JUMLAH 1.881 Km2 16.069 14.987 31.056 Jiwa 8.013


Sumber : BPS Kabupaten Seruyan tahun 2021

Wilayah kerja UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I meliputi dua kelurahan dan
empat desa, dengan dengan jumlah RT dapat dilihat pada tabel II.2 sebagai
berikut :
Tabel II. 2 Jumlah RT Per Kelurahan / Desa Di Wilayah Kerja

No. Kel/Desa Jumlah RT Keterangan


1 Kel. Kuala Pembuang I 29 RT
2 Kel. Kuala Pembuang II 33 RT
3 Desa Sei Undang 13 RT
4 Desa Persil Raya 12 RT
5 Desa Pematang Limau 6 RT
6 Desa Sei Perlu 2 RT
Sumber : BPS Kabupaten Seruyan tahun 2021

D. DATA BANGUNAN DAN SARANA PENUNJANG PENDIDIKAN

Sebagaimana terlihat pada program Kesehatan Nasional, maka Usaha


Kesehatan Sekolah merupakan salah satu kegiatan program yang harus

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


7
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

dilaksanakan oleh Puskesmas, adapun kegiatan yang dilakukan di sekolah–


sekolah termasuk PAUD dan TK antara lain adalah imunisasi, pemberian
vitamin A, UKGS, penyuluhan kesehatan, dokter kecil dan lain lain. Jumlah
sarana pendidikan yang menjadi wilayah binaan UPTD Puskesmas Kuala
Pembuang I yang paling banyak adalah PAUD yang berjumlah 33 buah, data
lengkapnya dapat dilihat pada tabel II.3 berikut ini :

Tabel II. 3 Jumlah Sarana Pendidikan (PAUD s/d SMA/MA/SMK)

NO. KEL/DESA JUMLAH


PAUD TK / RA SD / MI SMP / MTS SMA / MA /
SMK
1 Kuala Pembuang I 6 4 5 2 0
2 Kuala Pembuang II 4 7 6 2 3
3 Pematang Limau 1 2 2 1 0
4 Sungai Perlu 0 0 1 0 0
5 Persil Raya 1 3 2 0 1
6 Sungai Undang 2 3 1 0 0
JUMLAH 19 14 17 5 4
Sumber : Profil Dinas Pendidikan tahun 2021

E. BANGUNAN FISIK UPTD PUSKESMAS KUALA PEMBUANG I

Terdapat 4 (empat) bangunan utama dalam UPTD Puskesmas Kuala


Pembuang I yang terpisah dan memuat beberapa ruang pelayanan kesehatan.
Bangunan tersebut terdiri dari :

1. Bangunan/ Ruang Pelayanan


Bangunan ini terdiri dari beberapa ruang dan merupakan bangunan inti
Puskesmas, karena pada bangunan inilah sebagian besar kegiatan
pelayanan berlangsung. Bangunan ini terdiri dari:
 Loket Pendaftaran dan Ruang Rekam Medik
 Ruang Tunggu pasien dan Ruang Tunggu Pendaftaran
 Poli umum 1
 Poli Umum 2

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


8
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

 Poli Gigi
 Ruang MTBS
 Apotek dan Gudang Obat

2. Bangunan Administrasi
Bangunan ini terdiri dari beberapa ruang, baik ruang administrasi maupun
ruang lainnya dengan rincian sebagai berikut.
 Ruang Kepala Puskesmas
 Ruang Gizi dan Sanitarian
 Ruang Kasubbagg Tata Usaha
 Tata usaha dan Promkes
 Aula
 Ruang imunisasi

3. Laboratorium
Laboratorium terdiri dari empat ruangan yaitu:
 Ruang Tunggu
 Ruang Pengambilan Sampel
 Ruang Pemeriksaan Sampel
 Ruang Pemeriksaan TB/Kusta

4. Ruang KIA dan Tindakan


 Ruang KIA terdiri dari 2 ruang untuk kegiatan pelaksanaan pemeriksaan
Bumil dan ruang KB.
 Ruang Tindakan dan Kegawat Daruratan

F. SARANA DAN PRASARANA KESEHATAN

1. Sarana Kesehatan Berbasis Kesehatan

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


9
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

 Rumah Sakit  : 1 Buah


 Rumah bersalin : 4 Buah
 Bidan Praktek : 8 Tempat
 Puskesmas  : 1 buah
 Puskesmas pembantu : 4 buah
 Poskesdes : 2 Buah
 Praktek Dokter : 5 Tempat
 Praktek Dokter Gigi : 1 Tempat
 Laboratorium praktek swasta : 2 Tempat
 Rumah Dinas Dokter : 1 buah
 Rumah Dinas Paramedis : 12 buah

2.   Peran Serta Masyarakat dalam Kegiatan Pelayanan Kesehatan

Dukun Bayi : 10 Orang


Kader Posyandu : 70 Orang
Kader Posbindu : 15 Orang
Kader Lansia : 25 Orang
Posyandu : 14 Buah
Posbindu : 3 Buah
Posyandu Lansia : 5 Buah
Pos UKK : 1 Buah

3. Sarana Penunjang Kesehatan

Tabel II.4 Data Sarana Penunjang Kesehatan


UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I Kec. Seruyan Hilir Tahun 2021

No Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan


. Baik Rusak
1 Pusling Roda 4 1 1 - -
2 Sepeda Motor 8 8 - -
3 Komputer 7 5 2 -
4 Laptop 13 13 - 3 Pustu
5 HP 1 1 - -
6 Printer 12 9 3 -
7 LCD 2 1 1 -
8 bekerja
Semangat dalam Layardan
LCD 1
berkualitas dalam 1 - -
10
pelayanan
9 Sound Sistem 1 1 - -
10 Wireless 1 1 - -
11 Sterillisator 1 1 - -
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

G. SEPULUH (10) PENYAKIT TERBANYAK


Data dari sepuluh Jenis Penyakit yang terbanyak di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Kuala Pembuang I adalah penyakit Saluran Pernafasan Akut
(ISPA) menempati urutan pertama dari semua jenis penyakit yang ditangani
setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan mudahnya penularan ISPA yaitu melalui
air ludah, darah, bersin, udara pernafasan yang mengandung kuman. ISPA
dapat disebabkan oleh virus atau bakteri. Kurangnya kesadaran dan
pengetahuan tentang ISPA membuat masyarakat menganggap remeh penyakit
ini, ditambah gejala Covid-19 mirip dengan gejala ISPA pada mulanya. Untuk
lebih jelasnya data sepuluh penyakit terbanyak tahun 2021 dapat dilihat pada
grafik II.1 berikut ini :

Grafik II.1 Sepuluh Penyakit Terbanyak


800
711
700

600

500 439

400

300 246
193 188
166
200 140
105 98 83
100

-
ZA
SI

IS

A
IS

IA

IA
IS
A

DM

SI
IT
N

IT
P

LG

G
BR

EN

EP
TE
IS

AT
TR

AL
YA
FE

SP
R

F
AS

FL
PE

CE
DI
R
G

IN
HI

DE

Sumber : LB I Puskesmas tahun 2021

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


11
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

Berdasarkan grafik diatas diketahui juga bahwa penyakit terbanyak yang


diderita adalah ISPA kemudian disusul penyakit degeneratif yaitu hipertensi dan
diabetes melitus. Penyakit ini menjadi sorotan karena masuk dalam kategori
Penyakit Tidak Menular (PTM) yang sekarang sedang digalakkan oleh
pemerintah dalam rangka menurunkan angka kematian yang disebabkan oleh
penyakit PTM. Untuk mencegah terjadinya peningkatan PTM adalah melalui
gerakan CERDIK, yaitu :
1. Cek Kesehatan Secara Rutin/Berkala
2. Enyahkan Asap Rokok
3. Rajin Beraktifitas Fisik /Rutin olah raga
4. Diit Seimbang untuk menjaga kesehatan
5. Istirahat yang cukup
6. Kelola Stress.
H. JUMLAH KUNJUNGAN
H.1. Kunjungan Pasien Pasien BPJS Dan Umum
Jumlah total kunjungan pasien di UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I
sebanyak 15.218 kunjungan, dengan rincian jumlah kunjungan pasien
Umum dan BPJS serta kunjungan pasien baru, lama dan dirujuk tahun
2021 dapat dilihat dari grafik di bawah ini :

Grafik II.2 Jumlah Kunjungan Pasien BPJS Dan Umum

Jumlah Kunjungan Pasien Umum dan BPJS

15,218

9,692

5,526

Umum BPJS Jumlah

Grafik II.3 Jumlah Kunjungan Pasien Baru, Lama dan Dirujuk

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


12
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

DIRUJUK 1,150

LAMA 13,880

BARU 1,338

- 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000

Sumber : LB 4 Puskesmas tahun 2021


Sedangkan untuk jumlah kunjungan pasien lama berjumlah 13.380
kunjungan, pasien baru berjumlah 1.338 kunjungan dan yang dirujuk
berjumlah 1.150 pasien, data tersebut dapat dilihat pada grafik II.3. Jumlah
total kunjungan pasien dihitung dari semua pasien yang menggunakan
fasilitas kesehatan di UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I (termasuk
pustu dan poskesdes yang ada di desa), baik kegiatan yang diluar gedung
Puskesmas contoh kegiatan kunjungan dokter, lansia, pusling dll.

H.2. Kunjungan pasien laboratorium dan jenis pemeriksaan


Jumlah kunjungan pasien ke laboratorium tahun 2021 yang paling besar
adalah di bulan juni yaitu sebanyak 269 kunjungan karena bertepatan
dengan agenda masuk sekolah peserta didik yang memeriksakan golongan
darah. Adapun total kunjungan berjumlah 1.819 kunjungan, total kunjungan
ini menurun dari tahun sebelumnya karena pandemi Covid-19 yang
membuat sebagian besar masyarakat takut berobat ke Puskesmas. secara
lengkap dapat dilihat pada grafik II.4 berikut :

Grafik II.4 Jumlah Kunjungan Pasien Laboratorium

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


13
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

DES 134

NOP 91

OKT 88

SEP 101

AGT 157

JUL 265

JUN 269

MEI 144

APR 130

MAR 144

FEB 150

JAN 146
0 50 100 150 200 250 300

KUNJUNGAN

Sumber : LB 4 Puskesmas tahun 2021

Sedangkan jumlah pemeriksaan specimen laboratorium ada 19 macam dengan


jumlah pemeriksaan specimen yang terbanyak adalah pemeriksaan
hemoglobin, sebanyak 634 pemeriksaan dan yang paling sedikit adalah
pemeriksaan Widal, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik II.5 berikut :

Grafik II.5 Jumlah Pemeriksaan Specimen Laboratorium

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


14
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

DATA PEMERIKSAAN LABORATORIUM


TAHUN 2021
HIV Sifilis Urine Lengkap Tes Kehamilan Protein
Reduksi Antigen Covid-19 Widal Test Asam Urat Glukosa
HbSAg RDT Malaria LED Hematokrit Eritrosit
Trombosit Leukosit Hb Golongan Darah
225
37
48
378
75
110
112
6
56
428
381
68
10
27
27
27
27
634
477

Sumber : LB 4 Puskesmas tahun 2021

I. KETERSEDIAAN OBAT
Program peningkatan ketersediaan obat dilaksanakan untuk memenuhi
ketersediaan obat yang memenuhi standard, cukup dan terjangkau, karena
obat merupakan salah satu kebutuhan dasar dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat dan merupakan barang publik yang perlu dijamin
ketersediaannya dalam upaya pemenuhan pelayanan kesehatan dasar.

Ketersediaan obat pada UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I bersumber dari


Dinas Kesehatan Kabupaten seruyan yang mendistribusikan obat setiap 3
Bulan sekali sesuai dengan daftar permintaan oleh Puskesmas, untuk nama
obat dan stock mulai bulan Januari 2021 sampai dengan stock bulan desember
2021 dapat dilihat pada lampiran 1 sedangkan untuk data dua puluh besar
pemakai obat terbanyak dapat dilihat pada grafik II.6 berikut :

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


15
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

Grafik II.6 Dua Puluh Besar Pemakaian Obat Terbanyak Tahun 2021

Pemakaian Obat
Metylprednisolone 4 mg tablet 1200
Allupurinol tablet 100 mg 1400
Alat Suntik Sekali Pakai 2,5 ml 1540
Glibenclamid tablet 5 mg 1800
Loratadine tablet 10 mg 2600
Vitamin B12 tablet 50 mcg 3000
Masker (standar tie on surgical mask) 3250
Deksametasone 0,5 mg tablet 3600
Clorpheniramine maleat 4 mg tablet 3700
Domperidon tablet 10 mg 4400
Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg 4900
Masker (standar ear loop face mask) 5100
Asam Askorbat (Vit. C) tablet 50 mg 6150
Vitamin B Kompleks tablet 6800
Asam mefenamat tablet salut selaput 500 mg 7100
Prednison tablet 5 mg 7800
Antasida Doen I tablet kunyah kombinasi 9900
Kaptopril tablet 12,5 mg 10600
Amoxycillin 500 mg kaplet 14400
Paracetamol 500 mg tablet 27700
0 5000 10000 15000 20000 25000 30000
Sumber : LPLPO dan Lap.Kefarmasian Puskesmas tahun 2021

BAB III

SITUASI DERAJAT KESEHATAN & PENGENDALIANYA

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


16
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi berbagai macam faktor antara


lain: faktor ekonomi, geografis, pendidikan, lingkungan sosial budaya dan faktor
lainnya, termasuk juga sarana dan prasarana kesehatan yang ada didaerah.
Situasi derajat kesehatan masyarakat dapat pula tercermin melalui angka
morbiditas, mortalitas dan status gizi. Pada bab ini situasi derajat kesehatan dan
pengendaliannya pada UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I digambarkan melalui
Angka Kesakitan (Morbiditas) beberapa penyakit, Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi (AKB) berikut :

A. MORBIDITAS (ANGKA KESAKITAN)

Morbiditas dapat diartikan sebagai angka kesakitan, baik insiden maupun


prevalensi suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam
suatu populasi pada periode waktu tertentu. Morbiditas juga berperan dalam
penilaian terhadap derajat kesehatan masyarakat.

Disini akan diuraikan morbiditas dan pencegahan serta penanganan penyakit


dimasyarakat dengan melakukan upaya preventive (penyuluhan) dan
pemberantasan penyakit menular pada masyarakat di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Kuala Pembuang I, seperti : Pelacakan kasus – kasus seperti :
AFP, TB Paru, Kusta, ISPA (penumonia), Katarak dll, serta adanya
penanganan penyakit seperti : kasus DBD, malaria, dll.

1. Acute Flaccid Paralysis (AFP)


Acute Flaccid Paralysis (AFP) di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kuala
Pembuang I pada tahun 2021 tidak ditemukan kasus dengan gejala mirip
polio yaitu lumpuh layuh mendadak (AFP). Walaupun ada 2 balita yang
diperiksa suspek AFP dan telah dilakukan pemeriksaan sampel darah dan
urine dengan hasil pemeriksaan negatip AFP.

2. Tuberkulosis Paru

Sampai saat ini Pemberantasan TB Paru belum 100% berhasil, hal itu
disebabkan oleh berbagai faktor terutama dari pasien sendiri yang kurang
kesadaran akan bahaya penyakit TB Paru bagi penderita dan bagi

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


17
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

masyarakat yang terpapar langsung dengan pasien, walaupun sudah


dilaksanakan promosi kesehatan secara berkala seperti, penyuluhan,
pelacakan, pemeriksaaan, dan penempelan gambar akan bahaya TBC di
tempat – tempat umum, serta penyebaran brosur kepada masyarakat, dan
sekolah – sekolah. Penemuan penderita TBC dilakukan secara pasif artinya
penjaringan tersangka penderita dilaksanakan pada pasien yang datang
berkunjung ke unit pelayanan kesehatan. Penemuan secara pasif tersebut
didukung dengan penyuluhan secara aktif baik oleh petugas UPTD
Puskesmas Kuala Pembuang I maupun oleh petugas poskesdes dan pustu
bersama petugas dari Puskesmas Induk Kuala Pembuang I untuk
meningkatkan cakupan penemuan tersangka penderita ini. Cara ini biasa
dikenal dengan sebutan passive promotive case finding (Penemuan
penderita secara pasif dengan promosi yang aktif). Selain itu semua kontak
penderita TBC Paru BTA positif dengan gejala sama harus diperiksa
dahaknya. Jumlah penderita TB Paru BTA Positif, yang diobati dan angka
kesembuhan (Cure Rate) dapat dilihat pada tabel III.1 berikut ini :

Tabel III.1 Jumlah BTA (+) Diobati dan Angka Kesembuhan (Cure
Rate) TB

ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE)


BTA (+) DIOBATI*
KEL/DESA L P L+P

L P L+P JLH % JLH % JLH %

Kel Kuala
2 5 7 0 0 3 60 3 42.8
Pembuang I
Kel Kuala
3 2 5 1 33 1 20 2 40
Pembuang II
Sungai Undang 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Persil Raya 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Pematang Limau 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sungai Perlu 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 6 6 12 3 50 2 33.3 5 41.6
Sumber : Laporan P2 TB Puskesmas tahun 2020

3. Kusta
Penemuan kasus penderita kusta melalui pemeriksaan suspek/gejala Kusta
yang datang berobat ke Puskesmas maupun tempat pelayanan kesehatan
lainya (Pustu, Polindes & Poskesdes). Penanganan dan Penemuan

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


18
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

Penderita Penyakit Kusta itu sifatnya lebih cepat lebih baik, karena
Penemuan lebih dini dapat memutuskan rantai penularan, mencegah dari
keparahan dan kecacatan anggota tubuh penderitanya. Kasus penderita
kusta sudah tidak ditemukan di wilayah kerja puskesmas UPTD Kuala
Pembuang I, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel III.2 berikut ini :

Tabel III.2 Jumlah dan Type Kasus Penderita Kusta

KASUS TERCATAT
Pausi
Multi Basiler/Kusta
NO KEL/DESA Basiler/Kusta PB +MB
Basah
kering
L P L+P L P L+P L P L+P
1 Kel Kuala Pembuang I 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Kel Kuala Pembuang II 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Desa Sei Undang 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Desa Persil Raya 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Desa Pematang Limau 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Desa Sei Perlu 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0
ANGKA PREVALENSI PER
0 0 0
10.000 PENDUDUK
Sumber : Laporan P2 Kusta Puskesmas tahun 2021

Penanganan dan Penemuan/Penjaringan Penyakit Kusta ini masih perlu


ditingkatkan sebagai langkah eliminasi penyakit kusta. Penyakit ini
kasusnya cenderung menurun karena selama dua tahun terakhir sudah
tidak ditemukan kasus penyakit kusta. Berikut grafik angka kesakitan kusta
selama 5 tahun.

Grafik III.1 Angka Kesakitan (Morbiditas) Kusta Dalam 5 Tahun


Terakhir

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


19
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

2.5 JUMLAH PENDERITA SELESAI PENGOBATANYA Dalam Pengobatan

2 2

1.5

1 1 1
1 1

0.5

0
0 0 0 0
TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019

4. Demam Berdarah Dengue ( DBD )

Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus


dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, dapat
menyerang pada anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot
dan sendi yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama. Setiap
tahun, kejadian penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia
cenderung meningkat pada pertengahan musim penghujan sekitar bulan
Januari, dan cenderung turun pada bulan Februari hingga ke penghujung
tahun.
Tidak ditemukan kasus demam berdarah dengue pada tahun 2021.
Terdapat penurunan kasus DBD pada tahun sebelumnya. untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel III.3 berikut ini :

Tabel III.3 Jumlah Kasus Penderita DBD

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


20
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)


N MENINGGA
KEL/DESA JUMLAH KASUS CFR (%)
O L
L P L+P L P L+P L P L+P
Kel Kuala
1 0 0 0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
Pembuang I
Kel Kuala
2 0 0 0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
Pembuang II
3 Desa Sei Undang 0 0 0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
4 Desa Persil Raya 0 0 0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
Desa Pematang 0,0
5 0 0 0 0 0 0 0,0 0,0
Limau
6 Desa Sei Perlu 0 0 0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
JUMLAH 0 0 0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
INCIDENCE RATE PER
100.000 PENDUDUK
Sumber : Laporan P2 DBD Puskesmas tahun 2021

Setiap ditemukannya kasus DBD di wilayah kerja UPTD Puskesmas Pembuang


I, melalui pengelola surveilans dan lintas program terkait dilakukan Penyelidikan
Epidemiologi (PE), fogging massal sesuai dengan rekomendasi PE, pemberian
abatesasi serta dilakukan juga penyuluhan tentang demam berdarah dengue.
Dalam penanganan DBD, peran serta masyarakat untuk menekan kasus ini
sangat menentukan, oleh karenanya program Pemberantasan Sarang Nyamuk
(PSN) dengan cara 4M Plus perlu terus dilakukan secara berkelanjutan
sepanjang tahun khususnya pada musim penghujan. Adapun yang dimaksud
dengan M Plus adalah segala bentuk kegiatan pencegahan seperti :

1) Menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit


dibersihkan;
2) Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk;
3) Menggunakan kelambu saat tidur;
4) Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk;
5) Menanam tanaman pengusir nyamuk,
6) Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah;
7) Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa
menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain.

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


21
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

5. Malaria
Malaria masih merupakan salah satu penyakit endemic Pulau Kalimantan
karena masih banyaknya hutan dan semak belukar serta rawa – rawa yang
menjadi habitat asli nyamuk Anopeles, yang menyebabkan malaria dan
bahkan dapat menyebabkan kematian terutama pada kelompok risiko tinggi
yaitu bayi, anak balita, ibu hamil, selain itu malaria secara langsung
menurunkan produktivitas kerja. Dan merupakan salah satu penyakit
menular yang upaya penurunan kasusnya terkait dengan komitmen
internasional dalam MDGs.

Di UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I setiap ibu hamil yang datang


memeriksakan kandungannya diharuskan untuk periksa RDT, hal ini
dilakukan untuk menekan adanya kasus malaria yang terjadi pada ibu
hamil. Pada tahun 2021 ini tidak ditemukan kasus penderita malaria.
Pencegahan penyakit Malaria dilakukan dengan beberapa kegiatan seperti :

a. Setiap pasien dengan gejala klinis malaria langsung dilakukan


pemeriksaan mikroskopis (DDR) malaria.
b. Pemberian Kelambu Anti Malaria untuk ibu hamil dan bayi.
c. Pemeriksaan Malaria (RDT) pada setiap ibu hamil, pemeriksaan dengan
cara ini lebih praktis dan mudah di lakukan oleh tenaga kesehatan yang
bukan Analis Kesehatan seperti perawat/bidan di pustu, poskesdes dan
posyandu

6. Diare
Diare merupakan penyakit yang masih bisa diobati menurut penilaian
masyarakat, jadi diare bukan merupakan penyakit yang berbahaya ataupun
mematikan, setiap bulannya masih ada angka kesakitan diare, padahal
sudah dilakukan berbagai cara pendekatan kepada masyarakat seperti
penyuluhan di sekolah, masyarakat maupun lewat berbagai media (leaflet,
baleho, dll) mengenai diare dan kebersihan lingkungan dan PHBS (Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat) karena kebersihan diri dan lingkungan merupakan
faktor penyebab terjadinya diare. Jumlah penderita diare tahun 2021 ini

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


22
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

berjumlah 69 kasus dengan jumlah penderita laki-laki sebanyak 25 orang


dan penderita perempuan sebanyak 44 orang.

Upaya yang dilakukan dalam rangka pencegahan dan pemberantasan


penyakit diare adalah :
a. Meningkatkan promosi kesehatan dalam rangka meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS).
b. Penyuluhan mengenai kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar.
c. Penyuluhan mengenai Diare ke Sekolah – sekolah, dan ke posyandu
d. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas.
e. Pendataan dan pemeriksaan rumah sehat beserta lingkungannya.

7. ISPA
ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) merupakan sepuluh penyakit
terbanyak di UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I, walaupun bukan musim
hujan namun masih banyak pasien ISPA, dikarenakan secara geografi
tanahnya bersifat pasir dan mudah terserap hidung sehingga menyebabkan
Ispa seperti (batuk, pilek, demam), dan masih rendahnya PHBS (pola Hidup
Bersih dan Sehat), serta masih kurangnya pengetahuan masyarakat akan
penyakit ISPA, Penyakit ISPA dianggap sebagai penyakit yang biasa dan
tidak perlu dikhawatirkan,dan karena teknologi dan kemajuan jaman
sekarang banyak dijual bebas obat flu, pilek dll (yang termasuk ISPA) dan
mudah didapat serta murah, sehingga masyarakat lebih memilih meminum
obat yang dapat mereka beli di toko dan warung terdekat dibandingkan
harus pergi ke fasilitas kesehatan terdekat.
Jumlah penderita ISPA tahun 2021 ini berjumlah 676 penderita dengan
rincian perbulan dapat dilihat pada grafik III.2 sebagai berikut :

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


23
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

Grafik III.2 Jumlah Penderita Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)


160
143
140

120 114

100

80 77

60 51 52
45
40 34 37
31 33 31 28
20

0 li
ei

ni
ril
et
i

r
us
ri

r
r
ar

be
Ju

be
be

be
ua

Ju
Ap
ar

t
nu

us

to

m
m

m
M
br
Ja

Ok
Ag

se
pe
e
Fe

pt

De
No
Se

Sumber: Laporan ISPA Tahun 2021

Sedangkan untuk penderita pneumonia tahun 2021, dari data jumlah total
kunjungan balita batuk dan kesukaran bernapas sebanyak 213 kasus
dengan realisasi penemuan penderita pneumonia 0 balita dan bukan
pneumonia sebanyak 213 balita, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel III.4 berikut ini :
Tabel III.4 Realisasi Penemuan ISPA (Pneumonia)
UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I Kec. Seruyan Hilir Tahun 2021

JUMLAH REALISASI PENEMUAN PENDERITA


KUNJUNGAN BALITA PENDERITA
NO KEL / DESA BATUK DAN BUKAN DITEMUKAN
KESUKARAN PNEUMONIA
PNEUMONIA DAN
BERNAPAS DITANGANI
1 K. Pembuang I 93 - 93 -

2 K. Pembuang II 85 - 85 -

3 Sei Undang 4 - 4 -

4 Persil Raya 22 - 22 -

5 Pematang Limau 9 - 9 -

6 Sei Perlu 0 - 0 -

JUMLAH 213 - 213 -


Sumber: Laporan ISPA Tahun 2021

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


24
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

B. MORTALITAS (ANGKA KEMATIAN)

Mortalitas merupakan angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan
tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit
maupun sebab lainnya. Yang dapat menggambarkan derajat kesehatan antara
lain adalah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).

1. Angka Kematian Ibu (AKI)

Angka Kematian Ibu (AKI) menggambarkan jumlah wanita yang meninggal


dari suatu penyebab kematian terkait gangguan kehamilan atau
penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama
kehamilan, melahirkan, dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan)
tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. Tidak
ada jumlah kematian ibu pada tahun 2021 yang dilaporkan.

Tabel III.5 Jumlah Kematian Ibu


NO KEL/DESA JUMLAH SEBAB
KEMATIAN IBU
1 Kuala Pembuang I 2
2 Kuala Pembuang II 1
3 Pematang Limau 0
4 Sungai Perlu 0
5 Persil Raya 0
6 Sungai Undang 0
JUMLAH 3

Sumber : Laporan PWS KIA tahun 2021

Berbagai faktor penyebab kematian ibu, biasanya dikelompokkan menjadi


dua yaitu penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab
langsung biasanya terkait dengan kondisi kesehatan ibu sejak proses
kehamilan, proses persalinan dan pasca persalinan, sedangkan penyebab
tidak langsung terkait dengan kondisi sosial, ekonomi, pendidikan,
pengetahuan, geografi serta perilaku budaya masyarakat yang terangkum
dalam 4 T ( terlalu tua, terlalu muda, terlalu banyak, terlalu sering) dan 3 T

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


25
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

(terlambat mengambil keputusan, terlambat membawa kefasilitas kesehatan,


terlambat mendapatkan pelayanan)
Upaya yang dilakukan untuk mengurangi angka kematian ibu dilakukan
dengan meningkatkan kompetensi kebidanan (pelatihan APN), menjalin
kemitraan dengan dukun, program KB, intensitas penyuluhan kesehatan
kehamilan, persalinan dan pasca persalinan (kelas ibu hamil), deteksi dini
resiko tinggi kehamilan, kerja sama lintas sektor peningkatan kualitas dan
akses pelayanan kesehatan, peningkatan ketersedian peralatan dan obat
dan lain – lain.
Data jumlah kematian ibu dari tahun 2016 sampai dengan 2021 terlihat
mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun 2017 berjumlah 1 orang
turun sampai tidak ditemukan lagi AKI pada tahun 2018 sampai 2020 dan
mengalami peningkatan kembali dtahun 2021 untuk lebih jelasnya dapat
dilhat pada grafik III.4 berikut :

Grafik III.4 Jumlah Kematian Ibu Tahun 2016 s/d Tahun 2021

ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) TAHUN 2021

0 0 0
2017 2018 2019 2020 2021

2. Angka Kematian Bayi (AKB)

Angka Kematian Bayi (AKB) dapat didefinisikan sebagai banyaknya bayi


yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam
1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. AKB merupakan salah satu
indikator untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat, oleh karena itu

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


26
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

banyak upaya kesehatan yang dilakukan dalam rangka menurunkan AKB.


Jumlah kematian bayi (neonatal) tahun 2021 ini berjumlah 9 orang yang
disebabkan oleh IUFD, BBLR, asfiksia dan lain-lain, untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel III.6 berikut :

Tabel III.6 Jumlah Kematian Neonatal

KEMATIAN
SEBAB KEMATIAN
NO. KEL/DESA NEONATAL
L P L+P IUFD BBLR LAIN-LAIN
1 Kuala Pembuang I 2 0 2 v v
2 Kuala Pembuang II 2 1 3 v v v
3 Pematang Limau 2 0 2 v v
4 Sungai Perlu 0 0 0
5 Persil Raya 0 0 0
6 Sungai Undang 1 1 2 v v
JUMLAH 7 2 9
Sumber : Laporan PWS KIA tahun 2021

Hasil estimasi memperhitungkan angka kematian bayi dalam periode 5 tahun


terakhir (2017 s/d 2021) jumlah AKB tahun 2021 ini masih di bawah AKB
dengan target 23 per 1000 kelahiran hidup secara nasional, untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada grafik III.5 berikut :

Grafik III.5 Angka Kematian Bayi (AKB) Tahun 2016 s/d Tahun 2021

AKB

4 4

2017 2018 2019 2020 2021

Sumber : Laporan PWS KIA tahun 2021

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


27
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

Berbagai faktor yang menyebabkan masih adanya kematian bayi,


diantaranya adalah fasilitas kesehatan yang masih belum dimanfaat oleh
masyarakat, belum maksimalnya perbaikan gizi yang berdampak pada daya
tahan terhadap infeksi penyakit, faktor perawatan kesehatan ketika dalam
kandungan maupun ketika baru lahir, masih kurangnya kesadaran ibu atau
orang tua untuk secara rutin memeriksakan diri ketika hamil dan bayinya
setelah melahirkan kefasilitas kesehatan maupun tenaga kesehatan serta
masih adanya pertolongan persalinan dibantu oleh dukun bayi bukan oleh
tenaga medis (bidan) seperti yang dianjurkan. Untuk menurunkan itu UPTD
Puskesmas Kuala Pembuang I telah melakukan berbagai program rutin
seperti : deteksi dini faktor resiko kehamilan, pemberdayaan masyarakat
untuk mengakses fasilitas kesehatan, kelas ibu hamil, kemitraan antara bidan
desa dengan dukun bayi, memperkuat dan memperluas cakupan imunisasi
bagi ibu hamil dan bayi, pemberian MP-ASI, penanganan bayi berat lahir
rendah, melaksanakan kunjungan neonatal lengkap (3 kali kunjungan) serta
peningkatan kompetensi bidan.

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


28
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

BAB IV

SITUASI UPAYA KESEHATAN

Hal paling dasar selalu diupayakan guna menciptakan derajat Kesehatan


yang lebih tinggi, adalah upaya pelayanan kesehatan dasar dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pelayanan
kesehatan dasar secara tepat dan cepat, diharapkan sebagian besar masalah
kesehatan masyarakat dapat diatasi. UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I
merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Seruyan yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatandi suatu wilayah
kerja. Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat yang jika ditinjau dari sistem
kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya
tersebut terbagi menjadi dua yaitu Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan
Pengembangan.

A. UPAYA KESEHATAN ESSENSIAL

Upaya kesehatan masyarakat essensial diselenggarakan untuk mendukung


pencapaian standar pelayanan minimal bidang kesehatan yang meliputi :

1. PELAYANAN KESEHATAN IBU, ANAK DAN KELURGA BERENCANA

Kebijakan tentang kesehatan ibu dan anak secara khusus berhubungan


dengan pelayanan antenatal, persalinan, nifas dan perawatan bayi baru lahir

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


29
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

yang diberikan pada semua jenis fasilitas pelayanan kesehatan dari


Puskesmas sampai Rumah Sakit Pemerintah maupun fasilitas pelayanan
kesehatan swasta.
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan untuk ibu selama kehamilannya, dilaksanakan sesuai standard
pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam standard pelayanan kebidanan.
Sedangkan tenaga kesehatan yang berkompeten memberikan pelayanan
kepada ibu hamil antara lain adalah dokter dan bidan. Pelayanan kesehatan
ibu hamil atau antenatal care (ANC) minimal 4 kali selama kehamilan,
dilakukan sejak awal kehamilan, yaitu pada triwulan pertama satu kali
kunjungan, triwulan kedua satu kali kunjungan, dan triwulan tiga dua kali
kunjungan.
Melalui pelayanan ANC yang berkualitas, perkembangan ibu hamil
setiap saat bisa dipantau dan secara dini dapat dilakukan intervensi dalam
rangka menekan berbagai resiko tinggi yang dapat menyebabkan kematian
ibu. Target cakupan kesehatan ibu sesuai SPM antara lain adalah Kunjungan
ibu hamil (K1, K4), pertolomgan persalinan oleh tenaga kesehatan dengan
kompetensi kebidanan (Pn), cakupan kunjungan neonatal (KN1, KN2, KN3),
deteksi ibu hamil dengan resiko tinggi, pelayanan ibu nifas (KF1, KF2, KF3),
imunisasi bayi dan balita.

1.1. Kunjungan K1 Ibu Hamil

Jumlah kunjungan K1 cakupannya hanya mencapai 99,52% telah


mencapai target yakni lebih dari 90% dari jumlah ibu hamil target
proyeksi sebanyak 630 ibu hamil, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel IV.1 berikut :

Grafikl IV.1 Kunjungan K1 Ibu Hamil

Cakupan Kunjungan K1 Bumil Tahun 2021


700

600

500

400

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


30
pelayanan 300
200

100
Limau

Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

Sumber : Laporan PWS KIA tahun 2021

1.2. Kunjungan K4 Ibu Hamil

Cakupan kunjungan K4 secara keseluruhan masih belum mencapai


target, yakni hanya 86.2 % dari target 95%. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada grafik IV.2 berikut :

Grafikl IV.2 Kunjungan K1, K4 dan DO Ibu Hamil

KUNJUNGAN KI DAN K4 IBU HAMIL


140.0

120.0

100.0

80.0

60.0

40.0

20.0

0.0
K. Pembuang I K. Pembuang II Pematang Sungai Perlu Persil Raya Sungai Undang Total
Limau

Sumber : Laporan PWS KIA tahun 2021

1.3. Pertolongan Persalinan Oleh Nakes dengan Kompetensi Kebidanan


(Pn)

Periode persalinan merupakan salah satu periode yang berkontribusi


besar terhadap angka kematian ibu, salah satu upaya yang harus

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


31
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

dilakukan untuk meningkatkan kesehatan ibu adalah menurunkan angka


kematian ibu serta meningkatkan persalinan oleh tenaga kesehatan yang
sesuai dengan kompetensinya. Tabel IV.1 memperlihatkan cakupan
persalinan oleh tenaga kesehatan telah maksimal yaitu sebesar 105,15%
dari 602 ibu bersalin. Cakupan ini telah mencapai target 100% persalinan
harus ditolong oleh tenaga kesehatan. Adapun cakupan persalinan yang
dilakukan oleh tenaga non kesehatan masih ada tetapi jumlahnya tidak
signifikan.

Tabel IV.1 Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan dan Non


Kesehatan

Persalinan
Nama Desa Bulin
Pn % Non Pn %
Kuala Pembuang I 207 252 121,74 0 0
Kuala Pembuang II 214 276 128,97 0 0
Pematang Limau 57 36 63,16 1 1,75
Sungai Perlu 2 0 0 0 0
Persil Raya 50 31 62,52 2 4
Sungai Undang 72 38 52,78 0 0
Puskesmas 602 633 105,15 3 0,50
Sumber : Laporan PWS KIA tahun 2021

Sedangkan jumlah cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas


pelayanan kesehatan sebesar 70,93 %. Cakupan ini masih dikategorikan rendah
karena capaian nasional yang ditargetkan untuk pertolongan persalinan di
fasyankes adalah sebesar 100%. Data cakupan tersaji dalam pada tabel IV.2
berikut :

Tabel IV.2 Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Di Fasyankes


Dan Non Fasyankes

Persalinan Pn
Nama Desa Bulin Buli Non
Fasyankes % %
n Fasyankes
Kuala Pembuang I 207 207 186 89,86 65 31,40
Kuala Pembuang II 214 214 199 92,99 78 36,45
Pematang Limau 57 57 24 42,11 13 22,81

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


32
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

Sungai Perlu 2 2 0 0 0 0
Persil Raya 50 50 12 24,00 20 40,00
Sungai Undang 72 72 6 8,33 32 44,44
Puskesmas 602 602 427 70,93 208 34,55
Sumber : Laporan PWS KIA tahun 2021

1.4. Cakupan Kunjungan Neonatal (KN1, KN2 & KN3)

Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan sesuai


standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada
neonatus sedikitnya 3 kali, selama periode 0 sampai dengan 28 hari
setelah lahir, baik di fasilitas kesehatan maupun melalui kunjungan
rumah. Pelaksanaan pelayanan kesehatan neonatus :

a. Kunjungan Neonatal ke-1 (KN 1) dilakukan dalam masa 6-48 jam


setelah lahir.
b. Kunjungan Neonatal ke-2 (KN 2) dilakukan pada hari ke-3 sampai
dengan hari ke 7 setelah lahir.
c. Kunjungan Neonatal ke-3 (KN 3) dilakukan pada hari ke 8 sampai
dengan hari ke 28 setelah lahir.
Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus
terhadap pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila
terdapat kelainan/masalah kesehatan pada neonatus. Resiko terbesar
kematian neonatus terjadi pada 24 jam pertama kehidupan, minggu
pertama dan bulan pertama kehidupannya. Sehingga jika bayi lahir di
fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas
kesehatan selama 24 jam pertama.
Pelayanan kesehatan neonatal dasar dilakukan secara komprehensif
dengan melakukan pemeriksaan dan perawatan bayi baru lahir dan
pemeriksaan menggunakan pendekatan Manajemen Terpadu Bayi Muda
(MTBM) untuk memastikan bayi dalam keadaan sehat. Tabel IV.3
memperlihatkan cakupan kunjungan neonatal mulai KN1 dan KN
Lengkap, secara keseluruhan cakupan kunjungan neonatus lengkap
(KN3) telah mencapai target yaitu sebesar 110,3 % dari target 95%,
sedangkan kalau dilihat cakupan perdesa/kel, cakupan yang paling besar
133,8% Kel.Kuala Pembuang Dua dan yang terendah adalah Desa Sei

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


33
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

Undang sebesar 54,4%, cakupan tersebut tersaji pada tabel IV.3


berikut :
Tabel IV.3 Cakupan Kunjungan Neonatal (KN1, KN2 & KN3)

JUMLAH
NO. KEL/DESA CAKUPAN
SASARAN
KN1 KN Lengkap %
1 Kuala Pembuang I 197 252 251 127,4
2 Kuala Pembuang II 204 273 273 133,8
3 Pematang Limau 54 37 37 68,5
4 Sungai Perlu 2 2 2 100
5 Persil Raya 47 31 31 66
6 Sungai Undang 68 38 37 54,4
JUMLAH 572 633 631 110,3
Sumber : Laporan PWS KIA tahun 2021

1.5. Ibu Hamil Resiko Tinggi

Sekitar 5-10% dari kehamilan merupakan kehamilan dengan resiko


tinggi, sehingga wanita dengan kehamilan ini harus mempersiapkan diri
dengan lebih memperhatikan perawatan kesehatannya dalam
menghadapi kehamilan dengan resiko tinggi ini.
Diantara ibu hamil Resiko Tinggi yaitu Riwayat kehamilan dan persalinan
yang sebelumnya kurang baik, riwayat keguguran, perdarahan pasca
kelahiran, lahir mati, tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm, ibu
hamil yang kurus/berat badan kurang, usia ibu hamil kurang dari 20
tahun atau lebih dari 35 tahun, sudah memiliki 4 anak atau lebih, jarak
antara dua kehamilan kurang dari 2 tahun, ibu menderita anemia atau
kurang darah, perdarahan pada kehamilan ini, tekanan darah yang
meninggi dan sakit kepala hebat dan adanya bengkak pada tungkai,
kelainan letak janin atau bentuk panggul ibu tidak normal, riwayat
penyakit kronik seperti diabetes, darah tinggi, asma dll. Dengan
perawatan yang baik di pelayanan kesehatan, 90-95% ibu hamil yang
termasuk kehamilan dengan resiko tinggi dapat melahirkan dengan
selamat dan mendapatkan bayi yang sehat. Kehamilan risiko tinggi dapat
dicegah dan diatasi dengan baik bila gejalanya ditemukan sedini

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


34
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan untuk memperbaikinya.


Deteksi dini ibu hamil dengan resiko tinggi dapat dilihat tabel IV.4
berikut :

Tabel IV.4 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil Dengan Resiko


Tinggi

SASARAN RUJUKAN
NO. KEL/DESA Bumil CAKUPAN % KASUS %
Bumil RISTI
Resti
Kuala 48,8
1 217 43 21 9 20,93
Pembuang I 4
Kuala 53,3
2 224 45 24 8 17,78
Pembuang II 3
Pematang 33,3
3 60 12 4 2 16,67
Limau 3
4 Sungai Perlu 2 0 0 0,00 0 0,00
5 Persil Raya 52 10 7 70 0 0,00
Sungai
6 75 15 4 26 2 13,33
Undang
48,0
JUMLAH 630 125 60 19 15,20
0
Sumber : Laporan PWS KIA tahun 2021

1.6. Penanganan Komplikasi

a. Penanganan Komplikasi Kebidanan


Adalah pelayanan kepada ibu dengan komplikasi kebidanan untuk
mendapat penanganan yang sesuai standar oleh tenaga kesehatan
kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan. Dengan adanya
pemeriksaan secara rutin pada ibu hamil di fasilitas kesehatan dapat
menekan resiko komplikasi pada kehamilan dan persalinan.

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


35
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

Sebagian besar kematian ibu dapat dicegah apabila mendapat


penanganan yang adekuat di fasilitas pelayanan kesehatan. Faktor
waktu dan transportasi merupakan hal yang sangat menentukan
dalam merujuk pasien kasus resiko tinggi. Oleh karenanya deteksi dan
pengenalan faktor resiko secara dini pada ibu hamil baik oleh nakes
maupun masyarakat merupakan salah satu upaya penting dalam
mencegah komplikasi dan kematian ibu.

b. Penanganan Komplikasi Neonatus


Pelayanan Neonatus dengan komplikasi adalah penanganan neonatus
oleh tenaga kesehatan pada neonatus yang mempunyai penyakit dan
kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan dan
kematian.
Diperkirakan sekitar 15% dari bayi lahir hidup akan mengalami
komplikasi neonatal. Hari pertama kelahiran bayi sangat penting, oleh
karena banyak perubahan yang terjadi pada bayi dalam
menyesuaikan diri dari dalam rahim kepada kehidupan diluar rahim.
Bayi baru lahir yang mengalami gejala sakit dapat cepat memburuk,
sehingga bila tidak ditangani dengan baik dapat terjadi resiko
kematian. Kematian bayi sebagian besar terjadi pada minggu pertama
dan bulan pertama setelah lahir. Faktor resiko pada neonatus adalah
sama dengan faktor resiko pada ibu hamil. Ibu hamil yang memiliki
faktor resiko akan meningkatkan resiko terjadinya komplikasi pada
neonatus. Adapun Penanganan komplikasi neontus yang ditangani
diantaranya BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah< 2500 gram), Asfiksia,
kejang, hipotermi dan trauma lahir.

1.7. Pelayanan Ibu Nifas

Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai


standar pada ibu yang telah melahirkan sejak 6 jam sampai 42 hari
pasca bersalin oleh tenaga kesehatan.Untuk deteksi dini komplikasi pada
ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


36
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali dengan ketentuan


waktu :
 Kunjungan nifas pertama pada masa 6 jam sampai dengan 3 hari
setelah persalinan.
 Kunjungan nifas kedua dalam waktu 2 minggu setelah persalinan (8-
14 hari).
 Kunjungan nifas ketiga dalam waktu 6 minggu seelah persalinan (36-
42 hari).

Tabel IV.5 Cakupan Kunjungan Ibu Nifas (KF1, KF2 & KF3)

JUMLAH
NO. KEL/DESA CAKUPAN
SASARAN
KF1 KF2 KF3 %
1 Kuala Pembuang I 207 253 253 253 122,22
2 Kuala Pembuang II 214 275 275 275 128,50
3 Pematang Limau 57 37 37 37 64,91
4 Sungai Perlu 2 0 0 0 0
5 Persil Raya 50 33 33 33 66,00
6 Sungai Undang 72 38 38 38 52,78
JUMLAH 602 636 636 636 105,5
Sumber : Laporan PWS KIA tahun 2021

1.8. Imunisasi Bayi & Balita

Bayi dan anak-anak memiliki resiko yang lebih tinggi terserang penyakit
menular yang dapat mematikan, seperti Dipteri, pertusis, Tetanus,
Hepatitis B, TBC, Campak, polio, radang selaput otak, radang paru-paru
dan masih banyak penyakit lainnya yang merupakan penyebab utama
kematian balita. Untuk itu salah satu pencegahan terbaik dan sangat vital
agar kelompok beresiko ini terlindungi dan mengurangi angka kematian
balita adalah melalui imunisasi.
Salah satu target keberhasilan program imunisasi adalah tercapainya
UCI (Universal Child Imunization) yang merupakan cakupan imunisasi
dasar lengkap bayi secara merata pada bayi di desa/kelurahan.

Tabel IV.6 Cakupan Universal Child Immunization (UCI)


Kelurahan/Desa

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


37
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

Desa UCI atau


No. Kel/Desa Sasaran Cakupan Persentase
Non UCI
Kuala
1 199 90 45,23 Non UCI
Pembuang I
Kuala
2 206 118 57,28 Non UCI
Pembuang II
Pematang
3 55 25 45,45 Non UCI
Limau
4 Persil Raya 48 14 29,17 Non UCI
5 Sungai Undang 69 9 13,04 Non UCI
6 Sungai Perlu 2 1 50,00 Non UCI
Puskesmas 579 257 44,39 Non UCI
Sumber : Laporan Imunisasi tahun 2021

Tabel IV.6 di atas memperlihatkan cakupan imunisasi tahun 2020 ini


hanya berjumlah 44,39 % dari target 80% sedangkan capai kel/desa Uci
tidak ada desa atau kelurahan yang mencapai target UCI di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I. Rendahnya cakupan
desa/kelurahan UCI disebabkan karena Pandemi Covid-19 yang
mengakibatkan kegiatan Posyandu tidak berjalan selama beberapa
bulan. Selain itu rendahnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya
imunisasi bayi dan balita serta kurang gencarnya petugas kesehatan
dalam memberikan promosi kesehatan dan melakukan pelacakan pada
bayi-bayi yang belum mendapat imunisasi.

Untuk cakupan imunisasi pada BCG pada bayi secara keseluruhan


belum mencapai target yaitu 67,3 % dari target 80% untuk lebih jelasnya
bisa dilihat pada grafik IV.3 berikut :

Grafik IV.3 Cakupan Imunisasi BCG Pada Bayi

CAKUPAN IMUNISASI BCG


700

600

500

400

300

200

100

0
Semangat dalam bekerja
Kuala dan berkualitas
Kuala dalam
Pematang Sungai Perlu Persil Raya Sungai Undang PUSKESMAS
Pembuang Pembuang Limau 38
pelayanan I II
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

Untuk cakupan imunisasi HB0 pada bayi secara keseluruhan sudah


mencapai target yaitu 86 % dari target 80% untuk lebih jelasnya bisa
dilihat pada grafik IV.4 berikut :

Grafik IV.4 Cakupan Imunisasi HB0 Pada Bayi

CAKUPAN IMUNISASI HB 0
700

600

500

400

300

200

100

0
Kuala Kuala Pematang Sungai Perlu Persil Raya Sungai Undang PUSKESMAS
Pembuang Pembuang Limau
I II
Sumber : Laporan Imunisasi tahun 2021

Untuk cakupan imunisasi DPT/HB-Hib (3) pada bayi secara keseluruhan


belum mencapai target yaitu 45,1 % dari target 80% untuk lebih jelasnya
bisa dilihat pada grafik IV.5 berikut :

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


39
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

Grafik IV.5 Cakupan Imunisasi DPT/HB-Hib (3) Pada Bayi

CAKUPAN IMUNISASI DPT/HB-Hib 3


700

600

500

400

300

200

100

0
Kuala Kuala Pematang Sungai Perlu Persil Raya Sungai Undang PUSKESMAS
Pembuang Pembuang Limau
I II

Sumber : Laporan Imunisasi tahun 2021

Untuk cakupan imunisasi Polio IV pada bayi secara keseluruhan belum


mencapai target yaitu 44 % dari target 80% untuk lebih jelasnya bisa
dilihat pada grafik IV.6 berikut :

Grafik IV.6 Cakupan Imunisai Polio IV

CAKUPAN IMUNISASI POLIO IV


700

600

500

400
Axis Title

300

200

100

0
Kuala Kuala Pematang Sungai Perlu Persil Raya Sungai PUSKESMAS
Pembuang Pembuang Limau Undang
I II
Sumber : Laporan Imunisasi tahun 2021

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


40
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

Untuk cakupan imunisasi Polio IPV pada bayi secara keseluruhan belum
mencapai target yaitu 35,7 % dari target 80% untuk lebih jelasnya bisa
dilihat pada grafik IV.7 berikut :

Grafik IV.7 Cakupan Imunisasi Polio IPV Pada Bayi

CAKUPAN IMUNISASI POLIO IPV PADA BAYI


700

600

500

400
Axis Title

300

200

100

0
Kuala Kuala Pematang Sungai Perlu Persil Raya Sungai PUSKESMAS
Pembuang Pembuang Limau Undang
I II
Sumber : Laporan Imunisasi tahun 2021

Untuk cakupan imunisasi Campak pada bayi secara keseluruhan belum


mencapai target yaitu 44,9 % dari target 80% untuk lebih jelasnya bisa
dilihat pada grafik IV.8 berikut :

CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI

700

600

500

400
Axis Title

300

200

100

0
Kuala Kuala Pematang Sungai Perlu Persil Raya Sungai PUSKESMAS
Pembuang Pembuang Limau Undang
I II

Sumber : Laporan Imunisasi tahun 2021

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


41
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

Secara keseluruhan cakupan imunisasi pada UPTD Puskesmas Kuala


Pembuang I masih belum tercapai hal ini disebabkan beberapa faktor
antara lain :
 Pandemi Covid-19 yang membuat warga masyarakat dilarang
berkumpul dan berkerumun serta membatasi kegiatan diluar rumah
menyebabkan posyandu dan kegiatan lain tidak bisa berjalan
 Sasaran target yang masih berdasarkan proyeksi sehingga kesulitan
untuk mengetahui data riil sebenarnya.
 Rendahnya kesadaran /pengetahuan masyarakat tentang manfaat,
pemberian imunisasi serta gejala ikutan imunisasi.
 Faktor sosial, budaya dan pendidikan
 Dukungan bagi petugas imunisasi yang masih kurang maksimal

1.9. Angka Kelahiran Hidup

Kelahiran hidup di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I di


tahun 2021 sebanyak 585 jiwa. Jumlah tersebut sudah termasuk dalam
kelahiran dibantu petugas kesehatan lain (baik dari pustu,poskesdes,
maupun dari bidan praktek pribadi), dengan adanya BPJS Kesehatan
dan pengetahuan serta sudah mulai adanya kesadaran masyarakat
(termasuk orangtua, WUS) memudahkan masyarakat miskin
mendapatkan pelayanan kelahiran yang mudah dan murah, namun hal
ini juga dipengaruhi dengan gencarnya petugas untuk mengadakan
penyuluhan mengenai pentingnya persalinan di bantu petugas kesehatan
dan pemeriksaan dalam masa kehamilan

1.10. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) merupakan suatu keadaan


dimana bayi yang dilahirkan memiliki berat badan di bawah 2500 gram.
Beberapa faktor penyebab BBLR diantaranya adalah kurangnya
pengetahuan ibu hamil dan keluarga tentang BBLR dan nutrisi yang perlu
diberikan selama kehamilan, tidak melakukan pemeriksaan kehamilan
secara berkala, usia ibu hamil yang masih sangat muda dan sebagainya.

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


42
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

Jumlah BBLR tahun 2021 ada 15 orang yang tersebar dikelurahan Kuala
Pembuang I dan Kelurahan Kuala Pembuang II, secara lengkap tersaji
dalam grafik berikut.

Grafik IV.9 Jumlah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

JUMLAH BBRL UPTD PUSKESMAS KUALA PEMBUANG I TAHUN


2021
16
14
12
10
8
6
4
2
0
Kuala
Pembuang Kuala
Pembuang Pematang
I Limau Sungai Perlu
II Persil Raya
Sungai
Undang Jumlah

BBLR

Sumber : Laporan F3 Gizi tahun 2021

1.11. Keluarga Berencana

Pelayanan Keluarga Berencana (KB) diarahkan agar memenuhi objek


kualitas dan kebebasan memilih kontrasepsi yang tepat. Di samping itu
disepakati pula bahwa pelayanan KB perlu di tempatkan dalam konteks
kesehatan reproduksi, artinya pelayanan KB dikaitkan dengan upaya
untuk mencegah dan mengatasi masalah pokok reproduksi. Cakupan
pelayanan KB di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I
secara keseluruhan sudah melebihi target yaitu 91,28 % dari target 70%
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel IV.7 berikut :

Tabel IV.7 Cakupan Pelayanan Keluarga Berencana (KB)

JUMLAH
NO. KEL/DESA
SASARAN PUS CAKUPAN %
1 Kuala Pembuang I 1.487 1.271 85,4

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


43
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

2 Kuala Pembuang II 1.746 1.450 83,04


3 Pematang Limau 493 357 72,4
4 Sungai Perlu 39 26 0
5 Persil Raya 457 356 77,89
6 Sungai Undang 519 434 83,62
JUMLAH 4.741 4.328 91,28
Sumber : Laporan PWS KIA tahun 2021

Beberapa kendala keberhasilan cakupan KB dipengaruhi oleh berbagai


faktor, antara lain :
a. Akseptor KB lebih suka/memilih datang ke bidan praktek atau ke
keluarganya berprofesi sebagai bidan.
b. Akseptor KB membeli sendiri di apotek atau toko obat ( kontrasepsi
jenis pil dan kondom).
c. Akseptor KB/Pemasangan IUD dan steril di dalam dan diluar daerah
yang tidak dapat diketahui jumlahnya.
d. Efek obat KB dan banyaknya pilihan alat kontrasepsi yang lebih baik
dan dijual bebas di apotek dan toko obat di Kabupaten Seruyan.

2. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

Dalam Upaya perbaikan gizi masyarakat petugas selalu mengadakan


penyuluhan mengenai pentingnya pemberian makanan berghizi bagi ibu
hamil dan pada anak sebagai syarat perumbuhan, Upaya perbaikan gizi
masyarakat dimaksudkan untuk menangani permasalahan gizi yang dihadapi
masyarakat. Berdasarkan pemantauan yang telah dilakukan ditemukan
beberapa permasalahan gizi yang sering dijumpai pada kelompok
masyarakat antara lain anemia gizi besi dan kekurangan Vitamin A.

1.
2.
2.1. Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe)

Anemia gizi adalah kekurangan kadar haemoglobin (Hb) dalam darah


yang disebabkan karena kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk
pembentukan Hb tersebut. Di Indonesia sebagian besar anemia ini

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


44
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

disebabkan karena kekurangan zat besi (Fe) hingga disebut anemia


kekurangan zat besi atau anemia gizi besi.

Wanita hamil merupakan salah satu kelompok yang rentan masalah gizi
terutama anemia gizi besi. Penanggulangan masalah anemia gizi besi
difokuskan pada pemberian tablet tambah darah (Fe) pada ibu hamil. Ibu
hamil mendapatkan tablet tambah darah 90 tablet (Fe3) selama
kehamilannya. Cakupan pemberian FE3 secara keseluruhan berjumlah
93,33% telah mencapai target pemberian tablet Fe sebesar 90% untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel IV.8 berikut :

Tabel IV.8 Cakupan Pemberian Tablet FE Ibu Hamil

JUMLAH IBU HAMIL


N KEL/DESA CAKUPAN CAKUPAN
O SASARAN
FE 1
%
FE 3
%

1 Kuala Pembuang I 217 232 106,9 236 108,76


2 Kuala Pembuang II 224 251 112,0 250 111,61
3 Pematang Limau 60 36 60 42 70,0
4 Sungai Perlu 2 1 0 2 100
5 Persil Raya 52 37 71,15 32 61,54
6 Sungai Undang 75 25 33,33 26 36,47
JUMLAH 630 581 92,22 588 93,33
Sumber : Laporan PWS KIA tahun 2021

Sebagian besar Anemia disebabkan kurangnya zat besi atau Fe dalam


tubuh. Hal ini karena masyarakat Indonesia khususnya wanita kurang
mengkonsumsi sumber makanan hewani yang merupakan sumber zat
besi yang mudah diserap (heme-iron). Sebagian bahan makanan nabati
(non heme-iron) merupakan sumber zat besi yang tinggi tetapi sulit
diserap, sehingga dibutuhkan porsi yang besar untuk mencukupi
kebutuhan zat besi dalam sehari, jumlah tersebut tidak mungkin
terkonsumsi.

Anamia dapat mengakibatkan resiko yang besar pada penderitanya,


terutama pada ibu hamil sangat beresiko tinggi terhadap kehamilan yang
dia kandung karena dapat menyebabkan kecacatan pada bayi yang di
lahirkan.

2.2. Pemberian Kapsul Vitamin A

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


45
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

Pemberian kapsul vitamin A pada bayi diadakan setahun sekali pada


bulan Februari atau Agustus, Sasaran pemberian kapsul vitamin A dosis
tinggi adalah bayi (umur 6-11 bulan) diberikan kapsul vitamin A 100.000
SI, anak balita (umur 1-4 tahun) diberikan kapsul vitamin A 200.000 SI,
dan ibu nifas diberikan kapsul vitamin A 200.000 SI, sehingga bayinya
akan memperoleh vitamin A yang cukup melalui ASI.
Tujuan pemberian kapsul vitamin A pada balita adalah untuk
menurunkan prevalensi dan mencegah kekurangan vitamin A seperti
kebutaan, meningkatkan daya tahan tubuh dan tumbuh kembang balita.
Cakupan pemberian vitamin A pada bayi secara keseluruhan sudah
mencapai target yakni sebesar 120,2 %, sedangkan pemberian vitamin A
pada anak balita juga telah melampaui terget yakni sebesar 116,6 %,
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel IV.9 berikut :

Tabel IV.9 Cakupan Pemberian Vitamin A Bayi dan Anak Balita

BAYI 6-11 BLN ANAK BALITA 12-59 BLN


KEL/DESA SASARA CAKUPA SASARA CAKUPA
% %
N N N N
Kuala
121 135 111,5 908 1055 116,2
Pembuang I
Kuala
114 155 135,9 883 1100 124,5
Pembuang II
Pematang
31 26 83,8 236 250 105,9
Limau
Sungai Perlu 0 0 0,0 7 0 0

Persil Raya 43 50 116,3 320 350 109,3


Sungai
41 55 134,1 255 265 103,9
Undang
JUMLAH 350 421 120,2 2590 3020 116,6
Sumber : Laporan F3 Gizi tahun 2021

sedangkan pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas, diharapkan dapat


dilakukan terintegrasi dengan pelayanan kesehatan ibu nifas. Namun
dapat pula diberikan diluar pelayanan tersebut selama ibu nifas tersebut
belum mendapatkan kapsul vitamin A.

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


46
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

Jumlah cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas per kel/desa yang
tertinggi adalah Kelurahan Kuala Pembuang II yakni sebesar 128% dan
yang terendah adalah Desa Sungai Perlu sebesar 0%, secara
keseluruhan cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas UPTD
Puskesmas Kuala Pembuang I ini telah mencapai target yakni sebesar
105 %, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel IV.10 berikut:

Tabel IV.10 Cakupan Pemberian Vitamin A Ibu Nifas

JUMLAH IBU
NO. KEL/DESA CAKUPAN %
NIFAS
1 Kuala Pembuang I 207 253 122,22
2 Kuala Pembuang II 214 275 128,50
3 Pematang Limau 57 37 64,91
4 Sungai Perlu 2 0 0
5 Persil Raya 50 33 66,00
6 Sungai Undang 72 38 52,78
JUMLAH 602 636 105,65
Sumber : Laporan F3 Gizi tahun 2021

2.3. Pemberian ASI Eksklusif

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi. ASI diketahui
mangandung zat gizi yang paling sesuai kualitas dan kuantitasnya untuk
pertumbuhan dan perkembangan bayi. Sejak lahir, bayi seharusnya
hanya diberi ASI saja sampai usia bayi 6 bulan yang disebut sebagai ASI
Eksklusif. Selanjutnya pemberian ASI diteruskan hingga anak berusia 2
tahun, setelah berusia 6 bulan bayi harus mulai diberi Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI) dalam bentuk dan jumlah yang sesuai dengan
umur bayi.
Banyak sekali keuntungan yang diperoleh dari ASI. Tidak saja
keuntungan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi, tetapi
juga hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi memberikan dukungan
yang sangat besar terhadap terjadinya proses pembentukan emosi positif
pada anak. Berbagai keuntungan lain bagi ibu yang menyusui bayinya,
antara lain : menunda kehamilan kembali, kondisi rahim cepat pulih,
mengurangi risiko kanker payudara, ibu tidak repot menyiapkan dan

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


47
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

membersihkan peralatan untuk pemberian susu formula serta


menghemat pengeluaran rumah tangga untuk pemberian susu.
Di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I untuk
menggalakan ASI eksklusif ini dilakukan melalui kegiatan penyuluhan
dan pembinaan sejak ibu hamil dan cakupan ASI eksklusif sudah
melampaui target yakni 91,9 % dalam tahun 2021. Adapun yang
mempengaruhi sulitnya oleh berbagai faktor antara lain : tidak keluarnya
ASI, bayi rewel karena kelaparan, kesibukan ibu dan sebagainya.

Tabel IV.11 Cakupan Pemberian ASI Ekslusif (Bayi 0 – 6 Bulan)

NO. KEL/DESA Sasaran Bayi Cakupan Persentase


1 KP I 185 134 72,4 %
2 KPII 190 127 66,8 %
3 P. Limau 50 77 154 %
4 Sei Perlu 4 0 0%
5 Persil Raya 38 51 134,2 %
6 Sei Undang 53 89 167 %
JUMLAH 520 478 91,9 %
Sumber : Laporan F3 Gizi tahun 2021

2.4. Penimbangan Balita di Posyandu

penimbangan balita di Posyandu (D/S) merupakan indikator yang


berkaitan dengan cakupan pelayanan gizi pada balita, yang dilaksanakan
sebulan sekali sesuai dengan tanggal dan waktu yang telah ditentukan
oleh kader yang bertugas, yang dipantau oleh petugas kesehatan UPTD
Puskesmas Kuiala Pembuang I, pelaksanaan posyandu juga untuk
melihat perkembangan balita setiap bulan, selain penimbangan juga
terdapat imunisasi balita, pemberian vitamin, pemeriksaan ibu hamil, dan
kelas ibu hamil. Data cakupan penimbangan balita di posyandu seperti
D/S (tingkat partisipasi masyarakat dalam menimbangkan balita) hanya
mencapai 70,48%, sedangkan untuk indikator lainnya seperti K/S
(Liputan Program), N/D (hasil penimbangan balita) dan N/S (kebrhasilan
program) dapat dilihat di tabel IV.12 berikut :

Tabel IV.12 Cakupan Penimbangan Balita (SKDN)


KEL/DESA JUMLAH SASARAN CAKUPAN SKDN

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


48
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

POSYANDU BALITA K/S D/S N/D N/S


Kuala Pembuang I 3 750 62,71 62,71 92,28 92,28
Kuala Pembuang II 4 795 62,66 62,66 92,43 92,43
Pematang Limau 1 190 75,94 75,94 91,70 91,70
Sungai Perlu 1 7 100 100 0 0
Persil Raya 2 179 54,91 54,91 68,65 68,65
Sungai Undang 3 212 66,71 66,71 81,87 81,87
JUMLAH 14 2133 70,48 70,48 71,15 71,15
Sumber : Laporan F3 Gizi tahun 2021

2.5. Balita Bawah Garis Merah (BGM)

Upaya peningkatan status kesehatan dan gizi bayi dan anak melalui
perbaikan perilaku masyarakat dengan pemberian makanan tambahan
merupakan bagian dari upaya perbaikan gizi masyarakat secara
menyeluruh. Bertambahnya umur bayi, bertambah pula kebutuhan
gizinya, selain ASI untuk memenuhi kebutuhan gizinya bayi perlu
diperhatikan waktu pemberian, frekuensi, porsi, pemilihan bahan
makanan, cara pembuatan dan cara pemberian MP-ASI.
Posyandu merupakan salah satu wadah untuk mengetahui tumbuh
kembang balita, termasuk untuk mengetahui balita yang berada di
Bawah Garis Merah (BGM) yang merupakan indikator dini guna
mencegah status balita menjadi gizi kurang dan gizi buruk serta tindak
lanjutnya. Jumlah balita BGM keseluruhan pada tahun 2019 ini berjumlah
37 balita, dengan jumlah yang terbanyak di desa sei undang, untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada grafik IV.9 berikut :

Grafik IV.10 Jumlah Balita Di Bawah Garis Merah (BGM)

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


49
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

GRAFIK JUMLAH BALITA BGM

40

28

23 23

14

2
KP I KP II P. Limau Sei Perlu Persil Raya Sei Undang

Sumber : Laporan F3 Gizi tahun 2021

2.6. Gizi Buruk

Gizi buruk saat ini memang tengah jadi sorotan, gizi buruk di masa ini
bukan saja disebabkan karena masalah ekonomi. Kurangnya
pengetahuan, pendidikan serta wawasan masyarakat akan pentingnya
asupan makanan yang cukup nutrisi menjadi penyebab lain
bertambahnya angka kejadian gizi buruk. Balita yang menderita gizi
buruk, terkadang  disebabkan karena pola asuh yang kurang benar.
Gizi dan nutrisi yang cukup sangat dibutuhkan pada masa pertumbuhan
anak. Sebaiknya orang tua tetap mengusahakan agar anaknya
mendapatkan yang terbaik. Karena mencegah terjadinya hal-hal yang
tidak diinginkan seperti kecacatan otak, keterlambatan pertumbuhan, dll,
lebih baik dari pada harus menghadapi pengobatan dengan tindakan
rawat inap untuk anaknya. Selain biaya yang harus dikeluarkan akan
lebih besar, pertumbuhan anak pun tak akan optimal.

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


50
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

Kasus gizi buruk yang ada di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kuala
Pembuang I bukan sepenuhnya murni diakibatkan oleh kurangnya
asupan zat gizi tetapi ada faktor lain yang berpengaruh seperti adanya
penyakit yang diderita oleh anak tersebut. Anak gizi buruk umumnya
disertai dengan penyakit infeksi seperti diare, Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA), Tuberkulosis (TB) serta penyakit infeksi
lainnya.
Kasus Gizi Buruk perlu perhatian dan penanganan yang serius dari
semua pihak dan bukan hanya dititik beratkan pada kesehatan
( puskesmas ) saja namun juga semua pihak yang berkompeten karena
kasus Gizi Buruk merupakan penyakit yang penyebabnya multifaktor
disamping permasalahan kesehatan juga karena masalah sosial,
ekonomi dan permasalahan/kekerasan dalam keluarga.

Grafik IV.11 Jumlah Balita Gizi Buruk

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


51
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

GRAFIK BALITA GIZI BURUK UPTD


Puskesmas Kuala Pembuang I Th 2021

Sei Undang 5

Persil Raya 8

Sei Perlu0

P. Limau 4

KP II 12

KP I 15

0 2 4 6 8 10 12 14 16
Sumber : Laporan F3 Gizi tahun 2020

3. PROMOSI KESEHATAN

Dalam upaya mempromosikan kesehatan UPTD Puskesmas Kuala


Pembuang I mengadakan penyuluhan kesehatan dengan materi seputar
Covid-19 tentang pencegahan dan pengenalan penyakit tersebut,
pemasangan spanduk tentang Covid-19 di tempat tempat strategis dan
fasilitas kesehatan, penempelan poster ditempat strategis serta pembagian
brosur/leaflet kepada masyarakat tentang Covid-19. Penyuluhan juga berisi
ajakan mengikuti vaksinasi Covid-19 sesuai rekomendasi
Mengingat protokol kesehatan ketat harus dilakukan diantaranya untuk
tidak berkumpul dan berkerumun serta larangan untuk mengadakan
kegiatan yang mengharuskan mengumpulkan orang banyak maka
penyuluhan kelompok dan massa tidak dapat dijalankan dimasa pandemi
ini. Penyuluhan yang dilakukan hanya sebatas penyuluhan individu dan
penyuluhan keliling dengan menggunakan ambulance dengan kegiatan
terjadwal disertai pembagian leaflet dan masker.

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


52
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

A. Kelas Ibu Hamil

Kelas ibu hamil merupakan usaha promotif yakni pendekatan dan ajakan
(komunikatif) tenaga kesehatan kepada ibu hamil disamping memberikan
informasi tentang kesehatan dan kiat serta penanganan sendiri masalah-
masalah sederhana dari masa kehamilan hingga masa mempunyai dan
merawat anak(bayi) yang tepat sesuai standar dan aturan kesehatan.
Di dalam kelas ibu hamil ini juga memberikan kesempatan kepada ibu hamil
untuk mengungkapkan baik itu perasaan waktu hamil, keluhan ataupun
pengalaman-pengalaman pada waktu kehamilan yang terdahulu.
Kegiatan Kelas Ibu Hamil ini sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan ibu
maupun anak sejak masa di dalam kandungan hingga masa bayi/balita.
Kelas ibu hamil dibagi menjadi 3 pertemuan :
 Pertemuan pertama
secara umum membahas mengenai kehamilan itu sendiri,baik mengenai
perubahan selama kehamilan,keluhan-keluhan,pelayanan kesehatan yang
harus didapatkan oleh ibu hamil,pengaturan gizi,kesiapan psikologis,
hubungandengan suami,obat-obatan yang tidak boleh untuk bumil,tanda
bahaya kehamilan dan P4K.
 Pertemuan kedua
Membahas mengenai persalinan,baik mengenai tanda awal
persalinan,tanda dan gejala bahaya persalinan,proses
persalinan,IMD,perawatan masa nifas, ASI ekslusif dan KB
 Pertemuan ketiga
Pertemuan ini membahas setelah masa melahirkan (ibu dan bayi)
mengenai Perawatan bayi baru lahir,pemberian vit. A pada bayi baru
lahir,tanda bahaya pada bayi,tumbuh kembangnya, imunisasi pada bayi
dan lainya.

Pada tahun 2021 kelas ibu hamil tidak diselenggarakan karena pandemi Covid-
19. Adapun Jumlah kelas ibu hamil pada tahun 2021 ini sama dengan tahun
sebelumnya yaitu berjumlah 12 kelas yang dilaksanakan di seluruh kel/desa di

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


53
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

wilayah kerja UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I kecuali desa Sei Perlu
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel IV.14 berikut :
Tabel IV.13 Jumlah Kelas Ibu Hamil

JUMLAH KELAS IBU HAMIL


NO. KEL/DESA IBU
KEL/DESA KELAS BIDAN
HAMIL
1 Kuala Pembuang I 1 3 14 2
2 Kuala Pembuang II 1 5 15 3
3 Pematang Limau 1 1 10 2
4 Sungai Perlu 0 0 0 0
5 Persil Raya 1 1 10 3
6 Sungai Undang 1 2 10 2
JUMLAH 5 12 59 12
Sumber : Laporan PWS KIA tahun 2021

Sedangkan untuk jumlah kelas ibu balita berjumlah 10 kelas yang dilaksanakan
di seluruh kel/desa di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I
kecuali Desa Sei Perlu.

Tabel IV.14 Jumlah Kelas Ibu Balita

JUMLAH KELAS IBU BALITA


Sumb NO. KEL/DESA IBU
KEL/DESA KELAS
BALITA
er :
1 Kuala Pembuang I 1 1 15
Laporan
2 Kuala Pembuang II 1 3 45
PWS KIA 3 Pematang Limau 1 2 30
tahun 2021 4 Sungai Perlu 0 0 0
5 Persil Raya 1 2 30
B. 6 Sungai Undang 1 2 30
JUMLAH 5 10 150

Kemitraan (Bidan Dengan Dukun Bayi)


Kemitraan merupakan usaha promotif yakni membangun kerjasama antara
Bidan dan Bidan Kampung dalam melaksanakan pertolongan persalinan
(dari sejak masa hamil hingga saat melahirkan dan juga masa nifas) demi
untuk memberikan pelayanan yang tepat cepat dan sehat.
Tujuan Kemitraan :
a. Secara Umum

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


54
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

Terjalinya kerjasama untuk menurunkan angka kematian pada ibu dan


bayi.
b. Secara Khusus
 Dengan kemitraan ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan/
informasi kepada Bidan kampungtanda dan gejala kehamilan,
persalinan dan bayi baru lahir baik yang normal maupun yang tidak
normal(dengan Resiko).
 Bidan Kampung dapat membantu untuk menyarankan atau
membawa ibu hamil yang kontak denganya (Ibu Hamil yang
mempunyai resiko dalam kehamilan), ke pelayanan
kesehatan(Puskesmas, Pustu dan Poskesdes).
 Setiap bidan kampung menolong persalinan harus bersama dengan
tenaga kesehatan (bidan).
 Kehamilan dapat terdeteksi sedini mungkin dan apabila terjadi
kegawatan(komplikasi) melahirkan dapat segera ditangani dengan
cepat.

4. KEADAAN KESEHATAN LINGKUNGAN

Keadaan Lingkungan sangat mempengaruhi kesehatan seseorang dan


keluarga karena lingkungan juga sangat mempengaruhi terhadap gaya hidup
dan pola hidup serta kesehatan seseorang. Lingkungan merupakan salah
satu variabel yang sering mendapat perhatian khusus dalam menilai kondisi
kesehatan masyarakat.

Untuk mendapatkan gambaran keadaan lingkungan di wilayah kerja UPTD


Puskesmas Kuala Pembuang I, disajikan Indikator Kesehatan Lingkungan
(IKL) seperti Pengawasan Rumah Sehat, Tempat Tempat Umum (TTU) /
Sekolah, Depot Air Minum (DAM), Tempat Pengolahan Makanan (TPM),
Jumlah Rumah yang mendapat Abatesasi, untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel IV.16 berikut :

Tabel IV.15 Pengawasan Indikator Lingkungan

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


55
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

INDIKATOR HASIL PENGAWASAN


NO. KESEHATAN Target Kurang Tidak Cakupan %
Sehat
LINGKUNGAN Sehat Sehat
Penyehatan
Lingkungan
1 1.200 715 131 28 874 73%
Pemukiman (Rumah
Sehat)
Depot Air Minum
2 9 7 0 2 9 100%
(DAM)
Tempat Pengolahan
3 28 8 9 0 17 61%
Makanan (TPM)
Sekolah dan Tempat-
4 Tempat Umum 33 18 2 0 20 61%
(TTU)
Pemantauan Jentik
5 2.000 - - - 1020 51%
Berkala (PJB)
Sumber : Laporan Kesehatan Limgkungan tahun 2020

Berdasarkan dari data tabel IV.16 Pengawasan Indikator Kesehatan


Lingkungan pada tahun 2019 masih terdapat rumah dengan kategori kurang
sehat sebanyak 131 rumah dan tidak sehat sebanyak 28 rumah dari total
rumah yang di periksa sebanyak 874 rumah, masih ada 2 TTU/Sekolah yang
kategori kurang sehat dari jumlah TTU/ Sekolah yang diperiksa sebanyak 33
TTU/ Sekolah, Masih ada Depot Air Minum (DAM) yang kategori tidak sehat
yaitu sebanyak 2 DAM dari 9 DAM yang diperiksa, masih ada 9 TPM dengan
kategori kurang sehat dari 28 DAM yang diperiksa, sedangkan untuk
abatesasi dari jumlah 1020 rumah yang diperiksa seluruhnya diberikan
abatesasi.
Untuk tindak lanjut pengawasan indikator kesehatan lingkungan yang masih
belum memenuhi syarat, telah dilakukan penyuluhan langsung, memberikan
saran saran untuk menyediakan sarana prasarana yang masih belum
terpenuhi syarat-syarat kesehatan seperti membuat jamban keluarga, sarana
cuci tangan di TTU/Sekolah, mengganti filter depot air minum setiap minggu,
memberikan penjelasan tentang dampak abatesasi bagi lingkungan dan
pentingnya pemberantasan sarang nyamuk secara gotong royong di wilayah
masing-masing.

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


56
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

5. PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA


(PIS-PK)
Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari Agenda ke-5
Nawa Cita, yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Sasaran
dari Program Indonesia Sehat adalah meningkatnya derajat kesehatan dan
status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan
pelayanan kesehatan.
Program PIS-PK atau yang lebih dikenal dengan Program Keluarga Sehat
adalah salah satu program puskesmas yang menggunakan pendekatan
keluarga untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/
meningkatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan
mendatangi keluarga. Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan
kesehatan di dalam gedung, melainkan juga keluar gedung dengan
mengunjungi keluarga di wilayah kerjanya
Dalam program ini, Puskesmas Wajib Mendata Seluruh Keluarga yang ada
di Wilayah Kerjanya. Pendataan yang biasa dilakukan dengan kunjungan
rumah (keluarga) ini harus dilakukan secara terjadwal dan rutin. Nantinya,
Puskemas bisa memanfaatkan data dan informasi dari profil kesehatan
keluarga (Family Folder) ini untuk intervensi masalah kesehatan yang
ditemui.
Pada tahun 2019 dan 2020 UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I telah
menyelenggarakan pendataan PIS-PK pada 4 daerah wilayah kerja UPTD
Puskesmas Kuala Pembuang I yaitu Kelurahan Kuala Pembuang II, Desa Sungai
Undang, Desa Persil Raya dan Desa Pematang Limau dengan total jumlah KK
sebanyak 1731 KK. Berikut rekapitulasi status pendataan rumah tangga wilayah
kerja UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I.

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


57
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

Grafik IV.12 Rekapitulasi Pendataan Rumah Tangga PIS-PK Tahun 2020

B. UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN

Upaya kesehatan pengembangan merupakan upaya kesehatan masyarakat


yang kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan / atau
ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, yang disesuaikan dengan prioritas
masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang
tersedia. Upaya kesehatan pengembangan yang dilaksanakan di UPTD
Puskesmas Kuala Pembuang I, meliputi :

1. Upaya Kesehatan Sekolah (UKS) dengan Penjaringan Kesehatan Anak


Sekolah / UKS

Adanya Penjaringan / pendataan / pemeriksaan kesehatan pada anak


sekolah sangat penting mengingat masa usia anak sekolah adalah masa –

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


58
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

masa perkembangan baik secara fisik maupun mental dan kecerdasan,


penjaringan anak sekolah di lakukan di SD, SMP dan SMA sekali dalam
setahun yang mempergunakan dana dari BOK, dan dilakukan oleh seluruh
petugas puskesmas, guna melihat perkembangan dan kesehatan anak
sekolah. Pada Tahun 2020 tidak dilakukan penjaringan kesehatan anak
masuk sekolah dikarenakan pandemi Covid-19 anak-anak belajar secara
daring dari rumah.

2. Upaya Kesehatan Kerja (UKK)

Pos UKK ialah ujung tombak pelayanan kesehatan kerja pratama yang
bertugas untuk memberikan pelayanan promotif, preventif serta pelayanan
kuratif sederhana kepada para pekerja yang ada, dengan kader yang
diharapkan dapat melaksanakan setiap program yang telah dicanangkan .
Pos UKK merupakan bentuk upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat
(UKBM) yang memberikan pelayanan kesehatan dasar (primary health care)
bagi masyarakat pekerja, terutama pekerja informal. Pos UKK diperlukan
untuk memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit dan pengobatan sederhana bagi
masyarakat pekerja yang berisiko terpajan oleh pekerjaan dan lingkungan
kerja sehingga mereka mampu menolong dirinya sendiri.
Pos UKK Tambak Segintung dibentuk pada bulan Mei tahun 2019 melalui
musyawarah tingkat kelurahan akan tetapi pada pelaksanaannya yang
seharusnya Pos UKK di kelola oleh kader dan petugas kesehatan hanya
sebagai tenaga pelayanan kesehatan dan pembina UKBM tapi pada
kenyataannya Pos UKK seakan akan hanya milik puskesmas bukan salah
satu bentuk UKBM (dari masyarakat, untuk masyarakat dan oleh
masyarakat). Pada tahun 2020 tidak dilaksankan kegiatan Pos UKK karena
pandemi Covid-19 yang melarang adanya kegiatan mengumpulkan orang
banyak.

3. Upaya Kesehatan Usia Lanjut (USILA)

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


59
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

Kesehatan keluarga, sebagai salah satu unsur dasar kesejahteraan


keluarga yang akan memperkuat ketahanan keluarga yang selanjutnya
memperkokoh ketahanan nasional. Pembinaan kesehatan keluarga
ditujukan kepada upaya menumbuhkan perubahan sikap dan perilaku yang
akan meningkatkan kemampuan keluarga itu sendiri untuk mengatasi
masalah kesehatan dengan dukungan dan bimbingan tenaga profesional,
menuju terwujudnya kehidupan keluarga sehat.

Tabel IV.17 Jumlah Kunjungan Lansia

JUMLAH KASUS
JUMLAH KUNJUNGAN LANSIA PENYAKIT JUMLA
NAMA KELOMPOK TOTAL
TEK JUMLA H YG DI
LANSIA Lain
45-59 60-69 > 70 DRH DM H YG DI RUJUK
-lain
P L P L P L P L P+L T R OBATI
25 17 10 27 24 14
Kuala Pembuang I
2 5 3 75 35 26 390 6 666 4 2 5 275 558 108
28 15 10 13 33 27 16
Kuala Pembuang II
1 5 1 2 36 43 418 0 748 8 1 8 301 641 107
Pematang Limau 73 24 61 23 18 21 152 68 220 74 0 15 131 203 17
Persil Raya 50 21 33 29 4 16 87 66 153 62 0 15 76 138 15
Sungai Undang 28 7 13 1 7 2 48 10 58 21 0 2 35 53 5
Sungai Perlu 3 3 1 0 0 0 4 3 7 1 0 2 4 5 2
68 38 31 26 10 10 109 75 185 68 34
JUMLAH 7 5 2 0 0 8 9 3 2 0 3 7 822 1598 254

Sumber : Laporan Lansia tahun 2021

Dalam kehidupan keluarga, usia lanjut merupakan sumber daya yang


bernilai sesuai dengan pengetahuan, pengalaman hidup dan kearifan yang
dimiliki yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan mutu kehidupan
masyarakat.Dengan adanya Posyandu Lansiaini telah nyata manfaat yang
di rasakan masyarakat diantaranya : sehat di usia senja
1. Keadaan kesehatan Lansia dapat rutin terkontrol minimal satu bulan
sekali
2. Mendapatkan penanganan / pengobatan dengan masalah gangguan
kesehatanya dengan gratis.

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


60
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

3. Mendapatkan penyuluhan (pengetahuan) tentang kesehatan dan kadang


juga diisi dengan ceramah agama
4. Ajang silaturahmi dengan teman sebaya dan keluarga yang dekat
maupun yang jauh(dapat mengurangi stress).

BAB V

UPAYA KESEHATAN BERSUMBER DAYA MASYARAKAT


(UKBM)

UKBM adalah wahana pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk atas


dasar kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat,
dengan bimbingan dari petugas kesehatan/puskesmas, lintas sector dan lembaga
terkait lainnya. Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitasi yang
bersifat non instruktif, guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
masyarakat, agar mampu mengidentifikasi masalah yang dihadapi, potensi yang
dimiliki, merencanakan dan melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan
potensi setempat.

Pembinaan UKBM juga dilakukan pada UKBM jenis Posyandu tingkat/strata


posyandu yang telah dicapai menentukan juga keberhasilan partisipasi
masyarakat di bidang pembangunan. Sebagai contoh kegiatan yang bersumber
dari masyarakat antara lain.

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


61
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

A. Posyandu Balita
Posyadu (Pos Pelayanan Terpadu) Balita merupakan salah satu bentuk
upaya kesehatan yang dilaksanakan oleh masyarakat dari masyarakat dengan
bersama serta dukungan dari Petugas kesehatan untuk memberdayakan dan
memberi kemudahan kepada masyarakat guna memperoleh pelayanan
kesehatan bagi ibu, bayi dan anak balita.
1. Kegiatan Pelayanan di Posyandu
Kegiatan atau pelayanan yang dilakukan di Posyandu itu meliputi
beberapa kegiatan yang terdiri dari kegiatan Utama dan Kegiatan
Pengembangan / Pilihan, yakni :
a. Kegiatan Utama, sekurang-kurangnya mencakup 5 ( lima ) kegiatan, yakni :
 Kesehatan Ibu dan Anak
 Keluarga Berencana
 Imunisasi
 Gizi serta
 Penyuluhan Kesehatan/Pencegahan dan Penanggulangan Diare
b. Kegiatan Pengembangan / Pilihan yang disesuaikan kebutuhan di
masyarakat.

2. Sasaran Posyandu
Semua anggota masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan
dasar yang ada di Posyandu, terutama :
 Bayi dan Anak Balita
 Ibu Hamil, Ibu Nifas dan Ibu Menyusui
 Pasangan Usia Subur

Posyandu merupakan ujung tombak kesehatan dan bersentuhan / dikelola


langsung dengan masyarakat serta merupakan kontak pertama masyarakat
dengan kesehatan.Jadi Posyandu merupakan sarana kesehatan yang
berbasis masyarakat dan sudah merupakan kebutuhan vital bagi masyarakat.
Di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I dibentuk 13 Posyandu
Balita ( 8 buah posyandu yang ditangani langsung oleh puskesmas induk dan
5 buah di pustu/poskesdes). Posyandu balita dapat mempermudah ibu untuk

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


62
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

mengetahui perkembangan anaknya, bila dalam tiga bulan tidak mengalami


kenaikan berat badan dapat langsung di konsultasikan dengan petugas
kesehatan, sehingga kemampuan dan pertumbuhan anak dapat dipantau
secara terus menerus setiap bulan, namun kadang ada orang tua kurang
kesadarannya sehingga tidak membawa anaknya ke posyandu

B. Desa Siaga

Desa Siaga merupakan upaya


mengembalikan kembali kejayaan
UKBM sebagai wadah partisipasi
masyarakat yang telah perperan
dalam menyehatkan masyarakat di
desa.

Dengan demikian desa siaga adalah


desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta
kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan,
bencana dan kegawatdaruratan kesehatan, secara mandiri. Kegiatan desa
siaga adalah memberdayakan masyarakat agar mau dan mampu untuk hidup
sehat.

Di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I sampai pada tahun


2019 ini hanya terdapat 1(satu) buah desa siaga yaitu di Desa Sungai Undang.

Dalam pengembangannya di perlukan langkah-langkah pendekatan edukatif


yaitu upaya mendampingi(memfasilitasi) masyarakat untuk menjalani proses
pembelajaran yang berupa proses pemecahan masalah-masalah kesehatan
yang di hadapainya. Salah satu bentuk fisik desa siaga dibangunya Poskesdes
Sungai Undang sebagai sarana kesehatan di tempat tersebut.

C. STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


63
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat sudah dilaksanakan sejak tahun 2012


sampai sekarang mulai dari desa Sei Undang, Pematang Limau, Persil Raya
dan Kelurahan Kuala Pembuang II, yang dilaksanakan dengan pemicuan desa
STBM oleh tenaga kesling puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten, Kader
dan tokoh masyarakat.

D. Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu)


Pos binaan terpadu PTM ( penyakit tidak menular ) merupakan kegiatan yang
diupayakan dapat menurunkan angka kesakitan penyakit tidak menular pada
usia 15 tahun sampai lansia, Pada tahun 2020 ini Posbindu yang dibina oleh
UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I bekerja sama dengan Tim Peggerak PKK
ada 3 yaitu Posbindu PKK Kabupaten, Posbindu PKK Kecamatan dan
Posbindu PKK Kelurahan Kuala Pembuang II. Kegiatan posbindu PTM tersebut
dilaksanakan setiap bulan, selama pandemi Covid-19 kegiatan mengumpulkan
masyarakat termasuk kegiatan Posbindu tidak dapat dijalankan untuk
mengursngoi

BAB VI

SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

Sumber daya kesehatan merupakan salah satu faktor pendukung dalam


penyediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas, yang diharapkan dapat
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Sumber daya kesehatan ini
menyajikan gambaran keadaan tenaga kesehatan, sarana kesehatan dan
pembiayaan kesehatan.

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


64
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

A. TENAGA KESEHATAN
Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan yang ada di UPTD Puskesmas
Kuala Pembuang I terdiri dari Sumber Daya Manusia (SDM) yang bertugas di
Puskesmas/ jaringannya dengan status kepegawaian PNS/CPNS dan Non PNS
(Tenaga Kontrak dan Honorer Daerah). Tenaga kesehatan yang bekerja di
Puskesmas, Pustu, Polindes, Poskesdes masih di dominasi oleh disiplin ilmu
kesehatan.

Tabel VI.1 Jumlah Tenaga Kesehatan (PNS dan Non PNS)

NO Jenis Tenaga Jumlah Jumlah Keterangan


Tenaga Tenaga Non
PNS PNS
1 Dokter Umum 2 -
2 Sarjana Kesehatan 2 -
Masyarakat
3 Kesehatan Lingkungan 1 -
4 Perawat
Perawat S1 1 1
Perawat D III 9 8
Perawat SPK 4
5 Bidan
Bidan D I 2 2
Bidan D III 9 9
Bidan D IV 1 1
6 Gizi / Nutrisonis 1 2
7 Analis Kesehatan 3 1
8 Asisten Apoteker 1 -
9 Apoteker 1 -
10
11 Perawat Gigi 2 1
12 RM -
13 Administrasi 2 2
14 Cleaning Service - 3
15 Penjaga malam - 1
TOTAL 41 30 Induk : 48

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


65
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

Pada tabel VI.1 di atas dapat dilihat struktur tenaga kesehatan di UPTD
Puskesmas Kuala Pembuang I dan jaringanya hingga di akhir tahun 2021
adalah berjumlah 71 (tujuh puluh satu) yang terdiri dari 41 (empat puluh satu)
orang tenaga PNS dan 30 (Tiga Puluh) Non PNS.

B. SARANA KESEHATAN
Dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan dan pembinaan
kesehatan masyarakat pemerintah telah mengupayakan pembangunan fasilitas
kesehatan diberbagai tempat pemukiman penduduk agar masyarakat mudah
untuk mengaksesnya. Adapun fasilitas tersebut (puskesmas, pustu dan
poskesdes) di sesuaikan dengan kepadatan / banyaknya penduduk tersebut.

Tabel VI.2 Jumlah Fasilitas Kesehatan

NO FASILITAS JUMLAH KEADAAN FASILITAS


Fasilitas Tenaga FISIK TEMPAT
1 Puskesmas Kuala 1 56 Baik Kel. Kuala Pembuang I
Pembuang I
2 Pustu Sungai Undang 1 3 Baik Desa Sungai Undang
3 Poskesdes Sungai 1 3 Baik Desa Sungai Undang
Undang
4 Pustu Persil Raya 1 4 Baik Desa Persil Raya
5 Pustu Pematang 1 2 Baik Desa Pematang Limau
Limau
6 Polindes Pematang 1 3 Baik Desa Pematang Limau
Limau
7 Pustu Sungai Perlu 1 0 Rusak Desa Sungai Perlu
Ringan
JUMLAH 7 71 Fasilitas Kesehatan termasuk
puskesmas induk

Pustu Sungai Perlu merupakan Pustu terjauh di wilayah kerja UPTD


Puskesmas Kuala Pembuang I. Sulitnya akses menuju Pustu ini dan tidak
adanya petugas Kesehatan disana menyebabkan bangunan Pustu kurang
terawat dengan baik.

C. PEMBIAYAAN KESEHATAN
Salah satu komponen sumber daya yang diperlukan dalam menjalankan
pembangunan kesehatan adalah pembiayaan kesehatan. Alokasi sumber dana
dan realisasi anggaran untuk pembiayaan kesehatan UPTD Puskesmas Kuala

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


66
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

Pembuang I pada tahun 2020 dan tahun 2021 dapat dilihat pada tabel VI.3
berikut :

Tabel VI.3 Sumber Dana dan Realisasi

SUMBER PAGU REALISASI PERSENTASE


DANA 2020 2021 2020 2021 2020 2021
OP 321.203.200 290.223.000 233.408.427 199.953.000 72,6 % 68,9%

BOK 504.800.000 570.000.000 210.625.600 237.382.800 42 % 41,6%

JKN 581.164.466 1.329.763.378 524.438.627 1.218.526.742 90,2 % 91,6%

Dari data tabel VI.3 di atas terlihat jumlah realisasi anggaran tahun 2021 lebih
rendah dibandingkan dengan anggaran tahun 2020 pada sumber dana yang
berasal dari OP dan BOK serta lebih tinggi pada sumber dana dari JKN.
Kendala penyerapan realisasi anggaran disebabkan ada beberapa kegiatan
pada tahun 2021 ini baru di anggarkan setelah perubahan sehingga waktu
pelaksanaan kegiatan tersebut sangat terbatas dan pandemi covid-19
menyebabkan berbagai kegiatan tidak bisa berjalan.

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Rendahnya cakupan sebagian program disebabkan oleh beberapa faktor antara
lain :

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


67
pelayanan
Profil UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I 2021

a) Partisipasi masyarakat di bidang kesehatan masih belum memadai / rendah.


b) Penentuan target masih berdasarkan angka proyeksi bukan berdasarkan hasil
fakta pendataan lapangan.
c) Masih kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk menjaga dan
meningkatkan derajat kesehatan.
d) Khusus untuk di Desa Sungai Perlu merupakan desa tertinggal dan terpencil
akses jalan darat belum ada yang ada hanya lewat perairan( laut ) / sulitnya
transportasi membuat nakes tidak ada yang berminat dan berani untuk
ditempat tugaskan.

B. SARAN
Untuk memperbaiki kinerja serta meningkatan cakupan program kiranya perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a) Pendekatan, sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat lebih di


tingkatkan.
b) Perlu peningkatan peran, dukungan dan komitmen setiap sektor terkait secara
bersama-sama dalam upaya mencegah dan menanggulang masalah
kesehatan.
c) Peningkatan sarana dan prasarana, fasilitas, alat kesehatan, dan penambahan
tenaga medis khususnya dokter, serta peningkatan kompetensi semua tenaga
kesehatan.
d) Khusus untuk desa Sei Perlu dilakukan upaya mempermudan akses bagi
masyarakat atau petugas kesehatan (jalan darat), karena selama ini masih
melalui jalur laut yang sangat sehingga pelayanan kesehatan tergantung
dengan musim serta cost biaya transport yang sangat mahal.

Semangat dalam bekerja dan berkualitas dalam


68
pelayanan

Anda mungkin juga menyukai