Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten / kota yang bertanggung
jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja tertentu. Puskesmas
dibangun dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan dan pembinaan kesehatan masyarakat.
Puskesmas berfungsi sebagai : pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat
pemberdayaan keluarga dan masyarakat, serta pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Untuk menunjang pelaksanaan fungsi dan penyelenggaraan upayanya, maka Puskesmas
dilengkapi dengan instrumen manajemen yang terdiri dari :
1. Perencanaan Tingkat Puskesmas
2. Lokakarya Mini Puskesmas
3. Penilaian Kinerja Puskesmas Dan Manajemen Sumber Daya Termasuk alat, obat,
keuangan dan tenaga serta didukung dengan manajemen sistem pencatatan dan
pelaporan yang disebut Sistem Informasi dan Manajemen Puskesmas (SIMPUS) dan
upaya peningkatan mutu pelayanan

Untuk melaksanakan manajemen puskesmas yang baik maka disusun perencanaan tingkat
puskesmas untuk mengatasi masalah kesehatan, baik upaya kesehatan masyarakat esensial, upaya
kesehatan masyarakat pengembangan maupun upaya kesehatan penujang, berdasarkan capaian SPM
(Standart pelayanan Minimal) sesuai tahapan capaian dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas
kesehatan 2016 – 2022 yang merupakan rencana pembangunan jangka menengah bidang kesehatan
kabupaten Ende. Puskesmas Riaraja telah melaksanakan Perencanaan Tingkat Puskesmas diawal
tahun 2015 dan telah melaksanakan Lokakarya Mini Pertama di minggu kedua bulan Januari 2015
dan dalam melakukan Perencanaan Tingkat Puskesmas tersebut disusun melalui 4 tahap kegiatan
yaitu ;
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Analisa Situasi
3. Tahap penyusunan Rencana Usulan Kegiatan
4. Tahap Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)

1
Agar Puskesmas dapat menjalankan fungsinya secara optimal perlu dikelola dengan baik, baik
kinerja pelayanan, proses pelayanan, maupun sumber daya yang digunakan. Masyarakat
menghendaki pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu, serta dapat menjawab kebutuhan
mereka, oleh karena itu upaya peningkatan mutu, manajemen risiko dan keselamatan pasien perlu
diterapkan dalam pengelolaan puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan yang
komprehensif kepada masyarakat melalui upaya pemberdayaan masyarakat dan swasta.
Penilaian keberhasilan Puskesmas dapat dilakukan oleh internal organisasi Puskesmas itu
sendiri, yaitu dengan ”Penilaian Kinerja Puskesmas,” yang mencakup manajemen sumberdaya
termasuk alat, obat, keuangan dan tenaga, serta didukung dengan manajemen sistem pencatatan dan
pelaporan, disebut sistem informasi manajemen Puskesmas (SIMPUS).
Untuk menjamin bahwa perbaikan mutu, peningkatan kinerja dan penerapan manajemen
risiko dilaksanakan secara berkesinambungan di puskesmas, maka perlu dilakukan penilaian oleh
pihak eksternal dengan menggunakan standar yang ditetapkan yaitu melalui mekanisme akreditasi.

B. PENGERTIAN
Penilaian kinerja Puskesmas adalah suatu upaya untuk melakukan penilaian hasil kerja/
prestasi Puskesmas.
Pelaksanaan penilaian dimulai dari tingkat Puskesmas sebagai instrumen mawas diri karena
setiap Puskesmas melakukan penilaian kinerjanya secara mandiri, kemudian Dinas Kesehatan
Kabupaten / Kota melakukan verifikasi hasilnya. Adapun aspek penilaian meliputi hasil pencapaian
cakupan dan manajemen kegiatan termasuk mutu pelayanan ( khusus bagi Puskesmas yang telah
mengembangkan mutu pelayanan ) atas perhitungan seluruh Puskesmas.
Berdasarkan hasil verifikasi, dinas kesehatan kabupaten / kota bersama Puskesmas dapat
menetapkan Puskesmas kedalam kelompok (I,II,III) sesuai dengan pencapaian kinerjanya. Pada
setiap kelompok tersebut, dinas kesehatan kabupaten/kota dapat melakukan analisa tingkat kinerja
Puskesmas berdasarkan rincian nilainya, sehingga urutan pencapian kinerjanya dapat diketahui,
serta dapat dilakukan pembinaan secara lebih mendalam dan terfokus. Kinerja adalah gambaran
mengenai tingkat pencapaian hasil dari pelaksanaan suatu kegiatan program dalam menjalankan
visi, misi, tujuan, sasaran dan kebijakan suatu organisasi/unit kerja

2
C. TUJUAN DAN MANFAAT
Adapun Tujuan penyusunan Laporan Kinerja ini adalah sebagai berikut ;
1. Tujuan Umum
Tercapainya tingkat kinerja Puskesmas yang berkualitas secara optimal dalam
mendukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan kabupaten / kota.
2. Tujuan Khusus
 Mendapatkan gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan mutu kegiatan serta
manajemen Puskesmas pada akhir tahun kegiatan.

 Mendapatkan masukan untuk penyusunan rencana kegiatan Puskesmas di tahun


yang akan datang.

 Mengetahui tingkat kinerja Puskesmas pada akhir tahun berdasarkan urutan


peringkat kategori kelompok Puskesmas.

 Mendapatkan informasi analisis kinerja Puskesmas dan bahan masukan dalam


penyusunan rencana kegiatan Puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/kota
untuk tahun yang akan datang.

Manfaat yang diperoleh dari Penilaian Kinerja Puskesmas yakni ;


1. Manfaat Bagi Puskesmas
a. Puskesmas dapat mengetahui tingkat pencapaian atau prestasi puskesmas
dibandingkan dengan target yang harus dicapai
b. Puskesmas dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari penyebab
dan latar belakang serta hambatan masalah kesehatan di wilayah kerjanya
berdasarkan adanya kesenjangan pencapaian kinerja Puskesmas (output dan
outcome).
c. Puskesmas dapat menetapkan tingkat urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan
segera pada tahun yang akan datang berdasarkan prioritasnya.

2. Manfaat Bagi Dinas Kabupaten Ende


a. Dinas Kesehatan Kabupaten Ende dapat menetapkan tingkat urgensi suatu
kegiatan untuk dilaksanakan segera pada tahun yang akan datang berdasarkan
prioritasnya.
3
b. Dinas Kesehatan Kabupaten Ende dapat menetapkan dan mendukung kebutuhan
sumber daya Puskesmas dan urgensi pembinaan Puskesmas.
c. Dinas Kesehatan Kabupaten Ende dapat menggunakannya sebagai dasar untuk
melakukan pembinaan kepada Puskesmas, sehingga pembinaan dan dukungan
yang diberikan lebih optimal / fokus berdasarkan permasalahan dan kondisi
Puskesmas
d. Dinas Kesehatan Kabupaten Ende mendapatkan gambaran tingkat perkembangan
prestasi Puskesmas di wilayah kerjanya.
e. Dinas Kesehatan Kabupaten Ende dapat mengetahui masalah dan hambatan dalam
penyelenggaraan Puskesmas.
f. Dinas Kesehatan Kabupaten Ende mendapatkan gambaran kemampuan
manajemen Puskesmas.

D. RUANG LINGKUP PENILAIAN KINERJA


Ruang Lingkup Penilaian Kinerja Puskesmas meliputi Penilaian pencapaian hasil
pelaksanaan pelayanan kesehatan, manajemen Puskesmas dan Mutu Pelayanan.

Kegiatan atau upaya kesehatan yang dilaksanakan puskesmas dapat dikelompokkan


menjadi :
1. Upaya Kesehatan Masyarakat Wajib
• Upaya Promosi Kesehatan
• Upaya Kesehatan Lingkungan
• Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta KB
• Upaya Perbaikan Gizi masyarakat.
• Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
2. Upaya Kesehatan Pengembangan berdasarkan permasalahan kesehatan setempat dan
kemampuan puskesmas, upaya kesehatan yang dilakukan :
 Upaya Kesehatan Sekolah
 Pelayanan Penyakit Tidak Menular (PTM)
 Upaya Kesehatan Usia Lanjut
 Upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga
 Upaya Pengobatan Tradisional dan Komplementer

4
 Upaya Kesehatan pada Remaja
 Perkesmas
3. Pelayanan Upaya Kesehatan Perseorangan
4. Manajemen Puskesmas

5
BAB II
PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA

A. BAHAN DAN PEDOMAN


Bahan yang dipakai pada penilaian kinerja Puskesmas adalah hasil pelaksanaan
pelayanan kesehatan, manajemen puskesmas dan mutu pelayanan kesehatan. Sedangkan
dalam pelaksanaannya mulai dari pengumpulan data, pengolahan data, analisis hasil / masalah
sampai dengan penyusunan laporan berpedoman pada Buku PERMENKES Nomor 44 Tahun
2006 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas.
Data yang dikumpulkan untuk perhitungan adalah hasil kegiatan yang dilaksanakan oleh
Puskesmas dalam penyelenggaraan upaya kesehatan di Puskesmas dan Jaringannya, yang
terdiri atas:
1. Data Pencapaian hasil kegiatan Puskesmas
2. Data pelaksanaan manajemen Puskesmas
3. Data hasil Pengukuran / penilaian mutu Pelayanan Puskesmas

B. TEKNIS PELAKSANAAN
Teknis pelaksanaan penilaian kinerja Puskesmas tahun 2022 sebagaimana berikut di
bawah ini :
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilaksanakan dengan memasukkan data hasil kegiatan Puskesmas
tahun 2022 dari bulan Januari – Desember 2022 dengan variabel dan sub variabel yang
terdapat dalam formulir cakupan kegiatan penilaian kinerja puskesmas tahun 2022.
2. Pengolahan Data
Setelah proses pengumpulan data selesai, dilanjutkan dengan penghitungan
sebagaimana berikut di bawah ini :

a. Penilaian Cakupan Kegiatan Pelayanan Kesehatan


Cakupan sub variabel (SV) dihitung dengan membagi hasil pencapaian (H) dengan
target sasaran (T) dikalikan 100 atau SV (%)

6
Cakupan variabel (V) dihitung dengan menjumlah seluruh nilai sub variabel ( ∑
SV) kemudian dibagi dengan jumlah variabel (n)

Jadi nilai cakupan kegiatan pelayanan kesehatan adalah rerata per jenis kegiatan.
Kinerja cakupan pelayanan kesehatan dikelompokkan menjadi tiga yaitu :
1) Kelompok I ( kinerja baik ) : Tingkat pencapaian hasil ≥ 91 %
2) Kelompok II (kinerja cukup) : Tingkat pencapaian hasil 81-90%
3) Kelompok III (kinerja kurang) : Tingkat pencapaian hasil ≤ 80%

b. Penilaian Kegiatan Manajemen Puskesmas


Penilaian Kegiatan manajemen puskesmas dikelompokkan menjadi 4 kelompok :
1) Manajemen Operasional Puskesmas
2) Manajemen Alat dan Obat
3) Manajemen Keuangan
4) Manajemen Ketenagaan

Penilaian kegiatan manajemen puskesmas dengan mempergunakan skala nilai


sebagai berikut :

 Skala 1 nilai 4
 Skala 2 nilai 7
 Skala 3 nilai 10

Nilai masing – masing kelompok manajemen adalah rata –rata nilai kegiatan
masing – masing kelompok manajemen

7
Cara penilaian :

Nilai manajemen dihitung sesuai dengan hasil pencapaian Puskesmas dan


dimasukkan ke dalam kolom yang sesuai. Hasil nilai skala dimasukkan ke dalam
kolom nilai tiap akhir variabel. Hasil rata –rata dari penjumlahan nilai variabel
dalam manajemen merupakan nilai akhir manajemen.

Hasil rata – rata dikelompokkan menjadi :

- Baik : nilai rata – rata ≥ 8,5


- Cukup : nilai 5,5 – 8,4
- Kurang : nilai ≤ 5

c. Penilaian Mutu Pelayanan Kesehatan


Cara penilaian :
Nilai mutu dihitung sesuai dengan hasil pencapaian Puskesmas dan dimasukkan ke
dalam kolom yang sesuai. Hasil nilai skala dimasukkan ke dalam kolom nilai di
akhir tiap variabel. Hasil rata – rata nilai variabel dalam satu komponen
merupakan nilai akhir mutu.
Nilai mutu dikelompokkan menjadi :
- Baik : Nilai rata – rata ≥ 8,5
- Cukup : Nilai rata – rata 5,5 – 8,4
- Kurang : Nilai rata – rata ≤ 5

8
BAB III
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS

A. LOKASI, WILAYAH DAN JUMLAH PENDUDUK


Puskesmas Riaraja terletak di Dusun Puudhombo Desa Riaraja Kecamatan Ende dimana
secara geografis berada di bagian barat Kabupaten Ende. Luas Wilayah Kerja Puskesmas
Riaraja yakni 98.99 km2 tersebar di 21 desa dengan jumlah penduduk 10.825 jiwa. Adapun
batas wilayah Puskesmas Riaraja adalah sebagai berikut:

- Sebelah Utara : Desa Raburia Wilayah Kerja Puskesmas Ndetundora


- sebelah Barat : Desa Jegharangga Wilayah Kerja Puskesmas Nangapanda
- Sebelah Selatan : Laut Sewu
- Sebelah Timur : Desa Embundoa Wilayah kerja Puskesmas Kotaratu

Peta Wilayah Kerja Puskesmas Riaraja

9
Sebaran penduduk pada tiap wilayah kerja Tahun 2022 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.1. Tabel Distribusi Penduduk Per Jenis Kelamin dan Luas Wilayah
Di Puskesmas Riaraja Tahun 2022

Luas Jumlah Penduduk


Jumlah Jumlah
No. Kelurahan Wilayah Rumah
Dusun KK
(Km²) Tangga L P Jumlah

1. Riaraja 21,29 4 217 217 387 460 847

2. Rukuramba 5,06 4 210 261 457 498 955

3 Wajakeajaya 1,36 4 119 103 189 179 368

4 Wolokaro 1,27 4 116 114 209 233 442

5 Worhopapa 2,41 4 133 141 298 293 591

6 Jejaraja 5,23 4 60 63 195 163 358

7 Wawonato 6,1 2 84 93 183 203 386

8 Jamokeasa 2,39 4 125 116 245 278 523

9 Nuaja 2,04 2 151 136 293 311 604

10 Mbotutenda 2,09 4 158 165 323 289 612

11 Wologai 9,1 4 117 111 303 273 576

12 Wologai Dua 11,51 2 116 124 275 287 562

13 Tonggopapa 1,97 4 132 148 316 339 655

14 Nemboramba 1,62 4 63 71 136 138 274

15 Ranoramba 0,89 4 84 75 166 149 315

16 Nakuramba 7,53 4 114 108 212 212 424

17 Peozakaramba 3,02 4 123 130 245 232 477

18 Uzuramba 7,69 4 100 85 269 219 488

19 Uzuramba Barat 3,71 4 91 84 211 212 423

20 Emburia 2,14 4 126 146 314 292 606

21 Embungena 0,57 4 104 90 163 176 339

Total 98,99 78 2.543 2.581 5.624 5.807 11.431


Sumber : Kecamatan Ende dalam Angka Tahun 2022

10
Puskesmas riaraja melayani 21 desa dengan desa yang terluas adalah desa Riaraja (21,29
Km²) dan yang paling kecil adalah desa Embughena (0,57 Km²). Apabila dilihat dari jumlah
penduduknya, desa dengan jumlah penduduk terbanyak yakni Desa Rukuramba (955 jiwa)
sedangkan yang paling sedkit jumlah penduduknya terlihat di Desa Nemboramba (274 jiwa).

B. DATA DASAR DAN SUMBER DAYA PUSKESMAS


1. Data Dasar Puskesmas Riaraja
1.1. Nama Puskesmas : Puskesmas Riaraja
1.2. Alamat Puskesmas : Jln. Jurusan Ende – Bajawa, Dusun Puudhombo,
Desa Riaraja
1.3. Nomor Hotline : 0823-4102-0993
1.4. Email : puskesmasriaraja05@gmail.com
pusk.riaraja2018@gmail.com
1.5. Status Akreditasi : Terakreditasi Utama
1.6. Nomor Registrasi : 5311020102
1.7. Karakteristik wilayah : Pegunungan
1.8. Luas Wilayah : 98,99 Km ²
1.9. Jumlah Desa : 21 Desa
1.10. Jumlah Penduduk : 10.825 jiwa
1.11. Jumlah KK : 2581 KK
1.12. Jumlah Tempat Tidur : 6 Tempat Tidur Pasien Rawat Inap
1.13. Akses Jalan Depan Gedung Puskesmas : Aspal
1.14. Kendaraan yang dapat dilalui : Kendaraan Roda 2 dan roda 4
1.15. Kondisi Bangunan Puskesmas : Rusak Ringan
1.16. Kondisi Banguan Pustu : Rusak Ringan
1.17. Kondisi Bangunan Rumah Dinas : Rusak Ringan
1.18. Jumlah Pegawai : 90 Orang
1.19. Sumber Listrik : PLN
1.20. Telepon Kabel : Tidak Ada
1.21. Radio Komunikasi : Tidak ada
1.22. Jaringan Internet : Ada (Sinyalnya Kurang Baik)
1.23. Jumlah Komputer : 10 komputer
11
1.24. Jumlah Laptop/Notebook : 4 buah
1.25. Sumber Air : Sumur Gali Terlindungi

2. Sumber Daya Puskesmas


Puskesmas Riaraja dalam melaksanakan fungsinya memerlukan Sarana dan
prasarana pendukung pelayanan kesehatan di Puskesmas Riaraja. Selain itu juga dibantu
dengan UKBM yang ada di desa. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.2. Tabel Jenis Sarana Pelayanan Di Wilayah Puskesmas Riaraja Tahun 2022
NO. JENIS SARANA JUMLAH LOKASI
PELAYANAN

1. Puskesmas Induk 1 Desa Riaraja

2. Puskesmas Pembantu 1 Desa Mbotutenda

3. Poskesdes 2 Desa Tonggopapa,


Desa Nakuramba
4. Polindes 10 10 Desa

5. Posyandu Balita 29 Semua Desa di Wilayah Kerja


PKM Riaraja

6. Posyandu Lansia 21 Semua Desa di Wilayah Kerja


PKM Riaraja

7. Posbindu PTM 21 Semua Desa di Wilayah Kerja


PKM Riaraja

8. Pos UKK 3 Desa Peozakaramba,


Nakuramba dan Ranoramba

9. Ambulans 1 Puskesmas Riaraja

10. Sepeda Motor 2 Puskesmas Riaraja

Sumber : Data Umum Puskesmas

Dari tabel diatas terlihat bahwa pada tahun 2022, Puskesmas Riaraja memiliki 1
Puskesmas Pembantu, 2 Poskesdes dan 10 Polindes. Sedangkan untuk sarana pelayanan
yang bersifat UKBM, seperti posyandu balita, posyandu lansia dan Posbindu PTM
sudah tersebar di 21 desa wilayah kerja Puskesmas Riaraja. Namun untuk pos UKK,
baru ada di 3 desa, yaitu Desa Peozakaramba, Nakuramba, Ranoramba.

Kondisi ketenagaan di Puskesmas Riaraja selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

12
Tabel 3.3. Tabel Ketenagaan Puskesmas berdasarkan Jenis dan Status kepegawaian
Di Puskesmas Riaraja Tahun 2022

Jumlah yang ada Status Kepegawaian


No Jenis Ketenagaan
sekarang PNS PTT Kontrak/NS Sukarela
1. Dokter 2 1 1
2. Dokter Gigi 0
3. Perawat
a. Ners 1 1
b. S. Kep 1 1
c. D3 29 11 2 16
4. Bidan
a. D3 40 16 2 22
5. Perawat Gigi
a. D3 3 3
6. Sanitarian
a. DIII Kesling 2 2
7. Tenaga Gizi
a. S1 1 1
b. D3 1 1
8. Tenaga Laboratorium
a. D3 Analis 2 1 1
9. Tenaga Farmasi
a. SMF 1 1
10. Tenaga KesMas
a. S1 2 1 1
11. Administrasi
a. SMA 2 1 1
b. S1 1 1
12. Rekam Medis
a. D3 1 1
13. Sopir
a. SMA 1 1
Jumlah 90 41 4 4 40

Berdasarkan data ketenagaan di atas, terlihat bahwa tenaga yang paling banyak
adalah yang berprofesi sebagai bidan (44,4%). Jika dibandingkan dengan standar
ketenagaan Puskesmas maka Puskesmas Riaraja masih terdapat kekosongan untuk

13
tenaga Dokter Gigi dan Apoteker. Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan di
lapangan dibantu oleh peran serta masyarakat seperti kader posyandu dan dukun bayi.

C. STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS (Lampiran)

14
BAB IV
HASIL KINERJA PUSKESMAS TAHUN 2022

A. Kinerja Upaya
1. Kinerja Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial
Tabel 4.1. Hasil Pencapaian Kinerja Upaya Kesehatan Wajib Tahun 2022
HASIL
KOMPONEN UPAYA TINGKAT
NO CAKUPAN KET
KESEHATAN WAJIB KINERJA
(%)

1 2 3 4 5

1 Upaya Promosi Kesehatan 82 Cukup

2 Upaya Kesehatan Lingkungan 87 Cukup

Upaya Kesehatan Ibu dan Anak


3 91 Baik
(KIA) dan KB

4 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat 90 Cukup

Upaya Pencegahan dan


5 95 Baik
Pemberantasan Penyakit Menular

Rata – rata kinerja 88.8 Cukup

Pencapaian kinerja Upaya Kesehatan wajib Puskesmas Riaraja Tahun 2022 adalah
88.8 % (Cukup).

2. Kinerja Upaya Masyarakat (UKM) Pengembangan


Tabel 4.2 Hasil Pencapaian Kinerja Upaya Kesehatan Pengembangan Tahun 2022
KOMPONEN UPAYA HASIL
TINGKAT
NO KESEHATAN CAKUPAN KET.
KINERJA
PENGEMBANGAN (%)

1 2 3 4 5

1 Upaya Kesehatan Usia Lanjut 71 Kurang

2 Upaya Kesehatan Jiwa 100 Baik

3 Upaya Kesjaor 67 Kurang

15
4 Bina Kesehatan Tradisional 100 Baik

5 Perawatan Kesehatan Masyarakat 100 Baik

6 Upaya Pelayanan Kesehatan PTM 57 Kurang

Rata –rata Kinerja 82.5 Cukup

Pencapaian Kinerja Upaya Kesehatan Pengembangan Tahun 2022 adalah 82.5%


(Cukup).
Nilai cakupan kinerja pelayanan kesehatan adalah : rata – rata nilai upaya
kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan, atau dengan kata lain nilai
pencapaian upaya kesehatan wajib + pengembangan dibagi dua.
Jadi Nilai Kinerja cakupan pelayanan kesehatan Puskesmas Riaraja adalah : 85.6
% (Cukup).

3. Kinerja Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP)


Tabel 4.3 Hasil Pencapaian Kinerja Upaya Kesehatan Pengembangan Tahun 2022
HASIL
KOMPONEN UPAYA TINGKAT
NO CAKUPAN KET.
KESEHATAN PERSEORANGAN KINERJA
(%)

1 2 3 4 5

1 Upaya Pengobatan 100 Baik

2 Upaya Pemeriksaan Laboratorium 54 Kurang

Rata –rata Kinerja 77 Kurang

Berdasarkan tabel di atas penilaian kinerja untuk Upaya Kesehatan Perseorangan


(UKP) didapat cakupan untuk upaya pengobatan dan pemeriksaan laboratorium masih
kurang dengan rata-rata kinerja 77%.

B. Kinerja Manajemen
Tabel 4.4 Hasil Pencapaian Kinerja Manajemen Tahun 2022
KOMPONEN MANAJEMEN TINGKAT
NO HASIL KETERANGAN
PUSKESMAS KINERJA

16
1 2 3 4 5

1 Manajemen Operasional 8.3 Cukup


Puskesmas

2 Manajemen Alat dan Obat 8.7 Baik

3 Manajemen Keuangan 10 Baik

4 Manajemen Ketenagaan (SDM) 10 Baik

Rata – rata 9.25 Baik

Jadi hasil kinerja kegiatan manajemen Puskesmas Riaraja Tahun 2022 adalah 9.25
(Baik).

C. Kinerja Mutu
Tabel 4.5. Hasil Pencapaian Kinerja Mutu Pelayanan Kesehatan Tahun 2022
TINGKAT
NO JENIS KEGIATAN HASIL KETERANGAN
KINERJA

1 2 3 4 5

1 Persalinan oleh tenaga 10 Baik


kesehatan

2 Penanganan komplikasi obstetri 10 Baik


/ risiko tinggi

3 Error rate pemeriksaan BTA 4 Kurang

4 Error rate pemeriksaan malaria 10 Baik

5 Kepatuhan terhadap standar 10 Baik


ANC

6 Kepatuhan terhadap standar 7 Sedang


pemeriksaan TB Paru

7 Tingkat kepuasan pasien 7 Sedang


terhadap pelayanan puskesmas

Rata – rata kinerja 8.3 Sedang

Berdasarkan tabel di atas maka hasil kinerja mutu pelayanan kesehatan Puskesmas
Riaraja pada Tahun 2022 adalah 8.3 (Sedang).
17
D. Hasil Kinerja Puskesmas
Tabel 4.6. Hasil Total Kinerja Kegiatan Tahun 2022
KOMPONEN TINGKAT
NO PENCAPAIAN KET
KEGIATAN KINERJA

1 2 3 4 5

1 Pelayanan Kesehatan 85.6 Cukup

2 Manajemen 8.4 Sedang

3 Mutu 8.3 Sedang

18
BAB V
ANALISIS HASIL KINERJA

A. Analisis Hasil Kinerja Kegiatan (Upaya Kesehatan Wajib Dan Upaya Kesehatan
Pengembangan) Puskesmas Riaraja Tahun 2022

Grafik di atas menunjukkan terdapat 2 upaya dengan kinerja Baik, yaitu Upaya
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) dan Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
termasuk KB (KIA & KB), dan 3 upaya dengan kinerja Cukup, yaitu Upaya Promosi
Kesehatan, Upaya Perbaikan Gizi dan Upaya Kesehatan Lingkungan. Kelima Upaya Esensial
belum mencapai target di tahun 2022.

Kemudian dapat kita jabarkan lagi ke dalam pencapaian kinerja per kegiatan.
1. Upaya Promosi Kesehatan

19
Dari grafik di atas terlihat bahwa belum ada kegiatan yang mencapai target.
Indikator dengan cakupan tertinggi adalah bayi mendapat ASI eksklusif (93%)
sedangkan yang terendah adalah indikator terbentuknya upaya kesehatan bersumber
masyarakat (67%). Adapun rata-rata capaian kinerja untuk Program Promosi Kesehatan
adalah 82%.

2. Upaya Kesehatan Lingkungan

Dari grafik di atas terlihat bahwa kegiatan penyehaatan lingkungan pemukiman


dan jamban keluarga memiliki capaian kinerja paling tinggi, yaitu 96% sedangkan
kegiatan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) memiliki capaian kinerja terendah

20
yaitu 48%. Hal ini dikarenakan dari 21 target desa ODF, baru 6 desa yang
mendeklarasikan desa ODF (5 pilar), sedangkan yang sudah mendeklarasikan 1 pilar
adalah sebanyak 10 desa.

3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak beserta Keluarga Berencana

Dari grafik di atas terlihat bahwa Pelayanan kesehatan bayi dan Pelayanan
kesehatan balita dan APRAS sudah mencapai 100%. Adapun kegiatan dengan
pencapaian terendah yaitu Pelayanan kesehatan anak usia sekolah dan remaja dengan
cakupan 73%.

4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

21
Secara keseluruhan, berdasarkan grafik di atas, terdapat 3 yang sudah mencapai
target yaitu cakupan balita gizi buruk mendapatkan perawatan, persentase ibu hamil
KEK mendapat makanan tambahan, dan Persentase ibu hamil mendapat TTD 90 tablet.
Adapun indikator dengan capaian ternedah yaitu balita yang naik berat badan (N/D)
dengan capaian sebesar 59%. Selain indikator di atas terdapat juga indikator lain yang
menggunakan batas toleransi sebagai acuan.

Berdasarkan tabel di atas, persentase balita gizi buruk (3%) dan balita stunting pada
baduta (12%) dan prevalensi stunting pada balita (21%) masih berada dibawah batas
toleransi. Sedangkan untuk persentase balita gizi kurang melebihi batas toleransi (23%).

22
Kejadian tingginya gizi kurang ini sebanding dengan rendahnya persentase balita yang naik
berat badannya (N/D).

5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

Dari grafik di atas terlihat bahwa semua kegiatan pada program P2M sudah
menunjukkan capaian yang baik. Adapun kegiatan dari P2M ini adalah kegiatan
penemuan dan pengobatan. Setiap kasus yang ditemukan, akan langsung diobati sesuai
dengan standar. Pelayanan imunisasi masih belum mencapai target, dengan capaian
83%. Sedangkan pelayanan TB Paru juga rendah, hal ini dikarenakan angka penemuan
kasus masih rendah.

6. Upaya Pengobatan
Upaya pengobatan terdiri dari kegiatan pengobatan dan pemeriksaan
laboratorium. Adapun kegiatan pengobatan mencakup kunjungan rawat jalan umum dan
rawat jalan gigi. Sedangkan untuk pemeriksaan laboratorium mencakup pemeriksaan
umum dan pemeriksaan pada ibu hamil. Pemeriksaan pada ibu hamil menekankan pada
pemeriksaan kehamilan, Hb serta pemeriksaan yang mendukung tripel eliminasi
penyakit infeksi, yaitu HIV, sifilis, dan Hepatitis B. Berikut ditampilkan jumlah
kunjungan pada upaya pengobatan selama tahun 2022.

No Pengobatan Jumlah kunjungan


23
1 Rawat jalan umum 10.221
2 Rawat jalan gigi 67

Berdasarkan table di atas, jumlah kunjungan rawat jalan umum tetap banyak
meskipun dalan kondisi pandemic Covid 19, sedangkan kunjungan rawat jalan gigi
mengalam penurunan. Penurunan kunjungan ini disebabkan oleh adanya perturan yang
melarang pemeriksaan gigi dan mulut selama pandemic Covid-19.

Berdasarkan tabel di atas, jumlah sasaran ibu hamil selama tahun 2022 sebanyak 168
ibu hamil, namun pemeriksaan laboratorium pada ibu hamil belum mencakup semua ibu
hamil. Untuk pemeriksaan tripel eliminasi, hanya 159 ibu hamil diperiksa HIV, 60 ibu hamil
diperiksa sipilis, dan 143 ibu hamil diperiksa hepatitis. Sedikitnya ibu hamil yang diperiksa
tripel eliminasi ini dikarenakan reagen yang terbatas.

7. Upaya Kesehatan Pengembangan

24
Puskesmas Riaraja memiliki 7 kegiatan pada UKM Pengembangan. Berdasarkan
grafik di atas, terdapat 3 program yang memiliki kinerja baik (capaian >91%) yaitu Bina
Kesehatan Tradisional, Perkesmas, dan Pelayanan Kesehatan Jiwa. Adapun 3 kegiatan
lainnya memiliki kinerja kurang (<80%), yaitu Pelayanan PTM, Pelayanan Kesehatan
Usia Lanjut, dan Kesjaor.

B. Analisis Hasil Kinerja Manajemen


Kinerja Manajemen dibagi menjadi 4 variabel, yaitu : manajemen operasional
puskesmas, manajemen alat dan obat, manajemen keuangan, dan manajemen ketenagaan.
Berikut ini gambaran pencapaian kinerja manajemen di Puskesmas Riaraja :

25
Dari grafik di atas terlihat bahwa terdapat 3 kegiatan manajemen yang sudah
menunjukkan kinerja yang baik (≥8.5), yaitu manajemen alat dan obat, manajemen keuangan,
dan manajemen ketenagaan. Namun manajemen operasional puskesmas masih memiliki
kinerja yang sedang (8.3), hal ini dikarenakan minilok lintas sector hanya dilaksanakan 1 kali
dikarenakan adanya Pandemi Covid 19.

C. Analisis Hasil Kinerja Mutu Pelayanan

Dari grafik di atas terlihat bahwa ada 4 indikator yang memiliki nilai baik (10). Namun
masih ada indicator dengan nilai cukup (7) yaitu Kepatuhan terhadap standar pemeriksaan TB
Paru dan Tingkat Kepuasan Pasien terhadapa Pelayanan Puskesmas. Begitupun dengan error
rate pemeriksaan BTA masih memiliki nilai 4.

D. Capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas Riaraja

Target SPM Capaian SPM


No Indikator SPM
(%) (%)
1 Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil 100 100
2 Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin 100 100
3 Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir 100 100
4 Pelayanan Kesehatan Balita 100 100
5 Pelayanan Kesehatan Usia Sekolah Dasar 100 69
6 Pelayanan Kesehatan Usia Produktif 100 78
7 Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut 100 71,4
8 Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi 100 100
9 Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Melitus 100 100
26
Target SPM Capaian SPM
No Indikator SPM
(%) (%)
Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Gangguan Jiwa
10 100 100
(ODGJ)
11 Pelayanan Kesehatan Orang Terduga Tuberkulosis 100 100
Pelayanan Kesehatan Orang dengan Risiko Terinfeksi
12 100 76,8
Virus HIV

Berdasarkan tabel di atas, ada beberapa indikator yang sudah tercapai, namun ada juga
indikator yang belum tercapai. Adapun indikator yang belum tercapai adalah :
1. Pelayanan Kesehatan Usia Sekolah Dasar
2. Pelayanan Kesehatan Usia Produktif
3. Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut
4. Pelayanan Kesehatan Orang dengan Risiko Terinfeksi Virus HIV
Pada tahun 2022 terjadi pandemic Covid-19 yang mengharuskan adanya pembatasan sosial,
termasuk kegiatan belajar mengajar, posyandu bayi balita, posyandu lansia maupun Posbindu PTM.
Oleh karena itu, cakupan pelayanan kesehatan usia sekolah dasar, usia produktif, dan usia lanjut
menjadi rendah. Sehingga pelayanan kesehatan pada ketiga kelompok tersebut terbatas pada upaya
Kesehatan perseorangan saja.
Sedangkan Pelayanan Kesehatan Orang dengan Risiko Terinfeksi Virus HIV masih rendah
dikarenakan belum semua pasien dengan resiko terinveksi HIV mendapatkan pelayanan
pemeriksaan TB yang merupakan salah satu standar pelayanan minimal pada kelompok tersebut.
Keterbatasan reagen menjadi salah satu penyebab tidak tercapainya pelayanan ini.

BAB VI
27
ANALISA ORGANISASI DAN RENCANA PERBAIKAN

Berdasarkan analisis hasil kinerja kegiatan Puskesmas Riaraja pada Tahun 2022 maka hasil
kinerja dapat dikategorikan per jenis kegiatan :

A. Kategori Kinerja Baik


1. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
2. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
3. Upaya Kesehatan Jiwa
4. Bina Kesehatan Tradisional
5. Perawatan Kesehatan Masyarakat
6. Manajemen Alat dan Obat
7. Manajemen Keuangan
8. Manajemen Ketenagaan (SDM)
9. Persalinan oleh tenaga Kesehatan
10. Penanganan komplikasi obstetric/resiko tinggi
11. Error rate pemeriksaan malaria
12. Kepatuhan terhadap standar ANC
13. Error rate pemeriksaan BTA
B. Kategori Kinerja Cukup
1. Upaya Promosi Kesehatan
2. Upaya Kesehatan Lingkungan
3. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
4. Manajemen Operasional
5. Kepatuhan terhadap standar pemeriksaan TB Paru
6. Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan puskesmas
C. Kategori Kinerja Kurang
1. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
2. Upaya Kesehatan Kerja dan Olaharaga (Kesjaor)
3. Upaya Pelayanan Kesehatan PTM

28
Selanjutnya akan dibahas jenis kegiatan yg termasuk kategori kinerja cukup & kurang.
Menentukan penyebab dengan menelusuri variabel & sub variabel :

A. Penilaian Kinerja Cukup


1. Upaya Promosi Kesehatan
Permasalahan :
a. Rendahnya rumah tangga yang menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS)
Pemecahannya :
a. Memberikan penyuluhan yang lebih intensif kepada masyarakat
b. Meningkatkan peran lintas sektor dalam meningkatkan kesadaran masyarakat
untuk menerapakan PHBS di rumah tangga
c. Membuat media promosi kesehatan

2. Upaya Kesehatan Lingkungan


Permasalahan :
a. Rendahnya kaporitisasi
b. Rendahnya keluarga yang memiliki tempat sampah keluarga memenuhi syarat
c. Rendahnya sanitasi tempat umum yang memenuhi syarat
d. Rendahnya angka bebas jentik
e. Rendahnya desa yang mendeklarasikan BEBAS ODF 5 pilar
Pemecahannya :
a. Memberikan penyuluhan yang lebih intensif kepada masyarakat
b. Meningkatkan peran lintas sektor dalam meningkatkan kesadaran masyarakat
untuk menjaga sanitasi tempat-tempat umum
c. Pemicuan STBM di semua desa

3. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat


Permasalahan :
a. Banyaknya balita yang berat badannya tidak naik atau tidak sesuai KBM
b. Rendahnya konsumsi protein hewani
Pemecahannya :
a. Memberikan pelayanan konsultasi PMBA bagi bayi balita BGM dan 2T
29
b. Melaksanakan kegiatan PMT penyuluhan yang berbasis protein hewani
menggunakan dana desa
c. Edukasi dan Konseling ASI Eksklusif melalui pembentukan KOMPAS (Kelompok
Pendukung ASI Eksklusif)
4. Manajemen Operasional Puskesmas masih kurang, disebabkan karena belum semuanya
membuat data pencapaian kegiatan pokok tahun lalu, menyusun RUK sebagian melalui
analisa dan perumusan masalah berdasarkan prioritas, belum melaksanakan lokakarya
mini bulanan dan tribulan secara rutin tiap bulan.

Permasalahan :
a. Petugas belum rutin membuat data pencapaian kegiatan yang dilakukannya.
b. RUK dibuat tanpa melalui analisa dan perumusan masalah
c. Puskesmas belum rutin melakukan rapat lokakarya mini bulanan dan lintas sektor

Pemecahannya :
a. Sosialisasikan kepada petugas untuk membuat data pencapaian kegiatan
b. Perlu dibuat tim penyusun RUK.
c. Perlu dibuat komitmen seluruh petugas Puskesmas untuk rutin menjalankan
Lokakarya mini

5. Kepatuhan pemeriksaan terhadap standar pelayanan TB Paru


Permasalahan :
a. Pengetahuan dan kesadaran dalam melaksanakan pelayanan TB petugas masih
kurang
b. Ketersediaan alat dan bahan untuk pemeriksaan TB Paru masih kurang

Penyelesaian :
a. Peningkatan kapasitas pengelola TB dan tenaga kesehatan lain yang berkaitan erat
dengan pelayanan TB di puskesmas
b. Pemenuhan kebutuhan logistic pelayanan TB (reagen, pot sputum, format
pelaporan)
c. Sosialisasi pedomana tatalaksana pelayanan TB di tingkat puskesmas

30
6. Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan puskesmas
Permasalahan :
Jam pelayanan sering terlambat
Penyelesaian :
a. Pelaksanaan audit internal, untuk semua ruang pelayanan terutama loket
b. Meningkatkan kesadaran petugas dengan pemberian sanksi bagi yang melanggar

7. Upaya Kesehatan Usia Lanjut


Permasalahan :
a. Kesadaran masyarakat kelompok usia lanjut untuk hadir dalam kegiatan pelayanan
rendah
b. Keterbatasan anggaran
Penyelesaian :
a. Meningkatkan peyuluhan tentang masyarakat terkait pelayanan lansia
b. Sosialisasi jenis-jenis pelayanan pada masyarakat
c. Meningkatkan peran dan keterlibatan lintas sektor dalam menggerakkan sasaran

8. Upaya Pelayanan Kesehatan Kerja dan Olahraga


Permasalahan :
a. Keterbatasan anggaran
b. Kesadaran masyarakat kelompok pekerja untuk hadir dalam kegiatan pelayanan
rendah
c. Belum terbentukanya pos UKK di semua desa
Penyelesaian :
a. Meningkatkan peyuluhan tentang masyarakat terkait pelayanan pekerja
b. Sosialisasi jenis-jenis pelayanan pada masyarakat
c. Meningkatkan peran dan keterlibatan lintas sektor dalam menggerakkan sasaran

BAB VII

31
PENUTUP

A. Kesimpulan
Puskesmas Riaraja telah melaksanakan penilaian kinerja Puskesmas Tahun 2022 dengan
hasil sebagai berikut :
1. Kinerja cakupan pelayanan kesehatan dengan nilai 85,6 termasuk kategori kinerja
Cukup
2. Kinerja kegiatan manajemen Puskesmas dengan nilai 8,9 termasuk kategori kinerja Baik
3. Kinerja mutu pelayanan kesehatan dengan nilai 9.0 termasuk kategori kinerja Baik
Berdasarkan hasil di atas, maka hasil kinerja Puskesmas Riaraja Tahun 2022 dapat
dikategorikan per jenis kegiatan sebagai berikut :
A. Kategori Kinerja Baik
1. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
2. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
3. Upaya Kesehatan Jiwa
4. Bina Kesehatan Tradisional
5. Perawatan Kesehatan Masyarakat
6. Manajemen Alat dan Obat
7. Manajemen Keuangan
8. Manajemen Ketenagaan (SDM)
9. Persalinan oleh tenaga Kesehatan
10. Penanganan komplikasi obstetric/resiko tinggi
11. Error rate pemeriksaan malaria
12. Kepatuhan terhadap standar ANC
B. Kategori Kinerja Cukup
1. Upaya Promosi Kesehatan
2. Upaya Kesehatan Lingkungan
3. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
4. Manajemen Operasional
5. Kepatuhan terhadap standar pemeriksaan TB Paru
6. Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan puskesmas
C. Kategori Kinerja Kurang

32
1. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
2. Upaya Kesehatan Kerja dan Olaharaga (Kesjaor)
3. Upaya Pelayanan Kesehatan PTM

B. Saran
1. Perlu dilaksanakan monitoring dan evaluasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten secara
rutin.
2. Masing – masing program untuk dapat meningkatkan hasil kinerjanya terutama program
yang hasil pencapaian kegiatannya masih di bawah target sasaran
3. Perlu kerjasama lintas program dan lintas sektor serta berbagai upaya untuk lebih
meningkatkan partisipasi / pemberdayaan masyarakat.
4. Untuk dapat mempertahankan dan lebih meningkatkan kualitas pelayanan.
5. Perlu peningkatan sumber daya kesehatan.

33

Anda mungkin juga menyukai