PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten / kota yang bertanggung
jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja tertentu. Puskesmas
dibangun dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan dan pembinaan kesehatan masyarakat.
Puskesmas berfungsi sebagai : pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat
pemberdayaan keluarga dan masyarakat, serta pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Untuk menunjang pelaksanaan fungsi dan penyelenggaraan upayanya, maka Puskesmas
dilengkapi dengan instrumen manajemen yang terdiri dari :
1. Perencanaan Tingkat Puskesmas
2. Lokakarya Mini Puskesmas
3. Penilaian Kinerja Puskesmas Dan Manajemen Sumber Daya Termasuk alat, obat,
keuangan dan tenaga serta didukung dengan manajemen sistem pencatatan dan
pelaporan yang disebut Sistem Informasi dan Manajemen Puskesmas (SIMPUS) dan
upaya peningkatan mutu pelayanan
Untuk melaksanakan manajemen puskesmas yang baik maka disusun perencanaan tingkat
puskesmas untuk mengatasi masalah kesehatan, baik upaya kesehatan masyarakat esensial, upaya
kesehatan masyarakat pengembangan maupun upaya kesehatan penujang, berdasarkan capaian SPM
(Standart pelayanan Minimal) sesuai tahapan capaian dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas
kesehatan 2016 – 2022 yang merupakan rencana pembangunan jangka menengah bidang kesehatan
kabupaten Ende. Puskesmas Riaraja telah melaksanakan Perencanaan Tingkat Puskesmas diawal
tahun 2015 dan telah melaksanakan Lokakarya Mini Pertama di minggu kedua bulan Januari 2015
dan dalam melakukan Perencanaan Tingkat Puskesmas tersebut disusun melalui 4 tahap kegiatan
yaitu ;
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Analisa Situasi
3. Tahap penyusunan Rencana Usulan Kegiatan
4. Tahap Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
1
Agar Puskesmas dapat menjalankan fungsinya secara optimal perlu dikelola dengan baik, baik
kinerja pelayanan, proses pelayanan, maupun sumber daya yang digunakan. Masyarakat
menghendaki pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu, serta dapat menjawab kebutuhan
mereka, oleh karena itu upaya peningkatan mutu, manajemen risiko dan keselamatan pasien perlu
diterapkan dalam pengelolaan puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan yang
komprehensif kepada masyarakat melalui upaya pemberdayaan masyarakat dan swasta.
Penilaian keberhasilan Puskesmas dapat dilakukan oleh internal organisasi Puskesmas itu
sendiri, yaitu dengan ”Penilaian Kinerja Puskesmas,” yang mencakup manajemen sumberdaya
termasuk alat, obat, keuangan dan tenaga, serta didukung dengan manajemen sistem pencatatan dan
pelaporan, disebut sistem informasi manajemen Puskesmas (SIMPUS).
Untuk menjamin bahwa perbaikan mutu, peningkatan kinerja dan penerapan manajemen
risiko dilaksanakan secara berkesinambungan di puskesmas, maka perlu dilakukan penilaian oleh
pihak eksternal dengan menggunakan standar yang ditetapkan yaitu melalui mekanisme akreditasi.
B. PENGERTIAN
Penilaian kinerja Puskesmas adalah suatu upaya untuk melakukan penilaian hasil kerja/
prestasi Puskesmas.
Pelaksanaan penilaian dimulai dari tingkat Puskesmas sebagai instrumen mawas diri karena
setiap Puskesmas melakukan penilaian kinerjanya secara mandiri, kemudian Dinas Kesehatan
Kabupaten / Kota melakukan verifikasi hasilnya. Adapun aspek penilaian meliputi hasil pencapaian
cakupan dan manajemen kegiatan termasuk mutu pelayanan ( khusus bagi Puskesmas yang telah
mengembangkan mutu pelayanan ) atas perhitungan seluruh Puskesmas.
Berdasarkan hasil verifikasi, dinas kesehatan kabupaten / kota bersama Puskesmas dapat
menetapkan Puskesmas kedalam kelompok (I,II,III) sesuai dengan pencapaian kinerjanya. Pada
setiap kelompok tersebut, dinas kesehatan kabupaten/kota dapat melakukan analisa tingkat kinerja
Puskesmas berdasarkan rincian nilainya, sehingga urutan pencapian kinerjanya dapat diketahui,
serta dapat dilakukan pembinaan secara lebih mendalam dan terfokus. Kinerja adalah gambaran
mengenai tingkat pencapaian hasil dari pelaksanaan suatu kegiatan program dalam menjalankan
visi, misi, tujuan, sasaran dan kebijakan suatu organisasi/unit kerja
2
C. TUJUAN DAN MANFAAT
Adapun Tujuan penyusunan Laporan Kinerja ini adalah sebagai berikut ;
1. Tujuan Umum
Tercapainya tingkat kinerja Puskesmas yang berkualitas secara optimal dalam
mendukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan kabupaten / kota.
2. Tujuan Khusus
Mendapatkan gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan mutu kegiatan serta
manajemen Puskesmas pada akhir tahun kegiatan.
4
Upaya Kesehatan pada Remaja
Perkesmas
3. Pelayanan Upaya Kesehatan Perseorangan
4. Manajemen Puskesmas
5
BAB II
PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA
B. TEKNIS PELAKSANAAN
Teknis pelaksanaan penilaian kinerja Puskesmas tahun 2022 sebagaimana berikut di
bawah ini :
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilaksanakan dengan memasukkan data hasil kegiatan Puskesmas
tahun 2022 dari bulan Januari – Desember 2022 dengan variabel dan sub variabel yang
terdapat dalam formulir cakupan kegiatan penilaian kinerja puskesmas tahun 2022.
2. Pengolahan Data
Setelah proses pengumpulan data selesai, dilanjutkan dengan penghitungan
sebagaimana berikut di bawah ini :
6
Cakupan variabel (V) dihitung dengan menjumlah seluruh nilai sub variabel ( ∑
SV) kemudian dibagi dengan jumlah variabel (n)
Jadi nilai cakupan kegiatan pelayanan kesehatan adalah rerata per jenis kegiatan.
Kinerja cakupan pelayanan kesehatan dikelompokkan menjadi tiga yaitu :
1) Kelompok I ( kinerja baik ) : Tingkat pencapaian hasil ≥ 91 %
2) Kelompok II (kinerja cukup) : Tingkat pencapaian hasil 81-90%
3) Kelompok III (kinerja kurang) : Tingkat pencapaian hasil ≤ 80%
Skala 1 nilai 4
Skala 2 nilai 7
Skala 3 nilai 10
Nilai masing – masing kelompok manajemen adalah rata –rata nilai kegiatan
masing – masing kelompok manajemen
7
Cara penilaian :
8
BAB III
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS
9
Sebaran penduduk pada tiap wilayah kerja Tahun 2022 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.1. Tabel Distribusi Penduduk Per Jenis Kelamin dan Luas Wilayah
Di Puskesmas Riaraja Tahun 2022
10
Puskesmas riaraja melayani 21 desa dengan desa yang terluas adalah desa Riaraja (21,29
Km²) dan yang paling kecil adalah desa Embughena (0,57 Km²). Apabila dilihat dari jumlah
penduduknya, desa dengan jumlah penduduk terbanyak yakni Desa Rukuramba (955 jiwa)
sedangkan yang paling sedkit jumlah penduduknya terlihat di Desa Nemboramba (274 jiwa).
Tabel 3.2. Tabel Jenis Sarana Pelayanan Di Wilayah Puskesmas Riaraja Tahun 2022
NO. JENIS SARANA JUMLAH LOKASI
PELAYANAN
Dari tabel diatas terlihat bahwa pada tahun 2022, Puskesmas Riaraja memiliki 1
Puskesmas Pembantu, 2 Poskesdes dan 10 Polindes. Sedangkan untuk sarana pelayanan
yang bersifat UKBM, seperti posyandu balita, posyandu lansia dan Posbindu PTM
sudah tersebar di 21 desa wilayah kerja Puskesmas Riaraja. Namun untuk pos UKK,
baru ada di 3 desa, yaitu Desa Peozakaramba, Nakuramba, Ranoramba.
Kondisi ketenagaan di Puskesmas Riaraja selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.
12
Tabel 3.3. Tabel Ketenagaan Puskesmas berdasarkan Jenis dan Status kepegawaian
Di Puskesmas Riaraja Tahun 2022
Berdasarkan data ketenagaan di atas, terlihat bahwa tenaga yang paling banyak
adalah yang berprofesi sebagai bidan (44,4%). Jika dibandingkan dengan standar
ketenagaan Puskesmas maka Puskesmas Riaraja masih terdapat kekosongan untuk
13
tenaga Dokter Gigi dan Apoteker. Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan di
lapangan dibantu oleh peran serta masyarakat seperti kader posyandu dan dukun bayi.
14
BAB IV
HASIL KINERJA PUSKESMAS TAHUN 2022
A. Kinerja Upaya
1. Kinerja Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial
Tabel 4.1. Hasil Pencapaian Kinerja Upaya Kesehatan Wajib Tahun 2022
HASIL
KOMPONEN UPAYA TINGKAT
NO CAKUPAN KET
KESEHATAN WAJIB KINERJA
(%)
1 2 3 4 5
Pencapaian kinerja Upaya Kesehatan wajib Puskesmas Riaraja Tahun 2022 adalah
88.8 % (Cukup).
1 2 3 4 5
15
4 Bina Kesehatan Tradisional 100 Baik
1 2 3 4 5
B. Kinerja Manajemen
Tabel 4.4 Hasil Pencapaian Kinerja Manajemen Tahun 2022
KOMPONEN MANAJEMEN TINGKAT
NO HASIL KETERANGAN
PUSKESMAS KINERJA
16
1 2 3 4 5
Jadi hasil kinerja kegiatan manajemen Puskesmas Riaraja Tahun 2022 adalah 9.25
(Baik).
C. Kinerja Mutu
Tabel 4.5. Hasil Pencapaian Kinerja Mutu Pelayanan Kesehatan Tahun 2022
TINGKAT
NO JENIS KEGIATAN HASIL KETERANGAN
KINERJA
1 2 3 4 5
Berdasarkan tabel di atas maka hasil kinerja mutu pelayanan kesehatan Puskesmas
Riaraja pada Tahun 2022 adalah 8.3 (Sedang).
17
D. Hasil Kinerja Puskesmas
Tabel 4.6. Hasil Total Kinerja Kegiatan Tahun 2022
KOMPONEN TINGKAT
NO PENCAPAIAN KET
KEGIATAN KINERJA
1 2 3 4 5
18
BAB V
ANALISIS HASIL KINERJA
A. Analisis Hasil Kinerja Kegiatan (Upaya Kesehatan Wajib Dan Upaya Kesehatan
Pengembangan) Puskesmas Riaraja Tahun 2022
Grafik di atas menunjukkan terdapat 2 upaya dengan kinerja Baik, yaitu Upaya
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) dan Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
termasuk KB (KIA & KB), dan 3 upaya dengan kinerja Cukup, yaitu Upaya Promosi
Kesehatan, Upaya Perbaikan Gizi dan Upaya Kesehatan Lingkungan. Kelima Upaya Esensial
belum mencapai target di tahun 2022.
Kemudian dapat kita jabarkan lagi ke dalam pencapaian kinerja per kegiatan.
1. Upaya Promosi Kesehatan
19
Dari grafik di atas terlihat bahwa belum ada kegiatan yang mencapai target.
Indikator dengan cakupan tertinggi adalah bayi mendapat ASI eksklusif (93%)
sedangkan yang terendah adalah indikator terbentuknya upaya kesehatan bersumber
masyarakat (67%). Adapun rata-rata capaian kinerja untuk Program Promosi Kesehatan
adalah 82%.
20
yaitu 48%. Hal ini dikarenakan dari 21 target desa ODF, baru 6 desa yang
mendeklarasikan desa ODF (5 pilar), sedangkan yang sudah mendeklarasikan 1 pilar
adalah sebanyak 10 desa.
Dari grafik di atas terlihat bahwa Pelayanan kesehatan bayi dan Pelayanan
kesehatan balita dan APRAS sudah mencapai 100%. Adapun kegiatan dengan
pencapaian terendah yaitu Pelayanan kesehatan anak usia sekolah dan remaja dengan
cakupan 73%.
21
Secara keseluruhan, berdasarkan grafik di atas, terdapat 3 yang sudah mencapai
target yaitu cakupan balita gizi buruk mendapatkan perawatan, persentase ibu hamil
KEK mendapat makanan tambahan, dan Persentase ibu hamil mendapat TTD 90 tablet.
Adapun indikator dengan capaian ternedah yaitu balita yang naik berat badan (N/D)
dengan capaian sebesar 59%. Selain indikator di atas terdapat juga indikator lain yang
menggunakan batas toleransi sebagai acuan.
Berdasarkan tabel di atas, persentase balita gizi buruk (3%) dan balita stunting pada
baduta (12%) dan prevalensi stunting pada balita (21%) masih berada dibawah batas
toleransi. Sedangkan untuk persentase balita gizi kurang melebihi batas toleransi (23%).
22
Kejadian tingginya gizi kurang ini sebanding dengan rendahnya persentase balita yang naik
berat badannya (N/D).
Dari grafik di atas terlihat bahwa semua kegiatan pada program P2M sudah
menunjukkan capaian yang baik. Adapun kegiatan dari P2M ini adalah kegiatan
penemuan dan pengobatan. Setiap kasus yang ditemukan, akan langsung diobati sesuai
dengan standar. Pelayanan imunisasi masih belum mencapai target, dengan capaian
83%. Sedangkan pelayanan TB Paru juga rendah, hal ini dikarenakan angka penemuan
kasus masih rendah.
6. Upaya Pengobatan
Upaya pengobatan terdiri dari kegiatan pengobatan dan pemeriksaan
laboratorium. Adapun kegiatan pengobatan mencakup kunjungan rawat jalan umum dan
rawat jalan gigi. Sedangkan untuk pemeriksaan laboratorium mencakup pemeriksaan
umum dan pemeriksaan pada ibu hamil. Pemeriksaan pada ibu hamil menekankan pada
pemeriksaan kehamilan, Hb serta pemeriksaan yang mendukung tripel eliminasi
penyakit infeksi, yaitu HIV, sifilis, dan Hepatitis B. Berikut ditampilkan jumlah
kunjungan pada upaya pengobatan selama tahun 2022.
Berdasarkan table di atas, jumlah kunjungan rawat jalan umum tetap banyak
meskipun dalan kondisi pandemic Covid 19, sedangkan kunjungan rawat jalan gigi
mengalam penurunan. Penurunan kunjungan ini disebabkan oleh adanya perturan yang
melarang pemeriksaan gigi dan mulut selama pandemic Covid-19.
Berdasarkan tabel di atas, jumlah sasaran ibu hamil selama tahun 2022 sebanyak 168
ibu hamil, namun pemeriksaan laboratorium pada ibu hamil belum mencakup semua ibu
hamil. Untuk pemeriksaan tripel eliminasi, hanya 159 ibu hamil diperiksa HIV, 60 ibu hamil
diperiksa sipilis, dan 143 ibu hamil diperiksa hepatitis. Sedikitnya ibu hamil yang diperiksa
tripel eliminasi ini dikarenakan reagen yang terbatas.
24
Puskesmas Riaraja memiliki 7 kegiatan pada UKM Pengembangan. Berdasarkan
grafik di atas, terdapat 3 program yang memiliki kinerja baik (capaian >91%) yaitu Bina
Kesehatan Tradisional, Perkesmas, dan Pelayanan Kesehatan Jiwa. Adapun 3 kegiatan
lainnya memiliki kinerja kurang (<80%), yaitu Pelayanan PTM, Pelayanan Kesehatan
Usia Lanjut, dan Kesjaor.
25
Dari grafik di atas terlihat bahwa terdapat 3 kegiatan manajemen yang sudah
menunjukkan kinerja yang baik (≥8.5), yaitu manajemen alat dan obat, manajemen keuangan,
dan manajemen ketenagaan. Namun manajemen operasional puskesmas masih memiliki
kinerja yang sedang (8.3), hal ini dikarenakan minilok lintas sector hanya dilaksanakan 1 kali
dikarenakan adanya Pandemi Covid 19.
Dari grafik di atas terlihat bahwa ada 4 indikator yang memiliki nilai baik (10). Namun
masih ada indicator dengan nilai cukup (7) yaitu Kepatuhan terhadap standar pemeriksaan TB
Paru dan Tingkat Kepuasan Pasien terhadapa Pelayanan Puskesmas. Begitupun dengan error
rate pemeriksaan BTA masih memiliki nilai 4.
Berdasarkan tabel di atas, ada beberapa indikator yang sudah tercapai, namun ada juga
indikator yang belum tercapai. Adapun indikator yang belum tercapai adalah :
1. Pelayanan Kesehatan Usia Sekolah Dasar
2. Pelayanan Kesehatan Usia Produktif
3. Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut
4. Pelayanan Kesehatan Orang dengan Risiko Terinfeksi Virus HIV
Pada tahun 2022 terjadi pandemic Covid-19 yang mengharuskan adanya pembatasan sosial,
termasuk kegiatan belajar mengajar, posyandu bayi balita, posyandu lansia maupun Posbindu PTM.
Oleh karena itu, cakupan pelayanan kesehatan usia sekolah dasar, usia produktif, dan usia lanjut
menjadi rendah. Sehingga pelayanan kesehatan pada ketiga kelompok tersebut terbatas pada upaya
Kesehatan perseorangan saja.
Sedangkan Pelayanan Kesehatan Orang dengan Risiko Terinfeksi Virus HIV masih rendah
dikarenakan belum semua pasien dengan resiko terinveksi HIV mendapatkan pelayanan
pemeriksaan TB yang merupakan salah satu standar pelayanan minimal pada kelompok tersebut.
Keterbatasan reagen menjadi salah satu penyebab tidak tercapainya pelayanan ini.
BAB VI
27
ANALISA ORGANISASI DAN RENCANA PERBAIKAN
Berdasarkan analisis hasil kinerja kegiatan Puskesmas Riaraja pada Tahun 2022 maka hasil
kinerja dapat dikategorikan per jenis kegiatan :
28
Selanjutnya akan dibahas jenis kegiatan yg termasuk kategori kinerja cukup & kurang.
Menentukan penyebab dengan menelusuri variabel & sub variabel :
Permasalahan :
a. Petugas belum rutin membuat data pencapaian kegiatan yang dilakukannya.
b. RUK dibuat tanpa melalui analisa dan perumusan masalah
c. Puskesmas belum rutin melakukan rapat lokakarya mini bulanan dan lintas sektor
Pemecahannya :
a. Sosialisasikan kepada petugas untuk membuat data pencapaian kegiatan
b. Perlu dibuat tim penyusun RUK.
c. Perlu dibuat komitmen seluruh petugas Puskesmas untuk rutin menjalankan
Lokakarya mini
Penyelesaian :
a. Peningkatan kapasitas pengelola TB dan tenaga kesehatan lain yang berkaitan erat
dengan pelayanan TB di puskesmas
b. Pemenuhan kebutuhan logistic pelayanan TB (reagen, pot sputum, format
pelaporan)
c. Sosialisasi pedomana tatalaksana pelayanan TB di tingkat puskesmas
30
6. Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan puskesmas
Permasalahan :
Jam pelayanan sering terlambat
Penyelesaian :
a. Pelaksanaan audit internal, untuk semua ruang pelayanan terutama loket
b. Meningkatkan kesadaran petugas dengan pemberian sanksi bagi yang melanggar
BAB VII
31
PENUTUP
A. Kesimpulan
Puskesmas Riaraja telah melaksanakan penilaian kinerja Puskesmas Tahun 2022 dengan
hasil sebagai berikut :
1. Kinerja cakupan pelayanan kesehatan dengan nilai 85,6 termasuk kategori kinerja
Cukup
2. Kinerja kegiatan manajemen Puskesmas dengan nilai 8,9 termasuk kategori kinerja Baik
3. Kinerja mutu pelayanan kesehatan dengan nilai 9.0 termasuk kategori kinerja Baik
Berdasarkan hasil di atas, maka hasil kinerja Puskesmas Riaraja Tahun 2022 dapat
dikategorikan per jenis kegiatan sebagai berikut :
A. Kategori Kinerja Baik
1. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
2. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
3. Upaya Kesehatan Jiwa
4. Bina Kesehatan Tradisional
5. Perawatan Kesehatan Masyarakat
6. Manajemen Alat dan Obat
7. Manajemen Keuangan
8. Manajemen Ketenagaan (SDM)
9. Persalinan oleh tenaga Kesehatan
10. Penanganan komplikasi obstetric/resiko tinggi
11. Error rate pemeriksaan malaria
12. Kepatuhan terhadap standar ANC
B. Kategori Kinerja Cukup
1. Upaya Promosi Kesehatan
2. Upaya Kesehatan Lingkungan
3. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
4. Manajemen Operasional
5. Kepatuhan terhadap standar pemeriksaan TB Paru
6. Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan puskesmas
C. Kategori Kinerja Kurang
32
1. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
2. Upaya Kesehatan Kerja dan Olaharaga (Kesjaor)
3. Upaya Pelayanan Kesehatan PTM
B. Saran
1. Perlu dilaksanakan monitoring dan evaluasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten secara
rutin.
2. Masing – masing program untuk dapat meningkatkan hasil kinerjanya terutama program
yang hasil pencapaian kegiatannya masih di bawah target sasaran
3. Perlu kerjasama lintas program dan lintas sektor serta berbagai upaya untuk lebih
meningkatkan partisipasi / pemberdayaan masyarakat.
4. Untuk dapat mempertahankan dan lebih meningkatkan kualitas pelayanan.
5. Perlu peningkatan sumber daya kesehatan.
33