Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan dan pembinaan kesehatan masyarakat telah dibangun
Puskesmas sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-t
ingginya diwilayah kerjanya. Puskesmas berfungsi sebagai penyelenggara Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM) dan penyelenggara Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama di wilayah kerja Puskesmas.

Untuk menunjang pelaksanaan fungsi dan penyelenggaraan upayanya, Puskesmas dilengkapi dengan
instrumen manajemen yang terdiri dari (1) Perencanaan tingkat Puskesmas; (2) Lokakarya Mini Puskesmas; (3)
Penilaian Kinerja Puskesmas dan manajemen sumber daya termasuk alat, obat, keuangan dan tenaga, serta
didukung dengan manajemen sistem pencatatan dan pelaporan disebut sistem informasi manajemen Puskesmas
(SIMPUS) dan upaya peningkatan mutu pelayanan.

Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan kesehatan, mempunyai peran cukup
besar dalam upaya mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut di atas, maka pedoman stratifikasi
Puskesmas yang telah dipergunakan selama ini telah disempurnakan, dan selanjutnya digunakan istilah Penilaian
Kinerja Puskesmas.

B. PENGERTIAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

Penilaian Kinerja Puskesmas adalah suatu upaya untuk melakukan penilaian hasil kerja / prestasi
Puskesmas secara keseluruhan baik dari perupaya hingga kegiatan yang dilakukan manajemen, kegiatan perupaya
yang dilakukan didalam gedung maupun diluar gedung.

Pelaksanaan penilaian dimulai dari tingkat Puskesmas, sebagai instrumen mawas diri karena setiap
Puskesmas melakukan penilaian kinerjanya secara mandiri, kemudian Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota
melakukan verifikasi hasilnya.Adapun aspek penilaian meliputi hasil pencapaian cakupan dan manajemen kegiatan
termasuk mutu pelayanan (khusus bagi Puskesmas yang telah mengembangkan mutu pelayanan) atas perhitungan
seluruh Puskesmas. Berdasarkan hasil verifikasi, Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota bersama Puskesmas dapat
menetapkan Puskesmas ke dalam kelompok (I,II,III) sesuai dengan pencapaian kinerjanya.

Pada setiap kelompok tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota dapat melakukan analisa tingkat kinerja
Puskesmas berdasarkan rincian nilainya, sehingga urutan pencapaian kinerjanya dapat diketahui, serta dapat
dilakukan pembinaan secara lebih mendalam dan terfokus.
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

1. Tujuan
a. Tujuan Umum
Tercapainya tingkat kinerja Puskesmas yang berkualitas secara optimal dalam mendukung pencapaian
tujuan pembangunan kesehatan Kabupaten Lombok Timur

b. Tujuan Khusus
1) Mendapatkan gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan mutu kegiatan serta manajemen
Puskesmas Montong Betok pada akhir tahun kegiatan.
2) Mengetahui tingkat kinerja Puskesmas Montong Betok pada akhir tahun berdasarkan urutan peringkat
kategori kelompok Puskesmas.
3) Mendapatkan informasi analisis kinerja Puskesmas dan bahan masukan dalam penyusunan rencana
kegiatan Puskesmas Montong Betok.
2. Manfaat Penilaian Kinerja Puskesmas
a. Puskesmas mengetahui tingkat pencapaian (prestasi) kunjungan dibandingkan dengan target yang harus
dicapainya.
b. Puskesmas dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari penyebab dan latar belakang serta
hambatan masalah kesehatan di wilayah kerjanya berdasarkan adanya kesenjangan pencapaian kinerja
Puskesmas (output dan outcome).
c. Puskesmas dapat menetapkan tingkat urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera pada tahun yang
akan datang berdasarkan prioritasnya.

D. RUANG LINGKUP PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

Ruang lingkup penilaian kinerja Puskesmas meliputi penilaian pencapaian hasil pelaksanaan pelayanan
kesehatan, manajemen Puskesmas dan mutu pelayanan. Penilaian terhadap kegiatan Upaya Kesehatan
Masyarakat Esensial yang telah ditetapkan di tingkat kabupaten/kota dan kegiatan Upaya Kesehatan
Pengembangan yang sesuai dengan program program pengembangan yang ada pada Puskesmas Montong Betok
serta Upaya peningkatan Mutu pelayanan yang dimasukkan pada kegiatan Manajemen Puskesmas dalam rangka
penerapan tiga fungsi puskesmas yang diselenggarakan melalui pendekatan kesehatan masyarakat.

Garis besar lingkup Penilaian Kinerja Puskesmas Montong Betok tahun 2022 adalah :
1. Upaya Pelayanan Kesehatan Masyarakat meliputi :
a. Upaya Kesehatan Esensial sesuai dengan kebijakan nasional, dimana penetapan jenis pelayanannya
disusun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur dan indikator ditetapkan oleh Puskesmas
Montong Betok meliputi : upaya promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, KIA dan KB, perbaikan Gizi,
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit, serta Perkesmas.

b. Upaya Kesehatan Pengembangan antara lain penambahan upaya kesehatan atau penerapan pendekatan
baru (inovasi) upaya kesehatan dalam pelaksanaan pengembangan program kesehatan yang dilaksanakan
di Puskesmas Montong Betok meliputi : Kesehatan Jiwa, Kesehatan Gigi Masyarakat, Kesehatan Mata/
Indera, Kesehatan Lansia, Kesehatan Remaja, Kesehatan Tradisional, Kesehatan Haji, Kesehatan Kerja,
Kesehatan Olah Raga dan lain-lain yang merupakan Inovasi Puskesmas.

c. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) / Pengobatan, meliputi pelayanan Rawat Jalan, Rawat Inap, dan
Laboratorium serta Farmasi

2. Pelaksanaan manajemen Puskesmas dalam penyelenggaraan kegiatan, meliputi:


a. Manajemen Operasional Puskesmas meliputi Proses penyusunan perencanaan, pelaksanaan
lokakaryamini dan pelaksanaan penilaian kinerja,;
b. Manajemen sumber daya termasuk alat, obat, pengelolaan inventaris, manajemen keuangan, manajemen
ketenagaan, dan lain-lain.
3. Mutu Pelayanan Puskesmas, meliputi:
a. Penilaian input pelayanan berdasarkan standar yang ditetapkan.
b. Penilaian proses pelayanan dengan menilai tingkat kepatuhannya terhadap standar pelayanan yang telah
ditetapkan.
c. Penilaian out-put pelayanan berdasarkan upaya kesehatan yang diselenggarakan. Dimana masing-masing
program/kegiatan mempunyai indikator mutu tersendiri, sebagai contoh angka drop out pengobatan pada
program penanggulangan TBC.
d. Penilaian out-come pelayanan antara lain melalui pengukuran tingkat kepuasan pengguna jasa pelayanan
Puskesmas.

Belum semua kegiatan pelayanan yang dilaksanakan di Puskesmas dapat dinilai tingkat mutunya, baik
dalam aspek input, proses, out-put maupun out-comenya, karena indikator dan mekanisme untuk penilaiannya
belum ditentukan. Sehingga, secara keseluruhan tidak akan di ukur dalam penilain kinerja, akan tetapi dipilih
beberapa indikator yang sudah ada standar penilainnya.

Hasil kegiatan Puskesmas yang diperhitungkan meliputi Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh
Puskesmas dan jaringannya di wilayah kerja Puskesmas, baik kegiatan yang dilaksanakan di dalam gedung
maupun di luar gedung.
BAB II
PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

A. BAHAN DAN PEDOMAN

Bahan yang dipakai pada penilaian kinerja puskesmas adalah hasil pelaksanaan pelayanan kesehatan,
manajemen puskesmas dan mutu pelayanan.Sedangkan dalam pelaksanaannya mulai dari pengumpulan data,
pengolahan data, analisis hasil/ masalah sampai dengan penyusunan laporan berpedoman pada Buku Pedoman
Penilaian Kinerja Puskesmas dari Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan RI tahun
2006.

B. TEKNIS PELAKSANAAN

Pelaksanaan Penilaian Kinerja Puskesmas Montong Betok tahun 2022 meliputi serangkaian kegiatan yang
dimulai sejak awal tahun anggaran pada saat penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan Puskesmas yang
selanjutnya dilakukan pengumpulan data yang dipantau dan dibahas melalui forum Mini lokakarya baik bulanan
dengan lintas program di dalam Puskesmas maupun Mini lokakarya tribulanan yang melibatkan lintas sektor di
wilayah Puskesmas Montong Betok.

Penilaian Kinerja Puskesmas Montong Betok meliputi Puskesmas dan jaringannya yaitu Puskesmas
Pembantu, Bidan di desa serta berbagai UKBM dan upaya pemberdayaan masyarakat lainnya dengan penilaian
sebagai berikut :

1. Penetapan target Puskesmas

Target Puskesmas yaitu tolok ukur dalam bentuk angka nominal atau persentase yang akan dicapai Puskesmas
pada akhir tahun.

Penetapan besar target setiap kegiatan yang akan dicapai masing-masing program atau upaya Puskesmas
ditetapkan pada awal tahun, berdasarkan standar pelayanan minimum dan kebijakan Dinas Kesehatan
Kabupaten Lombok Timur.

2. Pengumpulan data hasil kegiatan

Pengumpulan data dilaksanakan dengan memasukkan data hasil kegiatan Puskesmas Montong Betok tahun
2022 ( Januari s/d Desember 2022 ) dengan variabel dan sub variabel yang terdapat dalam formulir penilaian
kinerja puskesmas tahun 2022.

3. Pengolahan data

Setelah proses pengumpulan data selesai, dilanjutkan dengan pengolahan data yaitu proses kegiatan yang
merubah data menjadi informasi yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan termasuk
untuk dasar penyusunan perencanaan Puskesmas.

Untuk kepentingan tersebut telah disediakan kolom khusus pengolahan data dalam formulir pengumpulan data
dilanjutkan dengan penghitungan sebagai berikut :
a. Penilaian Cakupan Kegiatan Pelayanan Kesehatan :
Cakupan sub variabel (SV) dihitung dengan membagi hasil pencapaian (H) dengan target sasaran (T)
dikalikan 100 atau
SV (%) = H x 100%
T
Cakupan variabel (V) dihitung dengan menjumlah seluruh nilai sub variabel (ΣSV) kemudian dibagi dengan
jumlah variabel ( n ) atau
V (%) = Σ SV
n
Jadi nilai cakupan kegiatan pelayanan kesehatan adalah rerata per jenis kegiatan. Kinerja cakupan
pelayanan kesehatan dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
1. Kelompok I (kinerja baik) : Tingkat pencapaian hasil ≥ 91 %
2. Kelompok II (kinerja cukup) : Tingkat pencapaian hasil 81 – 90 %
3. Kelompok III (kinerja kurang) : Tingkat pencapaian hasil ≤ 80 %

b. Penilaian Kegiatan Manajemen Puskesmas


Penilaian kegiatan manajemen puskesmas    dikelompokkan menjadi 7kelompok :
1. Manajemen Umum Puskesmas
2. Manajemen Sumber Daya
3. Manajemen keuangan dan BMD
4. Manajemen Pemberdayaan Masyarakat
5. Manajemen Data dan Informasi
6. Manajemen Program
7. Manajemen Mutu
Penilaian kegiatan manajemen puskesmas dengan mempergunakan Empat (4) skala nilai sebagai berikut :
 Skala 1 nilai 0
 Skala 2 nilai 4
 Skala 3 nilai 7
 Skala 4 nilai 10
Nilai masing-masing kelompok manajemen adalah rata-rata nilai kegiatan masing-masing kelompok
manajemen.
Cara Penilaian :
1. Nilai manajemen dihitung sesuai dengan hasil pencapaian Puskesmas dan dimasukkan ke dalam
kolom yang sesuai.
2. Hasil nilai skala di masukkan ke dalam kolom nilai akhir tiap variabel
3. Hasil rata – rata dari penjumlahan nilai variabel dalam manajemen merupakan nilai akhir manajemen
4. Hasil rata-rata dikelompokkan menjadi :
Baik         : Nilai Rata-Rata : > 8,5
Cukup      : Nilai Rata-Rata : 5,5-8,4
Kurang     : Nilai Rata-Rata : < 5,5
c. Penilaian mutu pelayanan
Cara Penilaian :
1. Nilai mutu dihitung sesuai dengan hasil pencapaian Puskesmas dan dimasukkan ke dalam kolom yang
sesuai.
2. Hasil nilai skala di masukkan ke dalam kolom nilai akhir tiap variabel
3. Hasil rata – rata nilai variabel dalam satu komponen merupakan nilai akhir mutu
4. Nilai mutu dikelompokkan menjadi :
Baik : Nilai Rata-Rata> 8,5
Cukup : Nilai Rata-Rata 5,5 - 8,4
Kurang : Nilai Rata-Rata<5,5
BAB III
HASIL KINERJA PUSKESMAS MONTONG BETOK TAHUN 2022

A. HASIL KINERJA PELAYANAN / UPAYA KESEHATAN

Tabel 1. Hasil Pencapaian Kinerja UKM Esensial dan Perkesmas Tahun 2022

Hasil Tingkat
No. Komponen Kagiatan Upaya Kesehatan Keterangan
Cakupan Kinerja

1. Upaya Promosi Kesehatan 84,01% Baik : ≥ 91 %

2. Kesehatan Lingkungan 99,26%


Cukup: 81 – 90 %
3. Kesehatan Keluarga 90,87%
Kurang: ≤ 80 %
4. Perbaikan Gizi Masyarakat 81,55%
5. Pencegahan & Pengendalian Penyakit (P2P) 78,52%
6. Perkesmas %
Rata-Rata Kinerja UKM Esensial & Perkesmas %

Tabel 2. Hasil Pencapaian Kinerja UKM Pengembangan Puskesmas Montong Betok Tahun 2022

Hasil Tingkat
No. Komponen Kagiatan Upaya Kesehatan Keterangan
Cakupan Kinerja

1. Upaya kes.Usia Lanjut % Baik : ≥ 91 %

2. Upayakes.mata/pencegah kebutaan %
Cukup : 81 – 90 %
3. Upaya Kes.Jiwa %
Kurang : ≤ 80 %
4. Upaya Kesehatan Olah Raga. %
5. Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat %
6. Bina Kesehatan Tradisional %
7. Bina kesehatan Kerja %
8. Kesehatan Haji %
Rata-Rata KinerjaUKM Pengembangan %

Tabel 3. Hasil Pencapaian Kinerja UKP / Pengobatan Puskesmas Montong Betok Tahun 2022

Tingkat
No. Komponen Kagiatan Upaya Kesehatan Hasil Cakupan Keterangan
Kinerja

A. Rawat Jalan 81,8% Baik : ≥ 91 %

B. Pelayanan kesehatan Gigi % Cukup : 81 – 90 %

C. Rawat Inap 86,2% Kurang : ≤ 80 %

D. BOR %
E. Alos %

F. Askep %

Kefarmasian 86,0%

Laboraturium 98.33%

Home Care ( Pekesmas) 91,4 %

Rata-Rata Kinerja UKP / Pengobatan %

B. HASIL KINERJA JEJARING DAN JARINGAN PUSKESMAS


Hasil
No Komponen Mnajemen Tingkat Kinerja Keterangan
Cakupan

1. Tersedianya Data Jejaring dan Jaringan % Baik : ≥ 91 %

2. Tersedia Format dan Instrumen/ Ceklis % Sedang : 81 – 90 %

3. Adanya data hasil laporan pelayanan % Kurang : < 80 %

4. Terlaksana kegiatan Pembinaan dan Bimbingan %

Tekhnis

Rata-Rata Kinerja Manajemen %

C. HASIL KINERJA KEGIATAN MANAJEMEN PUSKESMAS

Tabel 4. Hasil Kinerja Pencapaian Kegiatan Manajemen Puskesmas Montong Betok Tahun 2022

Hasil Tingkat
No Komponen Mnajemen Keterangan
Cakupan Kinerja

1. Manajemen Umum/Operasional Puskesmas % Baik : ≥ 8,5

2. Manajemen Sumber Daya (SDM dan SPA) 10,00% Sedang : 5,5-8,4

3. Manajemen Keuangan 10,00% Kurang : < 5,5

4. Manajemen Data dan Informasi 10,00%

5. Manajemen Program dan Pemberdayaan 10,00%

Masyarakat

6. Manajemen Mutu 8,80%

Rata-Rata Kinerja Manajemen %


D. HASIL KINERJA MUTU PELAYANAN PUSKESMAS

Tabel 5. Hasil Pencapaian Kinerja Mutu Pelayanan Puskesmas Montong Betok Tahun 2022

Tingkat
No. Jenis Kegiatan Nilai Hasil Keterangan
Kinerja
1. Drop Out Pelayanan ANC (K1-K4) Baik : ≥ 8,5

2. Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Sedang: 5,5-8,4

3. Penanganan Komplikasi Risti/Obstetri Kurang : < 5,5

4. Error Rate Pemeriksaan BTA

5. Erros Rate Pemeriksaan Darah Malaria

6. Kepatuhan terhadap Standar ANC

7. Kepatuhan terhadap Standar Pemeriksaan TB

8. Tingkat Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan

Rata-Rata Kinerja Mutu Pelayanan

E. HASIL TOTAL KINERJA PUSKESMAS


Tabel 6. Hasil Total Kinerja Puskesmas Montong Betok Tahun 2021

Tingkat
No. Komponen Kagiatan Hasil Cakupan Keterangan
Kinerja

1. UKM Esensial dan Perkesmas % Kinerja


Baik : ≥ 91 %
2. UKM Pengembangan % Cukup : 81 – 90 %
Kurang : ≤ 80 %
3. UKP / Pengobatan %

4. Jejaring dan Jaringan %

Rata-Rata Kinerja %
BAB IV

ANALISIS HASIL PENILAIAN KINERJA

A. ANALISIS DATA HASIL KINERJA

1. Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan


I. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Esensial dan Perkesmas :
A. Upaya Promosi Kesehatan :
1) Saluran media elektronik adanya perubahan saluran promosi dari yang sebelumnya tahun 2021 ada
2 media yaitu Facebook dan Whatshaap, tetapi di tahun 2022 ada penambahan media yaitu
Instagram.

2) Untuk jenis media promkes yaitu media cetak. Ada 4 jenis media yaitu, Leaflet, Poster, Banner
tempel dan Berdiri.

3) Jadwal posiandu aktif. Jumlah posiandu yang ada di wilayah Puskesmas Montong Betok sebanyak
83, tidak ada perubahan.

4) Jumlah kader yang terlatih dan bersertifikat. Jumlah kader di tahun 2021 sebanyak 420 kader,
sedangkan di tahun 2022 sebnyak 437 kader, perubuhan disebabkan karena posiandu keluarga,
perbuahan kader ini tidak disertai dengan perubahan sertifikat, itu yang menyebabkan adanya
penurunan capaian dari 91,2% di tahun 2021 menjadi 88,4% di tahun 2022.

5) Jumlah posiandu keluarga yang dibina.

Di tahun 2021 sebanyak 50 (60.2%) posiandu yang di bina, sedangkan di tahun 2022 83 (100%)
posiandu yang di bina, di karenakan pada tahun 2022 semua posiandu konvensional di ganti
menjadi posiandu keluarga

6) Jumlah UKBM yang dibima sama dengan jumlah posiandu yang dibina

7) Jumlah kebijakan yang mendukung Germas dari 8 intasi yang kita targetkan untuk memiliki
kebijakan / SK tentang Germas di tahun 2021 hanya 3 intanasi yg memiliki kebijakan, tetapi inipun
belum berupa SK hanya kebiasaan yang di lakukan, sedangkan di tahan 2022 ada 2 intasni yang
sudah memiliki kebijakan dan SK yang di atur dalam pelaksanaan Germas ini yaitu Kecamatan dan
Puksemas.

B. Kesehatan Lingkungan :
Cakupan program Kesehatan Lingkungan pada tahun 2022 sebesar 99,26% lebih tinggi dibandingkan
dengan tahun 2021 yaitu sebesar 83,90%. Adapun cakupan yang paling rendah pada program kesling
tahun 2022 adalah kegiatan pengawasan dan Pembinaan Tempat Fasilitas Umum (TFU) sebesar 92%,
Survey Perumahan dan Lingkungan sebesar 94,5% dan Pasien/Klien yang dikonseling sebesar 95,5%.
Hal ini disebabkan karena kegiatan yang seharusnya terfokus untuk pelaksanaan kegiatan kesling tetapi
dengan adanya pandemi covid-19 membuat kegiatan yang ada menjadi sedikit terganggu, untuk jumlah
pasien/Klien yang dikonseling cakupannya masih belum mencapai target karena ruang konseling terpadu
tidak ada, pasien yang di konseling hanya dari Ruang Rawat Inap (RRI) saja yaitu dengan ikut visite
terpadu. Selain itu juga masih kurangnya anggaran dari dana BOK yang belum bisa memenuhi semua
kegiatan kesehatan lingkungan.
C. Kesehatan Kekuarga
1. Kesehatan Ibu,Anak dan Keluarga Berencana
Kunjungan Neonatal, bayi dan balita tahun 2022 belum mencapai target, hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor antara lain :

 Ada bebrapa kunjungan neonatal, bayi dan balita belom memenuhi persyaratan untuk
kungjungan lengkap.

 Masih ada DO (Dop Out) kunjungan neonatal, bayi, dan balita.

Untuk capaian KB Aktif tahun 2022 meningkat dibandingkan dengan tahun 2021 karena jumlah sasaran
bertambah maka hasil persentasinya menurun .

Capaian Target SPM KIA Pada Tahun 2022 Menurun dengan TAHUN 2021 karena :

 Untuk K1, syarat-syarat untuk dikatakan K1 belum semuanya terpenuhi.

 K4, masih banyak DO (Drop Out) K1 belum semuanya terpenuhi.

 Linfaskes, banyak sasaran bulin yang pulang melahirkan ke rumah orang tuanya.

 Nifas, masih ada beberapa syarat yang belum di penuhi sehingga tidak bisa dikatakan sebagai
kunjungan nifas lengkap.

2. Kesehatan Anak Usia Sekolah


3. Kesehatan Remaja
a. Cakupan Pelayanan Kesehatan remaja di tahun 2021 yaitu 47,1 % sedangkan
cakupan pelayanan Kesehatan remaja ditahun 2022 yaitu91,4 % dimana ditahun
2021 ke tahun 2022 mengalami kenaikan yang diakibatkan karena banyakknya
kegiatan ditahun 2022 yang turun sekolah ataupun di Posga untuk pemeriksaan
pelayanan Kesehatan remaja
b. Pelayanan PKPR di Puskesmas di tahun 2021 yaitu 25,4 % sedangkan di tahun
2022 pelayanan PKPR dipuskesmas mencapai 100 % dikarenakan rujukan dari
sekolah meningkat untuk remaja yang membutuhkan pelayanan dipuskesmas.
c. Pemeriksaan calon Pengantin di tahun 2021 yaitu mencapai 78 pasang calon
pengantin,sedangkan ditahun 2022 mengalami peni gkatan yaitu sebanyak 114
calon pengantin.kenaikan disebabkan karena dari KUA sudah menjadika syarat
pemeriksaan catin di puskesmas sebagai syarat untuk mengurus pernikahan di
KUA.
4. Lansia
Capaian sjreaning lansia /Laporan Pada tahun 2022 belum memenuhi target (capaian)
yang seharusnya 100 % hal tersebut di karenakan :
a. Kurangnya pemeriksaan lengkap dilokasi posyandu seperti
GDS,Cholesterol,asam urat dan tidak ada pemeberian vitamin pada lansia yang
dating.
b. Kurangnya anggaran dari dana BOK yang belum bisa memenuhi dalam rangka
swiping atau gerebek dusun Lansia.
c. Kurangnya tanggap dan respon dari petugas pendamping posyandu Lansia.
d. Kurang Taanggap dan Respon dari Pemerintah desa.
D. Perbaikan Gizi Masyarakat
1. Tingkat partisipasi masyarakat (D/S)
Target D/S nasional 80 %,pencapaian diwilayah montong betook tahun 2022 rata-rata
89,4 %
2. Capaian N/D
Pencapaian N/D: jumlah balita yang naik berat badannya berbabding rata-rata 63,4 %
masih berada dibawah target nasional yang dimana target sebenarnya adalah 80 % .
3. KMS/Buku KIA
Pada tahun 2021 dan 2022 sudah mencapai target yaitu 100 %,semua balita yang
terdaftar diposyandu memiliki KMS/Buku Kia.
4. Berat badan kurang dan sangat kurang (BB/U)berdasarkan hasil pekan bulan timbang
pada bulan februari dan agustus tahun 2022 ditemukan 89 orang balita sangat kurang
dan 319 orang kurus.
5. Pendek dan sangak pendek (stunting TB/U)
Hasil pekan timbang pada bulan februari dan agustus 2022 ada sebanyak 176 balita
sangat pendek dan 528 orang balita pendek,dengan kata lain jumlah balita stunting
tahun 2022 sebanyak 704 orang atau sebanyak 15,4 %.
6. Gizi kurang dan Gizi Buruk (BB/TB)
Hsil pekan timbang tahun 2022 ditemukan 4 orang balita gizi buruk dan 80 orang balita
gizi kurang ,ada penurunan ksus baik gizi buruk maupun gizi kurang pada tahun 2022 di
bandingkan pada tahun 2021.
7. Balita gizi kurang dapat makanan tambahan (PMT)
Semua balita yang terkena gizi kurang yaitu yang 80 orang semuanya mendaptakn PMT
berupas Biskuit balita dari puskesmas dan paket sembako dari desa.
Dan tahun 2021 dan 2022 sudah mencapai target yaitu 100 %.
8. Balita gizi buruk yang mendapat perawatan
Semua balita gizi buruk mendapkan perawatan baik rawat jalan maupun rawat inap yaitu
100 %.
9. Pemberian Vitamin A
Rata -rata capaian pemberian vitamin A pada bulan februari dan agustus tahun 2022
yaitu 99.03 % atau sebanyak 3973 balita dari 4007 balita.
10. Capaian AE kurang dari 6 bulan secara komulatif sebanyak 88,2 %,dengan target 90 %
atau sebanyak 517 orang dari 586 sasaran.
E. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) :
1. Pengendalian PTM
a. Pelayanan screaning Kesehatan pada usia produktif pada tahun 2021 sebanyak
0,4 % capainnya tidak tercapai karena perhitungan pada tahun 2021 ada
kekeliruan sehingga capaian melebihin,terutama yang HT,DM dan usia produktif
sedangkan pada tahun 2022 data ril sudah dihitung dan dipelajari untuk
perhitungan yangg tepatnya,
b. Penemuan dan pederita hipertensi sesuai standar pada tahun 2021 mencapai
116,9 % sedangkan pada tahun 2022 mencapai 63,3 % hal ini terjadi karena
ada kekeliruan data.
c. Penemuan dan pelayanan Penderita DM sesuai Standar capaiannya pada tahun
2021 158,4% dan pada tahun 2022 50,9 % hal ini terjadi karena ada kekeliruan
data.
d. Posbindu tersedia di semua desa wilayah kerja puskesmas montomng betook
yaitu 8 desa.
e. Pelayan Padu PTM di dalam Gedung mencapai 100 %
f. Deteksi dini kangker payudara dan leher Rahim bagi WUS USIA 30-50 tahun
pada tahun 2021 mencapai 100 % sedangkan pada tahun 2022 mencapai 229.8
%
g. Penyelenggaraan sosialisasi untuk berhenti merokok pada tahun 2021 dan 2022
mwncapai 100 %.
2. Kesehatan Indera
a. Deteksi dini gangguan indra pada usia produktif pada tahun 2021 43,6 %
sedangkan pada tahun 2022 terjadi peningkatan capaian dari masing-masing
indicator terutama pada screaning gangguan penglihatan usia produktif.
b. Penemuan kasus Refraksi pada tahun 2021 dan 2022 mencapai target 100 %
c. Penemuan kasus katarak pada tahub 2021 dan 2022 mencapai 100 %
d. Screaning ganguan pendengaran pada tahun 2021 dan 2022 mencapai 100 %
e. Penemuan kasus ketulian pada tahun 2021 dan 2022 mencapai 100 %.
3. Kesehatan Jiwa
a. Penemuan ODGJ Berat
Penemuan pasien ODGJ Berat pada tahun 2021 berjumlah 80 jiwa dan tahun
2022 bertambah menjadi 102 jiwa,tetapi target belum tercapai karena kurangnya
dukungan dari keluarga.
b. ODGJ berat yang mendapatkan tata laksana sesuai standar pada tahun 2021
dan 2022 mencapai terget yaitu 101%
c. Penemuan total kasus ODGJ (ODGJ berat, GME, Depresi dan Pasung)
GME pada tahun 2021 dan 2022 belum mencapai target karena walaupun
sudah dilakukan scrining di tiap sekolah baik SMP dan SMA tetapi hasilnya
belum maksimal sedangkan untuk depresi target belum tercapai karna rekapan
scrining belum direkap oleh dokter dan untuk pasung tidak ada kasus.
4. Kusta
Penemuan kasus Baru pada tahun 2021 dan 2022 hanya terdapat 1 kasus saja.
5. P2 Kecacingan
a. Cakipan Distribusi obat cacing siswa SD/MI pada tahun 2021 mencapai 5297
atau 100 % dan pada tahun 2022 juga mencapai 5497 atau 100 %
Pemerian obat cacing dilakukan Dua tahan pada bulan Februari dan Bulan
Agustus.
b. Cakupan distribusi obat cacing bagi Balita dan APRAS pada tahun 2021 dan
2022 mencapai target yaitu 100 %
c. Jumlah ibu hami dengan anemia dan kek yang mendapatkan pemeriksaan pada
tahun 2021 dan 2022 sebanyak 3735 orang atau 100 % dari target.
6. P2 DBD
a. Jumlah kejadian kasus DBD (Incident Rate)
Capaian Kasus DBD Pada tahun 2021sampai tahun 2022 terjadi penurunan
secara signifikan.ditahun 2021 terjasi kasus sebanyak 35 kasus dan pada tahun
2022 terjadi penurunan kasus yaitu 15 kasus hal ini terjadi karena peningkatan
survai jentik rutin yang dilakukan pada tahun 2022.
b. Angka bebas jentik pada tahun 2021 dan 2022 mencapai 100 %
c. Persentase rumah yang melaksanakan Gerakan 1 rumah 1 jentik mencapai 100
%.
7. P2 Malaria
a. Target untuk pemeriksaan malaria adalah 10 % dari jumlah penduduk sebanyak
45 orang.sedangkan untuk targetpenemuan kasus malaria positif (API ) adalah 1
% dari jumlah penduduk yaitu sebanyak 45 orang,
b. sedangkan target untuk penemuan kasus malaria positif indegeneus adalah 100
% dari jumlah penduduk
c. Jumlah slide yang di croos chek ke kabupaten adlah 100 % dari jumlah kasus
positif.
Untuk penemuan kasus pada tahun 2021 terdapat kasus sebanyak 1 kasus
(import) dan dilakukan pengiriman slide untuk di cros check serta tidak ad kasus
indegeneus artinya untuk kasus 2021 memenuhi target yaitu 100 %.sedangkan
pada tahun 2022 semua indicator telah memenuhi target yaitu 100 %,jadi dapat
disimpulkan untuk tahun 2021 dan 2022 tidak terjadi peneurunan atau
paeningkatan capaian karena sama-sama telah mencapai target 100 %.
8. P2 Diare/HDI
a. Penemuan Kasus diare pada semua umur pada tahun 2021 sebanyak 1.712
dari target 2.688 hanya tercapai 63,6 % dari 100 % dan pada tahun 2022
sebanyak 1,068 dari sasaran 2.688 dan hanya tercapai 39,7 % dari 100 %
Penemuan kasus diare tahun 2022 terdapat penurunan karena kesadaran
masyarakat akan perilaku hidup bersih dan sehat berjalan dengan sangat
baik,setiap kepada keluarga sudah memiliki jamban/WC,Upaya promotive dan
provetif sudah bisa mengurangi jumlah penderita Diare.
b. Sasaran dan penemuak kasus Diare balita pada tahun 2021 hanya mencapai
42,2 % dari 100 % dan pada tahun 2022 hanya mencapai 67,2 %
c. Jumlah pemberian Zink pad apenderita Diare (0-59 tahun )pada tahun 2021 dan
tahun 2022 mencapai 100 %
d. Screaning Hipertensi /HBsAg Pada ibu Hamil Pada tahun 2021 dan tahun 2022
mencapai 100 %.
e. Pemberian Imunisasi Hbig pada ibu yang positif HBsag pada tahun 2021 dan
tahun 2022 mencapai 100 %.
9. P2 ISPA
Capaian penemuan kasus penomoni di tahun 2021 samapai tahun 2022 mengalami
penurunan.Dimana tahun 2021 capaian sebanyak 212 atau 75,4 % sedangkan pada
tahun 2022 capaian sebanyak 185 atau 70,3 % hasil ini disebabkan oleh beberapa
factor yaitu :
 Masyarakat terutama para ibi-ibu sudah rajin membawa anaknya ke posyandu
untuk mendapatkan imunisasi.
 Masyarakat rata-rata sudah menerapkan PHBS
 Petugas Kesehatan puskesmas sudah melakukan penyuluhan tentang ISPA dan
penomoni baik didalam Gedung maupun diluar Gedung.
 Petugas Kesehatan (Puskesmas) sudah melakukan tata laksana standar dalam
pemeriksaan dan pengobatan ISPA dan Penomoni.
10. P2 HIV AIDS dan IMS
a. Jumlah ibu hamil yang diperiksa HIV
Capaian indicator kinerja PIMS,untuk ibu hamil yang diperiksa HIV pada tahun
2021 dan 2022 belum mencapai target hal itu terjadi karena ada Sebagian ibu
hamil memeriksa HIV diluar wilayah,Sebagian ibu hamil pindah domisisli
b. Ibu hamil yang diperiksa sypilish pada tahun 2022 ada kesenjangan lebih
rendah dengan ibu hamil diperiksa HIV,disebabkan sempat terjadi kekosongan
stok reagen stik sypilish dari dinak Kesehatan.
c. Jumlah POCI yang diperiksa HIV dan IMS pada tahun 2021 dan 2022 sudah
memenuhi target yaitu 100 %.
11. P2 TB
a. Jumlah penemuan kasus baru CDR
Penemuan Kasus TB Paru pada tahu 2021 sebanyak 42 orang atau 27 % dan terjadi
peningkatan pada tahun 2022 yaitu sebanyak 56 orang atau 36,0 %.

b. Jumlah penemuan Suspek pada tahun 2021 sebanyak 585 atau 68,5 % , Sedang
pada tahun 2022 sebanyak 856 orang 100,2 %
c. Penemuan HIV Pada Tahun 2021 sama dengan tahun 2022 yaitu 100 %
d. Konversi (CR) Pada Taahun 2021 sebanyak 42 orang sama dengan tahun 2022 yaitu 42
orang atau 100 %
e. Sedangkan kesembuhan pada tahun 2021 32 orang sama dengan tahun 2022
sebanyak 32 orang atau 100 %
12. P2 Home Care ( Perkesmas)
Berdasarkan data capaian perkesmas tahun 2021 dan tahun 2022, capaian perkesmas
mengalami peningkatan dari 44% menjadi 74.3%. Target tahunan program perkesmas
terjadi peningkatan karena, target tahun 2021 lebih tinggi dari pada target tahun 2022.
13. SURVEILANS
a. Kelengkapan dan ketepatan waktu laporan kewaspadaan dini dan respon
(SKDR) melalui laporan mingguan (W2) penyakit potensi KLB/Wabah pada
tahun 2021 dan 2022 mencapai 100 %
b. Respon kejadian luar biasa (KLB) ≤ 24 jam terdapat 60 kejadian atau 100 %
pada tahun 2021 dan 2022.
Hasil kegiatan Survailens pada tahun 2021 untuk respon KLB lebih tinggi dari pada tahun
2022,karena pada tahun tersebut pandemic Covis 19 masih terjadi,dan TIM TGC masih
bergerak aktif sehingga tidak ada yang luput dari pemantauan tim TGC,Sedangkan pada
tahun 2022 kasus Covid 19 melanda dan bisa dikatakan tidak ada sehinga kejadian KLB
Kembali fokuds pada peyakit berpotensial wabah.

14. IMUNISASI
a. Cakupan imunisasi dasar lengkap (IDL)
Pada tahun 2021 capaian IDL mencapai 844 orang dari sasaran 825 dan pada
tahun 2022pun sama dengan tahun sebelumnya capaian target lboh banyak dari
jumlah sasaran hal ini terjadi karena kesadaran massyarakat lebih meningkat
utk melakukan imunisasi.
b. Cakupan imunisasi lanjut pd Baduta (DPT dan MR)
Pada tahun 2021 dan 2022 capaian target lebih banyak dari sasaran yaitu
melebihin 100 %.
c. Cakupan imunisasi anak sekolah (BIAS)
d. Pada tahun 2021 da tahun 2022 belum mencapai target yaitu 94,9 %
e. Cakuoan UCI Desa pada tahun 2021 dan 2022 sudah mencapai 100 %.

II. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Pengembangan :

A. Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat

1) Capaian UKGS pada tahun 2022 terdapat penambahan 5 sekolah menjadi 22 sekolah. Capaian
tersebut belum bisa memenuhi standar dari seharusnya yaitu 2 kali kunjungan 1 tahunnya. Hal
tersebut di karenakan jumlah tenaga perawat gigi satu orang dan dokter gigi satu orang, selain itu
anggaran dari dana BOK yang belum bisa memenuhi untuk semua kegiatan UKGS.

2) Capaian UKGMD menurun padsa tahun 2022 di karenakan minimnya pengangaran BOK untuk
kegiatan UKGMD dan kurangnya jumlah tenaga dokter gigi dan perawat gigi.

B. Kesehatan Tradisional
C. Kesehatan Olahraga

1. Capaian Tes kebugaran pada tahun 2021 mencapai 70% dan pada tahun 2022
mencapai 100 %

2. Capaian tes kebugaran meningkat karena pada tahun 2021 sebanyak 70 %


sedangkan pada tahun 2022 sebanyak 100 % capaian,Tes kebugaran meningkat
karena tahun 2021 dilakukan sekali dalam setahun sedangkan pada tahun 2022
dilakukan 2 kali setahun.

3. Kelompok lansia yg mendapat binaan kebugaran ada 2 kelompok tetapi di jadikan 1


kelompok menjadi kelompok prolanis dan dalam 1 kelompok terdiri dari 15 orang.

4. Ibu hamil yang mendapatkan binaan kebugaran terdiri dari 16 kelompok dalam 1
bulan dilaksanakan 2 kali.

5. Jumlah calon jamaah haji yang mendapatkan binaan kebugaran pada tahun 2021
sebanyak 0 %,hal ini terjadi karena tidak pernah dilaksanakan karena terkendala
Covid 19,sedangkan pada tahun 2022 capaian pembinaan terhadap calon jamaah
haji mencapai 100 %.

6. Capaian tes kebugaran pada anak sekolah sebanyak 0 % pada tahub 2021 dan
2022 karena tidak ada di RAB.

D. Kesehatan Kerja

1. Komitmen dan kebijakan /SK Kapus tentang pengelolaan /Tim K3 Puskesmas sudah
ada beserta Rencana kerja dan SOP sudah lengkap.

2. Simulasi Pengendalian kebakaran sudah dilaksankan.

3. Tersediannya APPAR diwilayah kerja puskesmas montong Betok sudah standar.

4. Pemeriksaan Kesehatan berkala yang dilakukan diwilayah kerja puskesmas


Montong Betok mencapai 100 %

5. Jumlah Pos UKK tidak semua desa tersedia ,hanya beberapa desa yg memiliki Pos
UUK dari 8 Desa.

6. Pembinaan Pos UKK diwilayah kerja Puskesmas Montong Betok Mencapai 100 %

7. Persentasi kader Pos UKK dilaksanakan sekali dalam setahun

8. Pendataan Tempat kerja dan pemetaan factor resiko ditempat kerja dilaksanakan
sekali dalam setahun.

9. Jumlah tempat kerja yang mendapatkan pembinaan Kesehatan kerja tidak


ada,karenabelum ada sosialisasi tentang Kesehatan kerja.
E. Kesehatan Haji

1. Jumlah Calon jamaah haji yang mendapatkan pembinaan pada tahun 2021 tidak
dilakukan pembinaan dan pelacakan krena terkendala covid 19 sehingga capainnya
0 % seangkan pada tahun 2022 terlaksana dan capaiannya 100 %.

2. Jumlah jamaah Haji pulang yang dilakukan pelacakan (K3HJ) pada tahun 2021
mencapai 0 % krena tidak pernah dilaksanakan sedangkan pada tahun 2022
mencapai 100 %.

III.Pengobatan / Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)

a. Rawat Jalan

1. Kunjungan rawat jalan umum/Poli Umum

Untuk Poli umum terjadi peningkatan jumlah pasien yang pada tagun 2021 sebanyak
6.605 pasien sedangkan pada tahun 2022 sebanyak 9.262 pasien kunjungan rawat
jalan pada poli umum.kenaikan jumlah pasien kunjungan terjadi karena pada tahun
2022 terjadi pandemi covid 19 dan varian virus covid 19 yang lainnya.

2. Kunjungan rawat jalan poli Gigi

Pada tahun 2021 terdapat 1,212 pasien yang berkunjung dan pada tahun 2022 terjadi
peningkatan pasien kunjungan yaitu sebanyak 1.359 pasien kenaikan jumlah kunjungan
ini terjadi karena banyaknya pasien menderita penyakit gigi terutama dengan kasus
priodonitis Akut.

b. Rawat Inap

1. Kunjungan Rawat inap pada tahun 2022 mengalami peningkatan dibandingkan pada
tahun 2021 hal ini disebabkan oleh beberapa factor yaitu :

 Pelayanan rawat inap dipuskesmas kotaraja ditutup pada bulan juni sampai bulan
oktober 2022.

 Peningkatan kasus febris,batuk dan filek dibulan September- November 2022

 Kasus Kesakitan pada eforia peringatan 17 agustus 2022

2. Persentase Tempat Tidur terisi (BOR )

Pada tahun 2022 lebih tinggi dari tahun 2022 bahkan lebih dari 100 % hal ini terjadi ada
pengalihan pasien dari puskesmas kotaraja.

3. Rata-Rata Hari rawat Pasien (AVLOS )

Pada tahun 2021 dan tahun 2022 mencapai 100 %

4. Rata-Rata temPat tidur kosong (TOI )

Tempat tidur dirawat inap terdapat 19 bed dan rata- rata tempat tidur kosong sekitar 0,7
% atau 2 bed.

5. Rata-Rata penggunaan Tempat Tidur (BTO )


Rata-rata penggunaan tempat tidur pada tahun 2022 yaitu 89,10

c. Kefarmasian

1. Persentase Ketersediaan Obat Esensial

Persentasi ketersediaan obat pada tahun 2021 yaitu 117,5 % sedangkan persen ketersediaan
obat esensial di tahun 2022 mengalami penurunan menjadi 88,9 % hal ini diakibatkan adanya
penurunan dana obat dari Kabupaten.

2. Persentasi ketersediaan vaksin imunisasi Dasar lengkap tahun 2021 mencapai 97,9 % dan
menjadi 94,7 % ditahun 2022 hal ini disebabkan adanya kekosongan vaksin Hepatitis dibulan
April 2022.

3. Persentasi Penggunaan obat Rasional (POR ) di puskesmas pada tahun 2022 adalah 83,3 %
sedangkan pada rtahun 2021 belum ada indikator persentasi penggunaan obat rasional.

4. Sedangkan persentasi untuk pelayanan dengan melakukan pengkajian pelayanan resep,PIO


dan konseling terdokumentasi tahun 2022 76,9 % sedangkan di tahun 2021 mencapai 140 %
walaupun mengalami penurunan tetapi tetap mencapai target sasaran yaitu sebesar 65 %.

1. Laboratorium

a. Tersediaanya Alat dan bahan serta reagen pemeriksaan LAB Pada tahun 2021 dan 2022
mencapai target yaitu 100 %

b. Terlaksanannya kegiatan Mutu Lab (Kros Cek Malaria dan BTA Sputum ) pada tahun 2021
dan 2022 mencapai 100 %

c. Terlaksananya penanganan limbah LAB sesuai standar pada tahun 2021 dan 2022 mencapai
100 %

d. Terlaksananya penggunaan APD saat pemeriksaan LAB Pada tahun 2021 dan 2022 terlaksana
100 %

e. Terlaksananya kegiatan pencatatan dan pelaporan (blangko,Register dan laporan ) terlaksana


100 %

f. Pemeriksaan golongan darah dan HB ibu hamil pada tahun 2021 mencapai 98 % sedangkan
pada tahun 2022 mencapai 100 %.

2. Pelaksanaan Manajemen Puskesmas


Hasil Penilaian terhadap Pelaksanaan Manajemen Operasional Puskesmas tahun 202.. sebesar … %, lebih
meningkat dibanding dengan tahun 202.. sebesar … %. Dari hasil penilain ini dapat di lihat kenaikan sebesar … %.

3. Mutu Pelayanan Puskesmas


Hasil Penilaian terhadap Mutu Pelayanan Kesehatan pada tahun 202.. sebesar … %, sedangkan di tahun 202..
sebesar … %. Dari hasil penilain ini dapat di lihat kenaikan sebesar … %. Hal ini membuktikan bahwa komitmen
bersama dalam meningkatkan kualitas pelayanan untuk masyarakat dapat dilaksanakan secara bertahap.
B. IDENTIFIKASI MASALAH DAN ALTERNATIF PEMECAHAN
Berdasarkan hasil penilaian kinerja Puskesmas tersebut di atas, maka hasil kinerja pelayanan Puskesmas Montong
Betok tahun 202.., dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Kategori kinerja baik :
- Upaya Promosi Kesehatan;
- KIA termasuk KB ( kesehatan Ibu dan Anak)
- Upaya pengobatan
- Kesehatan Kerja
- Kesehatan Tradisional
- Program Indra/ Mata
- Kesehatan Remaja
- Upaya pengobatan
- Manajemen Puskesmas
- Mutu Pelayanan Puskesmas
2. Kategori kinerja cukup / sedang :
- Perbaikan Gizi Masyarakat
- Program Perkesmas
- Kesehatan Lansia
3. Kategori kinerja kurang :
- Kesehatan Lingkungan
- Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
- Kesehatan Jiwa
- Kesehatan Olahraga
- Program TB Paru

Berdasarkan hasil Identifikasi yang dikelompokkan menurut kategori kinerja kurang dapat di buat Identifikasi
penyebab masalah dan alternatif pemecahan masalah.
a. Kesehatan Lingkungan
Masalah Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah
Capaian Program kesling secara Adanya kegiatan tracking dan Melakukan kegiatan rutin dengan
keseluruhan … % pemantauan pada masyarakat selalu menerapkan protocol
yang baru datang dari luar Kesehatan dan mengatur jadwal
wilayah serta di berhentikan agar kegiatan rutin tidak
dalam beberapa waktu kegiatan terbengkalai.
yang di luar lapangan dalam
mencegah kontak dengan
masyarakat.

b. Kesehatan Jiwa
Masalah Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah
Pencapaian program Kesehatan  Mutasi petugas Jiwa lama ke  Melakukan Kerjasama dengan
Jiwa untuk tahun 202.. sebanyak pustu yang mengakibatkan lintas program dan lintas sektor
…% terbengkalainya kegiatan rutin dalam menemukan kasus jiwa
Jiwa di masyarakat
 Akibat pandemi petugas baru  Petugas lebih aktif
blm bisa melaksanakan meningkatkan pengetahuan
kegiatan secara maksimal dan melalui Dinas Kesehatan dan
juga belum memahami pelatihan pelatihan yang di
kegiatan jiwa adakan.

c. Kesehatan Olah raga


Masalah Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah
Pencapaian program Olah raga Kegiatan tes kebugaran yang di Akan dilakukan tes kebugaran
pada tahun 202.. adalah … % lakukan terutama pada semua untuk semua karyawan
karyawan Puskesmas tidak dapat Puskesmas baik secara masal
di ikuti oleh semua karyawan maupun secara mandiri dengan
Puskesmas menggunakan aplikasi yang
dianjurkan.
d. Program TB Paru
Masalah Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah
Pencapaian program secara Tingkat pengetahuan masyarakat  Meningkatkan pengetahuan
keseluruhan pada program TB yang masih kurang dan masyarakat melalui penyuluhan
adalah … % kesadaran masyarakat untuk di dalam dan luar Gedung
memeriksakan dirinya masih  Membuat poli batuk tersendiri
rendah dan terkait dengan kondisi untuk lebih intens dalam
pandemi sehingga kegiatan penjaringan suspek terutama
penjaringan dan penemuan baik untuk kunjungan dalam
diluar dan dalam Gedung sempat Gedung
di hentikan dalam beberapa bulan  Bekerjasama dengan lintas
program dan lintas sektor untuk
lebih memberikan kesadaran
kepada masyarakat untuk mau
memeriksakan dirinya apabila
mengalami gejala TB
BAB V

PENUTUP

Laporan Penilain Kinerja Puskesmas sangat diperlukan untuk dapat mengoptimalkan Penyelenggaraan
kegiatan Promotif dan Prefentif Puskesmas. Manajemen Puskesmas meliputii perencanaan, lokakarya mini dan Penilain
Kinerja. Dengan disusunnya Penilain Kinerja Puskesmas Montong Betok di Tahun 202.. ini dapat dijadikan motifasi
peningkatan kinerja khususnya bagi kegiatan yang kurang sehingga dapat melakukan inovasi-inovasi baru agar
ketertinggalan kinerja pada tahun ini tidak terulang pada tahun depannya.

A. KESIMPULAN

Dari hasil penilaian kinerja Puskesmas tahun 2022, diperoleh bahwa hasil sebagai berikut :
- Kinerja pelayanan kesehatan : UKM Esensial dan Perkesmas dengan kategori Cukup
- Kinerja pelayanan kesehatan : UKM Pengembangan dengan kategori Cukup
- Kinerja pelayanan kesehatan : UKP / Pengobatan dengan kategori Baik
- Kinerja Manajemen Umum Puskesmas dengan kategori Baik
- Kinerja Mutu Pelayanan kesehaan dengan kategori Baik

B. SARAN

Dari hasil Penilaian Kinerja Tahun 2022 yang telah kami rangkum, maka kami mempunyai saran sebagai berikut :

- Kerja sama lintas program dan lintas sektor lebih ditingkatkan serta berbagai upaya untuk lebih meningkatkan
partisipasi masyarakat.
- Peningkatan ketersediaan sumber daya yaitu sarana, alat dan obat, serta sumber daya ketenagaan baik
kualitas maupun kuantitas perlu ditingkatkan.
- Perlu adanya inovasi-inovasi dari pengelola program yang dapat meningkatkan capaian program terutama untuk
program-program yang cakupannya masih kurang..
- Monitoring dan evaluasi dari manajemen puskesmas perlu ditingkatkan karena koordinasi pada manajemen
masih kurang agar kedepannya lebih baik.
- Monitoring dan evaluasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten lebih ditingkatkan.
- Format Laporan Penilain Kinerja agar di seragamkan dan diperbaharui setiap tahun menyesuaikan kebijakan
dalam peningkatan pelayanan di setiap Puskesmas oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur.
LAMPIRAN – LAMPIRAN

GRAFIK
JARING LABA-LABA

Anda mungkin juga menyukai