PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan dan pembinaan kesehatan masyarakat telah dibangun
Puskesmas sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-t
ingginya diwilayah kerjanya. Puskesmas berfungsi sebagai penyelenggara Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM) dan penyelenggara Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama di wilayah kerja Puskesmas.
Untuk menunjang pelaksanaan fungsi dan penyelenggaraan upayanya, Puskesmas dilengkapi dengan
instrumen manajemen yang terdiri dari (1) Perencanaan tingkat Puskesmas; (2) Lokakarya Mini Puskesmas; (3)
Penilaian Kinerja Puskesmas dan manajemen sumber daya termasuk alat, obat, keuangan dan tenaga, serta
didukung dengan manajemen sistem pencatatan dan pelaporan disebut sistem informasi manajemen Puskesmas
(SIMPUS) dan upaya peningkatan mutu pelayanan.
Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan kesehatan, mempunyai peran cukup
besar dalam upaya mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut di atas, maka pedoman stratifikasi
Puskesmas yang telah dipergunakan selama ini telah disempurnakan, dan selanjutnya digunakan istilah Penilaian
Kinerja Puskesmas.
Penilaian Kinerja Puskesmas adalah suatu upaya untuk melakukan penilaian hasil kerja / prestasi
Puskesmas secara keseluruhan baik dari perupaya hingga kegiatan yang dilakukan manajemen, kegiatan perupaya
yang dilakukan didalam gedung maupun diluar gedung.
Pelaksanaan penilaian dimulai dari tingkat Puskesmas, sebagai instrumen mawas diri karena setiap
Puskesmas melakukan penilaian kinerjanya secara mandiri, kemudian Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota
melakukan verifikasi hasilnya.Adapun aspek penilaian meliputi hasil pencapaian cakupan dan manajemen kegiatan
termasuk mutu pelayanan (khusus bagi Puskesmas yang telah mengembangkan mutu pelayanan) atas perhitungan
seluruh Puskesmas. Berdasarkan hasil verifikasi, Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota bersama Puskesmas dapat
menetapkan Puskesmas ke dalam kelompok (I,II,III) sesuai dengan pencapaian kinerjanya.
Pada setiap kelompok tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota dapat melakukan analisa tingkat kinerja
Puskesmas berdasarkan rincian nilainya, sehingga urutan pencapaian kinerjanya dapat diketahui, serta dapat
dilakukan pembinaan secara lebih mendalam dan terfokus.
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS
1. Tujuan
a. Tujuan Umum
Tercapainya tingkat kinerja Puskesmas yang berkualitas secara optimal dalam mendukung pencapaian
tujuan pembangunan kesehatan Kabupaten Lombok Timur
b. Tujuan Khusus
1) Mendapatkan gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan mutu kegiatan serta manajemen
Puskesmas Montong Betok pada akhir tahun kegiatan.
2) Mengetahui tingkat kinerja Puskesmas Montong Betok pada akhir tahun berdasarkan urutan peringkat
kategori kelompok Puskesmas.
3) Mendapatkan informasi analisis kinerja Puskesmas dan bahan masukan dalam penyusunan rencana
kegiatan Puskesmas Montong Betok.
2. Manfaat Penilaian Kinerja Puskesmas
a. Puskesmas mengetahui tingkat pencapaian (prestasi) kunjungan dibandingkan dengan target yang harus
dicapainya.
b. Puskesmas dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari penyebab dan latar belakang serta
hambatan masalah kesehatan di wilayah kerjanya berdasarkan adanya kesenjangan pencapaian kinerja
Puskesmas (output dan outcome).
c. Puskesmas dapat menetapkan tingkat urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera pada tahun yang
akan datang berdasarkan prioritasnya.
Ruang lingkup penilaian kinerja Puskesmas meliputi penilaian pencapaian hasil pelaksanaan pelayanan
kesehatan, manajemen Puskesmas dan mutu pelayanan. Penilaian terhadap kegiatan Upaya Kesehatan
Masyarakat Esensial yang telah ditetapkan di tingkat kabupaten/kota dan kegiatan Upaya Kesehatan
Pengembangan yang sesuai dengan program program pengembangan yang ada pada Puskesmas Montong Betok
serta Upaya peningkatan Mutu pelayanan yang dimasukkan pada kegiatan Manajemen Puskesmas dalam rangka
penerapan tiga fungsi puskesmas yang diselenggarakan melalui pendekatan kesehatan masyarakat.
Garis besar lingkup Penilaian Kinerja Puskesmas Montong Betok tahun 2022 adalah :
1. Upaya Pelayanan Kesehatan Masyarakat meliputi :
a. Upaya Kesehatan Esensial sesuai dengan kebijakan nasional, dimana penetapan jenis pelayanannya
disusun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur dan indikator ditetapkan oleh Puskesmas
Montong Betok meliputi : upaya promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, KIA dan KB, perbaikan Gizi,
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit, serta Perkesmas.
b. Upaya Kesehatan Pengembangan antara lain penambahan upaya kesehatan atau penerapan pendekatan
baru (inovasi) upaya kesehatan dalam pelaksanaan pengembangan program kesehatan yang dilaksanakan
di Puskesmas Montong Betok meliputi : Kesehatan Jiwa, Kesehatan Gigi Masyarakat, Kesehatan Mata/
Indera, Kesehatan Lansia, Kesehatan Remaja, Kesehatan Tradisional, Kesehatan Haji, Kesehatan Kerja,
Kesehatan Olah Raga dan lain-lain yang merupakan Inovasi Puskesmas.
c. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) / Pengobatan, meliputi pelayanan Rawat Jalan, Rawat Inap, dan
Laboratorium serta Farmasi
Belum semua kegiatan pelayanan yang dilaksanakan di Puskesmas dapat dinilai tingkat mutunya, baik
dalam aspek input, proses, out-put maupun out-comenya, karena indikator dan mekanisme untuk penilaiannya
belum ditentukan. Sehingga, secara keseluruhan tidak akan di ukur dalam penilain kinerja, akan tetapi dipilih
beberapa indikator yang sudah ada standar penilainnya.
Hasil kegiatan Puskesmas yang diperhitungkan meliputi Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh
Puskesmas dan jaringannya di wilayah kerja Puskesmas, baik kegiatan yang dilaksanakan di dalam gedung
maupun di luar gedung.
BAB II
PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS
Bahan yang dipakai pada penilaian kinerja puskesmas adalah hasil pelaksanaan pelayanan kesehatan,
manajemen puskesmas dan mutu pelayanan.Sedangkan dalam pelaksanaannya mulai dari pengumpulan data,
pengolahan data, analisis hasil/ masalah sampai dengan penyusunan laporan berpedoman pada Buku Pedoman
Penilaian Kinerja Puskesmas dari Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan RI tahun
2006.
B. TEKNIS PELAKSANAAN
Pelaksanaan Penilaian Kinerja Puskesmas Montong Betok tahun 2022 meliputi serangkaian kegiatan yang
dimulai sejak awal tahun anggaran pada saat penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan Puskesmas yang
selanjutnya dilakukan pengumpulan data yang dipantau dan dibahas melalui forum Mini lokakarya baik bulanan
dengan lintas program di dalam Puskesmas maupun Mini lokakarya tribulanan yang melibatkan lintas sektor di
wilayah Puskesmas Montong Betok.
Penilaian Kinerja Puskesmas Montong Betok meliputi Puskesmas dan jaringannya yaitu Puskesmas
Pembantu, Bidan di desa serta berbagai UKBM dan upaya pemberdayaan masyarakat lainnya dengan penilaian
sebagai berikut :
Target Puskesmas yaitu tolok ukur dalam bentuk angka nominal atau persentase yang akan dicapai Puskesmas
pada akhir tahun.
Penetapan besar target setiap kegiatan yang akan dicapai masing-masing program atau upaya Puskesmas
ditetapkan pada awal tahun, berdasarkan standar pelayanan minimum dan kebijakan Dinas Kesehatan
Kabupaten Lombok Timur.
Pengumpulan data dilaksanakan dengan memasukkan data hasil kegiatan Puskesmas Montong Betok tahun
2022 ( Januari s/d Desember 2022 ) dengan variabel dan sub variabel yang terdapat dalam formulir penilaian
kinerja puskesmas tahun 2022.
3. Pengolahan data
Setelah proses pengumpulan data selesai, dilanjutkan dengan pengolahan data yaitu proses kegiatan yang
merubah data menjadi informasi yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan termasuk
untuk dasar penyusunan perencanaan Puskesmas.
Untuk kepentingan tersebut telah disediakan kolom khusus pengolahan data dalam formulir pengumpulan data
dilanjutkan dengan penghitungan sebagai berikut :
a. Penilaian Cakupan Kegiatan Pelayanan Kesehatan :
Cakupan sub variabel (SV) dihitung dengan membagi hasil pencapaian (H) dengan target sasaran (T)
dikalikan 100 atau
SV (%) = H x 100%
T
Cakupan variabel (V) dihitung dengan menjumlah seluruh nilai sub variabel (ΣSV) kemudian dibagi dengan
jumlah variabel ( n ) atau
V (%) = Σ SV
n
Jadi nilai cakupan kegiatan pelayanan kesehatan adalah rerata per jenis kegiatan. Kinerja cakupan
pelayanan kesehatan dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
1. Kelompok I (kinerja baik) : Tingkat pencapaian hasil ≥ 91 %
2. Kelompok II (kinerja cukup) : Tingkat pencapaian hasil 81 – 90 %
3. Kelompok III (kinerja kurang) : Tingkat pencapaian hasil ≤ 80 %
Tabel 1. Hasil Pencapaian Kinerja UKM Esensial dan Perkesmas Tahun 2022
Hasil Tingkat
No. Komponen Kagiatan Upaya Kesehatan Keterangan
Cakupan Kinerja
Tabel 2. Hasil Pencapaian Kinerja UKM Pengembangan Puskesmas Montong Betok Tahun 2022
Hasil Tingkat
No. Komponen Kagiatan Upaya Kesehatan Keterangan
Cakupan Kinerja
2. Upayakes.mata/pencegah kebutaan %
Cukup : 81 – 90 %
3. Upaya Kes.Jiwa %
Kurang : ≤ 80 %
4. Upaya Kesehatan Olah Raga. %
5. Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat %
6. Bina Kesehatan Tradisional %
7. Bina kesehatan Kerja %
8. Kesehatan Haji %
Rata-Rata KinerjaUKM Pengembangan %
Tabel 3. Hasil Pencapaian Kinerja UKP / Pengobatan Puskesmas Montong Betok Tahun 2022
Tingkat
No. Komponen Kagiatan Upaya Kesehatan Hasil Cakupan Keterangan
Kinerja
D. BOR %
E. Alos %
F. Askep %
Kefarmasian 86,0%
Laboraturium 98.33%
Tekhnis
Tabel 4. Hasil Kinerja Pencapaian Kegiatan Manajemen Puskesmas Montong Betok Tahun 2022
Hasil Tingkat
No Komponen Mnajemen Keterangan
Cakupan Kinerja
Masyarakat
Tabel 5. Hasil Pencapaian Kinerja Mutu Pelayanan Puskesmas Montong Betok Tahun 2022
Tingkat
No. Jenis Kegiatan Nilai Hasil Keterangan
Kinerja
1. Drop Out Pelayanan ANC (K1-K4) Baik : ≥ 8,5
Tingkat
No. Komponen Kagiatan Hasil Cakupan Keterangan
Kinerja
Rata-Rata Kinerja %
BAB IV
2) Untuk jenis media promkes yaitu media cetak. Ada 4 jenis media yaitu, Leaflet, Poster, Banner
tempel dan Berdiri.
3) Jadwal posiandu aktif. Jumlah posiandu yang ada di wilayah Puskesmas Montong Betok sebanyak
83, tidak ada perubahan.
4) Jumlah kader yang terlatih dan bersertifikat. Jumlah kader di tahun 2021 sebanyak 420 kader,
sedangkan di tahun 2022 sebnyak 437 kader, perubuhan disebabkan karena posiandu keluarga,
perbuahan kader ini tidak disertai dengan perubahan sertifikat, itu yang menyebabkan adanya
penurunan capaian dari 91,2% di tahun 2021 menjadi 88,4% di tahun 2022.
Di tahun 2021 sebanyak 50 (60.2%) posiandu yang di bina, sedangkan di tahun 2022 83 (100%)
posiandu yang di bina, di karenakan pada tahun 2022 semua posiandu konvensional di ganti
menjadi posiandu keluarga
6) Jumlah UKBM yang dibima sama dengan jumlah posiandu yang dibina
7) Jumlah kebijakan yang mendukung Germas dari 8 intasi yang kita targetkan untuk memiliki
kebijakan / SK tentang Germas di tahun 2021 hanya 3 intanasi yg memiliki kebijakan, tetapi inipun
belum berupa SK hanya kebiasaan yang di lakukan, sedangkan di tahan 2022 ada 2 intasni yang
sudah memiliki kebijakan dan SK yang di atur dalam pelaksanaan Germas ini yaitu Kecamatan dan
Puksemas.
B. Kesehatan Lingkungan :
Cakupan program Kesehatan Lingkungan pada tahun 2022 sebesar 99,26% lebih tinggi dibandingkan
dengan tahun 2021 yaitu sebesar 83,90%. Adapun cakupan yang paling rendah pada program kesling
tahun 2022 adalah kegiatan pengawasan dan Pembinaan Tempat Fasilitas Umum (TFU) sebesar 92%,
Survey Perumahan dan Lingkungan sebesar 94,5% dan Pasien/Klien yang dikonseling sebesar 95,5%.
Hal ini disebabkan karena kegiatan yang seharusnya terfokus untuk pelaksanaan kegiatan kesling tetapi
dengan adanya pandemi covid-19 membuat kegiatan yang ada menjadi sedikit terganggu, untuk jumlah
pasien/Klien yang dikonseling cakupannya masih belum mencapai target karena ruang konseling terpadu
tidak ada, pasien yang di konseling hanya dari Ruang Rawat Inap (RRI) saja yaitu dengan ikut visite
terpadu. Selain itu juga masih kurangnya anggaran dari dana BOK yang belum bisa memenuhi semua
kegiatan kesehatan lingkungan.
C. Kesehatan Kekuarga
1. Kesehatan Ibu,Anak dan Keluarga Berencana
Kunjungan Neonatal, bayi dan balita tahun 2022 belum mencapai target, hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor antara lain :
Ada bebrapa kunjungan neonatal, bayi dan balita belom memenuhi persyaratan untuk
kungjungan lengkap.
Untuk capaian KB Aktif tahun 2022 meningkat dibandingkan dengan tahun 2021 karena jumlah sasaran
bertambah maka hasil persentasinya menurun .
Capaian Target SPM KIA Pada Tahun 2022 Menurun dengan TAHUN 2021 karena :
Linfaskes, banyak sasaran bulin yang pulang melahirkan ke rumah orang tuanya.
Nifas, masih ada beberapa syarat yang belum di penuhi sehingga tidak bisa dikatakan sebagai
kunjungan nifas lengkap.
b. Jumlah penemuan Suspek pada tahun 2021 sebanyak 585 atau 68,5 % , Sedang
pada tahun 2022 sebanyak 856 orang 100,2 %
c. Penemuan HIV Pada Tahun 2021 sama dengan tahun 2022 yaitu 100 %
d. Konversi (CR) Pada Taahun 2021 sebanyak 42 orang sama dengan tahun 2022 yaitu 42
orang atau 100 %
e. Sedangkan kesembuhan pada tahun 2021 32 orang sama dengan tahun 2022
sebanyak 32 orang atau 100 %
12. P2 Home Care ( Perkesmas)
Berdasarkan data capaian perkesmas tahun 2021 dan tahun 2022, capaian perkesmas
mengalami peningkatan dari 44% menjadi 74.3%. Target tahunan program perkesmas
terjadi peningkatan karena, target tahun 2021 lebih tinggi dari pada target tahun 2022.
13. SURVEILANS
a. Kelengkapan dan ketepatan waktu laporan kewaspadaan dini dan respon
(SKDR) melalui laporan mingguan (W2) penyakit potensi KLB/Wabah pada
tahun 2021 dan 2022 mencapai 100 %
b. Respon kejadian luar biasa (KLB) ≤ 24 jam terdapat 60 kejadian atau 100 %
pada tahun 2021 dan 2022.
Hasil kegiatan Survailens pada tahun 2021 untuk respon KLB lebih tinggi dari pada tahun
2022,karena pada tahun tersebut pandemic Covis 19 masih terjadi,dan TIM TGC masih
bergerak aktif sehingga tidak ada yang luput dari pemantauan tim TGC,Sedangkan pada
tahun 2022 kasus Covid 19 melanda dan bisa dikatakan tidak ada sehinga kejadian KLB
Kembali fokuds pada peyakit berpotensial wabah.
14. IMUNISASI
a. Cakupan imunisasi dasar lengkap (IDL)
Pada tahun 2021 capaian IDL mencapai 844 orang dari sasaran 825 dan pada
tahun 2022pun sama dengan tahun sebelumnya capaian target lboh banyak dari
jumlah sasaran hal ini terjadi karena kesadaran massyarakat lebih meningkat
utk melakukan imunisasi.
b. Cakupan imunisasi lanjut pd Baduta (DPT dan MR)
Pada tahun 2021 dan 2022 capaian target lebih banyak dari sasaran yaitu
melebihin 100 %.
c. Cakupan imunisasi anak sekolah (BIAS)
d. Pada tahun 2021 da tahun 2022 belum mencapai target yaitu 94,9 %
e. Cakuoan UCI Desa pada tahun 2021 dan 2022 sudah mencapai 100 %.
1) Capaian UKGS pada tahun 2022 terdapat penambahan 5 sekolah menjadi 22 sekolah. Capaian
tersebut belum bisa memenuhi standar dari seharusnya yaitu 2 kali kunjungan 1 tahunnya. Hal
tersebut di karenakan jumlah tenaga perawat gigi satu orang dan dokter gigi satu orang, selain itu
anggaran dari dana BOK yang belum bisa memenuhi untuk semua kegiatan UKGS.
2) Capaian UKGMD menurun padsa tahun 2022 di karenakan minimnya pengangaran BOK untuk
kegiatan UKGMD dan kurangnya jumlah tenaga dokter gigi dan perawat gigi.
B. Kesehatan Tradisional
C. Kesehatan Olahraga
1. Capaian Tes kebugaran pada tahun 2021 mencapai 70% dan pada tahun 2022
mencapai 100 %
4. Ibu hamil yang mendapatkan binaan kebugaran terdiri dari 16 kelompok dalam 1
bulan dilaksanakan 2 kali.
5. Jumlah calon jamaah haji yang mendapatkan binaan kebugaran pada tahun 2021
sebanyak 0 %,hal ini terjadi karena tidak pernah dilaksanakan karena terkendala
Covid 19,sedangkan pada tahun 2022 capaian pembinaan terhadap calon jamaah
haji mencapai 100 %.
6. Capaian tes kebugaran pada anak sekolah sebanyak 0 % pada tahub 2021 dan
2022 karena tidak ada di RAB.
D. Kesehatan Kerja
1. Komitmen dan kebijakan /SK Kapus tentang pengelolaan /Tim K3 Puskesmas sudah
ada beserta Rencana kerja dan SOP sudah lengkap.
5. Jumlah Pos UKK tidak semua desa tersedia ,hanya beberapa desa yg memiliki Pos
UUK dari 8 Desa.
6. Pembinaan Pos UKK diwilayah kerja Puskesmas Montong Betok Mencapai 100 %
8. Pendataan Tempat kerja dan pemetaan factor resiko ditempat kerja dilaksanakan
sekali dalam setahun.
1. Jumlah Calon jamaah haji yang mendapatkan pembinaan pada tahun 2021 tidak
dilakukan pembinaan dan pelacakan krena terkendala covid 19 sehingga capainnya
0 % seangkan pada tahun 2022 terlaksana dan capaiannya 100 %.
2. Jumlah jamaah Haji pulang yang dilakukan pelacakan (K3HJ) pada tahun 2021
mencapai 0 % krena tidak pernah dilaksanakan sedangkan pada tahun 2022
mencapai 100 %.
a. Rawat Jalan
Untuk Poli umum terjadi peningkatan jumlah pasien yang pada tagun 2021 sebanyak
6.605 pasien sedangkan pada tahun 2022 sebanyak 9.262 pasien kunjungan rawat
jalan pada poli umum.kenaikan jumlah pasien kunjungan terjadi karena pada tahun
2022 terjadi pandemi covid 19 dan varian virus covid 19 yang lainnya.
Pada tahun 2021 terdapat 1,212 pasien yang berkunjung dan pada tahun 2022 terjadi
peningkatan pasien kunjungan yaitu sebanyak 1.359 pasien kenaikan jumlah kunjungan
ini terjadi karena banyaknya pasien menderita penyakit gigi terutama dengan kasus
priodonitis Akut.
b. Rawat Inap
1. Kunjungan Rawat inap pada tahun 2022 mengalami peningkatan dibandingkan pada
tahun 2021 hal ini disebabkan oleh beberapa factor yaitu :
Pelayanan rawat inap dipuskesmas kotaraja ditutup pada bulan juni sampai bulan
oktober 2022.
Pada tahun 2022 lebih tinggi dari tahun 2022 bahkan lebih dari 100 % hal ini terjadi ada
pengalihan pasien dari puskesmas kotaraja.
Tempat tidur dirawat inap terdapat 19 bed dan rata- rata tempat tidur kosong sekitar 0,7
% atau 2 bed.
c. Kefarmasian
Persentasi ketersediaan obat pada tahun 2021 yaitu 117,5 % sedangkan persen ketersediaan
obat esensial di tahun 2022 mengalami penurunan menjadi 88,9 % hal ini diakibatkan adanya
penurunan dana obat dari Kabupaten.
2. Persentasi ketersediaan vaksin imunisasi Dasar lengkap tahun 2021 mencapai 97,9 % dan
menjadi 94,7 % ditahun 2022 hal ini disebabkan adanya kekosongan vaksin Hepatitis dibulan
April 2022.
3. Persentasi Penggunaan obat Rasional (POR ) di puskesmas pada tahun 2022 adalah 83,3 %
sedangkan pada rtahun 2021 belum ada indikator persentasi penggunaan obat rasional.
1. Laboratorium
a. Tersediaanya Alat dan bahan serta reagen pemeriksaan LAB Pada tahun 2021 dan 2022
mencapai target yaitu 100 %
b. Terlaksanannya kegiatan Mutu Lab (Kros Cek Malaria dan BTA Sputum ) pada tahun 2021
dan 2022 mencapai 100 %
c. Terlaksananya penanganan limbah LAB sesuai standar pada tahun 2021 dan 2022 mencapai
100 %
d. Terlaksananya penggunaan APD saat pemeriksaan LAB Pada tahun 2021 dan 2022 terlaksana
100 %
f. Pemeriksaan golongan darah dan HB ibu hamil pada tahun 2021 mencapai 98 % sedangkan
pada tahun 2022 mencapai 100 %.
Berdasarkan hasil Identifikasi yang dikelompokkan menurut kategori kinerja kurang dapat di buat Identifikasi
penyebab masalah dan alternatif pemecahan masalah.
a. Kesehatan Lingkungan
Masalah Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah
Capaian Program kesling secara Adanya kegiatan tracking dan Melakukan kegiatan rutin dengan
keseluruhan … % pemantauan pada masyarakat selalu menerapkan protocol
yang baru datang dari luar Kesehatan dan mengatur jadwal
wilayah serta di berhentikan agar kegiatan rutin tidak
dalam beberapa waktu kegiatan terbengkalai.
yang di luar lapangan dalam
mencegah kontak dengan
masyarakat.
b. Kesehatan Jiwa
Masalah Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah
Pencapaian program Kesehatan Mutasi petugas Jiwa lama ke Melakukan Kerjasama dengan
Jiwa untuk tahun 202.. sebanyak pustu yang mengakibatkan lintas program dan lintas sektor
…% terbengkalainya kegiatan rutin dalam menemukan kasus jiwa
Jiwa di masyarakat
Akibat pandemi petugas baru Petugas lebih aktif
blm bisa melaksanakan meningkatkan pengetahuan
kegiatan secara maksimal dan melalui Dinas Kesehatan dan
juga belum memahami pelatihan pelatihan yang di
kegiatan jiwa adakan.
PENUTUP
Laporan Penilain Kinerja Puskesmas sangat diperlukan untuk dapat mengoptimalkan Penyelenggaraan
kegiatan Promotif dan Prefentif Puskesmas. Manajemen Puskesmas meliputii perencanaan, lokakarya mini dan Penilain
Kinerja. Dengan disusunnya Penilain Kinerja Puskesmas Montong Betok di Tahun 202.. ini dapat dijadikan motifasi
peningkatan kinerja khususnya bagi kegiatan yang kurang sehingga dapat melakukan inovasi-inovasi baru agar
ketertinggalan kinerja pada tahun ini tidak terulang pada tahun depannya.
A. KESIMPULAN
Dari hasil penilaian kinerja Puskesmas tahun 2022, diperoleh bahwa hasil sebagai berikut :
- Kinerja pelayanan kesehatan : UKM Esensial dan Perkesmas dengan kategori Cukup
- Kinerja pelayanan kesehatan : UKM Pengembangan dengan kategori Cukup
- Kinerja pelayanan kesehatan : UKP / Pengobatan dengan kategori Baik
- Kinerja Manajemen Umum Puskesmas dengan kategori Baik
- Kinerja Mutu Pelayanan kesehaan dengan kategori Baik
B. SARAN
Dari hasil Penilaian Kinerja Tahun 2022 yang telah kami rangkum, maka kami mempunyai saran sebagai berikut :
- Kerja sama lintas program dan lintas sektor lebih ditingkatkan serta berbagai upaya untuk lebih meningkatkan
partisipasi masyarakat.
- Peningkatan ketersediaan sumber daya yaitu sarana, alat dan obat, serta sumber daya ketenagaan baik
kualitas maupun kuantitas perlu ditingkatkan.
- Perlu adanya inovasi-inovasi dari pengelola program yang dapat meningkatkan capaian program terutama untuk
program-program yang cakupannya masih kurang..
- Monitoring dan evaluasi dari manajemen puskesmas perlu ditingkatkan karena koordinasi pada manajemen
masih kurang agar kedepannya lebih baik.
- Monitoring dan evaluasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten lebih ditingkatkan.
- Format Laporan Penilain Kinerja agar di seragamkan dan diperbaharui setiap tahun menyesuaikan kebijakan
dalam peningkatan pelayanan di setiap Puskesmas oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur.
LAMPIRAN – LAMPIRAN
GRAFIK
JARING LABA-LABA