Anda di halaman 1dari 12

PEDOMAN

UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT PENGEMBANGAN

Nomor

Revisi Ke 00

Berlaku Tgl

KEPALA PUSKESMAS KAJORAN 2

Agung Setyo Karyono,S.KM.,M.P.H.


NIP. 19710706 199603 1 004

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG

DINAS KESEHATAN

PUSKESMAS KAJORAN 2
Jl. Magelang-Sapuran, Kwaderan, Kec. Kajoran 56163
Email: kajoran2pkm@gmail.com
Telp. 08112951991

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan Pedoman Upaya Kesehatan
Masyarakat Pengembangan Puskesmas Kajoran 2. Pedoman ini kami susun
sebagai salah satu upaya untuk memberikan acuan dan kemudahan dalam
pelaksanaan kegiatan program Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan oleh
koordinator maupun pelaksana pelayanan Puskesmas Kajoran 2

Pada kesempatan ini perkenankan saya untuk menyampaikan ucapan


terima kasih dan apresiasi kepada semua karyawan yang telah terlibat dalam
proses penyusunan Pedoman Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan di
Puskesmas Kajoran 2

Semoga dengan digunakannya pedoman ini dapat mempermudah


karyawan dalam menyiapkan dokumen akreditasi Puskesmas Kajoran 2

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Puskesmas Kajoran 2 terletak di Jalan Magelang-Sapuran, Kwaderan, Kec.


Kajoran Memiliki wilayah kerja 14 desa Terdiri dari 133 dusun 166 RT dan 383
RW dengan luas wilayah adalah 46.95 km2.
Secara umum Puskesmas merupakan satuan organisasi yang memberikan
kewenangan kemandirian oleh dinas kesehatan untuk melaksanakan satuan
tugas operasional pembangunan di wilayah kerja. Menurut Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat, pada Pasal 4 disebutkan bahwasanya puskesmas mempunyai tugas
melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya melalui pendekatan keluarga untuk meningkatkan
jangkauan sasaran dan mendekatkan akses pelayanan kesehatan dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
Adapun fungsi puskesmas sebagaimana tertuang pada Pasal 5 Permenkes RI
No 43 Tahun 2019 meliputi:
1. Penyelenggaraan UKM (upaya kesehatan masyarakat) tingkat pertama di
wilayah kerjanya
2. Penyelenggaraan UKP (upaya kesehatan perorangan) tingkat pertama di
wilayah kerjanya
Selain dua fungsi yang terdapat pada pasal 5, selanjutnya pasal 9
menyebutkan bahwa puskesmas juga dapat berfungsi sebagai wahana
pendidikan bidang kesehatan.
Puskesmas sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan nasional, khususnya
subsistem upaya kesehatan, Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan
nasional diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh,
berjenjang dan terpadu. Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama meliputi
upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat
pengembangan. Upaya kesehatan masyarakat pengembangan merupakan
kegiatan yang bersifat inovatif dan/atau disesuaikan dengan prioritas masalah
kesehatan, kekhususan wilayah kerja, dan potensi sumber daya yang tersedia di
Puskesmas terdiri dari :
a. Pelayanan kesehatan Gigi Masyarakat
b. Pelayanan kesehatan tradisional komplementer
c. Pelayanan kesehatan olah raga
d. Pelayanan kesehatan Kesehatan Kerja

3
B. Tujuan Pedoman
Pedoman Upaya kesehatan bertujuan untuk menjadi acuan bagi seluruh
aktifitas pelayanan upaya kesehatan yang dilaksanakan di Puskesmas Kajoran 2
sehingga pada akhirnya pelayanan upaya kesehatan dapat mendukung
pencapaian standar pelayanan minimal (SPM).

C. Sasaran
Sasaran upaya kesehatan masyarakat adalah masyarakat mendapatkan
pelayanan kesehatan promotif, preventif dan kuratif sehingga derajat kesehatan
masyarakat dapat ditingkatkan.

D. RuangLingkupPelayanan
Ruang lingkup pelayanan upaya kesehatan Masyarakat pengembangan di
Puskesmas Kajoran 2 meliputi 2 kegiatan pengembangan :
1. Pelayanan kesehatan Gigi Masyarakat
2. Pelayanan kesehatan tradisional komplementer
E. Batasan Operasional

1. Pelayanan kesehatan Gigi Masyarakat merupakan kegiatan yang dilakukan


lebih diarahkan pada pelayanan promotif,preventif dan rujkan kesehatan gigi
dan mulut yang dilakukan pada upaya kesehatan berbasis masyarakat
diantaranya posyandu dengan sasaran kelompok resiko tinggi meliputi anak
usia balita,anak usia pendidikan dasar, ibu hamil,ibu menyusui dan lansia.
2. Pelayanan kesehatan tradisional komplementer adalah Bentuk pemberdayaan
masyarakat di kelompok pekerja informal utamanya di dalam upaya promotif,
preventif untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari
gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerja.

4
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia Upaya Kesehatan

Berikut ini kualifikasi SDM dan realisasi tenaga upaya kesehatan yang ada
di Puskesmas Kajoran 2

Kegiatan Kualifikasi Realisasi


SDM

Pelayanan Pendidikan Diampu oleh 1 orang dengan latar belakang


kesehatan gigi minimal DIII pendidikan DIII keperawatan gigi dibantu
masyarakat Kesehatan oleh 14 orang dengan latar belakang
pendidikan DIII Kebidanan

Pelayanan Pendidikan Diampu oleh 1 orang dengan latar belakang


kesehatan minimal D III pendidikan DIII keperawatan dibantu 1
tradisional Kesehatan orang dengan latar belakang pendidikan DIII
komplementer

B. DistribusiKetenagaan
Penanggung jawab program upaya kesehatan dan latar belakang
profesinya adalah sebagai berikut:

Kegiatan Petugas Profesi

Pelayanan kesehatan Gigi vani, Amd Perawat Gigi


Masyarakat

Pelayanan kesehatan Fajar, Amd.Kep. Perawat


tradisional komplementer

C. Jadual Kegiatan

1. Pengaturan kegiatan upaya kesehatan dilakukan bersama oleh para


pemegang program dalam kegiatan lokakarya mini bulanan maupun tri
bulanan/lintas sektor, dengan persetujuan kepala puskesmas.

2. Jadwal kegiatan upaya kesehatan dibuat untuk jangka waktu satu tahun, dan
di break down dalam jadwal kegiatan bulanan dan dikoordinasikan setiap pada
awal bulan sebelum pelaksanaan jadwal.
5
3. Secara keseluruhan jadwal dan perencanaan kegiatan upaya kesehatan di
koordinasikan oleh Kepala Puskesmas Kajoran 2

BAB III

STANDAR FASILITAS

Untuk mendukung tercapainya tujuan kegiatan upaya kesehatan, Puskesmas


Kajoran 2 memiliki:

1. Satu (1) unit mobil puskesmas keliling/ambulance


2. Seperangkat LCD Proyektor
3. Dua (1) unit laptop
4. Audio Outdoor

Adapun fasilitas penunjang untuk masing-masing kegiatan upaya kesehatan dapat


dilihat pada tabel berikut ini.

Kegiatan Sarana-prasarana

Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat  Leaflet


 Diagnostik set
 Alat peraga menyikat gigi
 Form laporan
 LCD
 Laptop

Pelayanan kesehatan tradisional  Timbangan


komplementer  Tensi meter
 Senter
 Micrometer
 ATK
 Lembar pengukuran
 LCD
 Laptop

6
BAB IV

TATALAKSANA PELAYANAN

I. Tatalaksana Pelayanan kesehatan Gigi Masyarakat


1. Penanggung jawab:
 Perawat gigi
2. Perangkat Kerja
 Diagnostik Set
 Alat peraga menyikat gigi
 LCD Proyektor
 Laptop
 Leaflet
 Kamera
 Jadwal kegiatan
 Buku
 Form
3. Tujuan
Tujuan umum
Meningkatnya derajat kesehatan gigi dan mulut masyarakat
Tujuan khusus
a. Meningkatnya pengetahuan kesehatan gigi dan mulut masyarakat
b. Meningkatnya sikap/kebiasaan pemeliharaan gigi dan mulut
4. Kegiatan
a. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut
b. Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut
c. Rujukan kasus yang membutuhkan penanganan di Puskesmas
5. Tatalaksana:
a. Perencanaan (P1)

Petugas merencanakan kegiatan pelayanan kesehatan gigi masyarakat


pada RKA (yang bersumber dana APBD) dan atau melalui POA BOK
(plan of action Bantuan Operasional Kesehatan) pada kegiatan yang
bersumber dana APBN.

b. Penggerakan pelaksanaan (P2)

Pada kegiatan P-2 petugas melakukan:

 Membuat jadwal kegiatan


 Mengkoordinasikan dengan bendahara pengeluaran atau bendahara
BOK
7
 Mengkoordinasikan dengan lintas program tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan
 Melaksanakan kegiatan

c. Pengawasan pengendalian penilaian (P3)

 petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan


 petugas membuat notulen pada kegiatan yang berupa pertemuan
 petugas mengevaluasi kegiatan

II. Pelayanan kesehatan tradisional komplementer


1. Penanggung jawab:
 Perawat
2. Perangkat Kerja
 Timbangan
 Tensi meter
 Senter
 Micrometer
 ATK
 Lembar pengukuran
 LCD
 Laptop
3. Tujuan
Tujuan umum
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja di semua
lapangan pekerjaan yang setinggi tingginya baik secara fisik, mental
maupunkesejahteraan sosialnya
Tujuan khusus

a. Mencegah gangguan kesehatan masyarakat pekerja yang diakibatkan


oleh keadaan/ kondisi lingkungan kerja.
b. Memberikan perlindungan bagi pekerja dalam melakukan pekerjaanya
dari kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh faktor-faktor yang
membahayakan kesehatan.
c. Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerjaan
yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjaan.
4. Kegiatan

a. Pemetaan/pengumpulan data dasar tentang Kesehatan Kerja di


wilayah kerja Puskesmas d
b. Advokasi ke perusahaan
c. Pelatihan kepada pengusaha, pekerja dan kader kesehatan kerja
d. Memfasilitasi pembentukan Pos UKK untuk pekerja sektor informal
dan formal
8
e. Memberikan pelayanan kesehatan pada pekerja
f. Melaksanakan surveilans kesehatan kerja serta Pencatatan dan
pelaporan
g. Pembinaan dan evaluasi

5. Tatalaksana:
a. Perencanaan (P1)

Petugas merencanakan kegiatan Pelayanan kesehatan kerja pada


RKA (yang bersumber dana APBD) dan atau melalui POA BOK (plan
of action Bantuan Operasional Kesehatan) pada kegiatan yang
bersumber dana APBN.

b. Penggerakan pelaksanaan (P2)

Pada kegiatan P-2 petugas melakukan:

 Membuat jadwal kegiatan


 Mengkoordinasikan dengan bendahara pengeluaran atau
bendahara BOK
 Mengkoordinasikan dengan lintas program tentang kegiatan yang
akan dilaksanakan
 Melaksanakan kegiatan
b. pengawasan pengendalian penilaian (P3)
 petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan
 petugas membuat notulen pada kegiatan yang berupa pertemuan

petugas mengevaluasi kegiatan

9
BAB V

LOGISTIK

Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan UKM


Pengembangan direncanakan dalam pertemuan loka karya mini program yang
dituangkan dalam bentuk RUK.

BAB VI
KESELAMATAN SASARAN

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan UKM


pengembangan perlu diperhatikan keselamatan sasaran dengan melakukan
identifikasi dan manajemen resiko terhadap segala kemungkinan yang akan terjadi
pada saat pelaksanaan kegiatan sehingga hal – hal yang tidak diinginkan bisa
diminimalisir.
Upaya pencegahan resiko terhadap sasaran harus di lakukan tiap-tiap kegiatan
yang akan di laksanakan :
1. Posyandu
 Resiko yang mungkin terjadi pada sasaran pada saat pemeriksaan gigi
adalah kemungkinan tertular penyakit
 Pemahaman tentang materi penyuluhan kurang maksimal karena tingkat
pendidikan yang berbeda
 Pemeriksaan yang kurang maksimal karena factor Psikis (takut)
2. Pelayanan kesehatan tradisional komplementer
 Resiko yang dapat terjadi pada saat pemeriksaan perlu alat pelindung diri
untuk mencegah penularan penyakit
 Resiko jalan rusak dan curam, terjadi banjir, tanah longsor dapat
membahayakan petugas
 Pemahaman tentang materi penyuluhan kurang maksimal karena tingkat
pendidikan yang berbeda

10
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Perencanaan yang cermat dan pelaksanaan kegiatan UKM Pengembangan


yang baik dapat menghidarkan para pihak – pihak terkait dari hal – hal yang
mengarah pada kecelakaan kerja sehingga tujuan utama kegiatan dapat tercapai
dengan efisien dan efektif guna menciptakan masyarakat yang sehat dan sadar akan
kesehatan gigi dan mulut dan kesehatan kerja.
Upaya pencegahan resiko terhadap karyawan Puskesmas harus di lakukan oleh
tiap-tiap kegiatan yang akan di lakukan :
1. Posyandu/ pada kelas ibu hamil.
 Resiko yang mungkin terjadi pada sasaran pada saat pemeriksaan gigi
adalah kemungkinan tertular penyakit dari pasien. Maka antisipasinya
adalah menggunakan APD
 Resiko yang mungkin terjadi pada karyawan Puskesmas adalah
kemungkinan jatuhnya karyawan Puskesmas dalam perjalanan menuju
posyandu ,maka harus diantisipasi berhati-hati dalam berkendara.

2 Pelayanan kesehatan tradisional komplementer


 Resiko yang mungkin terjadi pada sasaran pada saat pemeriksaan Tempat
kerja adalah kemungkinan tertular penyakit dari pasien. Maka
antisipasinya adalah menggunakan APD
 Resiko yang mungkin terjadi pada karyawan Puskesmas adalah
kemungkinan jatuhnya karyawan Puskesmas dalam perjalanan menuju
pos pemeriksaan kerja ,maka harus diantisipasi berhati-hati dalam
berkendara.

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian Mutu dalam Kegiatan UKM pengembangan dilakukan dengan


menentukan Indikator setiap kegiatan yang dilaksanakan berdasarkan dari Renstra,
SPM dan dari Capaian kegiatan sebelumnya. Dari hasil kegiatan yang dilakukan
maka dianalisis sesuai target yang telah ditetapkan. Apabila target belum tercapai
maka dievaluasi dan dibuat Rencana Perbaikan. Rencana Perbaikan yang sudah
dilakukan akan dievaluasi kembali, bila masih belum mencapai target akan dilakukan
kembali Rencana Perbaikan dengan inovasi kegiatan yang lain.
Pelaksanaan UKM pengembangan dimonitor dan dievaluasi dengan
menggunakan beberapa indikator, antara lain :
 Ketepatan pelaksanaan kegiatan
11
 Kesesuaian petugas pelaksana kegiatan
 Ketepatan metode yang digunakan
 Permasalahan di bahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan

BAB IX
PENUTUP

Salah satu keistimewaan Puskesmas adalah bahwa institusi ini memiliki


wilayah kerja. Oleh karena itu selain pelayanan yang dilaksanakan di dalam gedung,
dimana pasien datang ke puskesmas, puskesmas menyelenggarakan pula kegiatan
luar gedung, yakni petugas puskesmas melakukan kegiatan di wilayah kerja seperti di
lokasi desa, dusun, posyandu, sekolah dan lain-lain.

Dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN), kegiatan UKP (upaya kesehatan


perorangan) harus seimbang dengan kegiatan UKM (upaya kesehatan masyarakat).
Sementara itu, kegiatan UKM meliputi UKM esensial dan UKM pengembangan. UKM
pengembangan terdiri dari :

1. Pelayanan kesehatan Gigi Masyarakat


2. Pelayanan kesehatan tradisional komplementer
3. Pelayanan kesehatan olah raga
4. Pelayanan kesehatan Kesehatan Kerja

Kajoran, 2023

Kepala Puskesmas KAJORAN 2

Agung Setyo Karyono,S.KM.,M.P.H.


NIP. 19710706 199603 1 004

12

Anda mungkin juga menyukai