Anda di halaman 1dari 15

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PENGADAAN TENAGA ADMINISTRASI


SEKRETARIAT TIM PENYELENGGARA PROGRAM INDONESIA-SUPPORTING
PRIMARY HEALTH CARE REFORM (ISPHERE)
TAHUN ANGGARAN 2021

URAIAN PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perubahan UUD 1945 Pasal 28 Bagian H ayat (1) menyatakan bahwa setiap
orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan, kemudian Pasal 34 ayat (3),
bahwa negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan
dan fasilitas pelayanan umum yang layak. Undang Undang Nomor 36 tahun 2009
tentang Kesehatan pada Pasal 19 menyebutkan bahwa Pemerintah bertanggung
jawab atas ketersediaan segala bentuk upaya kesehatan yang bermutu, aman,
efisien dan terjangkau.
Salah satu arah kebijakan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2015-2019, dimana telah sejalan dengan RPJMN 2020-2024,
dimana landasan pengembangan pembangunan desa dan kawasan perdesaan
termasuk di kawasan perbatasan, daerah tertinggal, kawasan transmigrasi dan
pulau-pulau kecil terluar, tetap menjadi fokus pemenuhan pelayanan dasar publik
dan kualitas SDM bidang kesehatan.
Kementerian Kesehatan mendukung program prioritas membangun Indonesia
dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka
Negara kesatuan, dan meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat
Indonesia. Kementerian Kesehatan berusaha meminimalkan
disparitas/kesenjangan pelayanan kesehatan di Indonesia terutama di Provinsi
Maluku, NTT, dan Papua dengan cara mendekatkan akses dan meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan, penataan dan pengembangan sistem rujukan yang
terintegrasi dan berjenjang mulai dari tingkat primer Puskesmas hingga ke tingkat
rujukan/Rumah Sakit.
Pembangunan RS UPT Vertikal baru di Kawasan Timur Indonesia bertujuan untuk
percepatan penyediaan akses pelayanan rujukan tersier dalam mengantisipasi
tantangan tren pola penyakit emerging maupun re-emerging disease, berperan
sebagai pusat pendidikan dan penelitian, sekaligus sebagai upaya menurunkan
disparitas pelayanan kesehatan rujukan yang bermutu bagi masyarakat di
Kawasan Timur Indonesia dalam mendukung pencapaian Universal Health
Coverage. Selain itu, hadirnya RS UPT Vertikal sebagai RS Rujukan Tersier di
KTI, diharapkan lebih mampu memobilisasi sumber daya Dokter Spesialis,
pendanaan, teknologi secara lebih baik, serta mendorong engine of growth
ekonomi lokal.
Untuk mendukung kebijakan tersebut di atas, salah satu upaya pemerintah yaitu
melaksanaan program Indonesia-Supporting Primary and Referral Healthcare
Reform (I-SPHERE). Program ini bertujuan untuk memperbaiki sasaran prioritas
yang dapat mengungkit pencapaian program nasional bidang kesehatan,
utamanya peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat di
Kawasan Timur Indonesia.
Program ini didukung oleh Bank Dunia (Soft Loan) dengan nilai pinjaman sebesar
USD150 juta untuk membangun tiga rumah sakit sebagai rujukan tersier di tiga
Provinsi yaitu, Provinsi Maluku, NTT, dan Papua. Sesuai dengan komitmen
pemerintah Indonesia dengan Bank Dunia bahwa dana pinjaman dapat
dikucurkan setelah pemerintah Indonesia memenuhi pencapaian
program/indikator sesuai dengan yang disepakati dengan modalitas Program for
Results (PforR). Karakteristik utama modalitas PforR adalah disbursement dana
pinjaman dapat dicairkan didasarkan atas pencapaian program atau indikator
yang disepakati, dikenal sebagai Disbursement Linked Indicator (DLI). Pinjaman
ini bukan pinjaman konvensional yang berdasarkan input (expenditure).
Terdapat 10 DLI yang telah disepakati dengan penjelasan seperti dalam tabel
berikut:

NO DLI SATKER Penjelasan


TERKAIT
1 DLI 1 : Kabupaten/ Pusat Data dan Pencapaian diukur dengan
Kota yang tercakup di Informasi melihat pengembangan "dasbor
dashboard data dan kinerja" menggunakan Sistem
informasi kesehatan Informasi Kesehatan Kabupaten
- 2 (DHIS2), atau sistem lain
yang sesuai, yang
menggabungkan indikator
kinerja yang disepakati dari
berbagai sistem informasi yang
sudah ada. Ini akan membantu
menentukan tolok ukur kinerja
lintas kabupaten/kota, publikasi
hasil dan membantu
NO DLI SATKER Penjelasan
TERKAIT
meningkatkan orientasi kinerja
kabupaten/kota.
2 DLI 2 : Puskesmas • Pusat Data dan Prestasi diukur sebagai
yang menggunakan Informasi pengembangan dan
Aplikasi m-Health • Direktorat penggunaan m-Health sebagai
yang menunjang Pelayanan inovasi untuk mendukung PIS-
Pelaksanaan PIS-PK Kesehatan Primer PK, serta intervensi pemberian
yang disempurnakan layanan tertentu.
3 DLI 3 : Puskesmas Direktorat Mutu dan Pencapaian diukur sebagai
mendapatkan tingkat Akreditasi Pelayanan jumlah puskesmas yang
akreditasi yang lebih Kesehatan menerima akreditasi di tingkat
tinggi diluar Kawasan Utama atau Paripurna di luar
Timur Indonesia Kawasan Timur Indonesia
(Maluku, NTT, Papua) yang
disertifikasi oleh Komisi
Akreditasi layanan kesehatan
primer. Ini termasuk puskesmas
yang menerima akreditasi untuk
pertama kalinya dan puskesmas
yang menerima akreditasi
ulang.
4 DLI 4 : Puskesmas Direktorat Mutu dan Pencapaian diukur sebagai
yang terakreditasi Akreditasi Pelayanan jumlah puskesmas yang
disemua tingkat di Kesehatan menerima semua tingkat
Kawasan Timur akreditasi di tiga provinsi
Indonesia (Maluku, NTT, dan Papua) di
Kawasan Timur Indonesia, yang
disertifikasi oleh komisi
akreditasi pelayanan primer
yang ada. Ini termasuk
puskesmas yang menerima
akreditasi untuk pertama kalinya
dan puskesmas yang menerima
akreditasi ulang.

5 DLI 5 : Komisi Direktorat Mutu dan Definisi Operasional DLI 5 :


Akreditasi Pelayanan Akreditasi Pelayanan Pada tahun 2015, Kementerian
Kesehatan Tingkat Kesehatan Kesehatan membentuk Komisi
Pertama (KAFKTP) Akreditasi untuk Fasilitas
berfungsi sebagai Perawatan Kesehatan Primer
komisi independen (KAFKTP) berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan.

6 DLI 6 : Kabupaten/ Biro Perencanaan Kementerian Kesehatan akan


Kota bermasalah yang dan Anggaran meningkatkan modul pelatihan
menghasilkan dan mendesain ulang metode
rencana tahunan pedagogis untuk memperkuat
kapasitas pemerintah daerah
dalam mengembangkan
rencana dan anggaran tahunan
yang lebih baik.
NO DLI SATKER Penjelasan
TERKAIT

7 DLI 7 : Penugasan Pusat Perencanaan Prestasi diukur dengan melihat


khusus tenaga dan Pendayagunan jumlah tim Nusantara Sehat
kesehatan SDM Kesehatan (atau program penyebaran
tenaga kesehatan berbasis tim
khusus) yang digunakan untuk
menanggapi permintaan
tahunan wilayah DTPK (daerah
terpencil, perbatasan dan
kepulauan).

8 DLI 8 : Fasilitas Pusat Pembiayaan Program akan mendukung


pelayanan primer dan Jaminan peningkatan mekanisme
dapat Kesehatan kapitasi berbasis kinerja untuk
mengimplementasikan memperkuat peran JKN dalam
Kapitasi JKN intervensi kesehatan promotif
berdasarkan indikator dan preventif, peningkatan
kinerja sistem kesehatan dan penyedia
layanan, di samping
penggunaannya saat ini sebagai
instrumen pengendalian biaya.
Jumlah indikator kapitasi
berbasis kinerja dan kuantum
dari penalti finansial kepada
penyedia keduanya akan
meningkat.

9 DLI 9 : • Biro Perencanaan Pencapaian diukur dengan


Kabupaten/Kota yang dan Anggaran melihat implementasi elemen
menunjukkan • Sekretariat Ditjen berbasis kinerja ke dalam
peningkatan minimal Kesehatan alokasi DAK oleh Kemenkes
setengah dari Masyarakat dan Kemenkeu, yang
indikator kinerja dalam memberikan penghargaan
penetapan DAK-Non kepada pemerintah daerah yang
Fisik mencapai hasil di tahun-tahun
sebelumnya dengan alokasi
tambahan. Indikator berbasis
kinerja akan mencakup
intervensi layanan kesehatan
promotif dan preventif serta
peningkatan sistem.

10 DLI 10 : Jumlah Direktorat Pelayanan Pencapaian diukur sebagai


provinsi yang Kesehatan Rujukan pengembangan dan
menerapkan sitem penggunaan sistem informasi
rujukan terpadu rujukan terintegrasi yang
terintegrasi menghubungkan puskesmas
dan rumah sakit untuk
memungkinkan rujukan yang
tepat waktu dan tepat sasaran
NO DLI SATKER Penjelasan
TERKAIT
serta perawatan pasien yang
terintegrasi.

Pencapaian indikator sebagaimana pada tabel di atas dilakukan terlebih dahulu


melalui verifikasi dan penilaian oleh BPKP, yang ditetapkan oleh Kemenkeu
sebagai Independent Verification Agent (IVA) terhadap capaian target DLI. Untuk
itu pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan harus memiliki strategi dan
action plan atau program kerja untuk memastikan agar DLI dapat tercapai sesuai
target dan jadwal yang ditetapkan, sehingga target pembangunan Rumah Sakit
dapat terlaksana.
Program/Proyek I-SPHERE dikelola oleh Kementerian Kesehatan melalui Tim
Koordinasi Penyelenggaraan Indonesia Supporting Primary Health Care Reform
(I-SPHERE) Program di Indonesia. Tim Koordinasi ditetapkan dengan Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/558/2018
tanggal 5 Oktober 2018. Yang beranggotakan unit terkait dilingkungan
Kementerian Kesehatan. Dalam Tim Koordinasi tersebut terdapat Program
Coordination Unit (PCU) yang dikoordinir oleh Biro Perencanaan dan Anggaran
serta Project Management Unit (PMU) yang dikoordinir oleh Direktorat Fasilitas
Pelayanan Kesehatan.
Dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari, PCU dan PMU didukung oleh
Sekertariat I-SPHERE. Sehubungan hal tersebut Sekretariat I-SPHERE bertugas
untuk membantu kinerja administrasi dan manajemen pelaksanaan I-SPHERE
yaitu menjamin tercapainya target DLI, serta terbangunnya 3 RS UPT Vertikal.
Dibutuhkan tim Sekretariat I-SPHERE yang memiliki kompetensi baik yang
bersifat manajerial, teknis dan administrasi terutama yang memiliki pengalaman
dalam menjalankan modalitas PforR.
Pelaksanaan Program/Proyek I-SPHERE sampai dengan tahun 2020 telah
memasuki tahun ketiga dari lima tahun yang direncanakan. Sesuai dengan
laporan pemangku program/penanggung jawab DLI berbagai hasil yang cukup
menggembirakan telah tercapai baik pencapaian sejumlah target DLI, serta
penyelesaian pembangunan fisik RSUP Dr. J. Leimena di Ambon Provinsi Maluku,
termasuk telah dimulainya pembangunan fisik RS UPT Vertikal di Kupang Provinsi
NTT.
Kedepan perlu strategi dan program kerja yang disusun dengan baik sehingga
seluruh DLI dapat tercapai, dan pembangunan Rumah Sakit di Papua dapat
terwujud sesuai dengan yang diharapkan.

2. Maksud dan Tujuan


Maksud dari pengadaan Tenaga Administrasi pada Sekretariat Tim
Penyelenggara Program I-SPHERE adalah untuk merekrut tenaga spesialis
manajerial, teknis dan administrasi dalam rangka pelaksanaan koordinasi,
pendampingan, monitoring dan evaluasi, pencapaian DLI dan Pembangunan
Rumah Sakit, serta memberikan masukan terkait Penyelenggaraan Indonesia
Supporting Primary Health Care Reform (I-SPHERE) Program di Indonesia mulai
dari proses penyusunan perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.

Tujuan dari pengadaan Sekretariat Tim Penyelenggara Program I-SPHERE


adalah:
a. Menyediakan dukungan manajerial, teknis dan administrasi bagi PCU dan
PMU dalam peningkatan koordinasi lintas program dan lintas sektor;
b. Menyediakan dukungan manajerial, teknis dan administrasi bagi PCU dan
PMU dalam pengelolaan pinjaman Bank Dunia untuk Program/Proyek I-
SPHERE yang merupakan pinjaman kegiatan dengan modalitas PforR, mulai
dari proses perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi;
c. Menyediakan dukungan manajerial, teknis dan administrasi bagi PCU dalam
pencapaian target DLI yang merupakan dasar bagi pencairan dana pinjaman
Bank Dunia;
d. Menyediakan dukungan manajerial, teknis dan administrasi bagi PMU dalam
rangka pencapaian target pembangunan rumah sakit dan fasilitasnya;
e. Menyediakan dukungan manajerial, teknis dan administrasi kepada PCU dan
PMU dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta umpan balik
pengelolaan Program I-SPHERE;
f. Memberikan laporan secara rutin kepada pimpinan Kemenkes terkait
perkembangan pengelolaan Program I-SPHERE;
g. Membantu memberikan masukan kepada PCU dan PMU dalam rangka
pelaksanaan Program I-SPHERE.

3. Sasaran
Sasaran dari pengadaan Sekretariat Tim Penyelenggara Program I-SPHERE
adalah:
a. Tersusunnya usulan perencanaan Program I-SPHERE yang sesuai dengan
ketentuan dan kebijakan Kemenkes;
b. Tercapainya target pelaksanaan Program/Project I-SPHERE;
c. Terpantaunya pengelolaan Program I-SPHERE di lingkungan Kementerian
Kesehatan secara rutin;
d. Teridentifikasinya permasalahan pengelolaan Program I-SPHERE serta
upaya penyelesaiannya.

4. Lokasi Kegiatan
Lokasi Sekretariat Tim Penyelenggara Program I-SPHERE adalah Kantor
Kementerian Kesehatan R.I., Jalan H.R. Rasuna Said Blok X Kav. 4-9, Jakarta
Pusat.

5. Sumber Pendanaan
Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan:
Pinjaman Bank Dunia seperti tercantum dalam DIPA Direktorat Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Tahun 2021. Harga Perkiraan Sendiri (HPS) Tenaga
Administrasi sebesar Rp 70.400.000,-. Sesuai dengan ketentuan yang ada
kegiatan yang bersumber pinjaman dan hibah luar negeri, PPN tidak dipungut.

6. Nama dan Organisasi Pejabat Pembuat Komitment


Nama Pejabat Pembuat Komitmen:
Satuan Kerja: Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
DATA PENUNJANG
7. Referensi Hukum
a. Undang-Undang Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
c. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4400);
d. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Interen Pemerintah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4890);
f. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pinjaman
Luar Negeri dan Penerimaan Hibah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5202);
g. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5423);
h. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 Tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 33);
i. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara
Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara;
j. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84 tahun 2015 tentang Tata Cara
Penarikan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 619);
k. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 1508);
l. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 222/PMK.05/2016 tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 177/PMK.05/2015 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan Kementerian
Negara/Lembaga;
m. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-3/PB/2016 tentang
Petunjuk Pencairan, Pembebanan, dan Pertanggungjawaban Dana Pinjaman
Dan/Atau Hibah Luar Negeri Melalui Mekanisme Rekening Khusus,
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nomor PER-39/PB/2016;
n. Naskah Perjanjian Pinjaman World Bank: Indonesia-Supporting Primary
Health Care Reform (I-SPHERE) Program (Loan No. 8873-ID) yang
ditandatangani pada tanggal 17 Juli 2018 dan Amademennya;
o. Aide Memoire Indonesia-Supporting Primary Health Care Reform (I-SPHERE)
Program for Result (Loan No. 8873-ID) Implementation Support Mission,
February 4-8, 2019.
p. Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 1995 tentang Bea Masuk, Bea Masuk
Tambahan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang
Mewah, dan Pajak Penghasilan dalam Rangka Pelaksanaan Proyek
Pemerintah Yang Dibiayai Dengan Hibah atau Dana Pinjaman Luar Negeri
sebagai mana telah diubah terakhir dengan PP No. 25 Tahun 2001.

RUANG LINGKUP
8. Lingkup Kegiatan
a. Sekretariat Tim Penyelenggara Program I-SPHERE bekerja dalam bentuk
Tim dalam mendukung pelaksanaan kegiatan PCU dan PMU;
b. Sekretariat Tim Penyelenggara Program I-SPHERE bertanggung jawab untuk
mendukung penyusunan perencanaan kegiatan dan anggaran dalam rangka
pelaksanaan Program/Proyek I-SPHERE. Kegiatan ini dilakukan melalui
kerjasama dengan PCU dan PMU serta pengelola program terkait;
c. Sekretariat Tim Penyelenggara Program I-SPHERE bertanggung jawab
untuk melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program :
1) Pemantauan dan evaluasi capaian DLI dan PAP
2) Pemantauan dan evaluasi capaian pembangunan rumah sakit beserta
fasilitasnya.
3) Pemantauan dan evaluasi terhadap realisasi pemanfaatan pinjaman Bank
Dunia;
4) Pemantauan dan evaluasi terhadap penarikan pinjaman Bank Dunia
d. Sekretariat Tim Penyelenggara Program I-SPHERE berperan mendampingi
PCU dalam rangka pencapaian target DLI dan PAP yang telah ditetapkan;
e. Sekretariat Tim Penyelenggara Program I-SPHERE berperan mendampingi
PMU dalam rangka pencapaian target pembangunan rumah sakit dan
fasilitasnya;
f. Sekretariat Tim Penyelenggara Program I-SPHERE memfasilitasi
pelaksanaan kegiatan PCU dan PMU serta program terkait lainnya;
g. Sekretariat Tim Penyelenggara Program I-SPHERE berperan mendampingi
PCU dan PMU dalam penyusunan laporan pengelolaan Program I-SPHERE
kepada pimpinan dan umpan balik kepada unit-unit terkait;
h. Sekretariat Tim Penyelenggara Program I-SPHERE memberikan masukan
kepada pimpinan Kementerian Kesehatan dalam bentuk saran baik secara
tertulis maupun lisan untuk pengelolaan Program I-SPHERE.

9. Keluaran
Produk yang dihasilkan Sekretariat Tim Penyelenggara Program I-SPHERE
adalah sebagai berikut:
a. Laporan penyusunan perencanaan Program I-SPHERE (Semesteran);
b. Laporan hasil monitoring dan evaluasi pengelolaan Program I-SPHERE
(Bulanan);
c. Laporan fasilitasi pelaksanaan kegiatan PCU dan PMU, dan pengelola
program terkait (bila ada);
d. Laporan pengelolaan Program I-SPHERE kepada pimpinan dan umpan balik
kepada unit-unit terkait (Triwulanan);
e. Laporan Pencapaian Target DLI I-SPHERE untuk disampaikan ke BPKP
(Maksimal 2 Kali dalam Setahun);
f. Laporan Fasilitasi BPKP dalam melakukan Verifikasi DLI (bila ada);
g. Laporan Fasilitasi Tim Bank Dunia Dalam Misi Bank Dunia dan Evaluasi
Tengah Tahun Program I-SPHERE atau Midterm Review (bila ada);
h. Dokumen Program/Project Implementation Manual I-SPHERE (Tahunan);
i. Dokumen Protokol Verifikasi BPKP atas Pencapaian Semua DLI setiap
Tahunnya (bila ada).

Produk yang dihasilkan oleh Tenaga Administrasi:


1) Menyelenggarakan komunikasi, surat-menyurat, kearsipan, dan pekerjaan
ketatausahaan lainnya;
2) Membantu pengelolaan dokumen keuangan dan pelaporan
pertanggungjawaban keuangan;
3) Mengorganisasikan kegiatan yang diselenggarakan oleh Tim Sekretariat dan
pengelola proyek; seperti rapat koordinasi, seminar, dan lain-lain baik secara
virtual maupun tatap muka;
4) Menyiapkan aspek-aspek administratif lain untuk memperlancar pelaksanaan
tugas Tim Sekretariat .
5) Membantu konsolidasi Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan dan
pertanggung jawaban;
6) Produksi dan distribusi laporan yang relevan (baik secara teratur dan sesuai
kebutuhan) untuk digunakan oleh berbagai pemangku kepentingan;
7) Mengelola sumber daya manusia dan asset Sekretariat I-SPHERE

10. Peralatan, Material, Personil dan Fasilitas dari Pejabat Pembuat Komitmen
Fasilitas yang disediakan oleh PA/KPA/PPK adalah:
a. Ruang kantor beserta fasilitasnya;
b. Data dan informasi yang diperlukan Sekretariat Tim Penyelenggara Program
I-SPHERE dalam kaitannya dengan pelaksanaan kerja;
c. Kegiatan perjalanan dinas, pertemuan dan lain-lain serta penyediaan ATK
dan penggandaan dokumen kegiatan dibiayai melalui alokasi DIPA Direktorat
Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
11. Lingkup Kewenangan Penyedia Jasa
Melakukan koordinasi, pendampingan, monitoring dan evaluasi, dalam kapasitas
sebagai Tenaga Administrasi serta memberikan masukan terkait
Penyelenggaraan Indonesia Supporting Primary Health Care Reform (I-SPHERE)
Program di Indonesia mulai dari proses penyusunan perencanaan, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi.

12. Jangka Waktu Penyelesaian Kegiatan


Jangka waktu penyelesaian kegiatan adalah 8 (Delapan) bulan.

13. Personel
a. Komposisi Personel Sekretariat Tim Penyelenggara Program I-SPHERE

No Posisi Jumlah
(Orang)
1 Sekretaris Eksekutif 1
2 Wakil Sekretaris Eksekutif 1
3 Program Monitoring and Evaluation Specialist 1
4 Project Monitoring and Evaluation Specialist 1
5 Program Finance Specialist 1
6 Project Finance Specialist 1
7 Reporting specialist 1
8 Administration 2
9 Office support 1
TOTAL 10
Struktur Organisasi Sekretariat Tim Penyelenggara Program I-SPHERE

b. Kualifikasi, Tugas dan Tanggung Jawab


Kualifikasi, tugas dan tanggung jawab Tenaga Administrasi sebagai berikut:

KUALIFIKASI TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB


a. Minimal S1, diutamakan lulusan di a. Menyelenggarakan komunikasi,
bidang surat-menyurat, kearsipan, dan
kesehatan/manajemen/ekonomi/ pekerjaan ketatausahaan lainnya;
Sosial b. Mengorganisasikan kegiatan
b. Pengalaman kerja minimal 1,5 yang diselenggarakan oleh Tim
tahun di bidang administrasi; Sekretariat dan pengelola proyek;
c. Mempunyai pengetahuan dan seperti rapat koordinasi, seminar,
keterampilan teknis dalam dan lain-lain baik secara virtual
mengelola tugas-tugas maupun tatap muka;
administratif termasuk c. Menyiapkan aspek-aspek
kemampuan untuk administratif lain untuk
merencanakan dan mengelola memperlancar pelaksanaan
sumber daya manusia dan tugas Tim Sekretariat .
keuangan; d. Membantu konsolidasi Rencana
d. Melampirkan KTP Kerja dan Anggaran Tahunan dan
e. Melampirkan NPWP pertanggungjawaban;
f. Melampirkan Ijazah e. Produksi dan distribusi laporan
g. Sertifikat Pendukung yang relevan (baik secara teratur
KUALIFIKASI TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
h. Melampirkan referensi kerja dari dan sesuai kebutuhan) untuk
tempat pekerjaan sebelumnya digunakan oleh berbagai
pemangku kepentingan;
f. Mengelola sumber daya manusia
dan asset Sekretariat I-SPHERE

14. Jadwal Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan


Tahapan pelaksanaan pekerjaan Sekretariat Tim Penyelenggara Program I-
SPHERE dan waktu pelaksanaannya sebagai berikut:

Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan


No
Kesekretariatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Koordinasi x x x x x x x x x
2 Pendampingan x x x x x x x x x
3 Monitoring dan evaluasi x x x x x x x x x
4 Pelaporan dan pertanggungjawaban x x x x

LAPORAN
15. Laporan Bulanan
Laporan Bulanan memuat: kemajuan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan butir
9, dalam satu bulan berjalan. Laporan Bulanan harus diserahkan selambat-
lambatnya: 10 (sepuluh) hari kerja pada bulan berikutnya.

16. Laporan Triwulan


Laporan Triwulan memuat: kemajuan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan butir
9, satu triwulan berjalan. Laporan Triwulan harus diserahkan selambat-lambatnya:
15 (lima belas) hari kerja pada bulan pertama triwulan berikutnya.

17. Laporan Semester


Laporan Semester memuat: kemajuan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
butir 9, satu semester berjalan. Laporan Semester harus diserahkan selambat-
lambatnya: 15 (lima belas) hari kerja pada bulan pertama semester berikutnya.
18. Laporan Akhir
Laporan Akhir memuat: pencapaian hasil pekerjaan sesuai dengan butir 9
Laporan Akhir harus diserahkan selambat-lambatnya pada akhir Desember 2021.

HAL-HAL LAIN
Melampirkan surat pernyataan tidak akan menuntut demi hukum apabila DIPA
Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan tidak terbit dan pekerjaan ini dibatalkan.

Anda mungkin juga menyukai