Anda di halaman 1dari 2

Permasalahan 

stunting ini penting untuk diselesaikan, karena stunting berpotensi mengganggu


sumber daya manusia yang berhubungan dengan tingkat kesehatan, dan kecerdasan
anak. Akibat dari tingkat produktifitas yang rendah akan bedampak pada terhambatnya
pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kemiskinan (Kementerian Kesehatan RI, 2015). Hasil
dari Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) menunjukkan bahwa angka stunting di Indonesia
berada pada angka 27,67 persen pada tahun 2019. Walaupun angka stunting ini menurun,
namun angka tersebut masih tergolong tinggi, mengingat WHO menargetkan
angka stunting tidak boleh lebih dari 20 persen.
Saat ini pemerintah Indonesia menargetkan angka Stunting turun menjadi 14 persen di tahun
2024.
Dengan adanya pandemi Covid-19, program penanggulangan stunting di kota Semarang
memiliki beberapa masalah terutama pada proses pelaksanaan program yang berpotensi
meningkatkan resiko peningkatan angka prevalensi stunting akibat dari kurang efektifnya
perencanaan dan pelaksanaan program penanggulangan stunting karena keterbatasan akses
terhadap intervensi di wilayah kerja Puskesmas Kota Semarang (Kholiq et al., 2021). Sehingga
harus mendapatkan perhati an serius dari pemangku kebijakan bidang kesehatan.

Berdasarkan data Dinkes Kota Semarang, angka kasus stunti ng di wilayah Kota
Semarang mencapai 2,57 persen pada tahun 2019 lalu. Memasuki tahun 2020 –
bersamaan dengan tahun pertama pandemi Covid-19, angka stunti ng mengalami
kenaikan 0,56 persen atau menjadi 3,13 persen.

Pada tahun 2021 angka kasus stunti ng menunjukkan penurunan, namun hanya


sebesar 0,03 persen, menjadi 3,10 persen. Berdasarkan data Dinas Kesehatan pada 2021,
dari 44.058 balita di Kota Semarang, 3,1 persen diantaranya menderita stunting.
hal ini berarti sebanyak 1.367 anak di Kota Semarang, Jawa Tengah tercatat mengalami
stunting akibat kekurangan gizi.

Stunti ng perlu mendapatkan perhati an serius serta masih menjadi pekerjaan rumah
Dinas Kesehatan Kota Semarang. Oleh karena itu pelaksanaan program
pencegahan stunti ng pada tahun 2022 ini penti ng untuk dilakukan, terutama pada
balita di wilayah Kota Semarang dengan program yang konkret dan menyentuh
masyarakat, untuk mengentaskan stunti ng pada balita, guna mendukung program
Semarang Hebat. Memberikan edukasi kepada masyarakat sangat diperlukan
sebagai salah satu upaya agar masyarakat di Kota Semarang mengetahui dan
dapat mencegah stunting.

Maka dari itu kami mahasiswa IKM UNNES sebagai agent of change berupaya
untuk memberikan edukasi kepada masyarakat dengan Program GEGANTING
(Gerakan Pencegahan Stunting) berbasis excellent education guna mendukung
Indonesia Emas 2045 yang bebas stunting.

Kemenkes RI. 2019. Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI). Jakarta: Kemenkes RI.

Kementerian Kesehatan RI. 2015. Situasi Dan Analisis Gizi. Jakarta.

Kholiq, F., Ph, P., Sriatmi, A., & Kartini, A. (2021). HIGEIA JOURNAL OF PUBLIC HEALTH Evaluasi
Proses dalam Program Penanganan Stunting di Semarang. 5(1269), 587–595.

Anda mungkin juga menyukai