Anda di halaman 1dari 10

Upaya Pencegahan Kenaikan Angka Stunting Melalui Program “Si

Penting” KKN UPI di Desa Karangwangi

Susilo Aditya Darma1), Reksa Alamsyah2)


1)
susiloadityad@upi.edu
2)
reksaalamsyah@upi.edu

ABSTRAK

Mengingat Indonesia pernah menduduki peringkat kedua di Asia Tenggara dalam


prevalensi balita yang tumbuh dengan tidak baik pada tahun 2018 (Sutoyo, Saputri,
Agustina & Handayani, 2022), masalah stunting menjadi permasalahan yang sangat krusial
di Indonesia bahkan hingga saat ini sehingga masalah stunting menjadi fokus Pemerintahan
Indonesia (Rahmaditha, 2020). Oleh karena itu, UPI sebagai salah satu universitas terbaik
di Indonesia mengambil langkah untuk mencegah kenaikan angka stunting melalui program
KKN-T (Kuliah Kerja Nyata Tematik) dengan tema “Si Penting” (Mahasiswa Peduli
Stunting). Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan
cara studi kasus. Mahasiswa KKN-T UPI Si Penting turut berperan aktif dalam upaya
mempertahankan kondisi Zero Stunting di Desa Karangwangi dengan membentuk berbagai
program kerja yang fokus utama sasarannya yaitu balita, remaja, dan ibu hamil. Langkah
inovatif TP-PKK dan aparat Desa Karangwangi menjadi gebrakan baru dalam optimalisasi
upaya pencegahan penyebaran stunting yang secara bersamaan dapat meningkatkan
kemandirian desa. Salah satu penyebab stunting itu sendiri adalah karena anak kekurangan
gizi secara kronis dan kurang mendapatkan stimulasi perkembangan. Dengan adanya
kegiatan rutin posyandu, konseling dan penyuluhan, program CEKAS, POSBINDU-PTM,
realisasi 6 inovasi TP-PKK, dan program Ketapang Kancana. Kegiatan Kuliah Kerja Nyata
Mahasiswa UPI yang bertemakan “Si Penting” atau Mahasiswa Peduli Stunting
memberikan kontribusi langsung pada masyarakat di Desa Karangwangi, Kecamatan
Ciranjang, Kabupaten Cianjur. Dengan Kondisi Zero Stunting di Desa Karangwangi ini
Aparat Desa Karangwangi dan TP-PKK Desa Karangwangi membuat sebuah inovasi untuk
pelayanan kesehatan terutama mengenai Stunting. Penyebab dari stunting itu banyak, salah
satu diantaranya kekurangan gizi.

Kata kunci : Pendek, Pencegahan, KKN


ABSTRACT

Considering that Indonesia was ranked second in Southeast Asia in the prevalence of
under-fives who did not grow well in 2018 (Sutoyo, Saputri, Agustina & Handayani, 2022),
the problem of stunting is a very crucial problem in Indonesia even today so that the
problem of stunting is a focus Indonesian Government (Rahmaditha, 2020). Therefore, UPI
as one of the best universities in Indonesia is taking steps to prevent stunting rates from
increasing through the KKN-T (Thematic Real Work Lecture) program with the theme "The
Important" (Students Care about Stunting). This research was conducted using a qualitative
approach by means of case study. UPI KKN-T Students who are important play an active
role in efforts to maintain conditions of Zero Stunting in Karangwangi Village by
establishing various work programs whose main focus is toddlers, teenagers, and pregnant
women. The innovative steps of the TP-PKK and Karangwangi Village officials are a new
breakthrough in optimizing efforts to prevent the spread of stunting which can
simultaneously increase village independence. One of the causes of stunting itself is because
children are chronically malnourished and do not get developmental stimulation. With
routine Posyandu activities, counseling and counseling, the CEKAS program,
POSBINDU-PTM, the realization of 6 TP-PKK innovations, and the Ketapang Kancana
program UPI Student Real Work Activities with the theme "The Important" or Stunting
Concerned Students make a direct contribution to the community in the Village
Karangwangi, Ciranjang District, Cianjur Regency. With Zero Stunting Conditions in
Karangwangi Village, Karangwangi Village Officials and TP-PKK Karangwangi Village
made an innovation for health services, especially regarding stunting. There are many
causes of stunting, one of which is malnutrition.

Keywords : Stunting, Prevention, KKN

PENDAHULUAN
Mengingat Indonesia pernah menduduki peringkat kedua di Asia Tenggara dalam
prevalensi balita yang tumbuh dengan tidak baik pada tahun 2018 (Sutoyo, Saputri,
Agustina & Handayani, 2022), masalah stunting menjadi permasalahan yang sangat krusial
di Indonesia bahkan hingga saat ini sehingga masalah stunting menjadi fokus Pemerintahan
Indonesia (Rahmaditha, 2020). Oleh karena itu, UPI sebagai salah satu universitas terbaik di
Indonesia mengambil langkah untuk mencegah kenaikan angka stunting melalui program
KKN-T (Kuliah Kerja Nyata Tematik) dengan tema “Si Penting” (Mahasiswa Peduli
Stunting)
Melalui program “Si Penting”, Kelompok KKN-T UPI di Desa Karangwangi
menjalankan beberapa program kerja untuk mencegah naiknya angka stunting di Desa
Karangwangi. Kelompok tersebut beranggotakan :
1. Susilo Aditya Darma
2. Salsa Nissa Agustin
3. Raden Ardra Catur Fauzan
4. Reksa Alamsyah
5. Meizia Ziharani Gumilang
6. Ihsani Tamia
7. Shafira Rahmayanti Setyavi
8. Tania Julyandini
Dengan program kerja antara lain :
a. Sosialisasi stunting kepada ibu hamil dan ibu yang memiliki balita
b. Sosialisasi PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
c. Membantu pengecekan kesehatan balita di posyandu

KAJIAN PUSTAKA
Desa Karangwangi terletak di Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur bagian
Utara. Jumlah penduduk Desa Karangwangi berjumlah 5781 jiwa pada tahun 2023. Menurut
SGGI 2022, prevalensi balita stunting di Kabupaten Cianjur menurun menjadi 13,6%
dimana sebelumnya berada di kisaran 37%. Sedangkan saat ini, di Desa Karangwangi sudah
mencapai zero stunting dan hanya terdapat 6 anak yang baru terindikasi stunting.

Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan


gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya di
bawah standar yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang kesehatan (Perpres Nomor 72 Tahun 2021). Stunting dapat diidentifikasi jika
tinggi anak kurang dari -2SD dari standar WHO (Trihono dkk., 2015).

Menurut Beal, Tumilowicz, Sutrisna, Izwardy, & Neufeld (2018), terdapat 5 faktor
penyebab stunting, yaitu :

a. Faktor rumah tangga dan keluarga

Pada faktor ini, terdapat dua sub-faktor yaitu faktor ibu dan dan faktor lingkungan
rumah. Faktor ibu meliputi gizi buruk selama masa prakonsepsi, kehamilan, dan
menyusui; perawakan ibu yang berperawakan pendek; IUGR (Intrauterine Growth
Restriction) dan kelahiran prematur; dan kehamilan remaja. Faktor lingkungan
rumah meliputi praktik perawatan yang buruk, sanitasi dan pasokan air yang tidak
memadai, kerawanan pangan, pendidikan pengasuh yang rendah, indikator kekayaan
rumah tangga, perokok ayah dan ibu, perawakan pendek ayah, dan rumah tangga
yang padat (crowded households).

b. Pemberian makanan pendamping ASI yang tidak memadai

Terdapat 3 sub-faktor pada bagian ini, diantaranya :

kualitas makanan yang rendah (kualitas mikronutrien yang buruk, keragaman


makanan dan asupan makanan hewani yang rendah, dan makanan pendamping ASI
dengan kandungan energi yang rendah), pemberian makan yang tidak memadai,
keamanan makanan dan minuman yang buruk (makanan atau minuman yang
terinfeksi dan kehigienisan makanan yang buruk)

c. Praktik menyusui yang tak memadai

Praktik menyusui yang tak memadai mencakup inisiasi menyusui yang tertunda,
pemberian ASI non eksklusif, dan penghentian pemberian ASI secara dini.
d. Infeksi

Bardosono dalam Beal dkk. (2018) menyatakan bahwa penyakit infeksi seperti diare,
demam dan infeksi pernapasan memiliki keterkaitan dengan stunting pada anak
berusia 6-59 bulan yang hidup di daerah miskin dan pedesaan.

e. Komunitas dan Masyarakat

Terdapat 6 sub-faktor, yaitu : politik ekonomi, kesehatan dan pelayanan kesehatan,


pendidikan, masyarakat dan budaya, agrikultur dan sistem makanan, dan air, sanitasi,
dan lingkungan.

Secara psikologis, anak yang terkena stunting akan mengalami disfungsi psikososial
lebih tinggi dengan anak lainnya, kepercayaan diri yang rendah, beresiko memunculkan
masalah keluarga khususnya saat memasuki usia remaja (Erfanti, Setiabudi & Rusmil dalam
Rafika & Gz, 2019), mudah cemas dan rentan mengalami depresi (Rafika & Gz, 2019).
Secara Kognitif, anak yang terdampak stunting akan mengalami penurunan nilai atau
hambatan perkembangan kognitif (Sumartini, 2020; Rafika & Gz, 2019; Dasman, 2019).
Dilihat dari definisi, maka jelas anak yang terdampak stunting memiliki tinggi badan yang
lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya. Menurut Dasman (2019), anak yang
terdampak stunting akan sulit untuk berprestasi dalam bidang olahraga dan kemampuan
fisik.

Untuk mencegah naiknya angka stunting, dapat dilakukan dengan meningkatkan


pengetahuan ibu mengenai cara pencegahan stunting sejak HPK (1000 Hari Pertama
Kehidupan) dengan cara pemberian makanan tambahan, vitamin A dan tablet penambah
darah. Selain itu, stunting dapat dicegah dengan cara memperbaiki kesehatan dan gizi anak
balita, remaja, calon pengantin, ibu hamil, dan ibu nifas (Nurfatimah dkk., 2021). Selain itu,
menurut Bella, Fajar & Misniarti (2020), kebiasaan kebersihan yang baik dalam lingkungan
keluarga dapat mengurangi kecenderungan balita untuk mengalami stunting. Oleh karena
itu, meningkatkan pengetahuan mengenai stunting dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) melalui sosialisasi perlu dilaksanakan demi mencegah naiknya angka stunting.

Untuk mencegah naiknya angka stunting di Desa Karangwangi, Kelompok KKN


UPI Desa Karangwangi mengadakan sosialisasi kepada ibu hamil dan ibu yang memiliki
anak balita. Sosialisasi tersebut dilaksanakan di beberapa Posyandu dan PAUD Desa
Karangwangi dengan cara membagikan brosur dan penyuluhan secara langsung kepada ibu -
ibu posyandu. Tujuan sosialisasi tersebut untuk menginformasikan pentingnya asupan gizi
untuk anak sehingga anak tercegah dari risiko stunting. Di Posyandu juga kami membantu
pengecekan kesehatan balita dan ibu hamil untuk mengawasi dan menjaga kesehatan dan
asupan gizi yang diterima oleh balita dan ibu hamil sehingga terjaga dari risiko stunting.

Selain itu, kami melaksanakan sosialisasi PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
kepada siswa - siswa di SDN Karangsari dengan tujuan menciptakan lingkungan yang lebih
bersih dan sehat sejak dini guna mencegah infeksi bakteri pada anak dan balita melalui
lingkungan yang kotor.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan cara studi kasus
(Case Study). Pendekatan kualitatif merupakan suatu prosedur penelitian yang digunakan
untuk memahami dan mendeskripsikan suatu fenomena tertentu dalam kondisi sealamiah
mungkin dan bersifat penemuan lapangan yang menghasilkan data deskriptif dalam bentuk
kata-kata (Murdiyanto, 2020). Studi kasus merupakan metode penelitian dengan cara
menggali suatu fenomena tertentu dalam suatu waktu dan kegiatan serta mengumpulkan
informasi secara terinci dan mendalam dengan menggunakan berbagai prosedur
pengumpulan data selama periode tertentu (Creswell dalam Assyakurrohim, Ikhram, Sirodj
dan Afgani, 2023).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pelaksanaan kegiatan KKN dengan tema “Si Penting” ini menunjukan hasil bahwa
Desa Karangwangi ini merupakan desa bebas stunting akan tetapi ada beberapa yang
terindikasi berkemungkinan terkena stunting sebanyak 6 jiwa. Berdasarkan kondisi tersebut,
Mahasiswa KKN-T UPI ikut berperan dalam upaya mempertahankan dan mencegah
terjadinya stunting di Desa Karangwangi dengan melakukan berbagai kegiatan kepada
masyarakat setempat. Berikut adalah beberapa kegiatan yang dilakukan dalam upaya
pencegahan stunting dan penerapannya :

1. Posyandu
Kegiatan posyandu ini merupakan kegiatan utama yang dilakukan oleh
Mahasiswa KKN-T UPI. Kolaborasi dengan kader posyandu Desa Karangwangi ini
dilaksanakan setiap bulannya 1 kali. Tujuan program kerja ini adalah untuk
membantu kegiatan posyandu dan meninjau secara langsung kondisi batita, balita,
dan ibu hamil di Desa Karangwangi. Kegiatan posyandu ini memiliki dampak yang
sangat baik, dengan adanya kegiatan posyandu ini dapat membantu mengetahui dan
memantau perkembangan fisik maupun gizi anak berdasarkan hasil pencatatan dan
pengecekan dari data yang diambil.
Informasi yang didapatkan dari kegiatan ini dapat dianalisis dan dijadikan
sebagai indikator utama dalam pencegahan stunting di Desa Karangwangi.
Pemantauan pertumbuhan anak, data mengenai jumlah anak-anak dan kondisi
pertumbuhannya. Kegiatan posyandu ini terdiri dari beberapa kegiatan pengukuran,
yaitu tinggi badan, berat badan, lingkar lengan, dan lingkar kepala. Hasil pengukuran
ini bertujuan untuk mengetahui perubahan dari setiap bulan dilakukannya posyandu,
dari hasil tersebut dapat membantu dalam mengidentifikasi anak-anak yang
mengalami stunting sehingga intervensi dapat dilakukan lebih awal.
Fokus yang dilakukan kegiatan ini bukan hanya terhadap anak-anak batita
dan balita, kondisi ibu hamil juga diperhatikan. Untuk kegiatan pengecekan kondisi
fisiknya sama seperti anak-anak akan tetapi untuk ibu hamil dilakukan juga
pengukuran lingkar perut serta konseling bersama bidan desa. Pengukuran ini
memiliki tujuan untuk mengetahui gizi ibu hamil karena resiko terjadinya KEK
(Kekurangan Energi Kronis) pada ibu hamil. Kegiatan konseling kepada bidan juga
disediakan oleh posyandu secara gratis agar ibu hamil bisa berkonsultasi mengenai
pertumbuhan dan perkembangan janinnya.
Kegiatan lain yang ada di Posyandu Desa Karangwangi adalah kegiatan PMT
(Pemberian Makanan Tambahan). Kegiatan ini rutin dilakukan setiap adanya
posyandu dengan tujuan untuk membantu memenuhi gizi dan meningkatkan status
gizi anak dan ibu hamil sesuai dengan kebutuhannya.

2. Penyuluhan Stunting
Kegiatan penyuluhan stunting ini dilaksanakan sesuai dengan tujuan utama
dari KKN-T Si Penting dengan menjadi sasaran utama yaitu ibu-ibu. Kegiatan ini
dilakukan di PAUD Al-Mubarok, ibu hamil, dan di posyandu. Penyuluhan bertujuan
untuk memberikan informasi mengenai stunting agar masyarakat dapat lebih peka
mengenai stunting yang mungkin terjadi pada anaknya. Salah satu penyebab stunting
itu sendiri adalah karena anak kekurangan gizi secara kronis dan kurang
mendapatkan stimulasi perkembangan (Yuliana & Hakim, 2019).
Dalam kegiatan penyuluhan kami Mahasiswa KKN-T UPI memberikan
inovasi dalam bentuk brosur yang berisikan semua terkait stunting dan memberikan
beberapa contoh ide menu masakan DASHAT (Dapur Sehat) dari bahan makanan
yang lebih murah namun memiliki kadar gizi yang tinggi. Sehingga para orang tua
dapat lebih memperhatikan asupan gizi dan upaya stimulasi yang diberikan agar anak
tidak terdampak stunting.

3. Sosialisasi PHBS
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau PHBS menjadi salah satu fokus dalam
program KKN-T UPI Si Penting, sasaran kegiatan ini kepada anak-anak. Sosialiasi
PHBS dilakukan di SD Negeri Karangsari kelas 3 dengan tujuan untuk mengedukasi
siswa agar bisa menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Ruang lingkup yang
disosialisasikan terdapat pada lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat. Dengan
begitu, diharapkan siswa dapat mengimplementasikan materi PHBS ini dalam
kehidupan sehari-hari.

4. CEKAS
Kegiatan CEKAS (Cek Kesehatan) merupakan kegiatan yang dilakukan
untuk mengetahui kesehatan. Kolaborasi antara Puskesmas Desa Karangwangi,
BKKBN, TP-PKK Desa Karangwangi, dan mahasiswa KKN-T UPI dilaksanakan di
SMP IT Daarul Fikri pada Rabu (02/08/2023) dengan cara melakukan penimbangan
berat badan, pengukuran tinggi badan, pengecekan kebersihan mulut dan telingam
tensi darah, serta pengecekan HB dan pemberian PTD (Pil tambah Darah) bagi
remaja yang memiliki darah rendah.

5. POSBINDU-PTM
Kegiatan POSBINDU-PTM dilaksanakan pada hari jumat (18/08/2023) di
posyandu RW 08 Desa Karangwangi. Kegiatan ini dilakukan bertujuan untuk
mengetahui kesehatan masyarakat, dimulai dari pengecekan riwayat penyakit,
penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan dan lingkar perut, tensi darah,
tes kadar gula darah serta konsultasi mengenai kesehatan. Selain bertujuan untuk
menjaga kesehatan, kegiatan ini bertujuan untuk mencegah dan mengidentifikasi
keberadaan penyakit tidak menular yang sering kali tidak disadari oleh pengidapnya.

6. Inovasi TP-PKK Desa Karangwangi dan Ketapang Kancana


Dengan adanya kekhawatiran mengenai isu stunting pihak Desa
Karangwangi membuat sebuah inovasi dalam rangka mengatasi dan mencegah
terjadinya stunting serta meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat di Desa
Karangwangi, Kec. Ciranjang. Kab. Cianjur. Ada beberapa inovasi yang dibuat oleh
Tim Penggerak PKK dan Aparat Desa Karangwangi, diantaranya :
a. GKS (Gerakan Kasih Sayang) ini bertujuan untuk mengatasi masalah
kesehatan yang tidak terdanai oleh APBDes. Gerakan atau kegiatan ini
merupakan inovasi yang bersifat keikhlasan dari individu dengan cara
melakukan penggalangan dana kepada TP-PKK dan Aparat Desa yang
kemudian dana yang telah terkumpul diberikan untuk masyarakat yang
mengalami masalah kesehatan
b. KKS (Koin Kasih Sayang) inovasi yang dilakukan di posyandu dengan tujuan
untuk mengembangkan kualitas dan tumbuh dengan mandiri. KKS seperti
GKS dengan melakukan penggalangan dana, akan tetapi KKS ini
ditempatkan di setiap posyandu. Kotak KKS biasanya diisi oleh para
masyarakat yang mengunjungi posyandu baik itu orang tua anak, ibu hamil,
maupun pengawas posyandu yang hadir saat itu. Dana tersebut digunakan
untuk kebutuhan posyandu itu sendiri.
c. SRIKANDI (Sukarelawan Inisiator Tindakan Dini) merupakan bentuk
pelayanan untuk menanggapi permasalahan kesehatan di masyarakat Desa
Karangwangi secara mendadak. Pelayan cepat tanggap ini dilakukan oleh
sukarelawan yang siap membantu dengan ikhlas apabila masyarakat ada
membutuhkan bantuan untuk dilarikan ke fasilitas kesehatan terdekat dengan
menggunakan ambulan desa.
d. SERASI (Saung Pelayanan Masyarakat Siaga) Pelayanan yang diberikan dari
bidan desa kepada masyarakat dengan jadwal yang sudah ditetapkan.
e. TBM KEMBANG BURUAN (Taman Bacaan Masyarakat Kemajuan
Pembangunan Generasi Melalui Buku dan Pendidikan Anak). Inovasi ini
merupakan bagian dari peningkatan kualitas generasi muda dengan buku
terutama pada usia emas (anak usia 0-6 tahun). Perpustakaan terletak di
sebelah Kantor Desa yang dikelola langsung oleh TP-PKK sehingga
masyarakat terutama anak anak dapat berkunjung dan meminjam buku di
perpustakaan dan membaca di “buruan” atau halaman lingkungan yang sudah
disediakan di Kantor Desa Karangwangi dengan jadwal yang sudah
ditentukan pada hari Senin-Jumat pukul 08.00-15.00.
f. WIDURI (Wisata Edukasi Pengembangan Diri) merupakan program
pengenalan lingkungan kepada anak usia dini agar dapat lebih mengenal dan
mengetahui lingkungan sekitarnya, terutama dalam memperkenalkan fasilitas
pemerintah yang ada di lingkungan desa.

Selain inovasi dari Tim Penggerak PKK, Pemerintah Desa Karangwangi juga
membuat sebuah inovasi untuk mempertahankan kebutuhan pangan dan gizi
masyarakatnya dengan dinamakan Ketapang Kancana atau Ketahanan Pangan
Karawangi Terencana. Ketapang Kancana ini bertujuan untuk menjaga kebutuhan
pangan masyarakat Desa Karangwangi sendiri dengan memberikan dana kepada
UMKM agar bisa membuat kebutuhan pangan sendiri di dalam desa dan menjual ke
masyarakat desa dengan harga dibawah pasaran yang beredar.
Awal mula dibuat ketahanan pangan ini melihat dari kejadian Pandemi
Covid-19 untuk menjaga ketersediaan bahan pangan, selain karena pandemi pihak
desa pun melihat isu mengenai stunting. Jadi selain mempertimbangkan kebutuhan
pangan tetap terjaga, kebutuhan gizi pun tetap terjaga. Bisa dilihat dari beberapa
UMKM yang terdaftar di program ini mereka menjual bahan dasar pangan yang
penuh gizi serta ekonomis. Jenis UMKM yang mengikuti Ketapang Kancana ini
adalah kelompok UMKM budidaya air tawar, 1 kelompok budidaya ikan patin, 2
kelompok UMKM budidaya jamur tiram, 5 budidaya ayam petelur, 2 bebek hibrida,
1 ayam ras, produksi tahu tempe 1, 1 ayam pedaging, 1 kambing, 1 domba, 1
kelompok petani padi.
Dengan adanya program ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat saat sektor pangan mengalami penurunan produktivitas sehingga dapat
mengantisipasi terjadinya stunting.

KESIMPULAN
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa UPI yang bertemakan “Si Penting” atau
Mahasiswa Peduli Stunting memberikan kontribusi langsung pada masyarakat di Desa
Karangwangi, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur. Dengan Kondisi Zero Stunting di
Desa Karangwangi ini Aparat Desa Karangwangi dan TP-PKK Desa Karangwangi membuat
sebuah inovasi untuk pelayanan kesehatan terutama mengenai Stunting. Penyebab dari
stunting itu banyak, salah satu diantaranya kekurangan gizi.
Kolaborasi yang dilakukan Mahasiswa KKN-T UPI dengan semua pihak yang
terlibat di Desa Karangwangi ini merupakan aksi nyata dalam pencegahan stunting dan
pelayanan masyarakat, beberapa kegiatan seperti Posyandu, CEKAS, POSBINDU-PTM
merupakan sebuah bentuk kepedulian agar masyarakat dari berbagai kalangan umur dapat
mengetahui kondisi kesehatannya.
6 Inovasi yang dilakukan oleh Desa Karangwangi merupakan suatu terobosan agar
setiap desa bisa mandiri dan lebih peduli akan kesehatan masyarakat serta lebih cepat
tanggap jika ada kebutuhan yang mendadak. Selain 6 inovasi, terdapat pula Ketapang
Kancana yang dibuat dan dilaksanakan untuk mempertahankan kebutuhan pangan serta
kebutuhan gizi di Desa Karangwangi. Program Ketapang Kancana menjadi pilar penting
dalam mencegah terjadinya stunting melalui terpenuhinya kebutuhan pangan serta gizi yang
cukup dengan harga yang ekonomis.
Program dan kebijakan yang telah dibuat dan diselenggarakan tidak mungkin bisa
merubah secara singkat, akan tetapi juga terus dilaksanakan akan memiliki dampak yang
baik baik dari segi keseluruhan kesehatan dan utamanya pada pencegahan stunting, agar
Desa Karangwangi tetap Zero Stunting.

DAFTAR PUSTAKA
Pitoyo, A. J., Saputri, A., Agustina, R. E., & Handayani, T. (2022). Analysis of Determinan
of Stunting Prevalence among Stunted Toddlers in Indonesia. Populasi, 30(1), 36-49.

Rahmadhita, K. (2020). Permasalahan Stunting dan Pencegahannya. Jurnal Ilmiah


Kesehatan Sandi Husada, 9(1), 225-229.

Kementerian Kesehatan. (2022). Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI). Jakarta:
Kemenkes.

Trihono, T., Atmarita, A., Tjandrarini, D. H., Irawati, A., Nurlinawati, I., Utami, N. H., &
Tejayanti, T. (2015). Pendek (Stunting) di Indonesia, Masalah dan Solusinya.
Lembaga Penerbit Badan Litbangkes.

Beal, T., Tumilowicz, A., Sutrisna, A., Izwardy, D., & Neufeld, L. M. (2018). A review of
Child Stunting Determinants in Indonesia. Maternal & child nutrition, 14(4),
e12617.

Rafika, M., & Gz, S. (2019). Dampak Stunting pada Kondisi Psikologis Anak. Buletin
Jagaddhita, 1(1).

Erwina Sumartini, S. S. T., & Keb, M. (2020). Studi Literatur: Dampak Stunting terhadap
Kemampuan Kognitif Anak. Jurnal Seminar Nasional, 2(1), 127-134.

Dasman, H. (2019). Empat Dampak Stunting Bagi Anak dan Negara Indonesia. The
Conversation, 1.

Nurfatimah, N., Anakoda, P., Ramadhan, K., Entoh, C., Sitorus, S. B. M., & Longgupa, L.
W. (2021). Perilaku Pencegahan Stunting pada Ibu Hamil. Poltekita: Jurnal Ilmu
Kesehatan, 15(2), 97-104.

Bella, F. D., Fajar, N. A., & Misnaniarti, M. (2020). Hubungan antara Pola Asuh Keluarga
dengan Kejadian Balita Stunting pada Keluarga Miskin di Palembang. Jurnal
Epidemiologi Kesehatan Komunitas, 5(1), 15-22.
Assyakurrohim, D., Ikhram, D., Sirodj, R. A., & Afgani, M. W. (2023). Metode Studi Kasus
dalam Penelitian Kualitatif. Jurnal Pendidikan Sains dan Komputer, 3(01), 1-9.

Murdiyanto, E. (2020). Penelitian Kualitatif (Teori dan Aplikasi disertai contoh proposal).

Anda mungkin juga menyukai