Anda di halaman 1dari 2

PENDAHULUAN

Demam Berdarah Dengue/Dengue Hemorrhagic Fever (DBD/ DHF) disebabkan oleh


virus dengu, dimana penularannya terjadi akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Demam
berdarah dengue banyak ditemui di wilayah tropis dimana virus ini sangat sering menimbulkan
kejadian luar biasa atau KLB. Selain itu terdapat faktor- faktor yang bisa mempengaruhi
bertambahnya permasalahan ini yakni rendahnya sistem imunitas tubuh pada kelompok
masyarakat, terjadinya kenaikan persebaran nyamuk penular Aedes Aegypti karena pada musim
penghujan tempat perkembang biakan terdapat dimana-mana seperti pada talang air, botol, gelas
sisa air mineral, lubang pepohonan, ban sisa dan lainnya (Kementrian Kesehatan RI, 2019).

Gejala awal yang akan dialami oleh penderita yang terpapar virus ini ialah observasi
febris (demam tinggi) yang terjadi terus- menerus, nyeri apabila menggerakkan mata, serta nyeri
pada kepala. Pada tingkat kasus lanjut hal ini bisa menimbulkan pendarahan saluran cerna, syok,
perih pada ulu hati, serta bisa menimbulkan kematian. Lama terjadinya demam berdarah dengue
yakni 3-14 hari namun pada umumnya 4-7 hari( Kementrian Kesehatan RI, 2019).

Pada tahun 2020 demam berdarah dengue terjadi pada 472 kabupaten/ kota di 34 provinsi
dimana kasus kematian ini terjadi di 219 kabupaten/ kota. Permasalahan demam berdarah dengue
hingga pada pekan ke- 49 mencapai 95. 893 kasus dimana angka kematian yang disebabkan
demam berdarah dengue sampai pekan ke- 49 yakni sebanyak 661 kasus. Pada bulan November
tahun 2020 terjadi peningkatan kasus demam berdarah dengue sebanyak 51 dan juga peningkatan
kematian akibat demam berdarah dengue sebanyak 1 orang. Sebanyak 73,35% di 377 kabupaten/
kota sudah mencapai Incident Rate (IR) kurang dari 49/ 100. 000 penduduk. Jumlah demam
berdarah dengue per golongan usia ialah 44 tahun kejadian terjadi sebesar 11, 57%. Ada pula
proporsi kematian demam berdarah dengue menurut golongan umur ialah 44 tahun sebanyak 11,
11%.( Kementrian Kesehatan RI, 2019)

Peningkatan kasus demam berdarah dengue terus berlangsung dimana didapatkan hasil
data oleh Kemenkes RI( 2021) hingga pada 14 juni 2021 dengan jumlah kasus demam berdarah
dengue sebanyak 16. 320, dimana jumlah ini meningkat sampai 6. 417 kasus serta bila ditinjau
kembali total kasus demam dengue pada 30 Mei 2021 banyaknya kasus mencapai 9. 903. Pemicu
kematian sebab demam berdarah dengue ini bertambah yang mula 98 kasus setelah itu akhir mei
meningkat sebanyak 147 kasus pada 14 juni 2021. Kementrian Kesehatan (2021) Kembali
mengatakan banyaknya kabupaten/ kota yang terpapar senantiasa meningkat menjadi 387
permasalahan di 32 provinsi. Permasalahan demam berdarah dengue paling tinggi terjadi pada
rentan usia 15-44 tahun. Menurut Departement Kesehatan Republik Indonesia (Depkes 2017)
menguraikan bahwa tiap Rumah Sakit mempunyai protokol pengobatan yang sama dimana jenis
protokol pengobatan demam berdarah dengue dipecah jadi 4 macam yaitu memberikan
pengobatan cairan pada intravena, antipiretik serta analgetik, antibiotik, dan terapi penyembuhan
semacam pemberian antinflamasi, antiemesis, imunonodulator, serta pula suplemen penunjang.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang tahun 2021 melaporkan jika penyakit demam
berdarah dengue jadi penyakit yang wajib betul- betul diwaspadai tidak hanya virus corona,
dimana penyakit ini mulai ada sejak awal tahun 2021. Hendak namun terjalin penyusutan grafik
pada persentase demam berdarah dengue di tahun 2021 yang mana pada bulan Januari 17
peristiwa, Februari 19 peristiwa, Maret 20 peristiwa, April 24 peristiwa, Mei 23 peristiwa, Juni
17 peristiwa, serta Juli terdapat 8 peristiwa. Pada tahun 2020 perbandingan permasalahan hadapi
penyusutan yang signifikan diawali pada bulan Januari 2020 terdapat 25 peristiwa, Februari 60
peristiwa, Maret 71 peristiwa, April 56 peristiwa, Mei 32 peristiwa, Juni 22 peristiwa, serta Juli
sebanyak 8 peristiwa.

Pengobatan pada demam berdarah dengue ini ialah memakai sebagian kriteria obat ialah
cairan kristaloid berbentuk Ringer Laktat Infus serta Asering Infus. Antipiretik/ analgetik yaitu
Paracetamol, asam mefenamat, tramadol inj, paracetamol drip. Penurun asam lambung yaitu
ranitidine, ondansentron, domperidone, omeprazole, antasida, lansoprazole, prosogan inj,
sukralfat sirup, serta pantoprazole (Kementrian Kesehatan RI, 2017).

Anda mungkin juga menyukai