Disusun oleh :
( Penyusun)
HALAMAN JUDUL 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang 4
2. Rumusan Masalah 6
3. Tujuan 6
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Demam Berdarah Dengue 7
2. Faktor Penyebab Demam Berdarah Dengue 11
3. Beban Penyakit Demam Berdarah Dengue 13
4. Dampak Demam Berdarah Dengue 14
5. Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue 15
6. Strategi Pengendalian Demam Berdarah Dengue 16
KESIMPULAN 19
DAFTAR PUSTAKA 21
A. Latar Belakang
Dengue merupakan penyakit infeksi virus yang ditularkan melalui
nyamuk dan menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia (World Health
Organization [WHO], 2021). Pada awal tahun 2020, WHO memasukkan
dengue sebagai salah satu ancaman kesehatan global di antara 10 penyakit
lainnya (WHO, 2021). Insidensi dengue meningkat secara signifikan di seluruh
dunia dalam beberapa dekade terakhir. Bhatt et al. (2013) memperkirakan
terdapat 390 juta infeksi dengue terjadi setiap tahunnya dan 96 juta
diantaranya memiliki manifestasi klinis dengan tingkat keparahan penyakit
yang bervariasi. Dengue yang tidak tertangani dapat memicu terjadinya
kejadian luar biasa (KLB), dengue berat, bahkan kematian. Kondisi tersebut
menimbulkan beban yang besar pada populasi, sistem kesehatan, dan
ekonomi di sebagian besar negara tropis di dunia (WHO, 2012).
World Health Organizaton (WHO) menyebutkan jumlah kasus demam
berdarah yang dilaporkan meningkat lebih dari 8 kali lipat selama 4 tahun
terakhir, dari 505.000 kasus meningkat menjadi 4,2 juta pada tahun 2022.
Jumlah angka kematian yang dilaporkan juga mengalami peningkatan dari
403 menjadi 960. Tidak hanya jumlah kasus yang meningkat seiring
penyebaran penyakit ke wilayah baru termasuk Asia, tetapi wabah eksplosif
juga terjadi. Ancaman kemungkinan wabah demam berdarah sekarang ada di
Asia. Wilayah Amerika melaporkan 3,1 juta kasus, dengan lebih dari 25.000
diklasifikasikan sebagai parah. Terlepas dari jumlah kasus yang
mengkhawatirkan ini, kematian yang terkait dengan demam berdarah lebih
sedikit dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah kasus DBD tersebut
merupakan masalah yang dilaporkan secara global terjadi pada tahun 2022
(WHO, 2022).
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, Jumlah kasus DBD 2021
mencatat 138.127 jiwa yang terserang penyakit DBD di seluruh Indonesia dan
jumlah kasus meninggal 919 jiwa. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun
2020 sebesar 65.602 kasus yang terserang penyakit dan 467 kasus
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian demam berdarah dengue
2. Faktor penyebab demam berdarah dengue
3. Beban penyakit demam berdarah dengue
4. Dampak demam berdarah dengue
5. Pencegahan dan pemberantasan demam berdarah dengue
6. Strategi pengendalian demam berdarah dengue
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian demam berdarah dengue
2. Mengetahui faktor penyebab demam berdarah dengue
3. Mengetahui beban penyakit demam berdarah dengue
4. Mengetahui dampak demam berdarah dengue
5. Mengetahui pencegahan dan pemberantasan demam berdarah dengue
6. Mengetahui strategi pengendalian demam berdarah dengue
39
40
35 33
29 28
30 27
25
25
20
14 15
15 12 13
11
10 7
5 2
1 1 1 1 1
0
jan feb mar apr mei jun jul agus sep okt nov des
kasus meninggal
tanjung
keban tanjung
enim lingga tegal rejo darmo total
agung enim
selatan
kasus 15 4 1 7 19 1 47
meninggal 2 2
10 | D E M A M B E R D A R A H D E N G U E
120
108
100
80
60
40 31
23
18
20 10
8 7 6
1 2 0 1 0 2 0 1 0 0 1 3
0
kasus meninggal
11 | D E M A M B E R D A R A H D E N G U E
penyebab penyakit seharusnya dihentikan, selain itu faktor demografi
(mobilitas penduduk dan kepadatan penduduk) padatnya penduduk akan
lebih mudah untuk menjadi penularan penyakit DBD, dengan tingginya
mobilitas penduduk memudahkan penularan dari satu tempat ke tempat
yang lain, sosial budaya.
3. Lingkungan
Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap penularan DBD adalah
suhu dan kelembapan udara. Suhu dan kelembapan udara ini berpengaruh
pada masa inkubasi intrinsik, yaitu proses pembiakan dan pertumbuhan
virus Dengue dalam tubuh nyamuk mulai dari lambung sampai kelenjar
lidah nyamuk hingga siap untuk ditularkan. Kelembapan optimum bagi
kehidupan Aedes aegypti adalah 70%- 80%, sedangkan suhu optimum
antara 28-29 derajat celcius, kelembapan yang tinggi dapat
memperpanjang umur nyamuk. Pada musim hujan jumlah tempat
perindukan bertambah banyak dan berakibat pada peningkatan populasi
nyamuk, perubahan musim agaknya berpengaruh pula pada kebiasaan
nyamuk untuk lebih lama tinggal didalam rumah pada waktu musim hujan.
Lingkungan yang tidak terawat terutama dengan terdapatnya barang-
barang bekas yang berserakan, memungkinkan bertambahnya jumlah
tempat perindukan sehingga kebersihan lingkungan sangat berperan.
Tidak adanya kontrol vektor yang efektif di daerah endemis
penyebaran wabah Dengue dipengaruhi oleh ada tidaknya genangan air
yang kotor karena itu pengontrolan Dengue biasa dilakukan dengan
berbagai nyamuk Aedes aegypti denganmelakukan pembunuhan nyamuk
baik dengan menggunakan pestisida, ovitrap, bak perangkap yang ditutup
kasa, membuat nyamuk transigenik agar tidak terinfeksi oleh Dengue dan
melakukan gerakan 3M. Tempat perkembangbiakan utama adalah tempat-
tempat penampungan air berupa genangan air yang tertampung disuatu
tempat atau bejana di dalam atau disekitar rumah atau tempat-tempat
umum, biasanya melebihi jarak 500 meter dari rumah. Nyamuk ini tidak
dapat berkembangbiak di genangan air yang langsung berhubungan
dengan tanah. Beberapa jenis tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes
aegypti dapat dikelompokan sebagai berikut TPA untuk keperluan sehari-
12 | D E M A M B E R D A R A H D E N G U E
hari, seperti drum, tangki reservoir, tempayan, bak mandi / WC dan ember.
TPA bukan untuk keperluan sehari-hari seperti tempat minum burung, vas
bunga, perangkap semut, dan barang-barang bekas (ban, kaleng, botol,
plastik dan lain-lain). TPA alamiah seperti lubang pohon, lubang batu,
pelepah daun, tempurung kelapa, pelepah pisang dan potongan bambu.
13 | D E M A M B E R D A R A H D E N G U E
hambatan dalam mendeteksi kasus oleh karena fasilitas diagnosis yang
kurang memadai dan sistem surveilans yang lemah sehingga terkendala
dalam melaporkan kasus dengue yang sebenarnya terjadi (underreporting).
Pembiayaan untuk kasus dengue diperoleh melalui data sampel 1%
yang dibuka untuk publik, 2015-2021. Setiap tahun BPJS membayarkan klaim
perawatan kasus dengue (A90) dan Demam berdarah dengue (A91) melebihi
350 milyar rupiah. Bahkan pada puncak kejadian dengue di tahun 2016, BPJS
membayarkan lebih dari 1,5 trilyun untuk seluruh kasus dengue. Pada tahun
2021, klaim BPJS untuk menangani 73 ribu kasus dengue adalah sebesar 424
Milyar. Berdasarkan data tersebut, diperkirakan bahwa biaya yang dikeluarkan
BPJS pada tahun 2022 melebihi 800an milyar Rupiah. Hal ini mencerminkan
beban pembiayaan pemerintah yang tinggi untuk penanganan kasus dengue
di Indonesia.
Dengue menyerang semua lapisan masyarakat namun mungkin lebih
besar terjadi pada kelompok masyarakat termiskin yang tumbuh di
masyarakat dengan pasokan air dan infrastruktur limbah padat yang tidak
memadai, dan dimana kondisinya paling mendukung perkembangbiakan
vektor utama, Ae. Aegypti.
14 | D E M A M B E R D A R A H D E N G U E
cairan berpindah keluar dari pembuluh darah ke jaringan dan tubuh pun akan
semakin kekurangan cairan.
Kebocoran plasma ini juga bisa menyebabkan syok pada penderita
DBD. Syok ditandai dengan badan terasa lemas, sesak napas, perdarahan
yang spontan, volume/produksi urin yang berkurang, peningkatan denyut nadi,
penurunan tekanan darah, hingga penurunan kesadaran.
Sampai saat ini dengue masih menjadi masalah kesehatan bagi
masyarakat dan menimbulkan dampak sosial maupun ekonomi. Kerugian
sosial yang terjadi antara lain karena menimbulkan kepanikan dalam keluarga,
kematian anggota keluarga dan berkurang usia harapan dalam keluarga,
kematian anggota keluarga dan berkurangnya usia harapan hidup
masyarakat. Dampak ekonomi langsung adalah biaya pengobatan yang cukup
mahal, sedangkan dampak tidak langsung adalah kehilangan waktu kerja dan
biaya lain yang dikeluarkan selain pengobatan seperti transportasi dan
akomodasi selama perawatan sakit.
15 | D E M A M B E R D A R A H D E N G U E
(larvasida) antara lain dikenal dengan istilah larvasidasi dan pengasapan
ruangan.
16 | D E M A M B E R D A R A H D E N G U E
Strategi 2. Peningkatan akses dan mutu tatalaksana dengue
Bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan mutu layanan dengue di
fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) dan rumah sakit, baik di fasilitas
kesehatan milik pemerintah maupun swasta. Untuk mencapai tujuan tersebut,
maka dikembangkan empat area intervensi, yaitu: (1) Meningkatkan ketepatan
rujukan kasus dengue; (2) Meningkatkan mutu diagnosis dan penanganan
kasus dengue; (3) Meningkatkan ketersediaan dan kompetensi keterampilan
klinis tenaga kesehatan dalam menerapkan panduan penatalaksanaan
dengue di fasilitas kesehatan; dan (4) Meningkatkan kapasitas dan kepatuhan
tenaga kesehatan dalam pelaporan kasus.
17 | D E M A M B E R D A R A H D E N G U E
Strategi 5. Penguatan komitmen pemerintah, kebijakan manajemen program,
dan kemitraan
Bertujuan untuk 1) Memperkuat komitmen pemerintah pusat dan
daerah, kebijakan dan manajemen program penanggulangan dengue dengan
dukungan sistem kesehatan melalui komunikasi dan advokasi; (2)
Meningkatkan kolaborasi dan koordinasi lintas program, lintas sektor, serta
kemitraan; (3) Meningkatkan kontribusi pembiayaan pemerintah daerah, lintas
program, lintas sektor, dan multi-pihak. Untuk mencapai tujuan tersebut, akan
dilakukan tiga intervensi, yaitu: (1) Penguatan komitmen pemerintah pusat dan
daerah, kebijakan, regulasi, dan manajemen program dengan dukungan
sistem kesehatan; (2) Peningkatan kolaborasi dan koordinasi lintas program-
sektor serta kemitraan; dan (3) Peningkatan pembiayaan pemerintah daerah,
lintas program-sektor dan multi-pihak melalui komunikasi dan advokasi.
18 | D E M A M B E R D A R A H D E N G U E
KESIMPULAN
19 | D E M A M B E R D A R A H D E N G U E
5) Strategi 5. Penguatan komitmen pemerintah, kebijakan-manajemen
program, dan kemitraan.
6) Strategi 6. Pengembangan kajian, invensi, inovasi, dan riset sebagai dasar
kebijakan dan manajemen program berbasis bukti.
20 | D E M A M B E R D A R A H D E N G U E
DAFTAR PUSTAKA
https://p2pm.kemkes.go.id/storage/publikasi/media/file_1631494745.pdf
https://www.klikdokter.com/info-sehat/demam-berdarah/dehidrasi-dampak-dbd-
yang-harus-ditangani-dengan-cepat
https://mediaindonesia.com/humaniora/626710/tak-hanya-turunkan-kualitas-
hidup-dbd-bisa-berdampak-sosial-dan-ekonomi
https://puskesmasmengwi1.badungkab.go.id/artikel/44703-demam-berdarah-
dengue#:~:text=Kerugian%20sosial%20yang%20terjadi%20antara,berku
rangnya%20usia%20harapan%20hidup%20msyarakat
Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Muara Enim, (2020-2023).
Demografi Kesehatan Masyarakat Muara Enim
Badan Pusat Stastistik Provinsi Sumatera Selatan (2022) Demografi Kesehatan
Masyarakat
World Health Organization, 2022. Regional Office for South-East Asia, New
Delhi. Guidelines for Treatment of Dengue Fever/Dengue Hemmorhagic
Fever in Small Hospitals
21 | D E M A M B E R D A R A H D E N G U E