Anda di halaman 1dari 19

PERENCANAAN PROGRAM EDUKASI KESEHATAN TENTANG CARA

PENGENDALIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI


WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIKUMANA KOTA KUPANG

NAMA KELOMPOK :

THERESIA ERNITA ADANG (1807010199)


MELINA A. TEFA (1807010383)
DAVID REYVALDI DETHAN (1807010194)
DWIYAN SAPUTRA LANDUDJAWA (1807010153)

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2021

i
DAFTAR ISI
DAFTARISI.............................................................................................................ii
BABI........................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. LatarBelakang...............................................................................................1
B. RumusanMasalah..........................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................1
BABII PEMBAHASAN..........................................................................................2
A. PENGERTIAN DBD....................................................................................2
B. PROGRAM PROMOSI KESEATAN YANG DILAKUKAN....................2
EVALUASI KEGIATAN........................................................................................9
DAFTARPUSTAKA.............................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Penyakit Demam Berdara Dengue(DBD) merupakan salah satu masalah
umum kesehatan masyarakat di indonesia. Keadaan ini erat kaintannya dengan
peningkatan mobilitas penduduk sejalan dengan semakin lancaranya
hubungan transportasi serta tersebar luasnya virus Dengue dan nyamuk
penularannya di berbagai wilayah di Indonesia (Depkes RI,2005:1). penyakit
ini merupakan salah satu penyakit menular yang dapat menimbulkan wabah,
maka sesuai dengan Undang-Undang No.4 Tahun 1984 tentang wabah
penyakit menular serta peraturan Mentri Kesehatan No.560 tahun 1989, setiap
penderita termasuk tersangka DBD harus segera dilaporkan selambat-
lambatnya dalam jangka waktu 24 jam oleh unit pelayanan kesehatan (rumah
sakit, puskesmas, poliklinik, balai pengobatan, dokter praktik swasta dan lain-
lain) (Depkes RI, 2005:1)
Demam berdarah atau lebih tepatnya disebut Demam Berdarah Dengue
adalah penyakit infeksi yang sangat berbahaya bila tidak segera mendapat
penanganan dan pengobatan karena bisa menyebabkan kematian dalam waktu
yang relatif sangat singkat. Sebuah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes
albopictus, yang mana menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler
dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-
perdarahan. Bila jaman dahulu penyakit demam berdarah ini hanya menyerang
balita dan anak-anak, tidak demikian halnya dengan saat ini. Sekarang
penyakit demam berdarah bisa menyerang semua umur, baik anak- anak
maupun dewasa.

B. RumusanMasalah
a) Apaitupenyakit DBD?
b) Apasaja program promosi kesehatan yang dilakukan?
C. TujuanPenelitian
a) Untuk mengetahui apa itu penyakitDBD
b) Untuk mengetahui program promosi kesehatan yang dilakukan

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian DBD
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti (Sri
Rejeki H Hadinegoro, 2005: 15).Penyakit ini adalah penyakit demam akut yang
disebabkan oleh 4 serotipe virus Dengue dan ditandai dengan empat gejala klinis
utama yaitu demam yang tinggi manifestasi perdarahan, hepatomegali, dan tanda-
tanda kegagalan sirkulasi sampai timbulnya renjatan (sindrom renjatan dengue)
sebagai akibat dari kebocoran plasma yang dapat menyebabkan kematian.
Demam Berdarah Dengue/ fever adalah penyakit yang terutama pada anak,
remaja, atau orang dewasa dengan tanda-tanda klinis seperti demam, nyeriotot,
atau sendi yang disertai leukopenia dengan/tanparuam (rash) dan limfaadenophati,
demam bifasik, sakit kepala yang hebat, nyeri pada pererakakan bola mata, rasa
menyecap yang terganggu, trombosit openiaringan dan bintik-bintik perdarahan
(ptekie) spontan (Noer, dkk, 1999).
B. Program promosi kesehatan yang dilakukan
 Analisissituasi
Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemmorhagic
Fever (DHF) adalah infeksi yang disebabkan ole virus dengue yang
ditularkan dari nyamuk Aedes Spp. Demam Berdarah Dengue masih
menjadi masalah kesehatan masyarakat di seluruh daerah tropis dan sub
tropis di dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan
bahwa 2,5 miliar atau 40% populasi di dunia berisiko terhadap penyakit
DBD terutama yang berada di daerah perkotaan di Negara tropis dan sub
tropis.
Kasus DBD di indonsia dari tahun 2002-2014 menunjukan bahwa
kasus DBD terbanyak terjadi pada tahun 2007 dengan incidence rate (IR)
sebesar 71,78 per 100.000 penduduk. Pada tahun 2012-2014 meningkat
dengan angka insiden masing-masing 37,2dan 39,8 per 100.000 penduduk.
Secara nasional angka kematian mengalami penurunan kurang dari 1%
sejak tahun 2008. Case Fatality Rate (CFR) tahun 2005 mengalami
penurunan, hingga tahun 2010 namun, kembali meningkat pada
tahun2011 hingga 2014 mencapai 0,9%. Penyakit ini sering
menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) di beberapa daerah dan
termasuk dalam 5 penyakit dengan frekuensi KLB tertinggi. Wilayah
dengan kasus DBD terbanyak yaitu JawaTimur (2.657 kasus) kemudian
Jawa Barat (2.008 kasus) lalu Nusa Tenggara Timur di urutanke-tiga
dengan 1.169 kasus.

2
Peningkatan kasus DBD Pada tahun 2019 Berdasarkan
Kementerian Kesehatan Indonesia, NTT menduduki tempat ketiga dalam
kasus DBD terbanyak di Indonesia setelah Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Provinsi NTT menjadi salah satu provinsi yang terkena serangan Demam
Berdarah Dengue dengan status Kejadian Luar Biasa (KLB) di beberapa
Kabupaten/Kota yang memakan banyak korban jiwa sejak awal tahun.
Serangan Demam Berdarah Dengue ini menyebar di seluruh
Kabupaten/Kota di Nusa Tenggara Timur, tercatat bahwa kasus DBD
sebanyak 1028 orang sampai akhir Januari 2019. Dinas kesehatan Provinsi
NTT mencatat sudah 14 warga NTT meninggal di awal tahun 2019 akibat
terserang DBD.
Data profil Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)
menunjukkan bahwa kasus DBD diProvinsi NTT dalamperiode 4 (empat)
tahun terakhir mengalami fluktuasi sejak tahun 2014-2017 .Kasus DBD
pada tahun 2014 sebesar 487 kasus (10 per 100.000 penduduk), pada
tahun 2015 meningkat menjadi 665 kasus (13 per 100.000 penduduk),
pada tahun 2016 meningkat lagi menjadi 1.213 (23,3 per 100.000
penduduk) dan pada tahun 2017 mengalami penurunan jumlah kasus
DBD sebanyak 542 kasus (10,3 per 100.000 penduduk). Jika dikaitkan
dengan capaian Renstra Dinkes NTT pada tahun 2017, belum mencapai
target yang seharusnya sebesar 8/100.000. Hal ini menggambarkan
bahwa upaya pencegahan penyakit DBD belum optimal, dan berpotensi
untuk menyebabkan terjadinya KLB cukup tinggi diwaktu-waktu
mendatang.
Berdasarkan data dari puskesmas Sikumana pada Maret 2020,
jumlah penderita DBD pada bulan Maret sebanyak 206 kasus dan
meninggal 3 orang pada tahun 2020, di Puskesmas Sikumana telah
mengupayakan pelaksanaan penyuluhan tentang pencegahan DBD serta
menghimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dengan
cara melakukan kerja bakti namun kasus DBD masih terbilang tinggi
setiap tahunnya yakni 2018 sebanyak 28 kasus, tahun 2019 sebanyak 78
kasus dan tahun 2020 sebanyak 72 kasus.

3
Wali kota kupang telah menginstruksikan kepada seluruh camat dan lurah
kota kupang untuk melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan guna
membasmi sarang nyamuk dengan melakukan 3 M menguras, menutup
dan mengubur tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk
sehingga dapat memutus mata rantai penularan DBD. Dia meminta warga
setiap hari menaburkan bubuk abate ke dalam tempat-tempat
penampungan air di rumah masing-masing. Cara itu dinilai efektif
membunuh jentik nyamuk yang berkembang dalam bak penampungan air.
Mantan kepala dinas kesehatan Kabupaten Kupang ini mengimbau agar
jika ada warga yang mengalami demam lebih dari dua hari, segera dibawa
ke puskesmas, puskesmas pembantu, atau rumah sakit. Dengan begitu,
petugas medis bisa memeriksa untuk mendeteksi lebih dini penyakit DBD.
Dia juga berharap Dinas Kesehatan Kota Kupang segera melakukan
fogging. Pengasapan ini terutama di wilayah yang terdapat kasus DBD.
Instansi terkait juga harus memantau perkembangan kasus DBD terkait
juga harus terus memantau perkembangan kasus DBD di wilayahmasing-
masing.

Namun sepertinya instruksi dari wali kota tidak dijalankan dengan baik
atau sudah diupayakan namun masyarkat tidak mau berpartisipasi dalam
upaya-upaya yang telah dilakukan sehingga perilaku masyarakat masih
saja sama. Mereka masih membuang sampah sembarangan, tidak
menerapkan gerakan 3M dengan baik dan benar, sehingga kasus DBD
terus meningkat seperti pada data yang ditemukan di puskesmas
Sikumana.

Oleh karena itu peran promosi kesehatan sangat diperlukan agar dapat
mengubah perilaku (kesehatan) masyarakat.Alternatif solusi pemechan
masalah adalah dengan melakukan pencegahan 3M plus sebagai upaya
penanggulangan kasus DBD. Karena penyakit demam berdarah ini
disebarkan oleh nyamuk, maka hal terpenting yang harus kita lakukan
untuk mencegah penyakit demam berdarah adalah memberantas sarang
nyamuk dengan cara 3M Plus. 3M plus adalah menutup,menguras,

4
menimbun plus menaburkan bubuk larvasida (abate) pada tempat
penampungan air yang sulit dibersihkan, menggunakan obat nyamuk,
menggunakan kelambu saat tidur, memelihara ikan pemangsa jentik
nyamuk, menghindari kebiasaan mengantung pakaian di dalam rumah
yang bisa menjadi tempat istirahat sarang nyamuk.
Perubahan kasus DBD disebabkan karena adanya beberapa factor yang
terkait antara lain :

 Kondisi geografi
 Mobilitas penduduk yang tinggi
 Masalah sanitasi lingkungan yang buruk
 Mutasi gen virus dengue
Objective
 Tujuan pemasaran
Tujuan utama dari pemasaran ini adalah menggerakan dan memberdayakan
masyarakat untuk hidup bersih dan sehat serta meningkatkan peranaktif
masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit DBD
 Tujuan komunikasi
Meningkatkan peran aktif masyarakat dengan upaya KIE (komunikasi,
informasi dan edukasi), social marketing, advokasi dan berbagai penyuluhan
yang dilaksanakan secara intensif dan berkesinambungan melalui berbagai
media massa dan sarana.
 Positioning
Dengan melakukan gerakan bulan PSN (pemberantasan sarang nyamuk)
dimana sebelum bulan-bulan musim penghujan masyarakat harus
memberantas sarang-sarang nyamuk agar memutus rantai-rantai penularan.

5
DINAS KESEHATAN KABUPATEN DINAS KESEHATAN
PROVINSI

 Dinas kesehatan telah Melakukan  mempunyai fasilitas yang


pembagian kelambu dan pembagian lengkap
abate serta melakukan fogging untuk  merupakan lembaga
STRENGHT membunuh tempat perkembangbiakan kesehatan tertinggi yang
(Kekuatan) nyamuk serta melakukan sosialisasi berada di kota kupang
tentang bahaya DBD  memiliki banyak orang
 letaknya di tengah kota yang mempunyai tujuan
 dalam melakukan kegiatan bekerja yang sama akan pencegahan
sama dengan lembaga kesehatan DBD
lainnyaa

 Kota kupang merupakan salah satu  NTT menduduki tempat


WEAKNESS kota dengan angka kesakitan DBD ketiga dalam kasus DBD
(Kelemahan) paling tinggi dari tahun ke tahun terbanyak di indonesia
setelah jawa timur dan jawa
 Rendahnya pengetahuandan tengah
pemehaman masyarakat kota kupang  Kurangnya campur tangan
akan bahaya demam berdarah dengue. pemerintah pusat dan
masyarakat akan bahayanya
 kota kupang mempunyai kondisi DBD. dan
geografis yang memungkinkan Profilkesehatanbelummemil
nyamuk aedes aeygpti iki data secara lengkap dan
berkembangbiak secara cepat. berkala.

 semakin banyak adanya sosialisi dan  kejadian kasus DBD akan


tindakan pencegahan DBD makan menurun dan akan
akan semakin besar peluang untuk mengurangi angka kematian
OPPORTUNIT menguragi masalah DBD di kota akibat demam berdarah
Y (Peluang) kupang dengue
 Meningkatkanpengetahuanmasyarakat
maka akan semakin besar peluang
untuk meminimalisir kasus DBD

 jika masyarakat acuh ta acuh tentang  terjadinya peningkatan


THREAT sosialisi DBD maka akan anggka kematian akibat
(Ancaman) meningkatnya anggka kematian akibat demam berdarah dengue
kasus demam berdarah dengue

 Analisa SWOT

6
 Target Audience
Ada 3 sasarandalam program ini
 Sasaran primer:
Merupakan kelompok utama yang mengalami masalah dan
perilaku yang ingin dipengaruhi/di ubah oleh program. Dalam program
pemberdayaan masyarakat 3M plus sebagai upaya penanggulangan kasus
DBD sasaran primer yang dilibatkan adalah seluruh masyarakat yang
berada di kelurahan Sikumana.
 Sasaran sekunder
Sasaran sekunder adalah kelompok yang mempengaruhi
kemampuan populasi (sasaran) primer untuk mengambil dan
mempertahankan perilaku sesuai dengan program yang dirancang, sasaran
sekunder disini adalah RT/RW, toga, lurah sikumana, dan petugas
kesehatan puskesmas sikumana (sebagai mitra kerja untuk membantu).
 SasaranTersier
Sasaran tersier adalah pihak yang berwenang untuk membuat
kebijakan agar mendukung tercapainya program, sasaran tersier disini
adalah camat maulafa.
 Segmentasi
a) Pemberian leafleat, poster dan video mengenai bagaimana upaya untuk
mencegah terjadinya penularan penyakit DBD
b) Kunjungan rumah untuk penyuluhan dan pemeriksaan jentik. Sehingga
dengan cara ini akan lebih mudah untuk memberikan pendidikan
kesehatan kepada masyarakat.
c) Penyuluhan ditempat pertemuan masyarakat. Jadi dalam kegiatan ini
akan diberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai cara
menanggulangi kasus DBD dengan program 3Mplus
 Objektif
Kita bisa melihat setelah membagikan poster, leafleat dan juga video apakah
sudah adanya peningkatan pengetahuan mengenai penyakit DBD.

 Strategi
Bekerja sama dengan bagian tenaga kesehatan, Camat Maulafa, berserta lurah
sikumana dan seluruh ketua RT/RW di Kelurahan Sikumana.

7
 Taktik
a) Program preventif
Melalui pembagian poster, leafleat, video serta kunjungan ke rumah-
rumah bisa meningkatkan pengetahuan mengenai upaya pengendalian
penyakit DBD.
b) Program kuratif
Kesehatan seseorang dapat terjaga apabila iya bisa memelihara dan
menjaga kesehatannya sendiri dan juga jika sudah timbul gejala-gejala
mengenai DBD maka segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan
terdekat.
 Aksi dan implementasi
Proses penyampaian pesan akan diberikan melalui pembagian poster, leafleat,
video serta penyuluhan ke rumah masyarakat.
 Evaluasi
Untuk mengetahui keberhasilan dari kegiatan ini maka dilakukan evaluasi,
yaitu :
a. Evaluasi awal yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan
masyarakat tentang DBD dan cara penanggulangannya
b. Evaluasi proses yang bertujuan untuk mengetahui dukungan, kendala
kegiatan dan dampak pelaksanaan kepadamasyarakat
c. Evaluasi akhir yang bertujuan untuk mengetahui manfaat kegiatan
pencegahaan DBD bagimasyarakat

8
JadwalKegiatan

N JenisKegiatan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4


o 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pembelian
ATK
2 Pembuatan
liflet
3 Pembuatan
poster
4 Pertemuan
denganCamat
Maulafa berserta
lurah sikumana
dan seluruh
ketua RT/RW di
Kelurahan
Sikumana

5 Persiapan materi
yang akan
disampaikan

6 Kunjungan
kerumah warga
untuk
membagikan
liflet

7 Evaluasi
8 Laporan

9
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan Pembahasan diatas maka dapat di simpulkan bahwa:

Demam Berdarah Dengue(DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan


olehvirus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti(Sri
Rejeki HHadinegoro,2005:15).Penyakit ini adalah penyakit demam akut yang
disebabkan oleh empat tipe virus Dengue dan ditandai dengan empat gejala klinis
utama yaitu demam yang tinggi ,manifestasi perdarahan,hepatomegali,dan tanda-
tanda kegagalan sirkulasi sampai timbulnya renjatan(sindrom renjatan
dengue)sebagai akibat dari kebocoran plasma yang dapat menyebabkan
kematian.Adapun program promosi kesehatan yang di lakukan yaitu: Analisis
situasi, analisi SWOT, target audience, segmentasi, obyektif, strategi, taktik, aksi
dan implementasi, serta evaluasi.

B. SARAN

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan baik dari segi materi maupun bahasanya. Oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaaan
makalah ini di masa yang akan datang.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://regional.inews.id/berita/3-warga-kupang-meninggal-karena-dbd-wali-kota-
instruksikan-camat-dan-lurah-kerja-baktihttps://regional.inews.id/berita/
penderita-dbd-di-kupang-ntt-terus-meningkat-jadi-373-orang
Sinar, Yovita. 2020. Gambaran Pengetahuan Keluarga Tentang Pencegahan
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Kerja Puskesmas
Sikumana. Program Studi Ners Fakultas Kesehatan Universitas Citra Bangsa
Kupang.

11
12
13
14
15
16
17

Anda mungkin juga menyukai