Anda di halaman 1dari 2

TEMPO.

CO, Sumenep-Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang, Jawa


Timur, menyatakan status kejadian luar biasa (KLB) penyakit
leptospirosis berlaku 30 hari sejak diumumkan 30 April 2013. "Ini
sesuai dengan masa inkubasi bakteri leptospira di tubuh penderita
yaitu 30 hari," kata Kepala Dinas Kesehatan Sampang, Firman Priya
Abadi, Jumat 3 mei 2013.
Melihat masa inkubasi virus itu, Firman yakin wabah leptospirosis
yang melanda 10 desa di 7 kelurahan itu bisa tuntas ditangani selama
30 hari ke depan. Selain menjemput bola mencari terduga penderita
leptospirosis, Dinas Kesehatan juga melakukan pencegahan dini. Di
antaranya berburu tikus di daerah endemis banjir, memberikan terapi
kepada masyarakat di sekitar rumah korban tewas akibat bakteri
leptospira, serta penyuluhan agar menerapkan pola hidup sehat
kepada penduduk. "Sudah berupaya yang terbaik."

Hingga saat ini, jumlah pasien leptospirosis yang dirawat di RSUD


Sampang mencapai 50 orang. Sebanyak tujuh orang di antaranya
meninggal dunia.

Menurut Firman, bakteri leptospira muncul akibat kencing tikus yang


tersebar di genangan air bekas banjir. Bakteri itu menular kepada
manusia melalui permukaan kulit yang luka atau mata.

Sementara itu, Kepala Divisi Penyakit Tropik Rumah Sakit dr Soetomo


Surabaya, Usman Hadi saat berkunjung ke Sampang beberapa waktu
meminta masyarakat tidak panik dengan wabah yang terjadi akibat
banjir itu. Dengan penanganan dan pencegahan yang tepat, wabah
leptospirosis bisa musnah dalam dua bulan. "Pokoknya terapkan pola
hidup sehat."
Jumlah pasien leptospirosis yang dirawat di RSUD Sampang
mencapai 50 orang. Sebanyak tujuh orang di antaranya meninggal
dunia.

MUSTHOFA BISRI

Anda mungkin juga menyukai