Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Psikologi, Volume 16 Nomor 2, Desember 2020

Tingkat Smartphone Addiction pada Penduduk di Kota Banda Aceh

Rita Fathya, Kartika Sari, Marty Mawarpury, Afriani

Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran


Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Indonesia
email: ritafathiya@gmail.com,

Abstrak

Artikel INFO Penggunaan smartphone menjadi kebutuhan utama saat ini, namun penggunaan yang
berlebihan dapat berdampak buruk salah satunya smartphone addiction. Smartphone
Diterima:21 Mei 2020 addiction adalah suatu bentuk keterikatan terhadap smartphone yang memungkinkan
Direvisi :19 Sep2020 terjadinya masalah sosial seperti menarik diri dan kesulitan dalam melaksanakan
Disetujui: 11 Nov 2020 aktivitas sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi tingkat masalah dan faktor
demografi yang berkontribusi terjadinya smartphone addiction pada penduduk di Banda
DOI: Aceh. Menggunakan desain kuantitatif dengan metode survei, responden penelitian ini
http://dx.doi.org/10.24014/ berjumlah 500 orang, dengan teknik pengumpulan sampel menggunakan unrestricted
jp.v14i2.9794 self-selected surveys. Pengumpulan data penelitian diperoleh menggunakan skala
adaptasi Smartphone Addiction Scale Short Version (SAS-SV) yang dikembangkan oleh
Kwon, dkk. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui tingkat smartphone addiction
pada penduduk di Kota Banda Aceh tidak jauh berbeda persebarannya, yaitu sebanyak
51.4% subjek berada pada tingkat smartphone addiction rendah dan 48.6% subjek
berada pada tingkat smartphone addiction tinggi. Hasil uji Chi Square menunjukkan
terdapat beberapa variabel demografi yang berkontribusi terhadap tingkat smartphone
addiction (p<0.05) yaitu usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, total waktu penggunaan
smartphone perhari, dan rutinitas memeriksa smartphone perhari.

Kata kunci: Penduduk Banda Aceh; Smartphone Addiction; Tingkat;

Level of Smartphone Addiction on Banda Aceh Society


Abstract

The use of smartphones is a basic necessity at this time, but excessive use can lead a
bad impact, one of them is smartphones addiction. Smartphone addiction is a form of
attachment to smartphones that allows social problems such as withdrawal and daily
disturbance. This study aims to determine the problem level and demographic factors
that contribute the smartphone addiction on society in Banda Aceh. Using a quantitative
design with a survey method, the respondents of this study were 500 people, with
sample collection techniques using unrestricted self-selected surveys. Research data
collection was obtained using adaptation the Smartphone Addiction Scale Short Version
(SAS-SV) by Kwon, dkk. Based on the results of the study it can be seen that the level
of smartphone addiction in the population on Banda Aceh society not much different,
there are 51.4% subjects with low smartphone addiction levels and 48.6% subjects with
high smartphone addiction levels. Chi Square test results showed that there are several
demographic variables that contributed to smartphone addiction level (p<0.05), age,
education level, occupation, duration of smartphone use on single day, and frequency of
smartphone check on single day.

Keywords: Banda Aceh society; Level; Smartphone Addiction;

Pendahuluan fasilitas dan fitur yang dapat memudahkan


Salah satu kecanggihan teknologi adalah penggunanya sehingga membuat pengguna-
hadirnya smartphone untuk memenuhi nya semakin meningkat (Wardani, 2016;
segala kebutuhan yang dapat menggantikan Wijanarko, 2014).
handphone dan komputer (Samaha & Hawi,
Penggunaan smartphone didorong oleh
2016). Saat ini smartphone telah melalui
tiga hal yaitu mengakses internet untuk
banyak perubahan dan menjadi semakin
mencari informasi, untuk terhubung dengan
canggih dengan tersedianya beragam
teman, dan sebagai sarana hiburan (Panji,

202
Tingkat Smartphone Addiction pada Penduduk di Kota Banda Aceh.... Rita Fathya

2014). Selain beberapa kemudahan yang Masalah smartphone addiction juga


diberikan terdapat juga masalah dan kerugian ditemukan di Indonesia, hal tersebut dapat
terkait penggunaan smartphone yaitu terlihat pada penelitian yang dilakukan
penggunaan smartphone yang berlebihan oleh Tarlemba, Asrifuddin, dan Langi
dapat menyebabkan terjadinya smartphone (2018) pada 173 siswa SMA di Manado
addiction atau kecanduan terhadap smart- menunjukkan hasil sebanyak 56.1% subjek
phone (Kibona & Mgaya, 2015; Ithnain, penelitian mengalami smartphone addiction.
Ghazali & Jaafar, 2018). Smartphone addic- Penelitian lainnya juga dilakukan pada 321
tion adalah suatu bentuk keterikatan atau mahasiswa di Makassar untuk mengetahui
kecanduan terhadap smartphone yang tingkat dan tujuan penggunaan smartphone,
memungkinkan terjadinya masalah sosial menunjukkan hasil sebanyak 81.3% subjek
seperti menarik diri dan kesulitan dalam penelitian mengalami smartphone addiction
melaksanakan aktivitas sehari-hari atau dengan penggunaan rata-rata 6 jam perhari
sebagai gangguan kontrol impuls pada diri dan tujuan penggunaan smartphone
seseorang (Kwon dkk., 2013a). terbanyak adalah untuk mengakses media
sosial (Lukman, 2018).
Masalah smartphone addiction
merupakan masalah yang terjadi di berbagai Fenomena smartphone addiction juga
tempat termasuk di Asia. Penelitian yang terdapat di Banda Aceh, beberapa penelitian
dilakukan oleh Soni, Upadhyay, dan Jain sebelumnya mengenai smartphone addiction
(2017) pada 587 siswa SMA di India pernah dilakukan dilakukan oleh Mulyana
menunjukkan hasil sebanyak 53.62% subjek dan Afriani (2017) pada remaja SMA di
penelitian mengalami smartphone addiction Banda Aceh yang menunjukkan bahwa
tinggi dan sebanyak 33.3% mengalami sebanyak 32,5% dari 336 sampel penelitian
smartphone addiction rendah. Di Korea berada pada tingkat resiko tinggi smartphone
penelitian terkait penggunaan smartphone addiction, sementara penelitian lainnya yang
juga pernah dilakukan oleh Cha dan Seo (2018) dilakukan Rossa (2016) pada mahasiswa
pada 1824 siswa SMA, menunjukkan hasil di Fakultas Keperawatan Universitas Syiah
sebanyak 30.9% subjek penelitian mengalami Kuala menunjukkan hasil sebanyak 26,4%
smartphone addiction tinggi dengan rata-rata dari 89 sampel penelitian berada pada tingkat
penggunaan smartphone selama 6 jam per resiko tinggi smartphone addiction.
hari. Penelitian ini juga menunjukkan faktor
Bentuk dari smartphone addiction
prediktif yang menyebabkan smartphone
berbeda dengan internet addiction, internet
addiction yaitu durasi penggunaan jejaring
addiction seperti kecanduan terhadap
sosial yang tinggi, dan bermain game yang
games, dan chatting, sedangkan smartphone
berlebihan. Di Asia Tenggara penelitian
addiction adalah kecanduan terhadap
terkait smartphone addiction juga pernah
aplikasi dan fitur yang tersedia di smartphone
dilakukan oleh Ithnain, dkk (2018) pada 396
seperti pemutar musik, kamera, media sosial,
mahasiswa di Malaysia menunjukkan hasil
bahkan aplikasi edit foto (Kim, 2013). Studi
hampir setengah dari subjek penelitian 47.7%
menunjukkan individu yang mengalami
mengalami smartphone addiction tinggi.
smartphone addiction menganggap smart-
Penelitian lainnya dilakukan di Chiang Mai,
phone merupakan bagian penting dari
Thailand pada 800 mahasiswa menunjukkan
kehidupannya dan merasa kosong tanpa
hasil sebanyak 45.8% dari subjek penelitian
smartphone. Individu yang mengalami smart-
mengalami smartphone addiction yang
phone addiction menunjukkan perilaku seperti
mengakibatkan rendahnya kesejahteraan
merasa sulit berkonsentrasi ketika sedang
psikologis (Tangmunkongvorakul dkk., 2019).

203
Jurnal Psikologi, Volume 16 Nomor 2, Desember 2020

belajar atau bekerja, lupa mengerjakan gangguan fisik seperti sakit pada persendian
pekerjaan yang telah direncanakan, selalu (Hernanda, 2017), dan dapat menyebabkan
membawa pengisi daya kemanapun, merasa seseorang menjadi stres, cemas, dan depresi
hubungan yang lebih intim dengan teman- (Boumosleh & Jaalouk, 2017). Hal tersebut
teman yang ada di aplikasi smartphone, dapat terlihat pada penelitian yang dilakukan
merasa gembira dan dapat menghilangkan oleh Suwannahong (2018) pada 400
stres ketika menggunakan smartphone, dan mahasiswa di Thailand, menemukan bahwa
merasa hampa tanpa smartphone (Kwon lamanya waktu penggunaan smartphone
dkk., 2013a). dapat berpengaruh terhadap kesehatan
mata dan juga kesehatan mental. Durasi
Penelitian yang berkaitan dengan
penggunaan smartphone yang berlebihan
smartphone addiction lainnya juga pernah
terbukti memiliki hubungan positif dengan
dilakukan oleh Lurhmann dari Universitas
gejala musculoskeletal yaitu gangguan
Stanford pada tahun 2010. Hasil penelitian
anggota badan pada leher dan persendian
tersebut menemukan bahwa pada 200 subjek
(Kim & Kim, 2015). Penggunaan smartphone
yang menggunakan smartphone, seluruh
yang dilakukan pada malam hari dapat pula
subjek sangat aktif dalam menggunakan
berkaitan dengan gangguan tidur yang buruk,
smartphone-nya, dan banyak subjek yang
gejala insomnia, dan gejala depresi (Lemola
mengandalkan smartphone sebagai bagian
dkk., 2014). Menurut Bhattacharyya (2017)
dari gaya hidupnya. Secara keseluruhan,
penggunaan smartphone yang berlebihan
10% dari subjek penelitian sepenuhnya
cenderung menyebabkan iritabilitas, sulit
kecanduan smartphone, 34% pada peringkat
tidur, harga diri rendah, dan masalah
hampir kecanduan, dan 6% mengatakan
psikologis lainnya. Penelitian mengenai
tidak kecanduan sama sekali. Selanjutnya,
smartphone addiction lainnya juga dilakukan
75% mengaku tidur dengan membawa
oleh Yang, Lin, Huan dan Chang (2018)
smartphone, dan 69% melaporkan bahwa
pada 218 remaja SMP hasil penelitian juga
lebih baik melupakan dompet daripada harus
menunjukkan terdapat korelasi positif antara
meninggalkan smartphone-nya. Meskipun
durasi penggunaan smartphone >3 jam
tingkat kecanduan berat tidak terlalu tinggi
perhari dapat berkaitan dengan kesehatan
sebagai efek samping dari penggunaan
fisik dan mental yang buruk pada remaja.
smartphone, namun 41% dari subjek
mengatakan apabila mereka kehilangan Pada survei yang dilakukan oleh Woodall
smartphone hal tersebut merupakan suatu (2018) dalam Review.org melaporkan
peristiwa yang tidak menyenangkan, masalah smartphone addiction yang dialami
sedangkan 22% dari subjek mengatakan oleh 2000 laki-laki dan wanita berusia 18 –
apabila mereka kehilangan smartphone hal 54 tahun dimana 76,5% subjek menganggap
tersebut lebih berbahaya dari apapun (Hope, dirinya kecanduan smartphone, 57,5%
2010). berada pada kecanduan tingkat sedang dan
19% berada pada tingkat sangat kecanduan.
Smartphone addiction secara negatif
Selanjutnya 54,5% subjek mengatakan
mempengaruhi kehidupan sehari-hari individu
bahwa menggunakan smartphone ketika
baik dari segi sosial, fisik, maupun psikologis.
sedang mengemudi, 91,5% subjek merasa
Individu yang mengalami smartphone
tidak nyaman jika berpergian tanpa
addiction lebih menyukai interaksi melalui
membawa smartphone, dan 62% subjek
media sosial dibandingkan dengan harus
mengatakan bahwa memeriksa smartphone
bertemu secara langsung (Bian & Leung,
hingga 160 kali dalam sehari. Hasil dari
2014), merasa cepat lelah, sakit kepala dan
survei ini menunjukkan bahwa tidak

204
Tingkat Smartphone Addiction pada Penduduk di Kota Banda Aceh.... Rita Fathya

terdapat perbedaan pada cara seseorang teman yang dikenalnya melalui smartphone
menggunakan smartphone meskipun dengan menjadi jauh lebih akrab daripada hubungan
rentang usia yang berbeda. dengan teman di kehidupan nyata, mengalami
perasaan kehilangan yang tidak terkendali
Permasalahan smartphone addiction tidak
ketika tidak menggunakan smartphone dan
hanya terjadi pada rentang usia remaja saja,
selalu memeriksa smartphone.
tetapi juga terjadi pada rentang usia dewasa.
Seperti penelitian yang dilakukan kepada Keempat adalah Overuse, yaitu
6000 orang tua yang memiliki anak berusia penggunaan smartphone yang tidak
8-13 tahun. Hasil penelitian menunjukkan terkontrol, lebih memilih mencari sesuatu lewat
sebanyak 52% orang tua mengaku lebih smartphone daripada meminta bantuan orang
sering memeriksa ponsel mereka daripada lain, selalu mempersiapkan alat pengisi daya
memperhatikan anak-anaknya. Menariknya, smartphone, dan dorongan untuk kembali
sebanyak 28% dari orang tua menyadari menggunakan smartphone setelah berhenti
bahwa mereka telah mengajarkan hal yang menggunakannya. Kelima adalah Tolerance,
tidak baik pada anak ketika terus menerus yaitu selalu berusaha untuk mengontrol agar
bermain ponsel, akan tetapi mereka juga tidak menggunakan smartphone akan tetapi
mengaku tidak tahu bagaimana cara berhenti selalu gagal melakukannya.
dari ketergantungan tersebut. Sementara itu,
Terlepas dari pentingnya smartphone
dari pihak anak, sebanyak 54% mengaku
dalam kehidupan sehari-hari, ternyata
jika orang tua mereka memang lebih sering
penggunaan smartphone secara tidak
bermain dengan smartphone. Bahkan, 32%
terkendali dapat mempengaruhi kehidupan
anak-anak yang menjadi subjek penelitian
penggunanya. Masalah smartphone addiction
merasa bahwa orang tua mereka lebih
merupakan permasalahan umum yang
mementingkan smartphone daripada dirinya
terus menerus meningkat setiap tahunnya.
(Gravelly, 2015).
Penggunaan smartphone pada berbagai
Menurut Kwon, Kim, Cho, dan Yang kalangan usia dan pekerjaan serta tersedianya
(2013b) terdapat 5 aspek dari smartphone kemudahan dalam mengakses internet dapat
addiction, yaitu Daily-life Disturbance yang mengarah pada peningkatan penggunaan
merupakan gangguan kehidupan sehari- smartphone yang berdampak mengalami
hari mencakup hilangnya pekerjaan yang smartphone addiction, yang mana salah satu
sudah direncanakan, mengalami kesulitan lokasi yang berpotensi memiliki masalah
konsentrasi di dalam kelas atau saat bekerja, smartphone addiction adalah Kota Banda
penglihatan menjadi buram, nyeri pada Aceh. Kota Banda Aceh merupakan pusat
pergelangan tangan dan di belakang leher kota yang menyediakan jaringan internet
serta terjadinya gangguan tidur. yang bagus, sehingga membuat penggunaan
smartphone yang berbasis internet meningkat
Kedua adalah Withdrawal, yaitu rasa
di Kota Banda Aceh. Berdasarkan survei
tidak sabar, gelisah, dan tidak mampu tanpa
yang dilakukan Asosiasi Penyelenggara
smartphone, selalu mengingat smartphone
Jasa Internet Indonesia (2012) menunjukkan
meskipun tidak menggunakannya, tidak
bahwa Kota Banda Aceh merupakan daerah
pernah berhenti menggunakan smartphone
penetrasi pengguna internet yang cukup
dan menjadi tersinggung apabila diganggu saat
tinggi dibandingkan dengan kota-kota lain
sedang menggunakan smartphone.Ketiga
di Sumatera dengan persentase sebesar
adalah Cyberspace-oriented relationship,
36.1%, sehingga dengan tersedianya
hal ini mencakup pertanyaan mengenai
kemudahan mengakses internet ini dapat
seseorang yang merasa hubungan dengan

205
Jurnal Psikologi, Volume 16 Nomor 2, Desember 2020

menyebabkan seseorang bertambah lama life disturbance, withdrawal, cyberspace-


dalam penggunaan smartphone yang mana oriented relationship, overuse, dan tolerance.
hal ini dapat meningkatkan kemungkinan Seluruh aitem Smartphone Addiction Scale
seseorang mengalami smartphone addiction. Short Version (SAS-SV) bersifat favorable.
Penilaian skala menggunakan model likert
Berdasarkan uraian yang telah peneliti
yang terdiri dari 6 pilihan jawaban, yaitu
paparkan, peneliti tertarik untuk meneliti
sangat tidak setuju, tidak setuju, sedikit tidak
mengenai smartphone addiction pada
setuju, sedikit setuju, setuju, dan sangat
penduduk di Kota Banda Aceh. Tujuan
setuju. Pemberian skor terhadap jawaban
dari penelitian ini adalah untuk mendeteksi
pada skala dimulai dengan nilai 1 untuk
tingkat masalah dan faktor demografi yang
pilihan “sangat tidak setuju”, 2 “tidak setuju”,
berkontribusi terjadinya smartphone addiction
3 “sedikit tidak setuju”, 4 “sedikit setuju”, 5
pada penduduk di Kota Banda Aceh.
“setuju”, dan 6 “sangat setuju”. Laki-laki yang
mendapatkan skor diatas 31 dan perempuan
Metode
yang mendapatkan skor diatas 33 dianggap
Subjek memiliki risiko lebih tinggi mengalami
Penelitian ini melibatkan 500 subjek smartphone addiction dibandingkan dengan
dengan karakteristik penduduk Kota Banda laki-laki yang mendapatkan skor dibawah
Aceh, laki-laki dan perempuan dengan 31 dan perempuan yang mendapatkan skor
rentang usia 15-54 tahun, dan menggunakan dibawah 33.
smartphone. Teknik pengambilan sampel
Analisis Data
yang digunakan adalah unrestricted self
selected survey, yaitu teknik pengambilan Data yang didapatkan dianalisis me-
sampel yang terbuka untuk siapapun yang nggunakan metode analisis statistik
ingin berpartisipasi dalam penelitian, teknik deskriptif, Crosstab dan Chi-Square Test for
ini memberikan kebebasan kepada individu Independence dengan menggunakan prog-
untuk memutuskan keikutsertaannya seba- ram SPSS ver. 21.0 for Windows. Analisi
gai responden dalam penelitian. Untuk deskriptif dilakukan untuk mengetahui tingkat
mengumpulkan sampel menggunakan teknik smartphone addiction pada penduduk di Kota
tersebut peneliti akan menyebarkan link Banda Aceh, sedangkan uji Crosstab dan
penelitian melalui media sosial (Line, Whats Chi-Square dilakukan untuk melihat faktor
App, Instagram). yang berkontribusi antara data demografi
seperti jenis kelamin, usia, pendidikan
Pengukuran
terakhir, pekerjaan, jumlah smartphone yang
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dimiliki, lama waktu kepemilikan smartphone,
dengan metode survei, variabel pada pene- rutinitas memeriksa smartphone perhari dan
litian ini adalah smartphone addiction. total waktu penggunaan smartphone perhari
Pada penelitian ini peneliti menggunakan dengan tingkat smartphone addiction.
skala sebagai metode pengumpulan data.
Instrumen penelitian yang digunakan dalam HASIL
penelitian ini adalah Smartphone Addic-
Hasil analisis deskriptif tingkat
tion Scale Short Version (SAS-SV) yang
smartphone addiction menunjukkan bahwa
dikembangkan oleh Kwon, dkk (2013b)
sebanyak 51.4% subjek berada pada
yang berjumlah 10 aitem, validitas yang
tingkat smartphone addiction rendah dan
digunakan adalah validitas konkuren dengan
sebanyak 48.6% subjek berada pada tingkat
nilai reliabilitas sebesar 0.910 yang disusun
smartphone addiction tinggi.
berdasarkan lima dimensi, yaitu: daily-

206
Tingkat Smartphone Addiction pada Penduduk di Kota Banda Aceh.... Rita Fathya

Tabel 1. Analisis Deskriptif Tingkat Smartphone Addiction

Tingkat Smartphone Addiction Jumlah Subjek Persentase (%)


Tingkat smartphone addiction rendah 257 51.4
Tingkat smartphone addiction tinggi 243 48.6

Berdasarkan hasil analisis deskriptif total waktu pengunaan smartphone frekuensi


dapat diketahui bahwa pada variabel usia tertinggi adalah kelompok dengan total
frekuensi subjek tertinggi terdapat pada usia waktu penggunaan >6 jam pada tingkat
22-39 tahun yang memiliki tingkat smartphone smartphone addiction tinggi, dan frekuensi
addiction rendah dan frekuensi subjek terendah adalah kelompok dengan total
terendah terdapat pada usia 40-54 tahun waktu penggunaan <60 menit pada tingkat
yang memiliki tingkat smartphone addiction smartphone addiction tinggi. Selanjutnya,
tinggi. Pada variabel jenis kelamin frekuensi variabel rutinitas memeriksa smartphone
subjek tertinggi terdapat pada jenis kelamin frekuensi tertinggi adalah kelompok dengan
perempuan dengan tingkat smartphone rutinitas memeriksa smartphone <10 menit
addiction rendah dan frekuensi terendah sekali dengan tingkat smartphone addiction
terdapat pada jenis kelamin laki-laki dengan tinggi dan frekuensi terendah adalah
tingkat smartphone addiction rendah. Pada kelompok rutinitas memeriksa smartphone
variabel pendidikan terakhir frekuensi subjek >5 jam sekali dengan tingkat smartphone
tertinggi terdapat pada pendidikan terakhir addiction tinggi.
sebagai pelajar (SMP, SMA) dengan tingkat
Analisis data juga dilakukan
smartphone addiction tinggi, sedangkan
menggunakan Crosstab dan Chi Square
frekuensi terendah terdapat pada kelompok
yang dilakukan dengan menguji 8 variabel
pendidikan terakhir sebagai sarjana (S1, S2,
demografi untuk mengetahui adakah kontri-
dan S3) dengan tingkat smartphone addiction
busi antara variabel-variabel demografi
tinggi. Selanjutnya pada variabel pekerjaan,
dengan tingkat smartphone addiction, hasil
frekuensi tertinggi terdapat pada kelompok
analisis menunjukkan bahwa terdapat
bekerja dengan tingkat smartphone addiction
5 variabel demografi yang memiliki nilai
rendah, dan frekuensi terendah terdapat pada
signifikansi kurang dari 0.05 (p<0.050), yaitu
kelompok pelajar dengan tingkat smartphone
usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, total
addiction rendah.
waktu penggunaan smartphone, dan rutinitas
Variabel jumlah smartphone yang dimiliki memeriksa smartphone yang artinya variabel
frekuensi subjek tertinggi adalah kelompok demografi tersebut berkontribusi terhadap
hanya memiliki satu smartphone dengan tingkat smartphone addiction individu.
tingkat smartphone addiction tinggi dan Variabel demografi lainnya seperti jenis
frekuensi terendah adalah kelompok yang kelamin, jumlah smartphone yang dimiliki, dan
memiliki 2-3 smartphone dengan tingkat lama kepemilikan smartphone menunjukkan
smartphone addiction tinggi. Pada variabel nilai signifikansi lebih dari 0.05 (p>0.05)
lama kepemilikan smartphone frekuensi yang artinya veriabel-variabel demografi
tertinggi yaitu kelompok kepemilikan smart- tersebut tidak berkontribusi terhadap tingkat
phone <1 tahun sampai 5 tahun dengan tingkat smartphone addiction individu secara
smartphone addiction tinggi dan frekuensi signifikan.
terendah yaitu kelompok kepemilikan smart-
phone lebih dari 10 tahun dengan tingkat
smartphone addiction tinggi. Pada variabel

207
Jurnal Psikologi, Volume 16 Nomor 2, Desember 2020

Tabel 2. Analisis Deskriptif Penyebaran Frekuensi Data Demografi Tingkat Smartphone


Addiction
Deskripsi Tingkat Smartphone Addiction (n) Signifikansi
No. Kategori
Subjek Rendah Tinggi (p)
15-21 tahun 71 (37,0%) 121 (63,0%) 0.000*
1 Usia 22-39 tahun 138 (55,0%) 113 (45,0%)
40-54 tahun 48 (84,2%) 9 (15,8%)
Jenis Laki-laki 90 (48,4%) 96 (51,6%) 0.300
2
Kelamin Perempuan 167 (53,2%) 147 46,8%)
Pelajar (SMP,
Pendidikan 108 (40,1%) 161 (59,9%) 0.000*
3 SMA)
Terakhir Sarjana (S1,S2,S3) 149 (64,5%) 82 (35,5%)
Pelajar 8 (16,3%) 41 (83,7%) 0.000*
Mahasiswa 106 (47,1%) 119 (52,9%)
4 Pekerjaan
Bekerja 125 (64,1%) 70 (35,9%)
Tidak Bekerja 18 (58,1%) 13 (41,9%)
Jumlah 1 Smartphone 207 (49,4%) 210 (50,4%) 0.078
5
Smartphone 2-3 Smartphone 50 (60,2%) 33 (39,8%)
<1 Tahun – 5
158 (49,8%) 160 (50,3%) 0.021
Lama Waktu Tahun
6 Kepemilikan 6-10 Tahun 67 (48,9%) 70 (51,1%)
Smartphone
>10 Tahun 32 (71,1%) 13 (28,9%)
<60 menit 37 (82,2%) 8 (17,8%) 0.000*
Total Waktu
Penggunaan 1-3 jam 90 (60,8%) 58 (39,2%)
7
Smartphone 3-6 jam 77 (55,0%) 63 (45,0%)
Perhari
>6 jam 53 (31,7%) 114 (68,3%)
<10 menit sekali 76 (43,2%) 100 (56,8%) 0.004*
Rutinitas
Memeriksa 30 menit sekali 84 (49,4%) 86 (50,6%)
8
Smartphone 1-5 jam sekali 68 (63,0%) 40 (37,0%)
Perhari
>5 jam dan lainnya 29 (63,0%) 17 (37,0%)
*p<0,05

Pembahasan addiction rendah dan sebanyak 48.6% subjek


berada pada tingkat smartphone addiction
Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi tinggi. Meskipun hasil penelitian menunjukkan
tingkat masalah dan faktor yang berkontribusi jumlah persebaran yang tidak jauh berbeda,
terjadinya smartphone addiction pada namun hasil penelitian ini menunjukkan
penduduk di Kota Banda Aceh. Berdasarkan tingkat smartphone addiction tinggi pada
penelitian yang telah dilakukan didapatkan penduduk di Banda Aceh memiliki proporsi
hasil bahwa tingkat smartphone addiction yang lebih tinggi dibandingkan dengan
pada penduduk di Kota Banda Aceh tidak penelitian lainnya, seperti dalam penelitian
jauh berbeda persebarannya, yaitu sebanyak yang dilakukan oleh Lee, Kim, dan Choi
51.4% subjek berada pada tingkat smartphone (2017) menunjukkan hasil sebanyak 13.5%

208
Tingkat Smartphone Addiction pada Penduduk di Kota Banda Aceh.... Rita Fathya

dari subjek penelitian berada pada tingkat smartphone untuk mengeksplorasi identitas,
smartphone addiction tinggi dan 86.5% subjek sehingga mereka sangat terikat terhadap
lainnya berada pada tingkat smartphone smartphone dan menganggap smartphone
addiction rendah. Penelitian lainnya juga perangkat penting bagi mereka (Cha & Seo,
dilakukan Demirci, Akgonul, dan Akpinar 2018).
(2015) pada mahasiswa di Universitas Turki
Penelitian lainnya yang dilakukan oleh
menunjukkan hasil sebanyak 39.8% subjek
Ha, Chin, Park, Ryu, dan Yu (2008) dan Lee,
penelitian mengalami smartphone addiction,
dkk (2016) menunjukkan penyebab remaja
selanjutnya penelitian yang dilakukan di
memiliki kecenderungan kecanduan yang
Lebanon menunjukkan hasil sebanyak 44.6%
lebih tinggi berkaitan dengan harga diri yang
dari subjek penelitian mengalami smartphone
rendah pada remaja. Remaja yang memiliki
addiction (Hawi & Samaha, 2016).
harga diri rendah umumnya memiliki krisis
Fenomena smartphone addiction kepercayaan diri, kurangnya kontrol diri, dan
dapat memberikan dampak patologis akan cenderung mencari keintiman di dunia
pada penggunanya. Beberapa penelitian maya di mana mereka akan membangun
sebelumnya menunjukkan bahwa diri yang baru, sehingga penggunaan
smartphone addiction dapat menyebabkan smartphone pada usia ini dilakukan sebagai
depresi, kecemasan, dan gangguan tidur pelarian terhadap permasalahan yang
(Elhai, Dvorak, Levine, & Hall, 2016; dirasakan, penyelesaian masalah dilakukan
Alhassan, Alqadhib, Taha, Alahmari, Salam, dengan melakukan hal-hal yang dianggap
& Almutairi, 2018; Xie, Dong, & Wang, 2018). menyenangkan dan smartphone merupakan
Seorang individu yang mengalami depresi salah satu perangkat yang menawarkan
dapat mendorong terjadinya penggunakan berbagai aplikasi yang dapat dijadikan
smartphone secara berlebihan untuk pilihan ketika menghadapi masalah sehingga
menghindari emosi negatif depresi, namun pada usia tersebut lebih rentan mengalami
penggunaan smartphone yang berlebihan smartphone addiction (Aydin & Sari, 2011;
akan membuat individu terjaga hingga larut Chiu, 2014; Van Deursen, Bolle, Hegner,
malam sehingga menimbulkan lebih banyak & Kommers, 2015). Pada usia dewasa
depresi, cepat marah, stress dan menjadi meskipun berada pada tingkat yang lebih
cemas, sehingga menyebabkan smartphone rendah mengalami smartphone addiction,
addiction berkaitan erat dengan patologis namun tetap memiliki resiko. Penyebab usia
(Yen, Yen, Chen, Chang, Yeh, & Ko, 2012). dewasa lebih rendah mengalami smartphone
addiction dapat terjadi dikarenakan
Hasil analisis deskriptif tingkat smartphone
penggunaan smartphone pada usia
addiction jika dilihat lebih lanjut kelompok usia
dewasa hanya sebagai pilihan disela waktu
15-21 tahun menunjukkan persentase yang
senggangnya, selain itu usia dewasa juga
lebih tinggi mengalami smartphone addiction
sudah lebih matang dalam menghadapi dan
dibandingkan dengan kelompok usia lainnya,
menyelesaikan permasalahan yang sedang
hal ini dapat terjadi karena pada usia
dihadapinya (Van Deursen dkk., 2015).
tersebut merupakan masa dimana individu
mulai mencari identitas dirinya, pada satu Pada variabel jenis kelamin frekuensi
sisi mereka masih bergantung pada orang subjek tertinggi terdapat pada jenis kelamin
tua-nya, namun disisi lain mereka berusaha perempuan dengan tingkat smartphone
untuk mandiri dan membangun identitasnya addiction rendah dan frekuensi terendah
sendiri sehingga pada masa ini mereka terdapat pada jenis kelamin laki-laki dengan
akan menggunakan aplikasi yang ada di tingkat smartphone addiction rendah. Lebih

209
Jurnal Psikologi, Volume 16 Nomor 2, Desember 2020

lanjut jika dilihat pada tingkat smartphone Ditinjau dari variabel total waktu
addiction tinggi menunjukkan hasil jika jenis pengunaan smartphone frekuensi tertinggi
kelamin laki-laki menunjukkan nilai persentase terdapat pada kelompok dengan total waktu
yang lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan lebih dari 6 jam pada tingkat
perempuan, hal ini dapat disebabkan karena smartphone addiction tinggi, sedangkan
laki-laki akan menggunakan smartphone untuk frekuensi terendah terdapat pada kelompok
tujuan bisnis, pemanfaatan teknologi, dan dengan total waktu penggunaan dibawah
hubungan profesional. Lebih lanjut dijelaskan 60 menit pada tingkat smartphone addiction
bahwa laki-laki kurang memiliki kontrol diri tinggi. Selanjutnya, pada variabel rutinitas
terhadap penggunaan teknologi, sedangkan memeriksa smartphone frekuensi tertinggi
pada perempuan mereka lebih mungkin terdapat pada kelompok dengan rutinitas
untuk mengenali penggunaan smartphone memeriksa smartphone kurang dari 10 menit
mereka yang bermasalah atau penggunaan sekali dengan tingkat smartphone addiction
yang berlebihan, sehingga akan berusaha tinggi, dan frekuensi terendah terdapat pada
untuk mengurangi atau menghentikan kelompok rutinitas memeriksa smartphone
penggunaannya lebih dari laki-laki, sehingga lebih dari 5 jam sekali dengan tingkat
dibandingkan dengan perempuan laki-laki smartphone addiction tinggi. Berdasarkan
cenderung mengembangkan ketergantungan penelitian yang dilakukan oleh Lin, Chiang,
yang berlebihan pada smartphone dan Lin, Ko, Lee, dan Lin (2016) dan Liu, Lin,
mereka cenderung menjadi pengguna yang Pan dan Lin (2016) dijelaskan bahwa
lebih bermasalah dari perempuan (Lee, smartphone addiction tidak selalu berkaitan
Chang, Lin & Cheng, 2014). dengan lama penggunaan smartphone,
namun berdasarkan penelitian lainnya juga
Pada variabel pendidikan terakhir frekuen-
menunjukkan bahwa individu yang lebih
si subjek tertinggi terdapat pada pendidikan
sering memeriksa smartphone-nya dan lebih
terakhir sebagai pelajar (SMP, SMA) dengan
lama pemakaiannya memiliki kecenderungan
tingkat smartphone addiction tinggi sedangkan
lebih tinggi mengalami smartphone addiction
frekuensi terendah terdapat pada kelompok
(Haug, Castro, Kwon, Filler, Kowatsch, &
pendidikan terakhir sebagai sarjana (S1, S2,
Schaub, 2016; Lin, Lin, Lee, & Lin, 2015).
dan S3) dengan tingkat smartphone addiction
tinggi, sedangkan pada variabel pekerjaan, Hasil analisis uji Chi Square yang
frekuensi tertinggi terdapat pada kelompok dilakukan menunjukkan bahwa terdapat
bekerja dengan tingkat smartphone addiction beberapa variabel demografi yang
rendah dan frekuensi terendah terdapat pada berkontribusi terhadap tingkat smartphone
kelompok pelajar dengan tingkat smartphone addiction pada individu, yaitu usia, pendidikan
addiction rendah. Hal ini dapat terjadi karena terakhir, pekerjaan, total waktu penggunaan
perbedaan dalam pemanfaatan smartphone, smartphone perhari, dan rutinitas memeriksa
penggunaan smartphone pada pelajar dan smartphone perhari dengan nilai signifikansi
mahasiswa didominasi penggunaan pada kurang dari 0.05 (p<0.05).
saat sekolah atau belajar, mengakses
Hasil penelitian terkait usia pada
internet, mengerjakan tugas, menghabiskan
penelitian ini menunjukkan nilai p=0.000
waktu untuk menonton video dan bermain
dengan rentang usia 15-21 tahun merupakan
game, sehingga membuat mereka lebih
rentang usia yang memiliki kecenderungan
terikat dengan penggunaan smartphone
smartphone addiction tertinggi, hal ini sejalan
dibandingkan dengan kelompok lainnya
dengan penelitian sebelumnya yang pernah
(Tamura, Nishida, Tsuji, & Sakakibara, 2017).
dilakukan oleh Kwon, dkk (2013b), dan

210
Tingkat Smartphone Addiction pada Penduduk di Kota Banda Aceh.... Rita Fathya

Alhassan, dkk (2018) yang menunjukkan addiction, lebih lanjut dijelaskan jika semakin
bahwa terdapat kontribusi yang signifikan lama waktu yang seseorang gunakan untuk
antara tingkat usia dengan tingkat smartphone mengakses smartphonen-nya maka semakin
addiction pada seseorang, dimana individu besar pula kemungkinan individu tersebut
dengan rentang usia yang lebih muda akan mengalami smartphone addiction.
memiliki risiko smartphone addiction yang
Variabel rutinitas memeriksa smartphone
lebih tinggi dibandingkan dengan usia
dalam sehari pada penelitian ini menunjukkan
dewasa, karena pada usia tersebut remaja
nilai p=0,004 dengan rutinitas memeriksa
sedang berada pada tahap pencarian
smartphone <10 menit sekali merupakan
identitas sehingga mereka lebih sering dalam
kategori yang memiliki kecenderungan
pemanfaatan smartphone dan mereka lebih
smartphone addiction tinggi. Hasil ini
rentan menerima teknologi baru daripada
menunjukkan bahwa terdapat kontribusi
kelompok generasi yang lebih tua, hadirnya
yang signifikan antara rutinitas memeriksa
teknologi apabila tidak dimanfaatkan dengan
smartphone dengan tingkat smartphone
semestinya dapat menyebabkan smartphone
addiction, hal ini sejalan dengan penelitian
addiction.
yang pernah dilakukan oleh Lin, dkk (2015)
Hasil penelitian terkait pendidikan dan penelitian Riani (2016) yang mununjukkan
terakhir dan pekerjaan pada penelitian ini hasil bahwa rutinitas memeriksa smartphone
menunjukkan nilai p=0.000 dengan kategori yang semakin sering dapat menyebabkan
pendidikan terakhir sebagai pelajar dan individu menjadi ketergantungan terhadap
pekerjaan sebagai mahasiswa merupakan smartphone dan mempengaruhi tingkat
kategori yang memiliki kecenderungan smartphone addiction individu.
smartphone addiction tinggi, sejalan dengan
Pada uji Chi Square variabel demografi
penelitian yang pernah dilakukan oleh
jenis kelamin, jumlah smartphone yang
Kwon, dkk (2013a) yang menunjukkan hasil
dimiliki, dan lama waktu kepemilikan
dimana individu dengan tingkat pendidikan
smartphone memiliki nilai p>0.05 yang
yang lebih rendah dan sebagai pelajar lebih
artinya variabel demografi tersebut tidak
memungkinkan untuk mengalami smartphone
berkontribusi terhadap tingkat smartphone
addiction, hal ini dapat disebabkan karena
addiction.
perbedaan dalam pemanfaatan smartphone
dan kurangnya kontrol pada diri mereka (Kim, Pada proses pelaksanaan penelitian
Namkoong, Ku, & Kim, 2008). ini disadari masih terdapat beberapa keter-
batasan dan kekurangan, yaitu pengka-
Hasil penelitian terkait total waktu peng-
tegorisasian hasil penelitian yang hanya
gunaan smartphone dalam sehari pada
melihat berdasarkan tingkat tinggi dan rendah
penelitian ini menunjukkan nilai p=0.000
smartphone addiction saja dan penelitian ini
dengan total waktu penggunaan smartphone
bersifat kuantitatif, sehingga hasil penelitian
>6 jam merupakan kategori yang memiliki
tidak dapat melihat interaksi yang lebih
kecenderungan smartphone addiction tinggi,
mendalam antara variabel demografi dengan
hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
tingkat smartphone addiction.
yang pernah dilakukan oleh Cha dan Seo
(2018), Alhazmi, Alzahrani, Baig, Salawati,
dan Alkatheri (2018) dan Lukman (2018) Kesimpuln
yang menunjukkan terdapat kontribusi yang
signifikan antara total waktu penggunaan Penelitian ini bertujuan untuk mengi-
smartphone terhadap tingkat smartphone dentifikasi tingkat smartphone addiction pada
penduduk di Kota Banda Aceh. Hasil penelitian

211
Jurnal Psikologi, Volume 16 Nomor 2, Desember 2020

menunjukkan bahwa tingkat smartphone Indonesia. (2012). Statistic Pengguna


addiction pada subjek penelitian tidak jauh Internet Indonesia 2012. Diakses pada
berbeda persebarannya yaitu sebanyak tanggal 13 Mei 2019 dari https://www.
51.4% subjek memiliki tingkat smartphone slideshare.net/so3p/apjii-statistik-pengguna-
addiction rendah dan 48.6% subjek memiliki internet-indonesia- 2012
tingkat smartphone addiction tinggi, hal Aydin, B., & Sari, S. V. (2011). Internet addiction
ini menunjukkan bahwa meskipun jumlah among adolescents: the role of self-
subjek yang mengalami tingkat smartphone esteem. Procedia Social and Behavioral
addiction tinggi lebih sedikit jumlahnya, tetapi Sciences, 15, 3500-3505. DOI: h t t p s : / /
perbedaannya tidak terlalu jauh dengan subjek doi.org/10/1016/j/sbspro.2011.04.325.
yang memiliki tingkat smartphone addiction Bhattacharyya, R. (2017). Addiction to
rendah yaitu hanya 2,8%, yang mana tidak modern gadgets and technologies across
menutup kemungkinan hal tersebut dapat generation. Eastern Journal of Psychiatry,
mengakibatkan individu mengalami tingkat 18(2).
smartphone addiction yang lebih tinggi. Bian, M., & Leung, L. (2014). Linking loneliness,
Hasil analisis Chi Square juga menunjukkan shyness and smartphone addiction
terdapat beberapa variabel demografi yang symptom, and patterns of smartphone
berkontribusi terhadap tingkat smartphone use to social capital. Media Asia, 42(2).
addiction pada individu, yaitu usia, pendidikan DOI: 10.1177/0894439314528779
terakhir, pekerjaan, total waktu penggunaan Boumosleh, J. M., & Jaalouk, D. (2017).
smartphone perhari dan rutinitas memeriksa Depression, anxiety, and smartphone
smartphone. addiction in university students – A cross
sectional study. PLoS ONE. DOI:
Daftar Pustaka https://doi.org/10.1371/journal.pone.0182239

Agusta, D. (2016). Faktor-faktor resiko Cha, S-S., & Seo, B-K. (2018). Smartphone
kecanduan menggunakan smartphone use and smartphone addiction in middle
pada siswa di SMK negeri 1 Kalasan school students in Korea: Prevalence,
Yogyakarta. E-Journal Bimbingan dan social networking service, and game use.
Konseling, 3(5), 86-96. Health Psychology Open, 1-15. DOI https://
Alhazmi, A. A., Alzahrani, S. H., Baih, M., doi.org/10.1177/205510291875504
Salawati, M. E., & Alkatheri, A. (2018). Chiu, S-I. (2014). The relationship between
Prevalence and factors associated with life stress and smartphone addiction
smartphone addiction among medical on Taiwanese university student: A
students at King Abdulaziz University, meditation model of learning self-efficacy
Jeddah. Pac J Med Sci, 34(4), 984- and social efficacy. Computers in Human
988. DOI: https://doi.org/10.12669/pjms. Behavior, 34, 49-57. DOI: http://dx.doi.
org/10.1016/j.chb.2014.01.024
344.15294
Alhassan, A. A., Alqadhib, E. M., Taha, N. W., Demirci, K., Akgonul, M., & Akpinar, A. (2015).
Alahmari, R. A., Salam, M., & Almutairi, Relationship of smartphone use severity
A. F. (2018). The relationship between with sleep quality, depression and
addiction to smartphone usage and anxiety in University students. Journal of
depression among adults: a cross Behavioral Addiction, 4(2), 85-92. DOI:
sectional study. BMC Psychiatry, 18(148), 10.1556/2006.4.2015.010.
1-8. DOI: https://doi.org/10.1186/s12888- Elhai, J. D., Dvorak, R. D., Levine, J.
018- 1745-4 C., & Hall, B. J. (2016). Problematic
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet smartphone use: A conceptual overview

212
Tingkat Smartphone Addiction pada Penduduk di Kota Banda Aceh.... Rita Fathya

and systematic review of relations with Internet Users Pass The 4 Billion Mark.
anxiety and depression psychopathology. We Are Social. Diakses pada 6 oktober
Journal of Affective Disorders. DOI: http:// 2018 dari h t t p s : / / w e a r e s o c i a l . c o m /
dx.doi.org/10.1016/j.jad.2016.08.030 blog/2018/01/global-digital-report- 2018
Gravelly, D. (2015 September 25). Survei: Kibona, L., & Mgaya, G. (2015). Smartphones’
Smartphone kalahkan perhatian orang effects on academic performance of
tua pada anak. Techno.id.Diakses pada higher learning students. Journal of
16 April 2019 dari https://www.techno.id/ Multidisciplinary Engineering Science
tech-news/survei-smartphone-kalahkan- and Technology (JMEST), 2(4), 777-
perhatian-orang-tua-pada-anak-1509254. 784.
html Kim, E-J., Namkoong, K., Ku, T., & Kim, S-J.
Ha, J. H., Chin, B., Park, D.-H., Ryu, S.-H., & (2008). The relationship between online
Yu, J. (2008). Characteristics of excessive game addiction and aggression, self-
cellular phone use in Korean adolescents. control, and narcissistic personality traits.
Cyber Psychology & Behavior, 11, 783- Europian Psychiatri, 23(3), 212-218.
784. DOI: 10.1016/j.eurpsy.2007.10.010.
Haug, S., Castro, R. P., Kwon, M., Filler, S., Kim, H. (2013). Exercise rehabilitation
Kowatsch, T., & Schaub, M. P. (2015). for smartphone addiction. Journal of
Smartphone use and smartphone Exercise Rehabilitation, 9(6), 500-505.
addiction among young people in Kim, H-J., & Kim, J-S. (2015). The relationship
Switzerland. Journal of Behavioral between smartphone use and subjective
Addictions 4(4), 299–307. DOI: 10.1556/ musculoskeletal symptoms and university
2006.4.2015.037 students. Journal of Physical Therapy
Hawi, N. S., & Samaha, M. (2016). To excel Science, 27(3), 575-579. DOI: 10.1589/
or not to excel: strong evidence on the jpts.27.575
adverse effect of smartphone addiction Kwon, M., Lee, J-Y., Won, W-Y., Park,
on academic performance. Computer & J-W., Min, J-A., Hanh, C., … Kim, D-J.
Education, 98, 81-89. (2013a). Development and validation
Hernanda, Y. (2017). Hubungan Lama of a smartphone addiction scale (SAS).
Penggunaan Smartphone dengan PLoS ONE, 8(2), 1-7.
Kesehatan Mental Remaja di SMK Negeri Kwon, M., Kim, D-J., Cho, H., & Yang, S.
5 Padang Tahun 2017. Skripsi. Diakses (2013b). The smartphone addiction
dari http://scholar.unand.ac.id/26583/ scale: Development and validation of
Hope, D. (2010, March 8). iPhone addictive, a short version for adolescents. PLoS
Survey reveals. Live Science. Diakses ONE, 8(12), 1-7. DOI: 10.1371/journal.
pada tanggal 27 Maret 2019 dari https:// pone.0083558
www.livescience.com/6175-iphone-addictive- Lee, Y-K., Chang, C-T., Lin, Y., & Cheng Z-H.
survey-reveals.html (2014). The dark side of smartphone
Ithnain, N., Ghazali, S. E., & Jaafar, N. (2018). usage: Psychological traits, compulsive
Relationship between smartphone behavior and technostress. Computers in
addiction with anxiety and depression Human Behavior, 31, 373-383.
among undergraduate students in Lee, H., Kim, J. W., & Choi, T. Y. (2017).
Malaysia. International Journal of Risk factor for smartphone addiction in
Health Sciences & Research, 8(1), 163- Korean adolescents: smartphone
171. use patterns. J Korean Med Sci, 32,
Kemp, S. (2018). Digital In 2018: World’s 1674-1679. DOI: https://doi.org/10.3346/

213
Jurnal Psikologi, Volume 16 Nomor 2, Desember 2020

jkms.2017.32.10.1674 Kerja pada Pekerja CV. Traveline


Lemola, S., Perkinson-Gloor, N., Brand, Citra Nusantara Yogyakarta. Skripsi.
S., Dewald-Kaufman, J. F., & Grob, A. Diakses dari https://repository.usd.
(2014). Adolescents’ electronic media use ac.id/6627/2/099114006_full.pdf
at night, sleep disturbance, depressive Salehan, M., & Negahban, A. (2013). Social
symptoms in the smartphone age. Journal networking on smartphone: When mobile
of Youth and Adolescence, 44(2), 405- phone become addictive. Computers in
418. DOI:10.1007/s10964-014-0176-x Human Behavior, 34, 2632-2639.
Lin, Y-H., Chiang, C-L., Lin, P-H., Ko, C-H., Samaha, M., & Hawi, N., S. (2016).
Lee, Y-H., & Lin, S-H. (2016). Proposed Relationships among smartphone
diagnostic criteria for smartphone addiction, stress, academic performance,
addiction. PLoS ONE, 11(11), 1-11. and satisfaction with life. Computers in
Lin, Y-H., Lin, Y-C., Lee, Y-H., & Lin, P-H. Human Behavior, 57, 321-325.
(2015).Time distortion associated Soni, R., Upadhyay, R., & Jain, M. (2017).
with smartphone addiction: Prevalence of smartphone addiction,
Identifying smartphone addiction via sleep quality and associated behavior
a mobile application (App). Journal problems in adolescents. Internation
of Psychiatric Research, 30, 1-7. Journal of Research in M e d i c a l
DOI:http://dx.doi.org/10.1016/j. Sciences, 5(2), 512-519. DOI: http://dx.doi.
jpsychires.2015.04.003 org/10.18203/2320- 6012.ijrms20170141
Liu, C-H., Lin, S-H., Pan Y-C., & Lin, Y-H. Santrock, J. W. (2012). Perkembangan Masa
(2016). Smartphone gaming and frequent Hidup. Jakarta: Erlangga.
use pattern associated with smartphone Suwannahong, R. (2018). Faktor affecting the
addiction. Medicine, 95(28), 1-4. students health from using smartphones.
Lukman. (2018). Penggunaan dan Adiksi Herald NAMSCA, 1, 680-683.
Smartphone Di Kalangan Mahasiswa Tamura, H., Nishida, T., Tsuji, A., &
Fakultas Kedokteran Universitas Hasa- Sakakibara, H. (2017). Association
nuddin Angkatan 2015 dan 2016. Skrip- between excessive use of mobile phone
si. Diakses dari http://digilib.unhas.ac.id/ and insomnia and depression among
uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ Japanese adolescents. Int J Environ Res
ZGE2MzA czYTdjODdlODYwNjA2Mzk- Public Health, 14(701). DOI: 10.3390/
2MjUyOA==.pdf ijerph14070701
Misyaroh, D. A. (2016). Hubungan Antara Tangmunkongvorakul, A., Musumari, P. M.,
Loneliness dengan SmartphoneAddiction Thongpibul, K., Srithanaviboonchai, K.,
Pada Mahasiswa Universitas Negeri Techasrivichien, T., Suguimoto, S. P., ...
Di Kota Malang. Skripsi. Diakses dari Kihara, M. (2019). Association of excessive
http://etheses.uin- malang.ac.id/5579/ smartphone use with psychological well-
1/12410121.pdf being among university students in
Panji, A. (2014). Hasil Survei Pemakaian Chiang Mai, Thailand. PLoS ONE,
Internet Remaja Indonesia. Kompas. 14(1). DOI: e0210294. h t t p s : / / d o i .
com. Diakses pada 7 Oktober 2018 org/10.1371/journal.pone.0210294
dari https://tekno.kompas.com/read/ 2014/ Tarlemba, F., Asrifuddin, A., & Langi F. L. F.
02/19/1623250/Hasil.Survei.Pemakaian. G. (2018). Hubungan tingkat stress dan
Internet.Remaja.Indonesia smartphone addiction dengan gangguan
Riani, V. F. (2016). Gambaran Ketergantungan kualitas tidur pada remaja di SMA Negeri
Smartphone Terhadap Produktivitas 9 Binsus Manado. Jurnal Kesmas, 7(5).

214
Tingkat Smartphone Addiction pada Penduduk di Kota Banda Aceh.... Rita Fathya

Van Deursen, A. J., Bolle, C. L., Hegner, S. M.,


& Kommers, P. A. M., (2015). Modelling
habitual and addictive smartphone
behavior the role of smartphone usage
types, emotional intelligence, social
stress, self-regulation, age, and gender.
Computers in Human Behavior, 45,
411–420. DOI:http://dx.doi.org/10.1016/j.
chb.2014. 12.039

Wardani, A. S. (2016). Menilik Perkembangan


Smartphone dari Masa ke Masa.
Liputan6.com. Diakses pada 5 oktober
2018 dari https://www.liputan6.com/tekno/
read/2669811/menilik-perkembangan
smartphone-dari-masa-ke-masa
Wijanarko, K. S. (2014). Pengaruh nilai
pelanggan terhadap kepuasan serta
dampaknya terhadap loyalitas meng-
gunakan smartphone samsung galaxy
series di Kota Palu. E-Jurnal Katalogis,
2(7), 34-46.
Woodall, M. (2018, December 14). Cell Phone
Behavior Survey: What Do People Do on
Their Phones?. Reviews.org. Diakses
pada 16 April 2019 dari h t t p s : / / w w w .
reviews.org/trends/cell-phone-addiction/
Xie, X., Dong, Y., & Wang, J. (2018). Sleep quality
as a mediator of problematic smartphone
use and clinical health symptoms.
Journal of Behavioral Addictions. DOI:
10.1556/2006.7.2018.40
Yen, J-Y., Yen, C-F., Chen, C-S., Chang, Y-H.,
Yeh, Y-C., & Ko, C-H. (2012). The bidi-
rectional interactions between addiction,
behaviour approach and behaviour inhi-
bition systems among adolescents in a
prospective study. Psychiatry Research,
200, 588–592.

215

Anda mungkin juga menyukai