Anda di halaman 1dari 16

1.

PEMBERIAN OBAT EMERGENCY


Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan
kepada manusia atau binatang sebagai perawatan,
pengobatan, atau bahkn pencegahan terhadap
berbagai gangguan yang terjadi di dalam tubuh.
Dalam pelaksanaannya, tenaga medis memiliki
tanggung jawab dalam keamanan obat dan
pemberian secara langsung ke pasien.hal ini semata-
mata untuk memenuhi kebutuhan pasien. Pemebrian
obat adalah suatu tindakan yang dilakukan
pemberian subtansi kepada pasien dengan tujuan
pemyembuhan dan pencegahan.
Pemeberian obat emergency adalah suatu tindakan
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan saat kondisi
darurat dengan cara pemberian obat dengan tujuan
meminimalisirkan keadaan darurat pada pasien.

1. CARA PEMBERIAN OBAT EMERGENCY


Obat-Obat Yang Berhubungan Dengan Kebidanan:
1. Uterus Tonika
Obat yang kerjanya mempengaruhi kontraksi rahim.
Obat-obat uterus tonika :

1.
2. Nama Generic : Methylergometrine
3. Nama Dagang :
 Methergin (Sandoz)

 Metilat (Metiska Farme)

 Methovin (Kimia Farma)

1. Indikasi
Sebagai Stimulan Uterus pada :
 Perdarahan Pasca Persalinan
 Perdarahan Pasca Abortus

1. Cara kerja
 Mulai kerja cepat IV 40 detik ; IM 7 – 8 ,emit , oral 10

menit
 Bio Tranformasi dalam hati

 Ekskresi melalui hati dan ginjal.

1. Dosis, cara pemakaian, pemberian


 Oral 0,2 – 0,4 mg sehari 2 – 4 kali, selama 2 hari2)

 IV atau IM 0,2 mg (1 ml)

 IM boleh diulang setelah 2 – 4 jam bila perdarahan

hebatf.
2. Efek Samping
 T/D naik terutama penderita tekanan hypertensi

kronis/preeklamsi
 Mual, Muntah

 Penglihatan Kabur

 Sakit Kepala

 Kejang

 Diare

 Gatal

 Kulit Dingin

 Nadi Lemah dan Cepat

3. Kontra Indikasi
 Persalinan pada Kala I dan II

 Hipersensitif pada ergo

 Kehamilan

 Penderita Toxemia Gravidarum

2. Oxitocin Obat yang merangsang kontraksi uterus.


3. Nama Generic : Oxytocin
4. Nama Paten :
 Piton S.
 Syntocinon

 Hypophysin

 Piroglandol

1. Kerja oksitoksin
Bersama dengan faktor-faktor lainnya, oksitoksin
memainkan peranan yang sangat penting dalam
persalinan dan injeksi ASI. Oksitoksin bekerja pada
reseptor oksitoksik untuk menyebabkan :

 Kontraksi uterus kehamilan aterm yang terjadi lewat


kerja langsung pada otot polos maupun lewat
peningkatan produksi prostaglandin
 Konstriksi pembuluh darah umbilicus

Kontraksi sel-sel miopitel (refleks ejeksi ASI)


Oksitoksin bekerja pada reseptor hormone
antidiuretik (ADH)*untuk menyebakan:

 Peningkatan atau penurunan yang mendadak pada


tekanan darah (khususnya diastolic) karena terjadinya
vasodilatasi.
 Retensi air

Kerja oksitoksin yang meliputi: kontraksi tuba uterine


(fallopi) untuk membantu pengangkutan sperma;
luteolisis (involusi korpus). luteum); perana
neurotransmitter yang lain dalam system saraf pusat.
Oksitoksin disintesis I dalam hipotalamus, kelenjar
gonad, plasenta danuterus. Mulai dari usia kehamilan
32 minggu dan selanjutnya, konsentrasi oksitoksin
dan demikian pula aktivitas uterus akan lebih tinggi
padamalam harinya. Pelepasan oksitoksin
endogenus di tingkatkan oleh:

 (pelepasan endogenus oksitoksin bersifat pulsatil,


control umpan balik yang positif dari persalinan akan
mencapai puncaknya pada saat terjadi gelombang
pelepasan oksitoksin
 Stimulasi serviks, vagina atau payudara

 strogen yang beredar dalam darah

 Peningkatan osmolalitas/ konsentrasi plasma

(glosarium)
 volume cairan yang rendah dalam sirkulasi darah

1. Efek Samping Penggunaan Oxitocini.


 Efek Samping Maternal :

 Stimulasi uterus berlebihan

 Solusio placenta

 perdarahan postpartum

 Emboli cairan amnion

 Trauma

 Hematom pelvis,rupture uterus

 System kardiovaskuler

 Kolaps kardiovaskuler

 Hipotensi

 Stroke

 mual dan muntah

 Retensi cairan

 intoksikasi air

 Hipertensi

 Efek Samping: Fetal / Neonatal

 Asidosisdistrimia jantung

 Asfiksiahipoksia
Trauma lahir
 ikterus neonatale

 Indikasi, Dosis, Cara Pemakaian, Pemberian .

Induksi Partus Aterm

1. Efek Samping :
Kadang terjadi kontraksi uteri yang menetap dan
mengganggu sirkulasi plasenta.

1. Apabila diberikan pada stad I dan II persalinan akan


terjadi :
 Kontraksi uterus akan bertambah kuat-

 Bagian tubuh bayi akan terdorong ke luar lewat serviks

sehingga timbul bahaya laserasi seviks.


 Dapat terjadi Tuptura Uteri

 Kontraksi tetanik yang terlalu kuat

1. Mengontrol perdarahan pasca persalinan


 Dosis dan Cara pemberian :

0,2 – 0,3 mg IM atau dapat pula diberikan IV dengan


dosis 0,2 mg untuk mendapatkan efek lebih cepat.

Menginduksi abortus Therapeutic sesudah trimester I


kehamilan.

Pemberian harus hati – hati pada pasien :

 Pasien dengan penyakit jantung


 Paru – paru
 Ginjal
 HT
 Hati
 Asma
 Anemia

 Epilepsi

1. Kontra Indikasi :
 Penyakit radang pelvis

 Terdapat jaringan perut pada uterus

 Hipersensitif terhadap obat

2. Uji Oksitosin
Dosis : 0,5 ml unit/menit, kemudian dosis
ditingkatkan perlahan-lahan sampai mencapai
kontraksi uterus tiap 3-4 menit.

 Cara pemberian: per infus. Hasilnya antara lain :


 Fetal distress :

Bila terjadi pengurangan denyut jantung ketus yang


terlambat (late de celaration) pada setiap kontraksi
dengan kekuatan yang sama. ( hasil Positif ).

 Kontra indikasi
 Mal presentasi

 Placenta previa

 Jaringan ikat akibat SC

 Robekan rahim mengancam

1. Menghilangkan pembengkakan mammae


Dosis dan cara pemberian: Intra nasal 2-3- mnenit
sebelum menyusu.

Kewaspadaan dan Kontra Indikasi Penggunaan


Oksitosin.
Pemberian oksitoksin merupakan kontraindikasi jika
uterus sudah berkontraksi dengan kuat atau bila
terdapat obstruksi mekanis yang menghalangi
kelahiran anak seperti plasenta previa atau
disproporsi sefalopelvik. Jika keadaan servik masih
belum siap, pematangan servik harus dilakukan
sebelum pemberian oksitoksin.

Meskipun sudah lazim digunakan di banyak klinik


bersalin atau bagian obstetric rumah sakit, namun
potensi oksitoksin dalam mengganggu
keseimbangan cairan dan tekana darah membuat
obat ini tidak tepat untuk digunakan pada ibuhamil
dengan pre-eklamsia atau penyakit kardiovaskuler
atau pada ibu hamil yang berusia di atas 3 tahun.

Pemberian infuse oksitoksin merupakan


kontraindikasi pada ibu hamil yang menghadapi
resiko karena melahirkan pervaginam, misalnya
kasus dengan melpresentasi atau solosio plasenta
atau denagn resiko rupture uteri yang tinggi.
Pemberian infuse oksitoksin yang terus-menerus
pada kasus dengan resistensi dan inersia uterus
merupakan kontraindikasi.

Uterus yang starvasi. Kontraksi otot uterus


memerlukan glukosa maupun oksigen. Jika pasokan
keduanya tidak terdapat pada otot yang berkontraksi
tersebut dan keadaan ini mungkin terjadi karena
starvasi atau pemberian oksitoksin tidak akan
adekuat sehingga pemberian oksitoksin secara
sedikit demi sedikit tidak akan efektif.

Situasi ini lebih cenderung dijumpai pada persalinan


yang lama. Farmakokinetik Oksitosin diabsorsi
denagn cepat melalui mukosa mulut sehingga
memungknkan oksitosin diberkan secara tablet
hisap. Cara pemberian nasal atau tablet hisap did /
cadangan untuk penggunaan pasca persalinan,
selama kehamilan kadar amino peptidase dalam
plama ( oksitosin atau vasopresinase ) meningkat
10x dan menurun setelah persalinan. Enzim
mengaktifkan oksitosin dan ADH melalui pemecahan
ikatan peptida enzim meregulasi kosentrasi oksitosin
lokal di uterus tetapi sedikit pengaruhn ya terhadap
eliminasi kadar oksitosin dalam plasma.

3. Prostaglandin
Hormon yang disekresikan oleh berbagai jaringan
tubuh, misalnya otot uterus.

 Nama Generik: Gemeprost dinoprostonb.


 Nama Paten: Gemespros, prostin E2 (pharmacia)

 Indikasi, dosis, cara pemakaian, pemberian

Prostaglandin digunakan untuk mematangkan serviks


uterus dan menyebabkan kontraksi selama induksi
persalinan.

1. Efek Samping
 Gastrointestinal

 Nyeri abdomen
 Diare
 mual,muntah
 Hiperstimulasi uterus
 Gangguan pada janin
 Rupture uteri
 Nyeri
 Kardiovaskuler
 Distrimia jantung-hipoksia
 Diuresis-edema paru
 Flushing
 pireksia/ menggigil
 Hipertensi
 Perspirasi
 Hipotensi
 Takikardia
 System respirasi
 Spasme bronkus
 Tersedak
 System saraf
 Nyeri punggung
 Tremor
 Peningkatan tekanan intraokuler
 Serangan epilepsy
1. Kewaspadaan dan Kontra Indikasi
 Asma
 risiko rupture uteri yang tinggi
 Kelainan TD
 Penyakit jantung
 Hipersensitivitas
 Epilepsy
 penyakit ginja
 Gangguan pada janin
 penyakit hepar

 Galukoma/ kenaikan tekanan-rupture membrane

amnion
 Intraokuler

1. Interaksi :
 Alcohol

 Oksitoksin

 Aspirin/NSAID

1. Obat Hemostatid (Anti Perdarahan)


a. Vitamin K
Vitamin k adalah senyawa yang larut dalam lemak,
terutama ditemukan dalam sayuran berwarna hijua.
Kebutuhan diet sangat rendah, karena vitamion
ditambah oleh sintetis bakteri yang mengkontaminasi
manusia. Ada dua bentuk vitamin K1 yang ditemukan
dalam makanan (fitonodion), dan Vit K2 ditemukan
dalam jaringan manusia yang disentesis oleh bakteri
usus ( menakuinan ).

1. Nama Genetik : Vit K Fitomenadion


2. Nama Patent : Autoplex 2 peba ( aktifasi factor VIII
dan IX ) Kaywan, Kavitin
3. Indikasi
Sewaktu aktivitas protrombin terdepresi oleh
kelebihan warperin atau difesiensi Vit K. Contoh :

 Pasien di RS yang dietnya buruk


 Nutrisi perenteral
 Pembedahan
 Neonatus prematur
1. Cara kerja
Vit K1 Dan K2 memerlukan garam empedu untuk
absorsi dari traktusintestinalise.

1. Dosis
Diklinik dalam tablet 5 mg dan ampul 50 mg, efeknya
tertunda selama6 jam tetapi lengkap dalam 24 jam
sewaktu aktivitas ptotrobin terdepresi oleh kelebihan
warperin atau difesiensi Vit K.

1. Efek samping :
 Pemberian intravena terlalu cepat :

 Nyeri dada.
 Nyeri punggung.

 Pemberian oral :
 Depresi fungsi hepar

 Sakit kepala

 Hemolisis pada defisiensi G6PD atauVitamin E

(menadiol)
 Mual

 Pemberian intramoskuler :
 Perubahn viskositas darah

 Nyeri dan pembengkakan pada tempat

penyuntikkan
 Dispenia

 Reaksi hipersensitivitas

 Hipertensi

 Hipotermia


1. Kontra indikasi:
Kegagalan Hepar parah: Sebab biasanya
menyebabkan kehilangan sintesis protein dan
diatesis hemorlogika yang tidak terespson Vit. K.

2. Asam Tranexamat
Asam tranexamat adalah amstat suatu analog asam
aminoka proat dan suatu penghambat fiebenolitik.

1. Nama Genetik: Asam tranexamat


2. Nama Patent: Transamin, Tranexamin.
3. Indikasi
Terapi batu pada hemoilia Terapi perdarahan karena
fibrinolitik Propilaksis perdarahan ulang dari
anuerisma intrakranial. Perdarahan gastro intestinal
pasca bedah. Perdarahan pasca prostat ektomid.

1. DosisAsam tranexamat lebih kuat EACA sehingga di


perlukan dosis yang lebih rendah. Yang biasa
bertanggung jawab bagi penurunan efek sampingnya.
Diberikan peroral dengan dosis pembebanan 15 mg /
kgkemudian 30 mg / kg setiap 6 jam.
2. Efek samping.
 Trombosis intravaskuler akibat penghambatan

aktifitas plasminogen.
 Impotensi

 Miopati

 Ketidaknyamanan abdomen, mual.

 Diare

 Hidung tersumbat.


Inhibisi gakulasif
3. Kontra indikasi :
 Kehamilan trimester I dan II ( kecuali bila sangat

perlu )
 Bekuan darah ada pos operasi daerah jandung

kemih dan menghambat desolusinya


 Penderita koagulasi intravaskuler desiminata( DIC).

3. Adonan AC
Adonan AC adalah karbosakrom salisilat

1. Nama Genetik : Adona


2. Nama patent : Adona forte, Adona AC
3. Indikasi :
Pencegahan dan penghambatan perdarahan kapiler
dan Cara kerja : Memperbaiki permeabilitas kapiler.

1. Dosis :
 5-10 mg karbosokrom secara im 2-4 jam.

 5-10 mg karbosokrom peroral tiap 2 jam.

 10-50 mg karbosokrom secara iv beberapa kali /

hari
 5 mg karbosokrom secara S>C 1 x

/ harif.Efek samping : Tidak ada


2. OBAT PRE DAN EKLAMSIA
Pengobatan Medisinal

 Pengobatan medisinal pasien pre eklampsia berat yaitu


:
1. Segera masuk rumah sakit
2. Tirah baring miring ke satu sisi. Tanda vital
diperiksa setiap 30 menit, refleks patella setiap jam.
3. Infus dextrose 5% dimana setiap 1 liter diselingi
dengan infus RL (60-125cc/jam) 500 cc.
4. Antasida
5. Diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan
garam.
6. Pemberian obat anti kejang : magnesium sulfat
7. Diuretikum tidak diberikan kecuali bila ada tanda-
tanda edema paru, payah jantung kongestif atau
edema anasarka. Diberikan furosemid injeksi 40
mg/im.
8. Kardiotonika
9. Indikasinya bila ada tanda-tanda menjurus payah
jantung, diberikan digitalisasi cepat dengan
cedilanid D.
1. MACAM-MACAM OBAT KEBIDANAN
a. Patennama Generic,
 Anvormer B6- Piratiasina klorteofilinat 40 mg- B6 30

mg
Untuk mengatasi mual danmuntah pada Trimester I2.

Primperon Metaklopramida
Untuk mual dan muntah pada Ibu Hamil.

NovabevitThiamin ( B1 )Vitamin
Untuk menambah stamina pada ibu hamil.

 Folavit Asam Volat


Untuk pertumbuhan Janin dan menjaga kesehatan
tubuh
Fitolac Ekstra daun katuk
Untuk mempelancar ASI.

Herbalacta- Vitex trifolia fructusakstrak – Vitex Agnus


costusfructus
Untuk memperpanjang masa Reproduksi ASI.

Osteocal-Kalsium Karbonat-Amylum maydis-Avicel-


Povidon-Sakarin Natrium-Magnesium Stearat
Untuk membantu kekurangan kalsium pada Ibu
Hamil.

 Suplemen vitamin dan mineral untuk anemia misalnya


anemia pada masa kehamilan dan laktasi.
 Premaston Allilestrenol 5mg

Untuk menguatkan kandungan

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pemberian obat emergency adalah suatu tindakan
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan saat kondisi
darurat dengan cara pemeberian obat dengan tujuan
meminimalisirkan keadaan darurat pada pasien.

Obat yang berhubungan dengan kebidanan:

1. Obat Uterus Tonika (kontraksi uterus)


2. Obat Hemostatid (anti perdarahan)
1. Saran
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari
masih banyak kekurangan yang terdapat di
dalamnya. Oleh karena itu kami mengharap saran
yang membangun dari pembaca sebagai
penyempurna dari makalah asuhan kebidanan
komunitas yang kami susun

Anda mungkin juga menyukai