Yohana Kifli1
Joice Viladelvia K2
1
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
2
Bagian Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Alamat korespondensi:
1
Jalan Sengaji No 57 RT 1 RW 1, Puruk Cahu, Kab. Murung Raya, Kalimantan Tengah
1
ABSTRAK
LATAR BELAKANG
Indikator capaian kemampuan siswa dapat dilihat antara lain dari prestasi akademik yang diraihnya. Prestasi
akademik adalah hasil belajar yang dicapai oleh siswa dalam jangka waktu tertentu. Banyak orang beranggapan
bahwa hanya kecerdasan intelektual yang memiliki peran besar terhadap prestasi belajar siswa. Faktor yang juga
berperan terhadap capaian prestasi akademik antara lain adalah Adversity Quotient. Kemampuan seseorang dalam
menggunakan kecerdasan, cara berfikir dan tindakan ketika menghadapi permasalahan lebih ditampilkan dari
hasil penilaian Adversity Quotient. Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan Adversity Quotient dengan
prestasi akademik pada siswa SMA.
METODE
Penelitian ini merupakan studi deskriptif-analitik dengan desain studi potong lintang. Responden penelitian ini
merupakan siswa SMA. Adversity Quotient dinilai menggunakan kuesioner Adversity Response Profile,
sedangkan prestasi akademik diperoleh dari nilai rata-rata raport. Analisis data dilakukan dengan menggunakan
analisis statistik.
KESIMPULAN
Penelitian ini menunjukan tidak terdapat hubungan Adversity Quotient dengan prestasi akademik pada siswa
SMA.
Kata Kunci: Adversity Quotient, prestasi akademik, jenis kelamin, pendapatan orang tua.
2
ABSTRACT
BACKGROUND
Indicators of student achievement can be seen, among others, from the achievement of academic achievement.
Academic achievement is the result of learning achieved by students in a certain period of time. Many people
assume that only intellectual intelligence has a big role on student achievement. Factors that also contribute to
the achievement of academic achievement include Adversity Quotient. A person's ability to use intelligence, ways
of thinking and action when dealing with problems is more evident from the results of the Adversity Quotient
assessment. This study aims to assess the relationship Adversity Quotient with academic achievement in high
school students.
METHOD
This study is a descriptive-analytic study with cross sectional study design. Respondents of this research are high
school students. Adversity Quotient was assessed using the Adversity Response Profile questionnaire, while the
academic achievement was derived from the average value of report cards. Data analysis was done by using
statistical analysis.
CONCLUSION
This study shows there is no relationship Adversity Quotient with academic achievement in high school students.
3
PENDAHULUAN Faktor yang paling mempengaruhi prestasi
Pendidikan sudah mulai dialami oleh seorang akademik adalah kecerdasan. Indikator penilaian
anak sejak dini. Umumnya seseorang menerima kecerdasan yang sering digunakan adalah
pendidikan selama 12 tahun sebelum masuk ke Intelligence Quotient (IQ), emotional Quotient (EQ),
Perguruan Tinggi. Masa Sekolah Menengah Atas spiritual Quotient (SQ), dan Adversitiy Quotient
(SMA) adalah masa dimana seseorang termasuk (AQ).(4) Penelitian di Amerika dan Jepang
dalam usia remaja tengah yaitu usia 15-18 tahun menyatakan bahwa dari 100% orang sukses, hanya
menurut.(1) Pada masa ini para siswa mempersiapkan 10-20% yang berpendidikan tinggi, berijazah
diri menuju Perguruan Tinggi untuk mengejar cita- lengkap, dan tentunya dengan Intelligence Quotient
cita mereka. Kualitas seorang siswa salah satunya (IQ) yang di atas rata-rata, sedangkan selebihnya 80-
dapat dilihat dari prestasi akademik yang diraihnya. 90% hanya lulusan SMA, SMP, atau bahkan tidak
Prestasi akademik adalah hasil belajar terakhir yang punya latar belakang pendidikan, dan kebanyakan
dicapai oleh siswa dalam jangka waktu tertentu. Di dari mereka mengawali karir dari berdagang. Hal ini
dinyatakan dalam bentuk angka atau huruf tertentu, Indikator kecerdasan penting lainnya yang
yang memperlihatkan sejauh mana prestasi diperlukan untuk mendapatkan prestasi akademik
akademik telah dicapai.(2) yang baik adalah Adversity Quotient (AQ). Adversity
Pada penelitian yang dilakukan oleh Kapan,(3) Quotient adalah suatu ukuran untuk mengetahui
pada tahun 2008 di SMA Kristen Makassar diperoleh respons seseorang terhadap kesulitan untuk
hasil prestasi akademik rendah sebesar 22,53% dan dijadikan peluang, sehingga Stoltz(5)
akademik yang baik terdapat faktor-faktor yang ketangguhan atau daya juang. Indikator penilaian AQ
mempengaruhi prestasi akademik yaitu faktor meliputi control, origin and ownership, reach, dan
internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi endurance. Suatu penelitian yang dilakukan oleh
faktor fisiologis dan faktor psikologis, sedangkan Windadri,(6) tahun 2011 menunjukkan peningkatan
faktor eksternal antara lain faktor lingkungan prestasi belajar sebesar 84,39% setelah diberikan
4
pelatihan problem solving di salah satu SMA di antara Adversity Quotient (AQ) dengan Prestasi
climber (AQ tinggi). Quitter merupakan orang yang Penelitian ini menggunakan penelitian
kurang memiliki kemauan dalam menghadapi deskriptif-analitik dengan pendekatan potong lintang
tantangan dalam hidupnya. Camper merupakan (cross-sectional) yang dilakukan pada siswa kelas X
orang yang memiliki kemauan menghadapi masalah MIPA SMA Negeri 7 Tangerang pada bulan
merasa sudah tidak mampu lagi. Sedangkan Climber Teknik pengambilan sampel pada penelitian
merupakan orang yang memilih untuk terus bertahan ini dipilih secara total sampling pada 119 responden
dan berjuang menghadapi berbagai macam hal yang yang sudah memenuhi kriteria inklusi. Seluruh
terus menerjang, baik berupa masalah, tantangan, responden dijelaskan terlebih dahulu alur penelitian,
hambatan, serta hal hal lain yang terus didapat kemudian peneliti membagian informed consent dan
Penelitian yang dilakukan oleh William,(2) dengan wawancara secara terpimpin. Sedangkan
tahun 2011 di SMA Kristen Kalam Kudus Sukoharjo untuk prestasi akademik diperoleh dari nilai rata-rata
menunjukkan hasil prestasi akademik siswa yang raport. Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini
memiliki AQ tinggi lebih baik dibandingkan dengan adalah siswa kelas X MIPA yang hadir pada saat
siswa yang memiliki AQ rendah (p = 0,027). Namun penelitian dan bersedia berpartisipasi serta mengisi
penelitian yang dilakukan Hasanah,(7) tahun 2010 informed consent, sedangkan kriteria eksklusi adalah
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang siswa pindahan kelas X pada Tahun Ajaran
akademik pada kognitif siswa di salah satu SMA 102 Analisis data yang digunakan dalam
Jakarta Timur dan diperoleh nilai r sebesar 0,042. penelitian ini adalah analisis univariat dan analisa
Dari uraian diatas maka saya tertarik untuk bivariat yang dilakukan secara bertahap. Analisis
melakukan sebuah penelitan mengenai Hubungan univariat digunakan untuk menjelaskan atau
5
mendeskripsikan karakteristik dari masing-masing Pada responden yang mengikuti penelitian, terlihat
variabel yang diteliti. Analisis bivariat digunakan 88,2% responden memiliki orang tua dengan
untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara pendapatan UMK dan hanya 11,8% dengan
variabel Adversity Quotient dan prestasi akademik. pendapatan <UMK. Persentase peserta penelitian
Metode yang digunakan adalah uji alternatif Fisher yang memiliki AQ tinggi 39,5%, AQ sedang 59,7%
dengan tingkat kemaknaan p < 0.05 yang kemudian dan AQ rendah hanya 0,8%. Dari 119 responden,
akan dihitung menggunakan program SPSS 0,8% memiliki prestasi akademik sangat baik, 97,5%
(Statistical Package for Social Science). memiliki prestasi akademik baik, 1,7% memiliki
Karakteristik Jumlah (n) Persentase Tabel 2 Hubungan prestasi akademik dengan faktor-
(%)
Jenis kelamin faktor yang mempengaruhinya
Laki-laki 52 43,7
Perempuan 67 56,3 Variabel Prestasi Akademik Total p
Pendapatan orang (%)
tua Baik Kurang
UMK 105 88,2 (%) (%)
<UMK 14 11,8 Adversity
Adversity Quotient Quotient
Tinggi 47 39,5 Tin Tinggi 47 0 47
Sedang 71 59,7 (100,0) (0,0) (100,0)
Rendah 1 0,8 Sedang- 70 2 71 0,518*
Prestasi akademik rendah (97,2) (2,8) (100,0)
Sangat baik 1 0,8 Jenis
Baik 116 97,5 Kelamin
Cukup 2 1,7 Laki-laki 51 1 52
Kurang 0 0 (98,1) (1,9) (100,0)
Perempuan 66 1 67 1,000*
(98,5) (1,5) (100,0)
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat Pendapatan
Orangtua
karakteristik dari 119 responden. Persentase peserta UMK 103 2 105
(98,1) (1,9) (100,0)
penelitian yang berjenis kelamin laki-laki sebesar <UMK 14 0 14 1,000*
(100,0) (0,0) (100,0)
43,7% dan perempuan sebesar 56,3%. Pada tabel * : uji alternatif Fisher
tersebut terlihat distribusi responden pada variabel Pada tabel 2 dilakukan uji Chi-Square dan
jenis kelamin terbanyak terdapat pada perempuan. dikarenakan terdapat sel dengan nilai expected
6
kurang dari lima berjumlah <20% tidak terpenuhi dilakukan uji alternatif Fisher. Tabel tersebut
maka dilakukan penggabungan sel pada kategori memperlihatkan pendapatan orang tua terbanyak
prestasi akademik dan AQ menjadi dua kategori. yaitu UMK dengan prestasi akademik baik yaitu
Pada tabel tersebut memperlihatkan hubungan antara 103 orang (98,1%) dan tidak terdapat pendapatan
AQ dengan prestasi akademik dilakukan uji alternatif orang tua <UMK dengan prestasi akademik kurang
Fisher untuk menganalisa hubungan antara kedua (0,0%). Hasil uji alternatif Fisher didapatkan p
variabel. Pada tabel tersebut didapatkan hasil sebesar 1,000, dapat disimpulkan tidak terdapat
terbanyak responden AQ sedang-rendah memiliki hubungan antara pendapatan orang tua dengan
prestasi baik sebesar 70 orang (97,2%) dan tidak ada prestasi akademik.
disimpulkan tidak terdapat hubungan antara AQ Hasil penelitian yang telah dilakukan di SMA
Hubungan antara jenis kelamin dan prestasi kelamin responden terbanyak adalah perempuan.
akademik dapat dilihat pada tabel 2 dan dilakukan uji Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
alternatif Fisher. Tabel tersebut memperlihatkan oleh Karaouw bahwa jenis kelamin responden
jenis kelamin responden terbanyak adalah terbanyak adalah perempuan.(8) Perbedaan ini
perempuan dengan prestasi akademik baik yaitu 66 disebabkan oleh jumlah responden yang hadir saat
orang (98,5%) dan terdapat prestasi kurang yaitu 1 penelitian didominasi oleh perempuan. Pada
orang laki-laki (1,9%) dan 1 orang perempuan penelitian yang dilakukan oleh Marwah memberikan
(1,5%). Hasil uji alternatif Fisher didapatkan p kesimpulan bahwa siswa perempuan lebih unggul
sebesar 1,000, dapat disimpulkan tidak terdapat karena kemampuan komunikasi yang baik, lebih
hubungan antara jenis kelamin dengan prestasi termotivasi dan terorganisasi dalam belajar.(9)
Hubungan antara pendapatan orang tua dan yaitu UMK. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
prestasi akademik juga dapat dilihat pada tabel 2 dan dilakukan oleh Puspitawati yang mengatakan bahwa
7
pendapatan yang mencukupi dapat menunjang Hubungan Adversity Quotient dengan Prestasi
dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahayu yang Hasil analisa data pada penelitian ini
mengatakan bahwa pada dasarnya pendapatan menunjukkan bahwa tidak terdapat terdapat
rendah justru membuat siswa termotivasi agar hubungan antara Adversity Quotient dengan prestasi
prestasi belajar baik dan.(11) akademik. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
AQ terbanyak pada tingkat sedang. Hal ini dilakukan Hasanah, Fadhila dan Virlia.(7,13,14)
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Adversity Quotient tidak berhubungan langsung
Hasanah bahwa AQ terbanyak pada tingkat sedang.(7) dengan prestasi akademik karena tidak
Hal ini kemungkinan disebabkan oleh adanya peran menggunakan variabel lain yang berhubungan
serta guru pembimbing dan konseling dalam dengan prestasi akademik seperti intelegensi siswa,
memotivasi semangat belajar sehingga siswa motivasi belajar, self efficacy, dan sebagainya.(7)
menjadi tekun dalam meraih prestasi belajar. Hal ini Keberhasilan seorang siswa dalam mencapai prestasi
bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
Sugesti bahwa AQ tinggi lebih banyak daripada AQ Faktor internal yang berpengaruh adalah kecerdasan,
sedang dan rendah. Hal ini disebabkan karena siswa bakat, motivasi, kondisi fisiologis, dan kepribadian.
dengan AQ tinggi mampu untuk menghadapi Banyak hasil studi menunjukkan hubungan yang
kesulitan, memotivasi diri, memiliki semangat tinggi bermakna antara kecerdasan dan prestasi akademik,
Prestasi akademik terbanyak pada tingkat prestasi akademik. Faktor eksternal meliputi faktor
baik. Hal ini sejalan dengan penelitian yang lingkungan dan cara belajar. Beberapa orang bisa
dilakukan oleh Mulyani bahwa prestasi akademik tahan dalam menghadapi segala tantangan dan
terbanyak pada tingkat cukup baik.(12) Hal ini kesulitan hidup, namun kurang berprestasi dalam
menunjukkan bahwa sangat perlu dilakukan studinya. Hal ini disebabkan karena prestasi itu
pembinaan dari berbagai aspek, karena banyak sendiri bisa saja dipengaruhi oleh kapasitas
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. intelektual individu, minat terhadap jurusan yang
8
Adversity Quotient kurang dapat dijadikan sebagai jenis kelamin dengan prestasi akademik. Hal ini
indikator yang menentukan keberhasilan seseorang sejalan dengan penelitian sebelumnya yang
Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian Berdasarkan penelitian tersebut menyatakan bahwa
William(2) , Alfiyah(16) dan Supardi(17). Prestasi tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan
akademik siswa salah satunya dipengaruhi oleh prestasi belajar.(18) Meskipuan laki-laki dan
Adversity Quotient karena jika siswa memiliki perempuan memiliki perbedaan dalam
Adversity Quotient dalam belajar maka prestasi perkembangan fisik, emosional, dan itelektual.
akademik yang dihasilkan akan lebih baik dan Namun tidak ada bukti yang menghubungkan
mendapatkan nilai yang memuaskan, karena dalam dengan hal tersebut. Prestasi akademik tidak dapat
belajar diperlukan unsur-usur atau indikator dari dijelaskan melalui perbedaan biologis. Faktor sosial
Adversity Quotient yaitu control, origin and dan kultural merupakan alasan utama yang
ownership, reach, dan endurance yang baik. menyebabkan terdapat perbedaan jenis kelamin
dalam menghadapi masalah dan hambatan dalam Hal ini bertentangan dengan penelitian yang
proses belajarnya, karena siswa tersebut sudah dilakukan oleh Zahroh, dimana pada penelitian
terbiasa belajar dengan teratur sehingga hambatan- tersebut mengatakan bahwa sistem pembelajaran
hambatan dalam pengerjaan soal dengan mudah membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi, dan
dapat diatasi dan diselesaikan dengan baik, inilah didapatkan hasil bahwa siswa perempuan lebih teliti
peran Adversity Quotient pada siswa, dimana siswa daripada laki-laki dalam mengerjakan soal sehingga
dapat mengubah hambatan-hambatan dalam belajar pencapaian tingkat prestasi antara siswa laki-laki dan
Hubungan Jenis Kelamin dengan Prestasi Hubungan Pendapatan Orang Tua dengan
Hasil analisa data pada penelitian ini Hasil analisa data pada penelitian ini
menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara
9
pendapatan orang tua dengan prestasi akademik. Hal terdapat hubungan antara Adversity Quotient dengan
tua hanyalah salah satu faktor yang mempengaruhi untuk meneliti faktor-faktor lain yang berhubungan
prestasi akademik siswa, masih banyak faktor yang dengan prestasi akademik. Penelitian selanjutnya
dapat mempengaruhi prestasi akademik siswa salah diharapkan dapat mencakup jumlah responden yang
satunya faktor internal yang berupa kecerdasan.(21) lebih besar dan populasi yang lebih luas agar dapat
Namun bertentangan dengan hasil penelitian memberikan gambaran umun populasi yang lebih
Suleman dkk(22) dan Faradina(23) menyimpulkan baik dan tidak terbatas hanya pada suatu kalangan
bahwa pendapatan orang tua yang mencukupi akan saja. Selain itu, bagi sekolah sebaiknya memberi
memperhatikan nutrisi yang mendukung proses banyak kegiatan misalnya dalam bentuk seminar dan
belajar dan dengan pendapatan yang mencukupi pelatihan yang dapat meningkatkan wawasan serta
tersebut dapat mengakses fasilitas belajar yang lebih pemikiran siswa agar senantiasa tidak lemah dalam
baik dalam menunjang proses belajar.(23) Orang tua menghadapi kesulitan dalam hal apapun, sehingga
dengan pendapatan mencukupi mampu kualitas siswa meningkat dan memiliki daya juang
fasilitas belajar yang lebih baik seperti buku tulis, Peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-
alat-alat tulis, kursus setelah pulang sekolah dalam besarnya kepada SMA Negeri 7 Tangerang yang
menunjang proses belajar siswa tersebut.(25) telah memberikan tempat dan waktu penelitian
KESIMPULAN DAN SARAN Terima kasih juga kepada teman-teman dan dosen
Hasil dari penelitian ini jumlah responden Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti yang telah
untuk Adversity Quotient terbanyak berada pada membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
10
DAFTAR PUSTAKA http://www.lpmpbanten.net/berita-
2. Suryabrata S. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja dengan Prestasi Akademik Siswa SMA Negeri 102
3. Kapan P. Dampak Partisipasi Orang Tua dan 2010. Diambil dari http://repository.uinjkt.ac.id
Siswa SMA Kristen Diakui Makassar. Jurnal 8. Karouw CRM, Henry O, Jehosua SVS. Hubungan
Pendidikan; 2008:6:2.p.65. Diambil dari Status Sosial Ekonomi Mahasiswa Angkatan 2013
6. Windradi AY. Peningkatan Hasil Belajar Siswa 10. Mawarsih SE, Susilaningsih, Nurhasan H. Pengaruh
dengan Metode Problem Solving Pada Pelajaran Perhatian Orang Tua dan Motivasi Belajar Terhadap
Sosiologi (Materi Nilai dan Norma sosial) Kelas X- Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri Jumapolo.
6 Di SMA Negeri 3 Rangkasbitung Tahun 2011. Jurnal Pendidikan Ekonomi Universitas Sebelas
11
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/31505/Peng dari
aruh-Perhatian-Orang-Tua-Dan-Motivasi-Belajar- http://journal.ubm.ac.id/index.php/psibernetika/artic
11. Rahayu WP. Analisis Intensitas Pendidikan oleh Memilih Sekolah dan Prestasi Belajar. Malang:
Orang Tua dalam Kegiatan Belajar Anak, Status Universitas Wisnuwardhana Malang; 2016. Diambil
12. Mulyani D. Hubungan Kesiapan Belajar Siswa Negeri Yogyakarta; 2012. Diambil dari
dengan Prestasi Belajar. Jurnal Ilmiah Konseling http://eprints.uny.ac.id/9771/ (diakses Juli 2017)
Universitas Padjajaran;2013:2(1).p.30. diambil dari 17. Supardi US. Pengaruh Adversity Quotient terhadap
Prestasi Belajar Siswa SMAIT Nurul Fikri Depok 99/1/Supardi%Formaf.pdf (diakses Juli 2017)
dan SMAN 106 Jakarta. Jakarta: UIN Syarif 18. Sulistiana, Sriyono, Nurhidayati. Pengaruh Gender,
Hidayatullah; 2012. Diambil dari Gaya Belajar dan Reinforcement Guru Terhadap
14. Virlia S. Hubungan Adversity Quotient dan Prestasi 2012/2013. Radiasi;3(2).p.102-6. Diambil dari
12
19. Yuniarti RD. Pengaruh Sikap dan Gender terhdapat Socioeconomic Status On the Academic Achievement
Prestasi Belajar Bahasa Indonesia pada Siswa SMP of Secondary School Students in Karak District. Int J
Yogyakarta; 2014. Diambil dari 23. Faradina AN. Hubungan Sarapan Pagi dengan
20. Fahmajiri F. Pengaruh Tingkat Pendidikan, 24. Anita D. Hubungan antara Status Sosial Ekonomi
Pendapatan Orang Tua dan Hubungan Sosial Orang Tua dan Motivasi Berprestasi dengan Prestasi
Keluarga Terhadap Prestasi Siswa Kelas X SMK Belajar Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian
Negeri Malang; 2014. Diambil dari Bantul Tahun Ajaran 2014/2015. Yogyakarta:
21. Hidayatullah MS. Status Sosial Orang Tua dan Dian%2BAnita-10402241011.pdf (diakses Juli
Pendidikan Sosiologi;2016:4(2)p.200. Diambil dari 25. Gibney MJ,Margetts B, Kearney J, Arab L. Gizi
13