Vol. 1 No. 3 Mei (2019)
Hal : 13 – 20
PENDAHULUAN
Seiring dengan kemajuan ilmu pembelajaran disekolah adalah suatu proses
pengetahuan dan teknologi, tantangan dunia yang rumit karena tidak sekedar menyerap
pendidikan akan semakin berat. Dunia informasi dari guru, tetapi melibatkan berbagai
pendidikan dituntut untuk mampu mencetak kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan
insan-insan yang siap bersaing dalam era terutama bila diinginkan hasil belajar yang baik.
globalisasi. Sekolah sebagai institusi yang Dengan demikian tidak bisa dipungkiri bahwa
berperan dalam pendidikan diharapkan dapat kesulitan dan efektifitas belajar peserta didik
menjawab tantangan ini, jika tidak maka juga dipengaruhi oleh kompetensi guru dalam
dipastikan akan terkalahkan oleh pesatnya era melakukan transformasi ilmu didalam kelas
globalisasi dan modernisasi. (Kemendikbud dalam Herinda Mardin, 2016).
Data PISA (Programme for International Dalam proses pembelajaran di sekolah,
Student Assesment) tahun 2015 menunjukkan salah satu mata pelajaran yang sulit adalah
bahwa Indonesia mengalami penurunan hingga biologi. Kesulitan belajar mempengaruhi prestasi
ke posisi 69 dari 76 negara peserta. Proses belajar peserta didik. Selain itu, kesulitan belajar
JOMAS 14
Vol. 1 No. 3 Mei (2019)
Hal : 13 – 20
membuat peserta didik kurang termotivasi untuk siswa. Instrumen penelitian yang digunakan ada
belajar biologi. Akibatnya, sulit bagi mereka dua, yaitu teks wawancara dan angket.
untuk mencapai hasil yang baik dari studi Analisis data diperlukan untuk
mereka (Diki, 2013). mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan
penelitian sesuai dengan tujuan yang ditetapkan
peneliti. Setelah data terkumpul lengkap,
METODE
PENELITIAN
kemudian dianalisis sehingga kesimpulan yang
Penelitian ini telah dilaksanakan di SMA dapat di pertanggungjawabkan kebenarannya.
Muhammadiyah-10 Rantauprapat pada bulan Ada tiga langkah yang digunakan untuk
Maret sampai Mei Tahun 2019. Jenis penelitian menganalisis hasil penelitian ini. Pada tahap
ini adalah deskriptif kualitatif. Populasi penelitian persiapan yang harus dilakukan adalah: (1)
adalah seluruh siswa di kelas XI SMA SMA mengecek kelengkapan identitas responden, (2)
Muhammadiyah-10 Rantauprapat Tahun mengecek kelengkapan data instrument, (3)
Pembelajaran 2018/2019. Sampel penelitian ini mengecek kelengkapan isian data.
diambil secara total sampling berjumlah 80
Hasil angket dianalisis dengan cara mencari rata-rata skor angket siswa, jumlah total skor
yangdicapai pada tiap indikator angket dengan rumus menurut Arikunto (2012) adalah :
Rumus Angket Kesulitan Belajar
% = X 100%
Keterangan :
n : Skor yang diperoleh responden
N : Skor yang semestinya diperoleh responden
% : Persentase kesulitan belakar siswa
Penentuan kategori kesulitan belajar siswa dilakukan per sub variable dengan acuan sebagai
berikut:
Persentase Kategori
HASIL PENELITIAN Hasil yang telah didapat dari angket
Dari hasil penelitian yang diperoleh yang telah diisi oleh siswa, bahwa dari 70 siswa
siswa menunjukkan bahwa tingkat penguasaan di kelas XI SMA Muhammadiyah-10
siswa pada materi sistem respirasi pada Rantauprapat sebagai sampel tidak ada yang
manusia dari setiap indikator ada yang tuntas, sehingga dilakukan penelitian tentang
mencapai hingga 83,36% (tabel 3), artinya dapat analisis kesulitan belajar siswa pada materi
dikategorikan sangat tinggi kesulitan yang sistem respirasi pada manusia agar diketahui
dialami oleh siswa. Berdasarkan setiap indikator pada indikator mana yang menjadi penyebab
pembelajaran materi sistem respirasi pada kesulitan belajar siswa, hasilnya diperoleh
manusia. sebagai berikut.
JOMAS 15
Vol. 1 No. 3 Mei (2019)
Hal : 13 – 20
Tabel 1. Grafik Tingkat Kesulitan Belajar Siswa
pelajaran terkesan bersifat abstrak (57,92%),
Berdasarkan hasil penelitian, analisis kurangnya buku sumber lain (44,85%),
faktor penyebab kesulitan siswa pada indikator kurangnya media pembelajaran (41.8%), terlalu
sistem respirasi, yaitu penjelasan guru kurang di banyak bahasa latin yang tidak mengerti
pahami (85,07%), kesulitan memahami materi (31,05%), dan tidak didukung oleh praktikum
pada buku pegangan sekolah (70,38%), materi (10,39%).
Tabel 2. Analisis Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa pada Materi Biologi
PEMBAHASAN
Analisis Kesulitan Belajar Siswa pada Materi dari empat indikator menunjukan kesulitan
Sistem Respirasi belajar siswa sangat tinggi-sedang. Pada
Berdasarkan analisis angket kesulitan indikator mendeskripsikan volume respirasi
belajar siswa pada materi sistem respirasi di manusia dengan kategori sangat tinggi
kelas XI SMA Muhammadiyah-10 Rantauprapat mencapai 83,36%. Menjelaskan proses
JOMAS 16
Vol. 1 No. 3 Mei (2019)
Hal : 13 – 20
respirasi pada manusia dengan kategori tinggi Dari keempat indikator tersebut, tingkat
mencapai 75,81%. Menjelaskan kelainan pada kesulitan sangat tinggi terletak pada indikator
respirasi manusia dengan kategori sedang tiga yaitu siswa dituntut untuk mampu
mencapai 55,42%. Kemudian mengidentifikasi mendeskripsikan volume respirasi manusia. Dari
struktur dan fungsi sistem respirasi pada hasil yang diperoleh bahwa mayoritas siswa
manusia mencapai 53,56%. tidak memahami konsep mendeskripsikan
Pada indikator mendeskripsikan volume volume respirasi manusia. Hal tersebut dapat
respirasi manusia, siswa merasa kesulitan dilihat dari hasil angket yang telah diberikan
dalam menjelaskan jenis volume respirasi dan kepada siswa, bahwa hanya sedikit siswa yang
faktor yang mempengaruhi perbedaan volume dapat menjawab dengan benar soal-soal yang
respirasi. Para siswa beranggapan materi berhubungan dengan topik mendeskripsikan
tersebut terkesan abstrak (sukar untuk volume respirasi manusia.
dibayangkan). Hal tersebut dapat dilihat dari
persentase kesulitan belajar siswa pada Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
indikator dengan kategori sangat tinggi. Materi Siswa
pembelajaran yang paling sulit sehingga Berdasarkan hasil penelitian yang
terkadang menimbulkan miskonsepsi siswa diperoleh melalui penyebaran angket kepada
pada indikator mendeskripsikan volume siswa yang mengalami kesulitan belajar dalam
respirasi manusia. memahami konsep biologi pada materi sistem
Pada indikator menjelaskan proses respirasi manusia di kelas XI MIA SMA
respirasi pada manusia, siswa merasa kesulitan Muhammadiyah-10 Rantauprapat tahun
dalam menentukan proses respirasi pada dada pembelajaran 2018/2019, maka ditemukan
dan perut. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa faktor kesulitan belajar secara
perolehan persentase indikator dengan kategori keseluruhan menyatakan siswa mengalami
tinggi. kesulitan belajar dalam penjelasan guru kurang
Pada indikator menjelaskan kelainan dapat dipahami hingga mencapai 85,07%,
pada respirasi manusia, siswa dalam kesulitan memahami materi pada buku
menentukan proposisi yakni pada pembahasan pegangan sekolah (70,38%), materi pelajaran
pengaruh nikotin bagi sistem respirasi. Hal terkesan bersifat abstrak (57,92%), kurangnya
tersebut dapat dilihat dari perolehan persentase buku sumber lain (44,85%), kurangnya media
indikator dengan kategori sedang. pembelajaran (41.8%), terlalu banyak bahasa
Pada indikator mengidentifikasi struktur latin yang tidak mengerti (31,05%), dan tidak
dan fungsi sistem respirasi pada manusia, para didukung oleh praktikum (10,39%). Hal inilah
siswa beranggapan materi tersebut terkesan yang menjadi faktor penyebab kesulitan belajar
abstrak (sukar untuk dibayangkan). Hal tersebut yang di alami siswa di sekolah.
dapat dilihat dari perolehan persentase indikator Hasil penelitian menunjukkan
dengan kategori sedang. penjelasan guru kurang dapat dipahami
Pembelajaran biologi yang dipandang sebanyak 85,07%%, angka tersebut dapat
sebagai mata pelajaran berupa fakta, konsep, didominasi karena ketidakmampuan beberapa
hukum, prinsip dan teori, sehingga diperlukan guru untuk menjelaskan aspek-aspek tertentu
metode pembelajaran yang tepat biologi mudah pada indikator. Kurangnya penjelasan yang
dipahami. Peran guru dan metode pembelajaran tepat membuat sulit bagi siswa untuk
sebagai faktor ekstrinsik motivasi siswa harus memahami topik pembelajaran yang telah
dibudidayakan maksimal agar siswa diberikan. Untuk mengatasi kesulitan dalam
memperoleh hasil belajar yang diharapkan. Para pemilihan dan penggunaan metode, beberapa
siswa mengetahui apa saja yang harus mereka guru telah melakukan upaya antara lain
kuasai dari materi pembelajaran yang diberikan. berupaya mengenal dan melihat karakteristik
Untuk mengetahui ketercapaian atau siswa agar dapat memilih metode yang tepat,
penguasaan terhadap suatu materi maka guru menentukan metode dengan melihat kondisi
membutuhkan alat penilaian. Para siswa diberi siswa agar dapat memilih metode yang tepat,
informasi mengenai penggunaan peta konsep dan menentukan metode dengan melihat kondisi
sebagai alat penilaian dan diberikan pelatihan- siswa dan prasarana yang ada, menjadi
pelatihan secara berkala dalam pembuatan peta fasilitator dalam belajar serta meningkatkan
konsep yang baik.
JOMAS 17
Vol. 1 No. 3 Mei (2019)
Hal : 13 – 20
hubungan yang baik antara pihak sekolah kesulitan siswa memahami materi biologi
dengan orang tua siswa. khususnya mendeskripsikan volume respirasi
manusia. Hal tersebut dapat diatasi dengan
Selain metode pembelajaran,
setiap siswa lebih memaksimalkan dirinya lagi
pendekatan dan strategi juga diperlukan guru
dalam membaca, meringkas konsep-konsep
dalam proses belajar mengajar yang dapat
yang pokok sehingga dapat lebih mudah
membantu siwa memahami materi ajar dan
memahami bacaan yang abstrak. Kemudian
aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari ini
seorang guru harus membantu peserta didik
guna untuk meningkatkan pemahaman siswa.
untuk memperkaya dirinya memahami suatu
Untuk itu guru harus lebih banyak mencari
bacaan dengan penguasaan inovasi baru yang
informasi mengenai metode, pendekatan dan
membangun untuk membantu siswa di dalam
strategi yang cocok serta mencoba untuk
kelas.
menerapkannya. Penerapan ini setidaknya
Kurangnya ketersediaan media
dibarengi dengan diskusi dengan guru lain.
pembelajaran di sekolah merupakan hal yang
Dengan diterapkannya suatu metode atau
sangat perlu diperhatikan oleh sekolah,
pendekatan maka siswa akan terbiasa sehingga
masayarakat dan pemerintah, karena tanpa
guru tidak lagi menyalahkan siswa karena tujuan
adanya media pembelajaran yang mencukupi
belajar yang tidak tercapai.
para peserta didik pasti akan mengalami
Secara keseluruhan menyatakan siswa kesulitan belajar memahami pelajaran yang
mengalami kesulitan belajar memahami buku telah disampaikan oleh guru. Media
pegangan sekolah dan kurangnya buku sumber pembelajaran adalah media yang digunakan
lain. Hal inilah yang menjadi faktor penyebab dalam pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu
kesulitan belajar yang dialami siswa di sekolah. guru dalam mengajar serta sarana pembawa
Padahal dengan adanya buku akan pesan dari sumber belajar ke penerima pesan
mempermudah akses belajar siswa di sekolah. belajar (siswa), seperti media buatan torso
Namun karena ketidakadaan hal tersebut rangka, gambar kartun yang mewakili suatu
membuat siswa sukar untuk mengerti dan materi ataupun program pembelajaran elektronik
memahami materi pembelajaran. yang telah dirancang oleh guru sendiri bahkan
Kemudian keberadaan Lembaran Kerja media alam sekitar yang mewakili pelajaran.
Siswa (LKS) dan buku ringkasan dari guru yang Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media
di dalamnya tidak melengkapi pengetahuan belajar dalam hal-hal tertentu bisa mewakili guru
siswa secara luas karena berisi ringkasan- menyajiakan informasi belajar kepada siswa.
ringkasan materi dan soal. Keberadaan (LKS) Jika program media itu didesain dan
maupun buku ringkasan adalah sebagai alat dikembangkan secara baik, maka fungsi itu
bantu ajar, bukan sebagai panduan utama akan dapat diperankan oleh media meskipun
dengan memahami itu dan melaksanakan peran tanpa keberadaan guru.
masing-masing sebagai pengajar dan
Peranan media yang semakin
pembelajaran yang baik akan tercipta sebuah
meningkat sering menimbulkan kekhawatiran
tatanan yang sangat baik dalam mencari ilmu
pada guru. Namun sebenarnya hal itu tidak
pengetahuan. LKS maupun buku catatan lebih
perlu terjadi, masih banyak tugas guru yang lain
menekankan pada proses untuk menemukan
seperti: memberikan perhatian dan bimbingan
konsep dan yang terpenting dalam LKS
secara individual kepada siswa yang selama ini
diperlukan variasi stimulus melalui berbagai
kurang mendapat perhatian. Kondisi ini akan
media dan kegiatan pembelajaran sehingga LKS
teus terjadi selama guru menganggap dirinya
tidak hanya disajikan secara tertulis tetapi
merupakan sumber belajar satu-satunya bagi
kriteria media grafis sebagai media visual untuk
siswa. Jika guru memanfaatkan berbagai media
menarik perharian peserta didik.
pembelajaran secara baik, guru dapat berbagi
Materi pelajaran terkesan abstrak juga
peran dengan media. Peran guru akan lebih
menjadi salah satu faktor penyebab kesulitan
mengarah sebagai manajer pembelajaran dan
belajar. Sebagian aspek biologi bersifat ‘kasat
bertanggung jawab menciptakan kondisi
mata” (visible) artinya dapat di buat fakta
sedemikian rupa agar siswa dapat belajar.
kongkritnya dan sebagian aspek lain bersifat
Untuk itu guru lebih berfungsi sebagai
abstrak atau tidak “kasat mata” (invisible).
penasehat, pembimbing, motivator dan fasilitator
Aspek-aspek inilah yang nanti akan menjadikan
dalam kegiatan belajar mengajar.
JOMAS 18
Vol. 1 No. 3 Mei (2019)
Hal : 13 – 20
JOMAS 19
Vol. 1 No. 3 Mei (2019)
Hal : 13 – 20
JOMAS 20
Vol. 1 No. 3 Mei (2019)
Hal : 13 – 20