Anda di halaman 1dari 9

Jurnal

MATEMATICS PAEDAGOGIC

Vol II. No. 2, Maret 2018, hlm. 124 – 132


Available online at www.jurnal.una.ac.id/indeks/jmp

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN


MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA MATA PELAJARAN
MATEMATIKA

Siti Rakiyah
Dosen PGSD Universitas Quality Medan
Email : sitirakiyah09@gmail.com

Abstract
The purpose of this research is to know whether students study result improve after
using instrument tool material bangun datar on mathematic and to improving learning
results studentsusing of instrument toolmaterial “bangun datar”.This research was
conducted in elementary school 105306 keriahen tani tanjung anom medan. Which
subject of research in the class third of elementary school 105306 keriahen tani tanjung
anom medan totaling 21 people, while the object in research is using instrument fool of
mathematicmaterial bangun datar in class third grade of Elementary School
105306keriahen tani tanjung anom medan.
Data analysis result obtained from the observer of the implementation of learning
activitas increased teacher 12,6% from 59,9% enough categorial the value to 72,5% good
categorial, student activity increased 12% from 60 enough categorial to 72 good
categorial, the throughness of individuals reaching the increased 23,81% from 13 students
(61,90%) To 18 Students (85,71%), In Classically Increased 16,158% Who Complet, An
The Average Value Increased By From 60,69% Into 76,85,%. The concluded the
implementation inscructional is good categorical and increased student inscructional
achievement after using instrument fool on the material bangun datar in the in class third
grade of elementary school 105306 keriahen tani tanjung anom medan
Keyword: Results Learning, Instrument Fool
Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran matematika


dengan menggunakan alat peraga materi bangun datar dan meningkatan hasil belajar
siswa dengan menggunakan alat peraga materi bangun datar.Penelitian ini dilaksanakan
di SD Negeri 105306 Keriahan Tani Tanjung Anom Medan. Subjek dalam penelitian ini
adalah siswa kelas III SD Negeri 105306 Keriahan Tani berjumlah 21 orang, dan sebagai
objek penelitian adalah penggunaan alat peraga dalam mata pelajaran matematika materi
bangun datar pada siswa kelas III SD Negeri 105306 Keriahan Tani Tahun Pelajaran.
Dari hasil analisis data diperoleh hasil observasi pelaksanaan pembelajaran aktivitas guru
meningkat sebesar 12,6% dari 59,9% berkategori cukup menjadi 72,5% berkategori baik,
aktivitas siswa mengalami peningkatan sebesar 12% dari 60 berkategori cukup menjadi
72 berkategori baik. Ketuntasan individu mengalami peningkatan sebesar 23,81% dari 13
siswa (61,90%) meningkat menjadi 18 orang (85,71%), dan nilai rata-rata meningkat
sebesar 16,158% dari 60,69% menjadi 76,85,%. Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
pembelajaran berkategori baik dan hasil belajar siswa meningkat setelah menggunakan
alat peraga materi bangun datar di kelas III SD Negeri 105306 Keriahan Tani

Kata Kunci : Hasil Belajar, Alat Peraga.

124
Jurnal
MATEMATICS PAEDAGOGIC

Vol II. No. 2, Maret 2018, hlm. 124 – 132


Available online at www.jurnal.una.ac.id/indeks/jmp

Pendidikan sangatlah ber- pelajaran matematika dan banyak


manfaat, karena pendidikan dapat diantara siswa tidak menyukai mata
menjadi wadah untuk mewujudkan pelajaran matematika.Siswa ber-
impian dan wadah untuk men- anggapan bahwa matematika
dapatkan pengetahuan yang luas. merupakan mata pelajaran yang
Selain itu, pendidikan juga menakutkan dan membosankan.
bermanfaat untuk menjadikan Berdasarkan informasi
manusia yang lebih baik dan yang diperoleh peneliti dari guru
berkarakter.Karena pendidikan kelas III SD Negeri 105306
menjadika manusia untuk berpikir, Keriahen Tani bahwa pembelajaran
menganalisa, serta memutuskan matematika masih belum optimal
sehingga tercipta sumber daya dan nilai-nilai rata-rata yang
manusia yang lebih baik.Selain diperoleh siswa masih rendah,
bermanfaat untuk subjeknya sendiri, karena hasil belajar yang diperoleh
pendidikan juga bermanfaat untuk belum mencapai nilai Kriteria
kemajuan suatu bangsa.Dalam dunia Ketuntasan Minimal (KKM) yang
yang kompetitif dan bersaing, telah ditentukan sekolah. Hasil
pendidikan adalah jalan untuk dapat belajar siswa pada pelajaran
bersaing.Perkembangan zaman matematika materi bangun datar
selalu memunculkan tantangan- kelas III disajikan pada tabel 1.1
tantangan baru. berikut:
H. Ramayulis (2015:282) KKM Nilai Jumlah Persenta
menyatakan “Permasalahan pokok siswa se(%)
pendidikan yaitu masalah peraktek
pendidikan, pemerataan pendidikan,
mutu pendidikan dikarenakan hasil 60 <60 12 57,14 %
pendidikan belum mencapai taraf ≥ 60 9 42,86 %
seperti yang diharapkan, efesiensi Jumlah 21 100 %
pendidikan dan relevansi Orang
pendidikan”. Sumber : Guru Kelas III Negeri
Matematika merupakan pem- 105306 Keriahan Tani
belajaran yang memiliki peran
penting dalam mengembangkan Dari Tabel 1.1 me-
potensi siswa, karena matematika nunjukkan bahwa dari 21 jumlah
mempunyai hubungan yang erat siswa, hanya 9 orang siswa
dengan kehidupan manusia sehari- (42,86%) yang telah mencapai
hari seperti menghitung, mengurang, Kriteria Ketuntasan Minimal
mengali dan membagi. Maka untuk (KKM), sedangkan 12 orang siswa
itu, mata pelajaran matematika perlu (57,14%) belum mencapai KKM,
diberikan kepada semua siswa mulai sehingga dapat disimpulkan bahwa
dari sekolah dasar untuk membekali nilai matematika kelas III SD Negeri
siswa dengan kemampuan berfikir 105306 Keriahan Tani Tahun
logis, analitis, sistematis, kritis dan Pelajaran 2014/2015 belum tuntas
kreatif, serta mampu bekerja sama. secara klasikal.
Namun kenyataanya siswa masih Kurang maksimalnya hasil
sering kesulitan dalam belajar mata belajar pada materi bangun datar

125
Jurnal
MATEMATICS PAEDAGOGIC

Vol II. No. 2, Maret 2018, hlm. 124 – 132


Available online at www.jurnal.una.ac.id/indeks/jmp

disebabkan oleh faktor guru dan diharapkan dapat mengatasi sikap


siswa. Berdasarkan informasi dari pasif siswa, menumbuhkan minat
kepala sekolah, beberapa faktor dan keaktifan siswa dalam meng-
yang menyebabkan kurang mak- ikuti proses pembelajaran.
simalnya nilai siswa tersebut di- Berdasarkan latar belakang
sebabkan karena cara pe-nyampaian yang telah diuraikan, maka peneliti
materi oleh guru dilakukan dengan akan mencoba untuk membantu
cara satu arah (teacher centered) memecahkan permasalahan tersebut
sehingga membuat siswa menjadi melalui penggunaan alat peraga dan
bingung, guru lebih mendominasi peneliti tertarik untuk meneliti
dalam proses pembelajaran men- dengan judul “Meningkatkan Hasil
jadikan pembelajaran cenderung Belajar Siswa dengan Menggunakan
monoton mengakibatkan siswa Alat Peraga pada Mata Pelajaran
merasa jenuh dan siswa menjadi Matematika di Kelas III SD Negeri
pasif (mendengar, mencatat saja), 105306 Keriahan Tani Tanjung
guru juga jarang menggunakan alat Anom Medan
peraga sehingga kurang merangsang Dalam melaksanakan pros-
siswa untuk terlibatkan aktif dalam es belajar di sekolah, kegiatan
pembelajaran dan kurangnya belajar merupakan kegiatan yang
motivasi belajar dari guru terhadap paling pokok. Ini berarti berhasil
siswa. atau tidaknya pencapaian tujuan
Selain guru, siswa juga pendidikan tergantung kepada
turut serta untuk menentukan hasil proses belajar yang dilak-sanakan.
belajarnya sendiri. Berdasarkan Pengajaran dengan meng-gunakan
informasi dari guru kelas tiga, alat peraga akan men-jadikan
beberapa faktor yang menyebabkan pembelajaran menjadi lebih
rendahnya nilai siswa tersebut menarik, siswa merasa senang dan
disebabkan karena pada dasarnya tertarik untuk mengikuti pem-
siswa takut akan pelajaran mate- belajaran yang diterimanya. Belajar
matika sehingga siswa kurang yang efektif harus mulai dengan
berminat untuk belajar matematika, pengalaman langsung atau pe-
motivasi belajar siswa kurang dan ngalaman kongkret, menuju kepada
aktivitas siswa dalam belajar masih pengalaman yang lebih abstrak.
kurang. Belajar akan lebih efektif jika
Berdasarkan permasalahan dibantu dengan alat peraga peng-
yang telah diuraikan, maka kesulitan ajaran dari pada tanpa dibantu
belajar siswa pada mata pelajaran dengan alat pengajaran.
matematika harus segera diatasi dan Daryanto dan Muljo
salah satu cara untuk mengatasinya Rahardjo (2012:13) menyatakan
ialah dengan penggunaan alat “Alat peraga adalah alat-alat yang
peraga. Maka untuk itu guru perlu digunakan untuk membantu
menggunakan alat peraga. Sebab memperjelas materi pelajaran yang
pembelajaran dengan menggunakan disampaikan kepada siswa dan
alat peraga yang kongkret, relevan mecegah terjadinya verbalisme pada
dengan tingkat perkembangan siswa diri siswa”. Ali yang dikutip oleh H.
dan dengan penggunaan alat perga Rostina Sundayana (2014:7)

126
Jurnal
MATEMATICS PAEDAGOGIC

Vol II. No. 2, Maret 2018, hlm. 124 – 132


Available online at www.jurnal.una.ac.id/indeks/jmp

menyatakan “Alat peraga adalah John R. Pancella yang


segala sesuatu yang dapat digunakan dikutip oleh Slameto (2010:33)
untuk menyatakan perasaan merang- menyatakan “Mengajar adalah
sang pikiran, perasaan, per-hatian membuat keputusan (decision
dan kemauan siswa se-hingga dapat making) dalam interaksi, dan hasil
mendorong proses belajar”. dari keputusan guru adalah jawaban
Ruseffendi yang dikutip oleh H. siswa atau sekelompok siswa,
Rostina Sundayana (2014:7) kepada siapa siswa berinteraksi”.
menyatakan “Alat peraga adalah alat Hamalik yang dikutip oleh Asep
yang menerangkan atau me- Jihad dan Abdul Haris (2012:8)
wujudkan konsep matematika”. menyatakan “Mengajar adalah me-
Dari beberapa pendapat di nyampaikan pengetahuan kepada
atas dapat disimpulkan alat peraga siswa atau murid di sekolah”.Alvin
adalah alat bantu berupa benda W. Howard yang dikutip oleh
kongret yang digunakan guru untuk Ahmad Susanto (2013:20)
membantu memperjelas materi yang menyatakan “Mengajar adalah suatu
disampaikan kepada siswa. aktivitas untuk mencoba menolong,
Gagne yang dikutip oleh membimbing seseorang untuk
Agus Suprijono(2010:2) me- mendapatkan, mengubah atau me-
nyatakan “Belajar adalah perubahan ngembangkan skill, attitude, ideals
disposisi atau kemampuan yang (cita-cita), aprreciations
dicapai seseorang melalui aktivitas. (penghargaan) dan knowledge
Perubahan disposisi tersebut bukan (pengetahuan)”.
diperoleh langsung dan proses Dari beberapa pendapat di
pertumbuhan seseorang secara atas dapat disimpulkan mengajar
alamiah”. Daryanto (2010:2) adalah serangkaian kegiatan atau
menyatakan “Belajar ialah suatu interaksi yang dilakukan antara guru
proses usaha yang dilakukan dan siswa yang bertujuan untuk
seseorang untuk memperolah suatu meningkatkan kemampuan siswa.
perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil METODE
pengalamannya sendiri dalam Penelitian ini dilaksanakan
interaksi dengan lingkungannya”. di Kelas III Sd Negeri 105306
Cronbach yang dikutip oleh Syaiful Keriahen Tani Tanjung Anom
Bahri Djamarah (2011:13) Medan. Adapun rencana waktu
“Learning is shown by a change in penelitian ini pada semester genap
behavior as e result of experience TP. 2018/2019. Perlakuan (treat-
(Belajar adalah perubahan perilaku ment) penelitian dilaksanakan
sebagai hasil dari pengalaman)”. dengan menyesuaikan jadwal
Dari beberapa pendapat di atas dapat pelajaran matematika Objek dalam
disimpulkan belajar ialah suatu penelitian ini adalah komunikasi
kegiatan yang dilakukan seseorang siswa melalui Penggunaan Mdel
untuk meningkatkan pengetahuan, pembelajaran kooperatif tipe STAD
sikap dan keterampilan yang telah Dengan menggunakan alat peraga di
dimiliki. kelas III Sd Negeri 105306 Keriahen
Tani Tanjung Anom. Jenis

127
Jurnal
MATEMATICS PAEDAGOGIC

Vol II. No. 2, Maret 2018, hlm. 124 – 132


Available online at www.jurnal.una.ac.id/indeks/jmp

penelitian ini adalah Penelitian melakukan observasi untuk melihat


Tindakan Kelas (PTK) yang keefektifan perencanaan, pelak-
mengarah kepada upaya guru sanaan dan evaluasi pembelajaran
dalam bentuk berbagai kegiatan dengan menggunakan lembar
yang dilakukan untuk memperbaiki observasi yang telah dipersiapkan.
hasil belajar yang kurang Hasil aktivitas observasi guru dan
maksimal sehingga tujuan pem- siswa dalam pembelajaran dalam
belajaran tercapai. PTK bertujuan siklus I me-nunjukkan bahwa
membantu guru dalam me- pelaksanaan pembelajaran aktivitas
mecahkan masalah pem-belajaran guru bernilai 59,9%, dan aktivitas
di kelas. Arikunto (2009:74), siswa bernilai 68 dan keduanya
menyatakan bahwa PTK terdiri termasuk kedalam kategori cukup.
atas rangkaian empat kegiatan Sehingga dapat disimpulkan bahwa
yang dilakukan dalam siklus pelaksanaan pembelajaran masih
berulang. Empat kegiatan utama perlu diperbaiki.
yang ada pada setiap siklus, yaitu :
(1) perencanaan, (2) tindakan 2. Hasil Belajar Matematika
(acting), (3) pengamatan, dan (4) Siswa Siklus I
refleksi, dalam penelitian Nilai rata-rata hasil belajar yang
diperoleh siswa kelas III Negeri
HASIL DAN PEMBAHASAN 105306 Keriahen Tani Tanjung
Berdasarkan tahap pengum- Anom Medan materi bangun datar
pulan data yang dilakukan, data dari semester genap pada siklus I adalah
hasil penelitian yaitu: hasil 60,080
observasi aktivitas guru dan siswa
siklus I, hasil belajar matematika
siswa siklus I, ketuntasan hasil
belajar siswa siklus I, hasil
observasi aktivitas guru dan siswa
siklus II, hasil belajar matematika
siswa siklus II, ketuntasan hasil
belajar siswa siklus II, hasil
Gambar 1 Histogram Hasil Belajar
observasi aktivitas guru siklus I dan Matematika Siswa
II, hasil observasi aktivitas siswa
siklus I dan II, ketuntasan hasil
belajar matematika siswa siklus I
dan siklus II, rata-rata nilai hasil
belajar siswa siklus I dan II.
Adapun kegiatan-kegiatan yang
ingin peneliti deskripsikan ialah:

1. Hasil Observasi Aktivitas Guru


dan Siswa Siklus I
Observasi aktivitas guru
dan siswa dilakukan saat peneliti
melakukan pembelajaran.Observer

128
Jurnal
MATEMATICS PAEDAGOGIC

Vol II. No. 2, Maret 2018, hlm. 124 – 132


Available online at www.jurnal.una.ac.id/indeks/jmp

82,5% dan 83,33%. Dengan


3. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa demikian dapat dikatakan pada
Siklus I siklus II ini proses pembelajaran
Tabel2. Ketuntsan hasil belajar telah menunjukkan hasil yang baik,
siswa karena terjadi peningkatan pada
aktivitas guru dan aktivitas siswa.
Kriteri Juml Persentase Keter Hasil Belajar Matematika Siswa
a ah angan Siklus II
Siswa Data yang diperoleh dari
Tuntas 13 61,90% Belum hasil perhitungan statistik diketahui
Tidak 8 38,10% Tuntas bahwa hasil belajar matematika
tuntas Secara siswa skor terendah 50 dan skor
Jumlah 21 100% Kalsik tertinggi 90 dengan rerata (𝑥̅ )
al 75,66% perhitungan pada. Distirbusi
frekuensi hasil belajar matematika
Untuk mengetahui ketuntasan siswa siklus II pada materi perkalian
hasil belajar siswa pada siklus I disajikan
disajikan pada tabel berikut hanya diketahui bahwa hasil belajar siswa
13 siswa atau 61,90% siswa yang siklus II pada materi perkalian
tuntas dan 8 siswa atau 38,10% terdapat 13,34% dibawah rerata dan
siswa yang belum tuntas dengan 53,33%. Hal ini menunjukkan
menggunakan alat peraga pada mata bahwa hasil belajar matematika
pelajaran matematika materi bangun siswa siklus I meningkat. Distribusi
datar di kelas III SD Negeri 105306 frekuensi hasil belajar matematika
Keriahen Tani Tanjung Anom divisualisasikan dalam bentuk
Medan. Maka hasil belajar siswa histogram sebagai berikut:
pada siklus I belum memenuhi 5. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
syarat ketuntasan klasikal Siklus II
mencapai85% atau lebih tuntas hasil Data yang diperoleh dari
belajaranya. pelaksanaan pembelajaran diketahui
bahwa ketuntasan hasil belajar
4. Hasil Observasi Aktivitas Guru matematika siswa pada materi
dan Siswa Siklus II perkalian 26 siswa tuntas dan 4
Observasi pelaksanaan pem- siswa tidak tuntas. Ketuntasan hasil
belajaran matematika menggunakan belajar matematika siswa pada
metode latihan materi perkalian oleh materi perkalian
guru kelas IIIPengamatan yang dapat diketahui bahwa
dilakukan observer adalah aktivitas ketuntasan klasikal hasil belajar
guru dan aktivitas siswa selama siswa siklus II adalah 86,67% siswa
proses pembelajaran berlangsung. yang tuntas dan 13,33% siswa yang
Hasil observasi aktivitas guru dan tidak tuntas Data menunjukkan
siswa pada siklus II: diketahui bahwa per-sentase ketuntasan lebih
bahwa aktivitas guru dan siswa besar di-banding persentase
siklus II selama pembelajaran ketidaktuntasan, hal ini berarti
matematika berlangsung meningkat bahwa pembelajaran matematika
dengan kriteria baik, masing-masing pada siklus II meningkat.

129
Jurnal
MATEMATICS PAEDAGOGIC

Vol II. No. 2, Maret 2018, hlm. 124 – 132


Available online at www.jurnal.una.ac.id/indeks/jmp

6. Hasil Observasi Aktivitas terjadi peningkatan hasil belajar


Guru Siklus I dan II siswa siklus II.Dengan adanya
Ketuntasan belajar siswa dapat peningkatan hasil belajar siswa pada
ditentukan secara individu dan siklus II rata-rata hasil belajar
klasikal. matematika siswa juga meningkat.
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada siklus I hasil belajar siswa
Siklus II belum memenuhi kriteria ketuntasan
menunjukkan bahwa 18 siswa atau maksimum, sedangkan pada siklus
85,71% yang tuntas dan 3 siswa II hasil belajar siswa telah
atau 14,29% yang belum tuntas hasil memenuhi standart kriteria ke-
belajarnya dengan menggunakan tuntasan. Untuk mengetahui data
alat peraga pada mata pelajaran perhitungan rata-rata dan ketuntasan
matematika materi bangun datar di hasil belajar siswa pada siklus I dan
kelas III SD Negeri 105306 siklus II
Keriahen Tani Tanjung Anom Dapat dilihat bahwa pada
Medan Tahun Ajaran 2015/2016. siklus I nilai hasil belajar
Sehingga dapat disimpulkan bahwa matematika siswa sebesar 61,66
pelaksanaan pembelajaran pada dengan siswa yang tuntas sebanyak
siklus II sudah tuntas secara 16 dengan persentase sebesar
klasikal. 53,33%. Jelas terlihat bahwa pada
siklus I siswa tuntas belajar secara
Hasil Observasi Aktivitas Siswa individu, namun secara klasikal
Siklus I dan II siswa belum tuntas belajar.Hal
Hasil dari observasi aktivitas tersebut di karenakan siswa yang
siswa pada siklus I dan II telah tuntas belum mencapai ≥ 85% siswa
mengalami peningkatan, dapat yang tuntas belajar atau mendapat
dilihat bahwa hasil observasi siswa nilai ≥ 70%. Pada siklus II ini nilai
mengalami peningkatan pada siklus rata-rata hasil belajar siswa telah
II.Hal ini terjadi karena meningkat dengan nilai 76,89.
pembelajaran yang diperbaiki oleh Siswa yag tuntas pada pembelajaran
guru. Peningkatan aktivitas siswa siklus II sebanyak 26 siswa dengan
dari siklus I ke siklus II dapat dilihat persentase sebesar 86,67%. Pada
pada diagram garis di bawah ini: siklus II ini siswa telah tuntas
dapat dilihat bahwa adanya belajar secara individual dan
peningkatan hasil observasi aktivitas klasikal.Karena jumlah siswa yang
siswa pada siklus I 26 (72,22%) dan tuntas belajar matematika materi
siklus II yaitu 30 (83,33%). Adapun perkalian ≥ 85%.Perhitungan nilai
peningkatannya 15,38%. rata-rata dan ketuntasan hasil belajar
7. Rata-rata dan Ketuntasan matematika siswa antara siklus I
Hasil Belajar Matematika dengan siklus II yaitu sebesar
Siswa Siklus I dan Siklus II 14.Dengan demikian dapat
Hasil belajar matematika disimpulkan bahwa pembelajaran
siswa siklus I dan II memiliki rata- dengan menggunakan metode
rata yang berbeda.Hal tersebut latihan pada siklus II telah
dikarenakan adanya perbaikan pem- menunjukan penigkatan sehingga
belajaran pada siklus II sehingga

130
Jurnal
MATEMATICS PAEDAGOGIC

Vol II. No. 2, Maret 2018, hlm. 124 – 132


Available online at www.jurnal.una.ac.id/indeks/jmp

hasil belajar siswa pada siklus II 1. Pelaksanaan Pembelajaran deng-


juga meningkat. an menggunakan Alat Peraga
pada mata pelajaran matematika
SIMPULAN materi Bangun Datar di Kelas III
SD Negeri 105306 Keriahen Tani
Berdasarkan analisis dan pem- Tanjung Anom Medan ber-
bahasan hasil penelitian yang kategori baik.
dilaksanakan pada Kelas III SD 2. Hasil belajar siswa meningkat
Negeri 105306 Keriahen Tani setelah menggunakan alat peraga
Tanjung Anom Medan Tahun pada mata pelajaran matematika
Pelajaran 2015/2016 dapat di- materi bangun datar di kelas III
simpulkan: SD Negeri 105306 Keriahan Tani
Tanjung Anom Medan

DAFTAR RUJUKAN

Amboro, Panji. 2013. Pengertian Ramayulis, H. 2015. Dasar-Dasar


Tujuan dan Manfaat Alat Kependidikan Suatu
Peraga.Diakses pada tanggal Penghantar Ilmu Pendidikan.
23 Januari 2016 (8:38) dari Jakarta: Kalam Mulia
https://panjiamboro.wordpress Sagala, Syaiful. 2012. Konsep dan
.com/2013/05/17 pengertian- Makna Pembelajaran.
tujuan-dan-manfaat-alat- Bandung: Alfabeta
peraga/ Sahertian, Piet A. 2010. Konsep
Aqib, Zainal, dkk. 2010. Penelitian Dasar dan Teknis Supervisi
Tindakan Kelas. Bandung: CV Pendidikan dalam Rangka
YramaWidya Pengembangan Sumber Daya
Arikunto, Suharsim, dkk. 2012. Manusia. Jakarta: Rineka
Penelitian Tindakan Kelas. Cipta
Jakarta: BumiAksara Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-
Asep Jihad dan Abdul Haris. 2012. faktor Mempengaruhinya.
Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Yogyakarta: Multi Pressindo Sudjana. 2012. Metode Statistika.
Daryanto. 2010. Belajar dan Bandung: Tarsito
Mengajar. Bandung: Yrama Sundayana, H Rostina. 2014. Media
Widya dan Alat Peraga dalam
Daryanto dan Muljo Rahardjo. Pembelajaran Matematika.
2012. Model Pembelajaran Bandung: Alfabeta
Inovatif. Yogyakarta: Gava Suprijono, Agus. 2010. Cooverative
Media Learning. Yogyakarta:
Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Pustaka Belajar
Psikologi Belajar. Jakarta: Susanto, Ahmad. 2013. Teori
Rineka Cipta Belajar dan Pembelajaran di
Purwanto.2011. Evaluasi Hasi Sekolah Dasar. Jakarta:
lBelajar. Yogyakarta: Pustaka Kencana
Pelajar

131
Jurnal
MATEMATICS PAEDAGOGIC

Vol II. No. 2, Maret 2018, hlm. 124 – 132


Available online at www.jurnal.una.ac.id/indeks/jmp

Tampubolon, Saur M. 2014. Trianto.2011.Mendesai Model


Penelitian Tindakan Kelas Pembelajaran Inovatif-
Sebagai Pengembangan Progresif. Jakarta: Kencana
Profesi Pendidikan dan Undang-undang Sistem Pendidikan
Keilmuan.Jakarta: Erlangga Nasional Nomor 20 Tahun
Taufiq, Agus, dkk.2013. Pendidikan 2003.
Anak di SD. Tanggerang
Selatan: Universitas Terbuka

132

Anda mungkin juga menyukai