Anda di halaman 1dari 3

Indikasi Terapi dengan Insulin

1. Semua penyandang DM tipe I memerlukan insulin eksogen karena produksi insulin oleh
sel beta tidak ada atau hampir tidak ada.
2. Penyandang DM tipe II tertentu mungkin membutuhkan insulin bila terapi jenis lain tidak
dapat mengendalikan kadar glukosa darah.
3. Keadaan stres berat seperti pada infeksi berat, tindakan pembedahan, infark miokard akut
atau stroke.
4. DM gestasional dan penyandang DM yang hamil membutuhkan insulin bila diet saja tidak
dapat mengendalikan kadar glukosa darah.
5. Ketoasidosis diabetic.
6. Hipoglikemik hiperosmolar non-ketotik.
7. Penyandang DM yang mendapat nutrisi parenteral atau yang memerlukan suplemen tinggi
kalori, untuk memenuhi kebutuhan energi yang meningkat, secara bertahap memerlukan
insulin eksogen untuk mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal selama
periode resistensi insulin atau ketika terjadi peningkatan kebutuhan insulin.
8. Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat.
9. Kontraindikasi atau alergi terhadap obat hipoglikemi oral.

Jenis-Jenis Insulin
Tipe insulin bervariasi bergantung pada seberapa cepat insulin bekerja, waktu kerja
maksimal, dan durasi kerja insulin dalam tubuh. Karena terapi insulin selalu membutuhkan
peningkatan dosis dan tidak nyaman, banyak dokter merekomendasikan penggunaan insulin
basal dengan insulin yang diberikan pada waktu makan saat dibutuhkan. insulin basal
ditujukan untuk menjaga kadar glukosa darah tetap terkendali selama periode puasa atau
tidur.
Terdapat dua jenis insulin basal, yaitu insulin intermediate-acting (kerja sedang) dan
insulin long-acting(kerja-panjang). Untuk menyerupai mekanisme tubuh pasien sehat dalam
melepaskan insulin, insulin bolus (insulin short-acting (kerja singkat) atau rapid-
acting (kerja-cepat)) harus diberikan untuk mencegah peningkatan kadar glukosa darah
setelah makan.
Insulin reguler atau short-acting :
Digunakan pada waktu makan
Mulai bekerja dalam waktu 30 menit
Bekerja maksimal dalam 2 hingga 3 jam
Efek bertahan hingga 6 jam
Insulin Neutral Protamine Hagedorn (NPH) harus di-resuspensi (mengaduknya perlahan
dengan memutar pen) sebelum digunakan
Contoh : Humulin R; Novolin R; dan, untuk pompa insulin, Velosulin, hanya Humulin R
yang tersedia di Indonesia
Insulin kerja-cepat :
Digunakan pada waktu makan
Mulai bekerja dalam 15 menit
Bekerja maksimal dalam sekitar 1 jam
Efeknya bertahan hingga 4 jam
Contoh : glulisine, lispro, dan aspart, semua produk belum tersedia di Indonesia
Insulin kerja-sedang :
Digunakan sehari sekali
Bekerja maksimal 4 hingga 8 jam setelah injeksi
Efeknya bertahan hingga 18 jam
Jika diinjeksikan sebelum tidur, insulin akan bekerja maksimal pada dini hari, yaitu saat
insulin paling dibutuhkan
Contoh : NPH, Humulin N, dan Novolin N, hanya Humulin N tersedia di Indonesia
Insulin kerja-panjang :
Menurunkan kadar glukosa secara bertahap
Efeknya dapat bertahan hingga 24 jam
Contoh : detemir (Levemir) dan glargine (Lantus), tersedia di Indonesia
Ultralong-acting insulin :
Digunakan sehari sekali
Efeknya dapat bertahan lebih dari 24 jam
Contoh : degludec (Tresiba), belum tersedia di Indonesia

Cara pemberian insulin :


Insulin kerja singkat :
IV, IM, SC
Infus ( Glukosa / elektrolit )
Jangan bersama darah ( mengandung enzim merusak insulin )
Insulin kerja menengah / panjang :
Jangan IV karena bahaya emboli.
Saat ini juga tersedia insulin campuran (premixed) kerja cepat dan kerja menengah.

Cara penyuntikan insulin :


Insulin umumnya diberikan dengan suntikan dibawah kulit (subkutan). Pada keadaan
khusus diberikan intramuskular atau intravena secara bolus atau drip. Insulin dapat diberikan
tunggal (satu macam insulin kerja cepat, kerja menengah atau kerja panjang) tetapi juga dapat
diberikan kombinasi insulin kerja cepat dan kerja menengah, sesuai dengan respons individu
terhadap insulin, yang dinilai dari hasil pemeriksaan kadar glukosa darah harian.
Lokasi penyuntikan juga harus diperhatikan benar, demikian pula mengenai rotasi
tempat suntik. Apabila diperlukan, sejauh sterilitas penyimpanan terjamin,
semprit insulin dan jarumnya dapat dipakai lebih dari satu kali oleh pasien yang sama. Harus
diperhatikan kesesuaian kosentrasi insulin (U40, U100) dengan semprit yang dipakai.
Dianjurkan dipakai konsentrasi yang tetap.
Penyerapan paling cepat terjadi di daerah abdomen yang kemudian diikuti oleh daerah
lengan, paha bagian atas bokong. Bila disuntikan secara intramuskular dalam maka
penyerapan akan terjadi lebih cepat dan masa kerja akan lebih singkat. Kegiatan jasmaniyang
dilakukan segera setelah penyuntikan akan mempercepat onset kerja dan juga mempersingkat
masa kerja.
Indikasi pemberiaan insulin pada pasien DM lanjut usia seperti pada non lanjut usia,
uyaitu adanya kegagalan terapi ADO, ketoasidosis, koma hiperosmolar, adanya infeksi (
stress ) dll. Dianjurkan memakai insulin kerja menengah yang dicampur dengan
kerja insulin kerja cepat, dapat diberikan satu atau dua kali sehari.
Kesulitan pemberiaan insulin pada pasien lanjut usia ialah karena pasien tidak mau
menyuntik sendiri karena persoalnnya pada matanya, tremor, atau keadaan fisik yang
terganggu serta adanya demensia. Dalam keadaan seperti ini tentulah sangat diperlukan
bantuan dari keluarganya.

Anda mungkin juga menyukai