ABSTRAK
Kata kunci: efikasi diri, partisipasi siswa dalam layanan konseling kelompok, kecemasan
siswa
ABSTRACT
Khasanah, Wahidah Nur. 2019. The Relationship Between Self-Efficacy and Student Participation
in Following Group Counseling with the Anxiety of the Final Examination in Sokaraja Senior High
School. Final Project, Guidance and Counseling Department, Faculty of Education, Semarang State
1
This research was conducted based on the phenomenon findings in the field which there was
anxiety experienced by Sokaraja Senior High School students when facing a Semester Final
Examination. This study aimed to find out: (1) whether or not there is a relationship between self-
efficacy and anxiety of the final examination, (2) whether or not there is a relationship between
student participation in group counseling and anxiety of the final examination, and (3) whether or
not there is a relationship between self-efficacy and student participation in following group
The population in this study was all students of Sokaraja Senior High School totaling 1012
students. The sampling technique used was stratified random sampling which the samples taken were
265 with an error rate of 5%. The data collection tools used were psychological self-efficacy scale,
student participation questionnaire in group counseling services and psychological anxiety scale of
students facing the semester final examination. The analysis technique used was descriptive analysis,
The results showed that there was a negative relationship between self-efficacy and student
participation in group counseling services with the anxiety in facing the semester final examination.
There was a negative relationship between self-efficacy and student anxiety in facing semester final
examination because rcount > rtable (0,668 > 0,113) and there was a negative relationship between
student participation in group counseling services and student anxiety in facing semester final
examination because rcount > rtable (0,378 > 0,113). Therefore, it is suggested to the Guidance and
Counseling teachers to be able to provide optimal group counseling services to the students so that the
students can have self-efficacy and it can reduce the level of student anxiety in facing the semester
final examination.
PENDAHULUAN
Menurut Tyanurani (2015), ujian akhir semester (UAS) merupakan bagian dari
evaluasi yang bertujuan untuk mengukur dan menilai kompetensi siswa, sehingga siswa
dapat melanjutkan pembelajaran ketingkat lebih tinggi atau perlu ada pengujian. Tujuan
diadakannya ujian akhir semester ialah sebagai bentuk evaluasi atau tes yang mengukur
pencapaian hasil kompetensi belajar siswa yang diajarkan oleh guru atau pendidik selama
2
satu semester (Tyanurani, 2015). Ujian akhir semester juga mempunyai manfaat antara lain:
untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai keseluruhan materi yang diajarkan,
usaha perbaikan melalui umpan balik (feed back) yang diperoleh setelah siswa melakukan
tes, dan sebagainya. Ada beberapa ujian yang dilakukan untuk mengetahui hasil belajar
siswa, yaitu ujian harian, ujian tengah semester, ujian kenaikan kelas atau ujian akhir
semester dan ujian nasional. Ujian merupakan hal yang biasa bagi siswa, namun tekanan
dari lingkungan yang mengharuskan siswa mendapat nilai yang tinggi membuat siswa
Semua hal yang berhubungan dengan situasi sekolah dapat menimbulkan kecemasan
atau menghadapi tes (Maddox, 2014). Banyak hal yang dapat menimbulkan kecemasan,
misalnya, kesehatan, relasi sosial, ujian, karier, relasi internasional, dan kondisi lingkungan
adalah beberapa hal yang menjadi sumber kekhawatiran. Penyebab terjadinya kecemasan
dapat timbul dari beban akademis yang dihadapi oleh pelajar, misalnya ujian. Kecemasan
terhadap ujian atau exam anxiety, baik itu ujian harian, ujian tengah semester (UTS), ujian
akhir semester (UAS), dan ujian nasional (UN) timbul pada siswa karena banyak siswa
mencemaskan mendapatkan hasil tidak sesuai dengan standar. Siswa SMA diperkirakan
dapat mengalami stres yang bervariasi menjelang UAS sebab nilai UAS dapat
mempengaruhi rapor yang menjadi bekal untuk masuk ke perguruan tinggi negeri. Tresna
(2011: 3) menyatakan terdapat banyak hal yang dapat memicu kecemasan dalam diri siswa.
Misalnya, target kurikulum yan terlalu tinggi, iklim pembelajaran yang tidak kondusif,
pemberian tugas yang terlalu padat, sikap dan perilaku guru yang kurang bersahabat,
galak, judes dan kurang kompeten, penerapan disiplin sekolah yang ketat, iklim sekolah
yang kurang nyaman, serta sarana dan prasarana belajar yang sangat terbatas merupakan
faktor-faktor pemicu terbentuknya kecemasan pada siswa di sekolah yang bersumber dari
Keberhasilan siswa dalam ujian salah satunya didukung oleh kondisi psikis yang baik.
Efikasi diri yang baik merupakan salah satu tanda bahwa seseorang memiliki kondisi psikis
yang baik. Menurut Bandura (Feist & Feist, 2010: 212), efikasi diri adalah keyakinan
3
keberfungsian orang itu sendiri dan kejadian dalam lingkungan. Agar siswa berhasil dalam
ujian, maka siswa harus memiliki efikasi diri yang baik. Ketika siswa memiliki efikasi diri
yang baik maka siswa akan memiliki keyakinan bahwa dirinya akan berhasil. Hal tersebut
didukung oleh penelitian oleh Permana (2015), yang menyatakan bahwa terdapat hubungan
negatif antara efikasi diri siswa dengan kcemasan siswa menghadapi ujian. Semakin tinggi
tingkat efikasi diri siswa maka akan semakin rendah tingkat kecemasan yang dialami oleh
siswa. Baron dan Byrne (2004: 183) menyatakan bahwa performa fisik, tugas akademis,
performa dalam pekerjaan, dan kemampuan untuk mengatasi kecemasan dan depresi,
ditingkatkan melalui perasaan yang kuat akan self-efficacy. Dengan demikian, ketika akan
menghadapi ujian siswa haruslah memiliki self efficacy yang baik agar siswa merasa tenang
Dari hasil yang diperoleh peneliti pada saat melakukan pengambilan data awal
ujian akhir semester, diketahui dari 30 siswa kelas X MIPA 6 sebanyak 5 siswa berada dalam
kategori sangat cemas dengan persentase 17%, 16 siswa berada dalam kategori cemas
dengan persentasi 53%, 3 orang berada dalam kategori cukup cemas dengan persentase 10%
dan 6 orang berada dalam kategori tidak cemas dengan persentase 20%. Tanda-tanda
kecemasan tersebut berupa; sering berkeringat dan gugup saat menghadapi ujian, kurang
fokus, dan ragu dalam menjawab soal-soal yang ada dalam Ujian Akhir Semester.
Bimbingan dan Konseling di SMAN Sokaraja memberikan layanan khusus kepada siswa
yang bersangkutan. Layanan tersebut berupa konseling individu dan konseling kelompok.
Berdasarkan hasil wawancara dengan koordinator guru Bimbingan dan Konseling di SMAN
Sokaraja, konseling kelompok untuk kelas 10 dan 11 dilakukan secara kondisional sesuai
dengan keadaan siswa di sekolah sedangkan layanan konseling kelompok untuk kelas 12
lebih diutamakan layanan dalam bidang karir yang berkaitan dengan pendidikan lanjutan
Dari uraian diatas dan fenomena yang tampak saat peneliti melaksanakan
pengamatan, penulis merasa konseling kelompok sangat cocok dilaksanakan untuk siswa
yang memiliki tingkat kecemasan agar mereka dapat memiliki efikasi diri yang tinggi dan
4
bisa lebih tenang dalam menghadapi Ujian Akhir Semester. Sehingga penulis tertarik untuk
meneliti dan mengambil judul “Hubungan anatara Efikasi Diri dan Partisipasi Siswa
METODE PENELITIAN
korelasional. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen yang pertama adalah
efikasi diri (X1), variabel yang kedua adalah partisipasi siswa mengikuti konseling
kelompok (X 2), sedangkan variabel dependennya adalah kecemasan ujian akhir (Y).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMAN Sokaraja yang berjumlah 1012
siswa. Sampel penelitian ini ditentukan dengan teknik proportionate stratified random sampling
dengan taraf kesalahan 5% sehingga didapatkan jumlah sampel sebesar 256 siswa yang
terdiri dari 85 siswa kelas 10, 92 siswa kelas 11 dan 88 siswa kelas 12.
Metode dan alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
skala psikologis efikasi diri, angket partisipasi siswa mengikuti konseling kelompok, dan
skala psikologis kecemasan ujian akhir. Instrumen pada penelitian ini menggunakan skala
likert dengan memiliki lima kategori kesesuaian dan memiliki interval skor 1-5. Uji validitas
menggunakan rumus korelasi product moment dan pengujian reliabilitas dengan internal
menggunakan program Statistical Product and Services Solution 21 (SPSS). Teknik analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskripsi data untuk mengetahui
tingkat efikasi diri, tingkat partisipasi siswa mengikuti konseling kelompok dan tingkat
kecemasan ujian akhir di SMAN Sokaraja. Selain deskripsi data, peneliti juga melakukan
analisis regresi untuk mencari hubungan antara efikasi diri dengan kecemasan ujian akhir,
hubungan antara partisipasi siswa mengikuti konseling kelompok dengan kecemasan ujian
akhir, dan hubungan antara efikasi diri dan partisipasi siswa mengikuti konseling kelompok
5
HASIL
Dari 265 sampel siswa di SMAN Sokaraja diperoleh data secara keseluruhan yang terbagi
menjadi 5 (lima) kategori, yakni tinggi, sedang dan rendah. Berikut kategorisasi secara
keseluruhannya:
Tabel 1 Deskripsi Data Variabel
Berdasarkan tabel 1 kategorisasi skor efikasi diri, partisipasi siswa mengikuti konseling
kelompok dan kecemasan ujian akhir siswa di SMAN Sokaraja diatas dapat diketahui bahwa efikasi
diri yang dimiliki siswa pada umumnya dalam kategori sedang yaitu sebanyak 36%, sedangkan
kategori sangat tinggi sebanyak 10%, kategori tinggi sebanyak 19%, kategori rendah sebanyak 22%
dan kategori sangar rendah sebanyak 13%. Kategorisasi skor partisipasi siwa mengikuti konseling
kelompok di SMAN Sokaraja diatas dapat diketahui bahwa efikasi diri yang dimiliki siswa pada
umumnya dalam kategori sedang yaitu sebanyak 68%, sedangkan kategori sangat tinggi sebanyak 6%,
kategori tinggi sebanyak 11%, kategori rendah sebanyak 10% dan kategori sangat rendah sebanyak
5%. Kategorisasi skor kecemasan ujian akhir di SMAN Sokaraja diatas dapat diketahui bahwa
kecemasan ujian akhir yang dimiliki siswa pada umumnya dalam kategori tinggi yaitu sebanyak 38%,
sedangkan kategori sangat tinggi sebanyak 9%, kategori sedang sebanyak 24%, kategori rendah
sebanyak 20% dan kategori sangat rendah sebanyak 9%.
Hasil penelitian mengenai hubungan yang terjadi antara efikasi diri dan partisipasi
siswa mengikuti konseling kelompok dengan kecemasan ujian akhir di SMAN Sokaraja
Prediktor R R² F Β t
Konseling Kelompok
6
3. Kecemasan Ujian Akhir 0,665a 0,443 104,004 -,927 -14,181
-,147 -2,008
Diketahui pada variabel efikasi diri R=0,668 ; (p=0,000 < 0.05). Bila dibandingkan dengan rtabel
dengan taraf signifikansi 5% dengan n = 265, maka diperoleh rtabel sebesar 0,113 dengan demikian
harga rhitung > rtabel (0,668 > 0,113), sehingga ada hubungan antara efikasi diri dengan kecemasan
siswa menghadapi ujian akhir semester di SMAN Sokaraja. Dapat diketahui mengenai besarnya nilai
koefisien determinasi (R2) atau R square yaitu sebesar 0,446 = 44,6%. Nilai tersebut menunjukkan
bahwa efikasi diri (X1) memberikan sumbangan pengaruh sebesar 44,6% terhadap kecemasan ujian
akhir di SMAN Sokaraja (Y).
Hasil analisis koefisien korelasi pada variabel partisipasi siswa mengikuti konseling kelompok
diperoleh rhitung sebesar 0,378. Dengan demikian harga rhitung > rtabel (0,378 > 0,113), sehingga
dapat ada hubungan antara partisipasi siswa mengikuti konseling kelompok dengan kecemasan ujian
akhir di SMAN Sokaraja. mengenai besarnya nilai koefisien determinasi (R2) atau R square yaitu
sebesar 0,143 = 14,3%. Nilai tersebut menunjukkan bahwa partisipasi siswa mengikuti konseling
kelompok (X2) memberikan sumbangan pengaruh sebesar 14,3% terhadap kecemasan ujian akhir di
SMAN 1 Sokaraja (Y).
Dari tabel tersebut terlihat bahwa Fhitung pada variabel kecemasan ujian akhir adalah 104,004
dengan tingkat signifikansi 0,000 = 0% < 5%, berarti ada hubungan antara efikasi diri dan partisipasi
siswa mengikuti konseling kelompok dan kecemasan ujian akhir, jadi persamaannya adalah linier atau
X1 dan X2 berhubungan secara negatif dengan Y (tanda positif diambil dari tanda koefisien regresi).
Konstanta sebesar 301,531, efikasi diri adalah -0,927 dan kecemasan ujian akhir adalah 0,147. Dapat
ditulis persamaan regresi sebagai berikut Y= 86,531 - 0,927𝐗𝟏 - 0,147𝐗𝟐. Dari tabel di atas diperoleh
t hitung efikasi diri sebesar -14,181 dan probabilitas (signifikansi) 0,000 < 0,5, dapat disimpulkan ada
pengaruh yang signifikan. Selanjutnya, untuk partisipasi siswa mengikuti konseling kelompok t hitung
sebesar -2,008 dan probabilitas (signifikansi) 0,046 < 0,5, dapat diartikan adanya pengaruh yang
signifikan. Bila disimpulkan dari hasil diatas bahwa ada pengaruh antara efikasi diri, partisipasi siswa
mengikuti konseling kelompok dengan kecemasan ujian akhir di SMAN Sokaraja tahun ajaran 2018.
PEMBAHASAN
Salah satu penyebab kecemasan siswa dalam menghadapi uian adalah efikasi diri yang
rendah. Siswa tidak mempunyai kemampuan untuk yakin terhadap dirinya sendiri.
Menurut Halgin & Whitbourne (dalam Permana, 2014: 32) Ketika gangguan ini muncul
pada siswa, kecemasan dan ketakutan yang dirasakan biasanya berhubungan dengan
7
prestasi mereka di sekolah. Siswa terus menerus merasa khawatir jika tidak dapat
melakukan tugas sekolah dengan baik, bahkan siswa merasa khawatir pada situasi ketika
siswa dievaluasi.
Tentu saja kecemasan siswa yang berlebihan akan mengganggu prestasi siswa ketika
menghadapi ujian. Siswa yang mempunyai efikasi diri rendah cenderung merasakan
kecemasan dan tidak yakin akan kemampuan dirinya. Mereka bahkan mampu melakukan
hal-hal curang seperti menyontek, membawa catatan, dan bertanya kepada teman ketika
mereka sedang melaksanakan ujian. Kecemasan pada siswa ini lebih disebabkan karena
siswa kurang yakin dengan kemampuan mereka sendiri. Kondisi kurang yakin pada diri
sendiri atau kurang percaya diri ini mempunyai hubungan dengan motivasi seseorang dan
efikasi diri.
Kecemasan dan efikasi diri merupakan hal yang saling berkaitan. Menurut Bandura
(1977: 80), mengatakan bahwa efikasi diri merupakan keyakinan bahwa seseorang mampu
Bandura individu yang memiliki efikasi diri tinggi akan menghadapi hidup lebih berhasil,
yaitu lebih mantap, kurang cemas serta depresi dan lebih berhasil secara akademik.
Apabila siswa memiliki efikasi diri yang rendah, maka siswa tersebut cenderung
mengalami kecemasan pada dirinya. Hal ini dikarenakan efikasi diri berkaitan dengan
kontrol diri individu, apakah individu yakin terhadap kemampuannya sendiri atau
sebaliknya. Apabila individu tersebut sudah yakin terhadap kemampuan dirinya, maka
individu akan lebih sedikit mengalami kecemasan begitu pula sebaiknya. Semakin rendah
efikasi diri individu maka semakin tinggi kecemasan yang dimiliki individu tersebut.
Agar siswa memiliki efikasi diri yang tinggi dan tidak lagi mengalami kecemasan,
maka bisa dilakukan konseling kelompok. Konseling kelompok adalah Layanan konseling
informasi dari narasumber yaitu guru pembimbing serta informasi dari teman-teman
anggota kelompoknya yang berguna untuk menunjang kehidupan sehari-hari, baik sebagai
individu maupun sebagai anggota kelompok, yang pada akhirnya ia dapat mengambil
keputusan sendiri.
8
Tingkat partisipasi siswa dalam konseling kelompok juga sangat berperan penting
dalam meningkatkan efikasi diri siswa dan menurunkan tingkat kecemasan siswa. Semakin
siswa antusias dalam melaksanakan konseling kelompok bersama guru Bimbingan dan
Konseling, maka tujuan konseling kelompok yang ditujukan pada siswa akan semakin
Dalam layanan konseling kelompok ada beberapa asas yang harus diterapkan,
diantaranya adalah asas kesukarelaan. Kesukarelaan anggota kelompok dimulai sejak awal
rencana pembentukan kelompok oleh guru Bimbingan dan Konseling. Kesukarelaan terus
menerus di bina melalui upaya guru BK atau pemimipin kelompok mengembangkan syarat-
syarat kelompok yang efektif dan penstrukturan tentang layanan konseling kelompok.
Dengan asas kesukarelaan ini, tingkat partisipasi siswa atau anggota kelompok akan lebih
tinggi sehingga siswa akan dapat mewujudkan peran aktif mereka masing-masing untuk
SIMPULAN
Simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah (1) Ada hubungan negatif antara
efikasi diri dengan kecemasan ujian akhir. Semakin tinggi tingkat efikasi diri siswa maka
tingkat kecemasan ujian akhir di SMAN Sokaraja akan semakin menurun. (2) Ada
kecemasan ujian akhir di SMAN Sokaraja. Semakin tinggi tingkat partisipasi siswa
mengikuti konseling kelompok maka tingkat kecemasan ujian akhir di SMAN 1 Sokaraja
akan semakin menurun. (3) Terbukti bahwa ada hubungan negatif antara efikasi diri siswa,
partispasi siswa mengikuti konseling kelompok dengan kecemasan ujian akhir. Semakin
tinggi tingkat efikasi diri siswa dan semakin tinggi tingkat partisipasi siswa mengiikuti
konseling kelompok maka tingkat kecemasan ujian akhir di SMAN Sokaraja akan semakin
menurun.
9
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian, Edisi Revisi. Malang: PT. UMM Press.
Amti, Erman dan Prayitno. (2004). Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Padang:
Padang.
Arikunto, Suharsimi. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya Susanto,
Ahmad. 2013. Teori Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Bandura, Albert. (1997). Self-Efficacy The Exercise of Control. United States of Ame
Baron, Robert A & Byrne, Donn. (2004). Psikologi Sosial (Jilid 1 Edisi Kesepuluh). (Alih bahasa:
Feist, Jess & Feist, Gregory J. (2010). Teori Kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika.
Halgin, Richard P & Whitbourne, Susan Krauss. (2010). Psikologi Abnormal: Perspektif Klinis
Hasmat, Shireen, Farhana Amanullah. (2008). Factor Causing Exam Anxiety in Medical Student.
Article. 58 (4).
Nevid, Jeffreys., Rathus, Spencer A., & Greene, Beverly. (2005). Psikologi Abnormal/ Edisi
Permana, Hara. 2016. Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Kecemasan Dalam
Menghadapi Ujian Pada Siswa Kelas Ix Di Mts Al Hikmah Brebes. Jurnal Hisbah. 13
(1), 51-68.
Prayitno, Afdal, Ifdil, dan Zadrian Ardi. (2017). Layanan Bimbingan Kelompok & Konseling
10
Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Tohirin. (2007). Bimbingan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Wibowo, Eddy Mungin. (2005). Konseling Kelompok Perkembangan. Semarang: Unnes Press.
Widaryati, Sri. (2013). Efektivitas Pengaruh Konseling Kelompok Terhadap Efikasi Diri
11