Anda di halaman 1dari 67

KEBUTUHAN AKTIVITAS TUBUH

Ns. Ana faizah, S.Kep., M.Biomed


Review
Anatomi Fisiologi yang Berperan
dalam Kebutuhan Aktivitas
Sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan
aktivitas

 Tulang
 Otot
 Jaringan konektif: tendon, ligamen, kartilago
 Sistem saraf
 Sendi
TULANG

 Merupakan jaringan dinamis yang tersusun dari tiga


jenis sel yaitu: osteoblas, osteosit dan osteoklas
 Dalam sistem skeletal tubuh kita terdapat 206
tulang, terbagi dalam 4 kategori :
o Tulang panjang (femur, tibia, fibula, humerus, radius, ulna)
o Tulang pendek (phalanges)
o Tulang pipih (sternum, coxae, calvaria)
o Tulang kuboid (vertebrae, tarsal, carpal)
TULANG
 Fungsi tulang:
Sebagai penunjang jaringan tubuh yang membentuk
rangka dan tempat melekatnya berbagai otot tubuh
Melindungi organ-organ dalam yang lunak
Membantu fungsi pergerakan
Menyimpan garam mineral (kalsium, fosfor)
Membantu proses hematopoiesis (bone marrow)
OTOT
 Otot secara umum diinnervasi saraf tepi yang tdd serabut
motoris dan medulla spinalis, dimana otot berfungsi
untuk kontraksi yang memungkinkan tubuh bergerak
sesuai dengan keinginan
 Tiga macam otot: otot rangka, otot polos dan otot jantung
 Dalam hal ini otot rangka yang terdapat dalam sistem
muskuloskeletal dan berperan dalam:
o Mobilisasi
o Mengontrol gerak
o Mempertahankan postur tubuh
o Menghasilkan panas
Menilai Kekuatan Otot
Kekuatan Otot Ditandai dengan :

Derajat 5 Kekuatan NORMAL dimana seluruh gerakan dapat dilakukan otot


dengan tahanan maksimal yang dilakukan berulang tanpa
menimbulkan kelelahan

Derajat 4 Dapat melakukan ROM secara penuh, dapat melawan gravitasi dan
tahanan ringan

Derajat 3 Dapat melakukan ROM secara penuh, dapat melawan gravitasi tetapi
tidak dapat melawan tahanan

Derajat 2 Dapat melakukan ROM (melawan gravitasi) secara penuh dengan


bantuan penyangga sendi

Derajat 1 Kontraksi otot minimal teraba pada otot tanpa menimbulkan gerakan

Derajat 0 Tidak ada/teraba kontraksi otot sama sekali (paralisis sempurna)


JARINGAN KONEKTIF: Tendon
 Didefinisikan sebagai
sekumpulan jaringan
fibrosa padat yang
merupakan perpanjangan
dari pembungkus otot dan
membentuk ujung otot
yang melekatkan otot pada
tulang
 Dibatasi membran synovial
yang berfungsi untuk
memberikan pelicin agar
pergerakan lebih mudah
JARINGAN KONEKTIF:
Ligamen
 Sekumpulan jaringan
penyambung fibrous
yang padat, lentur dan
kuat
 Berfungsi
menghubungkan antar
tulang, maupun ujung
persendian, serta
menjaga kestabilan
JARINGAN KONEKTIF:
Kartilago
 Kartilago terdiri atas
serat yang tertanam
dalam suatu gel yang
kuat dan elastis,
tanpa vaskularisasi.
 Nutrisi diperoleh dari
kapiler perikondrium
secara difusi, atau
melalui cairan
synovial
SISTEM SARAF
 Tdd:
 Sistem saraf pusat: OTAK dan MEDULLA SPINALIS
 Sistem saraf tepi: sebagai percabangan dari sistem saraf pusat
 Memliliki bagian:
 Somatis: fungsi senso-motorik
 Autonom: simpatis dan parasimpatis
 Contoh:
 Kerusakan pada SSP (mis. Trauma spinalis) menyebabkan kelemahan
secara umum
 Kerusakan pada SST mengakibatkan daerah yang diinnervasi
terganggu
SENDI

 Persendian memfasilitas pergerakan dengan memungkinkan terjadinya


kelenturan
 Jenis persendian
o Sinartrosis (tidak menimbulkan gerakan): sendi pada os cranium
o Amfiartrosis (gerakan terbatas): sendi pd vertebrae, simphisis pubis
o Diartrosis (bergerak bebas): sendi bahu, leher
 Pergerakan sendi meliputi
o Fleksi
o Ekstensi
o Adduksi
o Abduksi
o Rotasi
o Eversi
o Inversi
o Pronasi
o Supinasi
KEBUTUHAN MOBILISASI DAN
IMOBILISASI
MOBILISASI
 Merupakan kemampuan individu untuk bergerak
secara bebas, mudah dan teratur dengan tujuan
untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna
mempertahankan kesehatannya
 Jenis (terkait fungsi senso-motorik):
 Mobilisasi penuh
 Mobilisasi sebagian, dibagi atas:
 Temporer (reversible): dislokasi sendi atau tulang
 Permanen (irreversible): hemiplegia terkait stroke, paraplegia
terkait trauma vertebrae, poliomielitis terkait gangguan sistem
saraf senso-motorik
Manfaat Mobilisasi Secara Teratur
 Dapat membuat tubuh menjadi fit dan bugar
 Memperbaiki tonus otot dan sikap tubuh,
mengontrol BB, mengurangi stres serta dapat
meningkatkan relaksasi
 Merangsang peredaran darah ke otot dan organ
tubuh yang lain
 Merangsang pertumbuhan
Pengaruh Mobilisasi
 Meningkatkan fungsi muskuloskeletal
 Memberikan penampilan dan fungsi tubuh yang
baik
 Pencegahan cedera atau cacat, terutama pada
sistem muskuloskeletal
Faktor yang Mempengaruhi MOBILISASI

 Lifestyle
 Faktor kebiasaan
 Proses penyakit (misal: cedera)
 Kebudayaan
 Tingkat energi
 Usia
 Status tumbuh kembang
INTRODUCE: Imobilisasi
 Sering dianalogikan dengan ketidakmampuan
untuk bergerak bebas akibat kondisi gerakan
terganggu atau dibatasi secara terapeutik
 Diinterpretasikan bahwa pasien berbaring lama di
tempat tidur
 Antara lain kondisi akibat penyakit yang diderita,
trauma atau menderita kecacatan
IMOBILISASI
 Merupakan keadaan dimana seseorang tidak dapat
bergerak secara bebas karena kondisi tertentu yang
mengganggu pergerakan (aktivitas), misalnya:
trauma, fraktur, dll
 Jenis:
 Imobilisasi fisik
 Intelektual
 Emosional
 Sosial
Perubahan Sistem Tubuh Akibat
IMOBILISASI
 Perubahan metabolisme
 Anabolisme menurun, sementara katabolisme meningkat
 Energi untuk recovery sel <<, gangguan oksigenasi sel
 Penurunan ekskresi urine (disertai peningkatan nitrogen)
 Berdampak pada: penurunan metabolisme tubuh, atrofi kelenjar,
gangguan katabolisme protein, demineralisasi tulang.
 Imbalansi cairan dan elektrolit
 Gangguan kebutuhan cairan tubuh terkait protein serum berkurang
 Berkurangnya perpindahan cairan intravaskular  interstitial  edema
 Demineralisasi tulang terkait menurunnya aktivitas otot  reabsorbsi
kalium
Perubahan Sistem Tubuh Akibat
IMOBILISASI
 Gangguan proses pengubahan zat nutrien
 Akibat menurunnya masukan protein dan kalori, sehingga mengakibatkan
metabolisme tingkat sel menurun
 Sel kekurangan intake glukosa, asam amino, lemak dan oksigen dalam jumlah yang
cukup untuk melakukan aktivitas metabolisme
 Gangguan sistem pernafasan
 Hal ini terkait: penurunan kadar Hb (sehingga terjadi penurunan aliran O2
alveolijaringan), penurunan ekspansi paru (terkait dengan peningkatan tekanan
permukaan paru), dan kelemahan otot
 Selain itu dilaporkan penurunan kapasitas vital paru, hipoventilasi, reflek batuk
menurun
 Gangguan fungsi gastrointestinal
 Dimana dapat menurunkan hasil makanan yang dicerna
 Selanjutnya: adanya keluhan anoreksia, perut kembung, mual, nyeri lambung, bahkan
gangguan eliminasi konstipasi, maupun gangguan metabolisme
Perubahan Sistem Tubuh Akibat
IMOBILISASI
 Perubahan kardiovaskular
 Imobilisasi lama  reflek neurovaskular menurun  vasokonstriksi
 darah terkumpul pada vena bagian bawah  sirkulasi serebral
terhambat
 Dapat berupa: hipotensi ortostatik, meningkatnya kerja jantung,
bahkan terjadinya pembentukan trombus (phlebothrombosis)
 Hipotensi ortostatik dapat terjadi terkait menurunnya kemampuan
saraf autonom
 Terjadi trombus disebabkan karena meningkatnya vena statis yang
merupakan hasil penurunan kontraksi muskular sehingga
menurunkan arus balik vena (vena return)
Perubahan Sistem Tubuh Akibat
IMOBILISASI
 Perubahan sistem muskuloskeletal
 Gangguan muskular: kekuatan otot menurun, atrofi otot
 Gangguan skeletal: kontraktur sendi, osteoporosis
 Kalsifikasi ektopik jaringan lemak sekitar persendian
 Gangguan sistem integumen
 Penurunan elastisitas kulit akibat penurunan sirkulasi darah terkait imobilisasi
 Kerusakan integritas kulit (abrasi)
 Iskemia dan nekrosis jaringan superfisial (decubitus)
 Perubahan eliminasi
 Penurunan jumlah urine terkait asupan
 Penurunan curah jantung sehingga aliran darah renal menurun
 Beberapa kasus dilaporkan adanya ISK
Perubahan Sistem Tubuh Akibat
IMOBILISASI
 Perubahan kondisi emosional dan sosial pada seseorang
dengan imobilitas yang lama:
 Perubahan peran
 Perubahan konsep diri
 Kecemasan
 Perubahan perilaku
 Mudah tersinggung
 Bingung
 Cemas
 Emosional tinggi
 Depresi
 Perubahan siklus tidur
 Menurunnya defense mechanism
Dampak Imobilisasi
PSIKOSOSIAL
 Depresi
 Perubahan tingkah laku
 Perubahan siklus bangun-tidur
 Penurunan intelektual-pemecahan masalah
ASUHAN KEPERAWATAN
Pada Pasien Dengan Masalah Kebutuhan Mobilisasi dan
Imobilitas
PENGKAJIAN
 Riwayat keperawatan sekarang
 Keluhan pasien terkait adanya gangguan mobilisasi dan imobilisasi
 Seperti: adanya nyeri, kelemahan otot, kelelahan, tingkat/daerah/lama terjadinya
gangguan mobilisasi dan imobilisasi
 Riwayat keperawatan peyakit yang pernah diderita
 Riwayat penyakit yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan mobilisasi,
misalnya riwayat penyakit:
 Sistem neurologis: trauma cerebrovascular, trauma kepala, peningkatan TIK,
miastenia gravis, guillane barre syndrome, trauma medulla spinalis, dll
 Sistem kardiovaskular: infark miokard, gagal jantung kongestif, dll
 Sistem muskuloskeletal: osteoporosis, fraktur, artritis, dll
 Sistem pernafasan: Penyakit Paru Obstruktif Menahun, pneumonia, dll
 Pemakaian obat: sedativa, hipnotik, depresan sistem saraf pusat, laksansia, dll
PENGKAJIAN

 Kemampuan fungsi motorik


 Pengkajian fungsi motorik dilakukan pada ekstrimitas atas (tangan kanan-kiri) dan bawah
(kaki kanan-kiri) ada/tidaknya kelemahan, kekuatan maupun spastis
 Kemampuan mobilitas
 Menilai kemampuan gerak ke posisi: miring, duduk, berdiri, bangun dan berpindah tanpa
bantuan
 Adapun kategori tingkat kemampuan aktivitas adalah sbb:

TINGKAT MOBILITAS (AKTIVITAS) KATEGORI


Tingkat 0 Mampu merawat diri sendiri secara penuh
Tingkat 1 Memerlukan penggunaan alat bantu
Tingkat 2 Memerlukan bantuan atau pengawasan orang lain
Tingkat 3 Memerlukan bantuan, pengawasan orang lain, dan peralatan
tertentu
Tingkat 4 Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan atau
berpartisipasi dalam perawatan
PENGKAJIAN
 Pengkajian kemampuan rentang gerak (Range of Motion)
dilakukan pada daerah bahu, siku, lengan, panggul dan
kaki:
 Bahu: adduksi (gerakkan lengan ke lateral dari posisi samping ke atas kepala,
telapak tangan menghadap ke posisi paling jauh)
 Siku: fleksi
 Pergelangan tangan: fleksi, ekstensi, hiperekstensi, adduksi, abduksi
 Tangan dan jari: fleksi, ekstensi, hiperekstensi, adduksi, abduksi
 Perubahan intoleransi aktivitas terkait perubahan sistem:
 Pernafasan: suara nafas, analisa gas darah, gerakan dinding thoraks, adanya
mukus, batuk produktif disertai demam, nyeri saat respirasi
 Kardiovaskular: nadi, tekanan darah, gangguan sirkulasi perifer, adanya
trombus, perubahan TTV setelah beraktivitas maupun reposisi
PENGKAJIAN
 Kekuatan otot (liat slide 9)
 Perubahan psikologis, terkait dengan gangguan
mobilisasi dan immobilisasi, al: perubahan
perilaku, peningkatan emosi, perubahan dalam
mekanisme koping, dll
DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Gangguan mobilitas fisik b.d trauma tulang belakang, fraktur, dll


 Gangguan penurunan curah jantung b.d immobilitas
 Resiko cedera: jatuh b.d orthostatik pneumonia
 Intoleransi aktivitas b.d tonus dan kekuatan otot menurun
 Defisit perawatan diri b.d fleksibilitas otot menurun
 Gangguan pola nafas b.d ekspansi paru menurun
 Gangguan pertukaran gas b.d gerakan respirasi menurun
 Gangguan eliminasi b.d immobilitas
 Inkontinensia urin b.d gangguan mobilitas fisik
 Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan b.d menurunnya nafsu makan
(anoreksia) terkait sekresi lambung menurun, penurunan peristaltik usus
 Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b.d intake berkurang
 Gangguan interaksi sosial b.d imobilitas
 Gangguan konsep diri b.d imobilitas
INTERVENSI
 Tujuan:
 Meningkatkan kekuatan, ketahanan otot dan fleksibilitas
sendi
 Meningkatkan fungsi kardiovaskular
 Meningkatkan fungsi respirasi
 Meningkatkan fungsi gastrointestinal
 Meningkatkan fungsi perkemihan
 Memperbaiki gangguan psikologis
INTERVENSI:
Meningkatkan Kekuatan, Ketahanan Otot dan Fleksibilitas Sendi

 Pertahankan posisi pasien nyaman, sesuai dengan


posisi postur tubuh yang benar
 Berikan jadwal reposisi berkala yang disesuaikan
dengan kebutuhan pasien
 Pelaksanaan dilakukan secara bertahap, agar
kekuatan otot dan ketahanan pasien meningkat
secara berangsur-angsur
Posisi Trendelenburg
Posisi Supine
Posisi Lithotomi dan Genu
Pectoral
Posisi Dorsal Recumbent
INTERVENSI:
Meningkatkan Kekuatan, Ketahanan Otot dan Fleksibilitas Sendi

 Bantu pasien dan motivasi untuk melakukan ambulasi


dini, dimana hal ini dapat dilakukan secara bertahap
dengan cara:
 Latihan posisi duduk di tempat tidur
 Latihan turun dari tempat tidur
 Latihan berdiri di samping tempat tidur
 Latihan bergerak di kursi roda
 Motivasi pasien melakukan aktivitas sehari-hari secara
mandiri, dan berikan bantuan JIKA DIPERLUKAN
INTERVENSI:
Meningkatkan Kekuatan, Ketahanan Otot dan Fleksibilitas Sendi

 Bimbing dan motivasi pasien untuk melakukan


latihan isotonik dan isometrik, untuk
meminimalisasi kontraktur sendi:
 Latihan isotonik (dynamic exercise) dilakukan dengan
latihan gerak Range of Motion secara aktif maupun pasif
 Latihan isometrik (static exercise) dapat dilakukan dengan
meningkatkan curah jantung ringan dan nadi
 Latihan ini dapat digunakan untuk melatih kekuatan dan
ketahanan otot dengan cara mengangkat beban yang
ringan-berat secara bertahap
Latiahan ROM pasif dan aktif
 Fleksi dan ekstensi pergelangan tangan
 Fleksi dan ekstensi bagian siku
 Pronasi dan supinasi lengan bawah
 Pronasi fleksi bahu
 Abduksi dan adduksi
 Rotasi bahu
 Fleksi dan ekstensi jari-jari
 Infersi dan efersi kaki
 Fleksi dan ekstensi pergelangan kaki
 Fleksi dan ekstensi lutut
 Rotasi pangkal paha
 Abduksi dan adduksi pangkal paha
Pergerakan Angular
Rehabilitati

0O Neutral
on - 56

55O Ulnar deviation


20O Radial deviation
Pergerakan Angular
Rehabilitati
on - 57

50O
130 O

0O

15O
0O
Pergerakan Angular
Rehabilitati
on - 58

0O
30O
0O

55O
45O

75 - 90O
Pergerakan Angular
Rehabilitati
on - 59

180O

20O

50O

45O
Rotasi
Rehabilitati
on - 60

70O 70O
Pergerakan khusus
Rehabilitati
on - 61

90O

90O
Pergerakan khusus
Rehabilitati
on - 62

30O 20O
Pergerakan khusus
Rehabilitati
on - 63
Pergerakan khusus
Rehabilitati
on - 64
Pergerakan khusus
Rehabilitati
on - 65
EVALUASI
 Peningkatan fungsi tubuh
 Peningkatan kekuatan dan ketahanan otot
 Peningkatan fleksibilitas sendi
 Peningkatan fungsi motorik
 Peningkatan perasaan nyaman pasien
FIUHHHHHHHHH.……FINALLY

Anda mungkin juga menyukai